Anda di halaman 1dari 17

Bab I

“Sikap Dan Perilaku Wirausahawan”

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Kewirausahawan


1. Pengertian Kewirausahawan
Kewirausahawan (Entrepreneurship) awal mulanya berasal dari
bahasa Prancis yaitu Entrepreude yang artinya petualang, pencipta dan
pengelola usaha.
Menurut Savary (1723) dalam bukunya yang terkenal “Kamus
Dagang” Entrepenuer adalah orang yang membeli barang dengan harga
pasti, meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang (guna
ekonomi) itu akan dijual.
Berikut beberapa pandangan tentang pengertian Kewirausahaan:
a. Kewirausahawan adalah mental dan sikap yang selalu aktif berusaha
meningkatkan penghasilan.
b. Kewirausahawan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang-
peluang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui inovasi
tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan.
c. Kewirausahawan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan
menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal, jasa dan resiko serta
menerima balas jasa, kepuasan dan kebebasan pribadi.
d. Kewirausahawan (Dalam Lampiran Instruksi Presiden No. 4/1995
tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan
Kewirausahawan (GNMMK)) adalah semangat, perilaku, sikap dan
kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang
mengarah pada upaya cara kerja teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih
baik dan keuntungan yang lebih besar.
2. Pengertian Wirausaha
Beberapa pengertian wirausaha:
a. Wirausaha adalah orang yang berani memaksa diri untuk menjadi
pelayan bagi orang lain.
b. Wirausaha adalah orang yang berhasil mendapatkan perbaikan pribadi,
keluarga, masyarakat dan bangsanya.
c. Wirausaha adalah seorang pakar tentang dirinya sendiri.
Beberapa pandangan tentang pengertian wirausaha:
a. Pandangan menurut seorang businessman, wirausaha adalah ancaman
pesaing baru, seorang partner, konsumen atau orang yang bisa diajak
kerjasama.
b. Pandangan menurut seorang pemodal, wirausaha adalah seorang yang
menciptakan kesejahteraan buat orang lain atau membuka lapangan
kerja yang disenangi oleh masyarakat.
c. Pandangan menurut seorang ekonom, wirausaha adalah seseorang atau
sekelompok orang yang mengorganisir faktor-faktor produksi (alam,
tenaga kerja, modal, dan skill) untuk tujuan produksi.
d. Pandangan menurut seorang psikolog, wirausaha adalah seorang yang
memiliki dorongan kekuatan dari dalam untuk memperoleh suatu tujuan,
suka mengadakan eksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya
diluar kekuasaan orang lain.
3. Pengertian Wirausahawan
Wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan
melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-
sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan
yang tepat dalam memastikan kesuksesan.

 Syarat Wirausahawan
Untuk menjadi seorang wirausahawan yang baik dan sukses ,
syaratnya sebagai berikut:
a. Tidak konsumtif dan boros
b. Mempunyai modal yang sesuai
c. Berani menghadapi segala resiko yang akan menimpanya
d. Bekerja keras dan bertanggungjawab atas pekerjaannya
e. Mampu verasing dengan orang lain yang bergerak di bidang yang sama
f. Harus terampil, berpikir positif, ulet dalam arti analisis harus tepat
g. Harus berwatak baik dan tinggi
h. Harus memiliki pendidikan formal dan kreatif
i. Harus mengutamakan keberhasilan

 Perilaku Wirausahawan
a. Memiliki rasa percaya diri
b. Berorientasi pada tugas dan hasil (haus akan prestasi)
c. Pengambil resiko (mampu mengambil resiko dan menyukai tantangan)
d. Kepemimpinan
e. Keorsinilan (mempunyai sifat inovatif, kreatif, fleksibel dll)
f. Berorientasi pada masa depan

