Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Abstract
Many things become a consideration for customers in choosing some products. Today,
the customer’s behavior in choosing products doesn’t only depend on primary demand
but also secondary demand like brand. The consumers always try to find a good one that
caused highly brand switching such as on GSM’s cellular phone. Price, quality,
promotion, distribution, product’s image and the closest people’s influences give many
option for the consumers in choosing GSM‘s cellular phone. The aim of this research is
to know significant factors that influence brand switching for customer’s GSM’s cellular
phone in Padang by using Structural Equation Modeling (SEM) and type of consumer’s
loyalty. In this research, seven model’s alternatives are developed. The best model has
Chi Square’s value lower than 276,9. The significant factors that influence brand
switching (Y) for consumer’s GSM handphone in Padang are quality (S) with a
significant coefficient 0,017, promotion (T) with significant coefficient 0,03, attraction by
competitor (U) with coefficient of significant -0,038 and the closest people’s influences
(X) with significance coefficient 0,05. The consumer’s type of loyalty for GSM handphone
in Padang is a liking the brand.
1. PENDAHULUAN
Perubahan teknologi dan arus informasi yang semakin maju menyebabkan percepatan laju
persaingan dalam dunia usaha. Hal ini mendorong setiap pelaku usaha untuk menawarkan
produknya secara lebih baik sehingga dapat dilirik oleh konsumen. Di sisi lain, dalam pemilihan
suatu produk banyak hal yang dipertimbangkan konsumen, tidak terbatas pada fungsi utama yang
bisa diberikan pada suatu produk (primary demand), tetapi berkembang menjadi kebutuhan
sekunder (secondary demand) yaitu keinginan konsumen terhadap suatu merek [Ribhan, 2006, hal
94]. Pola perilaku konsumen yang demikian menyebabkan kecenderungan konsumen untuk
berpindah merek menjadi lebih tinggi, karena konsumen termotivasi untuk mencari alternatif yang
lebih baik [Darsono, 2004, hal 164]. Hal ini juga didukung oleh Dharmmesta yang melihat
kecenderungan pola perilaku konsumen meliputi 3 hal: (1) konsumen mempunyai perhatian yang
lebih besar terhadap kualitas dan nilai suatu merek, (2) waktu akan menjadi sangat berharga bagi
konsumen, (3) dan kesadaran konsumen terhadap harga semakin besar.
Merek (brand) bukan sekedar sebuah nama, bukan juga sekedar sebuah logo atau simbol.
Brand adalah “payung” yang mempresentasikan suatu produk. Brand merupakan ekuitas
perusahaan (kekayaan bersih sebuah perusahaan) yang menambah value bagi pelanggan untuk
memperkuat kepuasannya. Brand dapat digunakan sebagai jaminan atas mutu produk atau jasa dan
membangun kelangsungan dari bisnis yang ada serta loyalitas konsumen terhadap brand tersebut.
Namun, pada kenyataannya tidak semua konsumen akan loyal dengan satu merek tertentu,
mereka sering kali berpindah dari satu merek ke merek lain atau yang dikenal dengan istilah brand
switching. Reicheld dalam (Ribhan, 2006) mengemukakan bukti bahwa dari para pelanggan yang
puas atau sangat puas, antara 65% sampai 85% akan berpindah ke merek lain (meraih loyalitas
pelanggan). Hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa dengan hanya memuaskan pelanggan tidak
cukup menjaga pelanggan agar tetap loyal, sementara di lain pihak pelanggan tetap bebas dalam
membuat pilihan terhadap suatu merek.
Persaingan antara perusahaan telepon seluler didominasi oleh telepon seluler GSM (Global
System For Mobile Communicaton) dengan jumlah pengguna mencapai 87% dari jumlah pengguna
telepon seluler dari tahun ke tahun. Menurut majalah SWA tahun 2004, tiga merek paling laris dan
diminati konsumen adalah Nokia, Siemens dan Sonny E. Pada tahun 2006 posisinya berubah
menjadi Nokia, Sonny E, Siemens, sedangkan tahun 2009 menurut majalah Markerting berubah
lagi menjadi Nokia, Sonny E, Motorolla, Samsung dan BenQ Siemens (Majalah Marketing, Edisi
Februari 2009). Kelima merek tersebut memiliki pengaruh yang baik dimata konsumen. Sehingga
peranan merek tidak lagi dianggap sebagai sekedar nama yang menjadi identitas suatu produk yang
satu dengan yang lainnya tetapi merek telah menjadi indikator yang penting.
Bervariasinya harga, kualitas, bentuk promosi, daya tarik pesaing, distribusi, image yang
diberikan suatu produk dan pengaruh orang terdekat terhadap merek handphone berbasis GSM,
memberikan banyak pilihan kepada konsumen. Hal ini menyebabkan berubahnya selera kosumen
dalam kurun waktu singkat dan akhirnya akan berganti merek atau tipe handphone dari suatu merek
ke merek lainnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan brand switching dan tipe loyalitas konsumen handphone GSM di Kota Padang.