Wirausahawan dikelompokkan menjadi tiga tingkatan


a. Wirausahawan Andal (administrative entrepeneuer), adalah wirausahawan
yang berperilaku dan kemampuannya lebih menonjol dalam memobilisasi
sumber daya dan dana, serta mentransformasikannya (mengubah bentuk)
menjadi output dan memasarkannya secara efisien.
Ciri-ciri wirausahawan andal adalah:
1. Rasa percaya diri dan kemandiriannya yang tinggi
2. Mampu mencari dan menangkap peluang
3. Mau dan mampu bekerja keras dan tekun dalam menghasilkan produk
secara cepat, tepat dan efisien.
4. Mempu berkomunikasi, bernegoisasi dan bekerjasama dengan pihak-
pihak terkait.
5. Bekerja dengan rencana, jujur, hemat dan disiplin.
6. Mencintai pekerjaan atau usahanya.
7. Mau mengembangkan dirinya sendiri.
8. Mampu memasarkan produknya dengan baik.
b. Wirausahawan Tangguh (innovative entrepeneuer), adalah wirausaha yang
berperilaku dan kemampuannya menonjol dalam kreatifitas, inovasi serta
mengantisipasi dalam menghadapi resiko yang akan dihadapi dan mampu
mengatasinya.
Ciri-ciri wirausahawan tangguh adalah:
1. Berpikir dan bertindak strategik, adaptif dan antipatif terhadap
perubahan.
2. Memiliki keunggulan kompetitif dan memenangkan persaingan.
3. Berorientasi pada pelanggan.
4. Mampu menemukan dan mengenali kekuatan dan kelemahan
perusahaan serta peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan
eksternal.
5. Kreatif dan inovatif dalam mencari, menemukan dan memanfaatkan
peluang serta berani mengambil resiko.
c. Wirausahawan Unggul, yaitu wirausaha yang berperilaku dan
kemampuannya saja dalam memobilisasi sumber daya dan mengubahnya
menjadi produk serta memasarkannya, tetapi juga memiliki kreatifitas,
sebagai pembaru, antisipatif dan keberanian menghadapi dan menerima
resiko.
Ciri-ciri wirausahawan unggul adalah:
1. Berani mengambil resiko dan meminimalkannya
2. Selalu berusaha bervariasi dan berinovasi
3. Cermat dan antisipatif terhadap perubahan
4. Mampu menciptakan peluang pasar
5. Kegiatan usahanya mampu menjadi pemimpin produk dan menjaga
citra yang baik.
4. Karakteristik Wirausahawan
Karakteristik wirausahawan yang perlu dimiliki wirausahawan seperti
berikut:
a. Disiplin (menepati norma dan waktu yang ditetapkan)
b. Komitmen tinggi (sikap teguh memegang prinsip-prinsip kebenaran)
c. Jujur (mau dan mampu mengatakan apa adanya)
d. Kreatif (mampu menciptakan sesuatu yang baru)
e. Inovatif (suatu proses mengubah peluang menjadi gagasan)
f. Mandiri dan realistis (menjalankan tugas usahanya selalu berdasarkan
atas bakat dan kemampuan yang dimiliki)
5. Keberhasilan dan Kegagalan Wirausahawan
a. Keberhasilan
 Jujur
 Disiplin dan berani
 Dapat melaksanakan prinsip manajemen yang baik
 Konsisten terhadap pemecahan masalah
 Peluang dan orientasi pada tujuan
 Mengambil resiko yang telah diperhitungkan dan mencari resiko
 Kretifitas dan fleksibilitas
 Kemampuan leadership
 Motivasi untuk sukses besar
 Selalu terbuka untuk bekerjasama
 Orientasi ke masa depan
 Keinginan untuk belajar dari kegagalan
b. Kegagalan
 Tidak adanya perencanaan yang matang
 Bakat yang tidak cocok
 Tidak mempunyai semangat berwirausaha
 Kurangnya modal
 Lemahnya pemasaran
 Tidak mempunyai etos kerja tinggi
 Lokasi usaha yang kurang strategis
 Kalah bersaing
 Lemahnya sistem kontrol
 Kurangnya perhatian penuh terhadap usahanya
 Bencana alam
 Manajer yang tidak berpengalaman
Bab II
Sikap dan Perilaku Kerja Prestatif