2. METODOLOGI
2.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang
pernah melakukan brand switching merek handphone GSM di kota Padang. Responden dipilih
dengan menggunakan teknik snowball sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak 180 orang.
Variabel yang diteliti untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan brand
switching pengguna handphone GSM di Kota Padang.adalah kualitas, harga, promosi, daya tarik
pesaing, distribusi, pengaruh orang terdekat, dan image.
Kuesioner yang dirancang diuji kelayakannya dengan menggunakan uji validitas dan uji
reliabilitas. Langkah-langkah uji validitas kuesioner, yaitu sebagai berikut (Singarimbun, 1989):
1. Menghitung total skor untuk setiap jawaban responden.
n
Yi X ij (1)
j 1
n X ij X ij n Yi Yi
i1 i1 i1 i 1
(2)
dimana:
r = Nilai korelasi product moment antara x dan y
n = Jumlah sampel
5. Membandingkan nilai rhitung dengan rtabel untuk n dan taraf kesalahan 5%. Jika
rhitung > rtabel , maka pertanyaan tersebut dapat dinyatakan valid, sebaliknya jika
rhitung < rtabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.
Sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Alfa Cronbach ( )
dengan nilai adalah 0,6.
2. Identifikasi
Tahap ini bertujuan mengkaji kemungkinan diperolehnya nilai yang unik untuk setiap
parameter yang ada. Identifikasi model dilakukan dengan mengitung degree of freedom
(derajat kebebasan) dengan persamaan sebagai berikut:
1
df ( p ( p 1)) k
2
Dimana: p = jumlah indikator
k = jumlah variabel yang diestimasi
3. Estimasi
Estimator yang digunakan pada penelitian ini yaitu Maximum Likelihood Estimator (MLE).
5. Respesifikasi
Langkah-langkah yang dilakukan dalam modifikasi model yaitu [Singgih, 2007, hal.152]:
a. Memilih Alternatif Modifikasi
b. Melakukan Proses Modifikasi
c. Pengujian Ulang
• R1 = L1*R + e1
• R2 = L2*R + e2
• R3 = L3*R + e3
• S1 = L4*S + e4
• S2 = L5*S + e5
• S3 = L6*S + e6
• S4 = L7*S + e7
• S5 = L8*S + e8
• S6 = L9*S + e9
• S7 = L10*S + e10
• S8 = L11*S + e11
• T1 = L12*T + e12
• T2 = L13*T+ e13
• T3 = L14*T + e14
• T 4 = L15*T + e15
• T 5 = L16*T + e16
• T 6 = L17*T + e17
• T 7 = L18*T + e18
• T 8 = L19*T + e19
• U1 = L20*U + e20
• U2 = L21*U + e21
• U3 = L22*U + e22
• V1 = L23*V + e23
• V2 = L24*V + e24
• W1 = L25*W + e25
• W2 = L26*W + e26
• X1 = L27*X + e27
• X2 = L28*X + e28
• Y1 = L29*Y + e29
• Y2 = L30*Y + e30
1
e25 V1
1 1 V W
e26 V2 1
W1 W2
1 1
e23 e24
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa nilai RMSEA dan CFI berada pada nilai target tingkat
kecocokan. Artinya, matrik kovarian sampel tidak jauh berbeda dari matrik kovarian estimasi dan
model yang diusulkan lebih baik dari baseline model. Berdasarkan 2 alat uji kecocokan (goodness
of fit) yang digunakan dapat disimpulkan bahwa measurement model yang dibuat telah cocok
dengan data.
Setelah model cocok, proses selanjutnya adalah melihat apakah indikator-indikator yang
ada pada sebuah konstruk memang merupakan bagian atau dapat menjelaskan konstruk tersebut.
Proses tersebut dinamakan uji validitas dan reliabilitas konstruk (variabel laten). Untuk mengukur
validitas pada SEM dapat menggunakan factor loading dan reliabilitas dengan menggunakan
composite reliability measure (ukuran reliabilitas komposit) dan variance extracted measure
(ukuran ekstrak varian). Tabel 3 memperlihatkan rekapitulasi nilai factor loading untuk setiap
indikator terhadap konstruknya. Sedangkan nilai variance extracted dan construct reliability untuk
masing- masing konstruk dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 3 Rekapitulasi Nilai Factor Loading Setiap Indikator terhadap Konstruk
Estimate
R2 <--- R 0,667
R1 <--- R 0,517
U1 <--- U 0,610
U2 <--- U 0,691
W2 <--- W 0,765
W1 <--- W 0,515
X2 <--- X 0,851
X1 <--- X 0,687
R3 <--- R 0,708
Y1 <--- Y 0,610
Y2 <--- Y 0,560
V2 <--- V 0,677
V1 <--- V 0,562
T8 <--- T 0,675
T7 <--- T 0,580
T3 <--- T 0,562
T2 <--- T 0,552
S8 <--- S 0,597
S7 <--- S 0,666
S6 <--- S 0,523
S5 <--- S 0,521
S4 <--- S 0,634
S3 <--- S 0,673
S2 <--- S 0,518
Tabel 4 Nilai Variance Extracted dan Construct Reliability Masing- masing Konstruk
Variance Construct
No. Variabel Laten
Extracted (VE) Realibility (CR)
1 R (Harga) 0,431 0,690
2 S (Kualitas) 0,429 0,839
3 T (Promosi) 0,394 0,721
4 U (Daya Tarik Pesaing) 0,526 0,688
5 V (Distribusi) 0,415 0,585
6 W (Image ) 0,489 0,649
7 X (Pengaruh Orang Terdekat) 0,639 0,778
8 Y (Keputusan Brand Switching ) 0,331 0,496
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai factor loading indikator terhadap
konstruknya sudah lebih besar dari 0,5, sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator yang ada
sudah dapat menjelaskan masing-masing variabel laten (konstruk). Nilai VE dan CR yang
mendekati 0,5 dan 0,7 pada Tabel 4 mengindikasikan bahwa indikator-indikator yang terdapat pada
model pengukuran (measurement model) secara komposit dan konsisten dapat mengukur konstruk
(variabel laten) atau reliabilitas model pengukuran adalah baik.
3.5 Respesifikasi
Pada penelitian ini dikembangkan 7 alternatif model struktural, seperti terlihat pada Tabel
5. Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa alternatif ketujuh merupakan model yang terbaik diantara enam
model lainnya karena memiliki nilai Chi-Square yang paling rendah yaitu sebesar 276,9. Gambar 2
memperlihatkan model struktural hasil modifikasi (model ketujuh).
Tabel 5 Tujuh Alternatif Model yang Dikembangkan
Gambar 2 Model Struktural Hasil Modifikasi
Model ini memperlihatkan bahwa faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap
keputusan brand switching (Y) yaitu kualitas (S) dengan nilai estimasi parameter sebesar -0.534
dan koefisien signifikansi sebesar 0,017, promosi (T) dengan nilai estimasi parameter sebesar 0.601
dan koefisien signifikansi sebesar 0,03, daya tarik pesaing (U) dan pengaruh orang terdekat (X)
dengan nilai estimasi parameter sebesar -0.681 dan 0.221 dengan koefisien signifikansi masing-
masingnya sebesar 0,038 dan 0,05. Persamaan matematisnya adalah sebagai berikut:
Y = -0.534 S + 0.601 T – 0.681 U + 0.221 X
4. Kesimpulan
1. Pada penelitian ini diperoleh 7 alternatif model struktural dimana alternatif ketujuh merupakan
model yang terbaik karena memiliki nilai Chi-Square yang rendah dibandingkan alternatif
model lain yaitu sebesar 276,9.
2. Faktor yang berpengaruh secara berurutan terhadap keputusan brand switching (Y) handphone
(GSM) di Kota Padang yaitu kualitas (S) dengan koefisien signifikansi sebesar 0,017, promosi
(T) dengan koefisien signifikansi sebesar 0,03, daya tarik pesaing (U) dan pengaruh orang
terdekat (X) dengan koefisien signifikansi masing-masingnya sebesar 0,038 dan 0,05.
3. Tipe loyalitas konsumen handphone (GSM) di Kota Padang adalah tipe liking of the brand
dimana pembeli yang masuk dalam kategori ini merupakan pembeli yang sungguh-sungguh
menyukai merek tersebut.
5. Daftar Pustaka
1. Aaker, David A. Building Strong Brands. Penerbit Division of Simon & Schuster Inc. New
York, 1996
2. Assael, Henry. Consumer Behavior and Marketing Action, 6th edition, Singapore, Thomson
Learnings, 2005.
3. Dongoran, J. Principle of Marketing. Third Edition. New jersey. Prentice Hall international inc,
2001.
4. Hallowell, R. “The Relationships of Customer Satisfaction, Customer Loyalty, and
Profitability: an empirical study”, International Journal of Service Industry Management, Vol.
7, No. 4, pp. 27-42, 1996.
5. Jones, T.O., & W.E. Sasser. Why Satisfied Customers Defec, Harvard Business Review,
November- December, pp. 88-99, 1995.
6. Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan, Implementasi,
dan Pengendalian. Salemba Empat, Jakarta, 2002.
7. Kotler & Amstrong. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Erlangga, Jakarta, 2001.
8. Kusnendi. Model-model Persamaan Struktural. Penerbit Alfabeta, 2007.
9. Majalah SWA, Edisi September-Desember, 2004.
10. Majalah Swa No. 20, September Desember, 2006.
11. Majalah Marketing, Edisi Februari, 2009.
12. Mittal, B., & W.M. Lassar Why do customers switch? The dynamics of satisfaction versus
loyalty. The Journal of Services Marketing, Vol. 12, No. 3, pp. 177-194, 1998.
13. Mowen, J.C. Consumer Behavior. 4th Edition, Prentice Hall, 1995.
14. Rangkuti, Freddy. The Power of Brands. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 2002.
15. Santoso, Singgih. Structural Equation Modelling Konsep dan Aplikasi dengan AMOS, 2007.