A. Ruang Lingkup Kerja Prestatif


Seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu motif yaitu
motif berprestasi. Motif berprestasi adalah adanya suatu nilai sosial yang
menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna mencapai kepuasan
pribadi.
Indikator seseorang yang memiliki motif berprestasi tinggi dalam
kehidupan sehari-hari tercermin pada:
1. Pelajar yang tekun belajar untuk mencapai nilai yang tinggi
2. Tenaga penjual yang bekerja keras dengan menerapkan berbagai strategi
agar jumlah penjualannya melebihi penjualan saingannya.
3. Pengusaha yang selalu menang dalam persaingan karena kreati menciptakan
produk baru yang berbeda dari waktu ke waktu
4. Semua orang yang selalu ingin menjadi nomor satu dalam hal yang positif.
Faktor dasar motif berprestasi adalah adanya kebutuhan yang harus
dipenuhi. Motif berprestasi dalam penerapan kewirausahaan dikenal dengan
istilah Kerja Prestatif. Kerja Prestatif adalah seorang wirausaha yang selalu
berusaha untuk maju.
Berikut adalah karakteristik kerja prestatif:
1. Percaya diri
2. Berorientasi pada hasil
3. Pengambilan resiko
4. Kepemimpinan
5. Keorsinilan
6. Berorientasi ke masa depan
Wirausaha yang telah memiliki karakteristik kerja prestasi maka akan
mendapatkan manfaat dari hasil kerja prestasinya.
Maka manfaat kerja prestatif adalah sebagai berikut:
1. Ia memiliki tekat kuat berusaha dan bukan karena terpaksa
2. Mawas diri dan bertekad bulat untuk maju
3. Ia ingin maju dan mandiri meskipun beresiko tinggi
4. Mendorong untuk mencari cara-cara baru dalam menjalankan usaha
5. Ia berpikir positif karena ingin berkreatif
Bekerja prestatif harus diimbangi dengan efeltif dan efisien. Yang
dimaksud efektif adalah suatu pekerjaan yang dapat diselesaikan secara tepat
waktu, sesuai rencana yang telah ditetapkan berdasarkan kualitas dan kuantitas.
Yang dimaksud efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input
dan output, antara daya usaha dan hasil usaha serta antara pengeluaran dan
pendapatan. Atau segala daya upaya dalam suatu kegiatan dengan cara
penyelesaian yang tepat, cepat, hemat dan selamat.
Tepat artinya kena sasaran sesuai dengan yang diharapkan, cepat artinya
tidak menghabiskan waktu untuk sesuatu yang tidak perlu, hemat artinya dengan
biaya yang sekecil-kecilnya tanpa adanya pemborosan dalam bidang apapun, dan
selamat artinya segal sesuatu sampai pada tujuan pekerjaan yang dimaksud tanpa
mengalami hambatan-hambatan, kelemahan-kelemahan dan kemacetan-
kemacetan.
B. Sikap dan Perlaku Kerja Prestatif
Ciri khusus perilaku kerja prestatif ialah selalu ingin maju di segala
bidang. Dengan demikian orang yang berperilaku kerja prestatif akan
memancarkan sifat yang terpuji. Dan orang yang selalu ingin maju harus mau
belajar banyak serta mempunyai keyakinan yang kuat dalam usahanya.
Menurut Stephen Covey dalam bukunya “ First Thing First “ ada empat
sisi potensial yang dimiliki manusia untuk maju. Sisi potensial tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Self awareness atau mawas diri
2. Conscience atatu mempertajam suara hati
3. Independent will atau pandangan independen untuk bakal bertindak
4. Creative imagination atau berpikir mengarah ke depan untuk memecahkan
masalah dengan imajinasi serta adaptasi yang tepat
Perilaku kerja yang prestatif dapat dilihat dalam sikap:
1. Kerja ikhlas adalah berkerja dengan sungguh
2. Kerja mawas diri terhadap emosional adalah bekerja dengan tidak
terpengaruh oleh paksaaan / kemarahan yang sedang melanda jiwanya
3. Kerja cerdas adalah bahwa dalam bekerja pamdai memperhitungkan resiko,
mampu melihat peluang dan dapat member solusi sehingga dapat mencapai
keuntungan
4. Kerja keras adalah bahwa di dalam bekerja mempunyai sifat mabuk kerja
untuk dapat mencapai sasaran yang ingin dicapai
5. Kerja tuntas adalah bahwa di dalam berkerja mampu mengorganisasikan
bagian usahanya secara terpadu dari awal sampai akhir untuk dapat
menghasilkan usahanya secara maksimal. Kerja tuntas berarti tidak ada yang
tertunda.
C. Kerja Prestatif dalam Kehidupan Keseharian
1. Lingkungan Keluarga
Dalam lingkungan keluarga orang tua adalah pemegang otoritas
sehingga peranannya sangat menentukan pembentukan kerja prestatif pada
seorang anak. Contoh yang baik dari orang tua merupakan contoh yang
efektif dalam pembentukan kerja prestatif tersebut. Pengaturan dan
pembagian pekerjaan di rumah uang diatur secara proporsional pada masing-
masing anggota keluarga sangat berperan penting dalam pembentukan sikap
prestatif pada seorang anak.
Menerapkan kerja prestatif di lingkungan keluarga diantaranya
sebagai berikut:
a. Disiplin dalam menjalankan kewajiban, tidak menunda-nunda waktu
b. Mengisi waktu luang untuk kegiatan yang produktif, kreatif dan
inovatif.
c. Bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan kerluarga,
dikerjakan sebaik-baiknya.
2. Di Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah merupakan kelanjutanbagi lingkungan keluarga.
Lingkungan ini cukup besar pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir
anak untuk menghasilkan pola pikir prestatif. Pola pikir tersebut berasal dari
guru dan kawan-kawan sekolahnya.
Menerapkan cara kerja prestatif di lingkungan sekolah diantaranya
sebagai berikut:
a. Sistem pembelajaran yang menarik dan bervariasi
b. Melibatkan siswa secara aktif sehingga terjadi proses pembelajaran
yang interaktif
c. Memberikan contoh relevan dengan keseharian siswa sehingga
mendorong proses internalisasi dalam diri siswa
d. Melakukan diskusi kelompok dengan harapan dapat merangsang
keaktifan siswa dan menumbuhkan semangat bersaing yang positif
serta keberanian mengemukakan pendapat
e. Pemberian tugas-tugas yang bisa diberikan di sekolah maupun di
rumah sekaligus memberikan penilaian sehingga siswa selalu terbiasa
untuk berpikir, menganalisa dan selalu ingin maju.
3. Di Lingkungan Masyarakat
Pola pikir prestatif bisa dibentuk dan dilatih oleh masing-masing
anggotanya. Menerapkan cara kerja prestatif di lingkungan masyarakat
diantaranya sebagai berikut:
a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan baik oleh perorangan ataupun
lembaga kemasyarakatan
b. Kegiatan sosial
c. Kegiatan-kegiatan untuk mencapai perbaikan hidup
d. Kegiatan-kegiatan lainnya yang akan membentuk pola pikir prestatif
sehingga akan tercipta tatanan masyarakat yang harmonis dan serasi
Bab III
Merumuskan Solusi Masalah

A. Pengertian Masalah
Masalah adalah segala sesuatu yang dapat menghambat tercapainya
tujuan yang ingin dicapai atau jika kenyatan yang ada tidak seperti yang
diinginkan oleh seseorang. Masalah yang muncul harus dipecahkan sebaik-
baiknya dengan terlebih dahulu dikenali persoalannya, diidentiikasi, dicari sebab-
sebabnya dan ditentukan jalan keluarnya.
Seorang wirausaha yang ingin kariernya sukses pasti tidak terlepas dari
kehadiran masalah, sehingga wirausaha tersebut juga harus dituntut bisa
menyelesaikan dan mengambil keputusan yang tepat untuk keluar dari masalah.
B. Perbedaan Masalah dan Bukan Masalah
Untuk dapat membedakan apakah sesuatu itu merupakan masalah atau
bukan yaitu dengan menilai kesesuaian antara yang direncanakan atau yang
diharapkan, yaitu tujuan dengan hasil yang dicapai atau keadaan yang
sebenarnya. Apabla hasil yang diharapkan tidak ada atau belum sesuai dengan
yang direncanakan maka disitu timbul masalah, dan sebaliknya.
C. Identifikasi Masalah dan Mencari Penyebabnya
Sebelum mengambil keputusan biasanya dilakukan identifikasi terlebih
dahulu dari masalah. Individu atau seorang wirausaha dalam mengidentifikasi
masalah diantaranya dengan cara :
1. Mengupulkan data-data
2. Mengolahnya dari data-data yang ada
3. Menarik kesimpulan dari data-data tersebut
Keterampilan yang diperoleh para wira usahawan akan menjadi bekal di
dalam pemecahan masalah yang paling baik tergantung para wirausahawan itu
sendiri.
D. Jenis-jenis Masalah
Maslah yang timbul dalam kenyataan dapat berada dalam setiap jenis dan
bentuk kegiatan baik pribadi, keluarga, organisasi, masyarakat, dll. Oleh karena
itu, karakteristik jenis masalah akan berpengaruh terhadap cara pemecahannya.
a. Masalah pribadi
Yaitu masalah yang timbul dari atau dialami dari individu yang
bersangkutan.
b. Masalah keluarga
Yaitu masalah yang terjadi dalam keluarga atau lingkungan keluarga di
rumah.
c. Masalah organisasi
Yaitu masalah yang terjadi dalam organisasi tertentu baik yang bergerak
untuk mencari keuntungan maupun yang tidak mencari keuntungan.
d. Masalah masyarakat
Masalah yang terjadi dalam masyarakat yang ditimbulkan oleh aktivitas
masyarakat itu sendiri.
E.I Teknik Pemecahan Masalah dan Pembuatan Keputusan
a. Masalah individu
Teknik maslah individu sangat tergantung pada karakteristik masalah
individu yang bersangkutan. Berdasarkan pengalaman langkah-langkah
pemecahan masalahnya sebagai berikut:
1. Berusaha memahami masalah dengan seksama
2. Menganalisis masalah dengan cermat
3. Mengukur kemampuan diri untuk memecahkan masalah
4. Mencari data atau fakta maupun informasi yang memmperkuat
pemecahan masalah
5. Mengambil keputusan pemecahan masalah yang terbaik
b. Masalah kelompok
Masalah kelompok memerlukan metode pemecahan masalah yang
melibatkan lebih dari seorang atau pemecahan dalam kelompok, dalam
pemecahan masalah tersebut dapat ditempuh dengan berbagai teknik yang
dapat diterapkan antara lain sebagai berikut:
1. Metode diskusi (musyawarah untuk mencapai kata mufakat)
2. Brain storming (curah pendapat)
3. Sytetic (kreativitas individu dan kelompok dalam mengambil keputusan)
4. Brain writing (curah pendapat melalui tulisan)
c. Masalah organisasi
 Masalah organisasi yang bergerak tidak mencari keuntungan biasanya
dipecahkan dengan mengedepankan asa kebersamaan dan kekeluargaan
dalam memecahkan masalah yang timbul demi keberlangsungan
organisasi.
 Masalah organisasi yang bergerak untuk mencari keuntungan maka
pemecahan masalah yang diambul berkaitan dengan efisiensi dan
untung rugi atas masalah yang diambil.
d. Pemecahan masalah dalam usaha
Seorang wirausahawan harus memandang sebuah permasalahan dari
berbagai sudut dan mencari cara baru untuk memecahkan masalah tersebut.
Agar masalah dapat dicarikan jalan keluarnya diperlukan sebuah prosedur
atau tata cara dalam menanggapi masalah tersebut.
1. Menidentifikasi permasalahan secara umum atau secara khusus
2. Membuat catatan atau data yang diperlukan
3. Mencari penyebab dari permasalahan yang muncul
4. Mencari pertimbangan atau alternatif jalan keluarnya
5. Mengevaluasi
E.II Teknik Pengambilan Keputusan
Membuat keputusan adalah suatu proses memilih alternatif tertentu
dari beberapa alternatif yang ada. Jadi membuat keputusan adalah suatu
proses memilih antara berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan.
Keberhasilan seorang wirausahawan di dalam bisnis tergantung
kepada kemampuan membuat keputusan yang meningkatkan kemampuan
bisnisnya pada masa yang akan datang.
Faktor-faktor dalam membuat keputusan yang sering dilakukan
wirausahawan, sebagai berikut:
1. Faktor orang, artinya dalam membuat keputusan perlu dipertimbangkan
orang-orang yang akan merasakan keputusan.
2. Faktor psikologis, maksudnya dalam mengambil keputusan perlu
memperhatikan maslah emosional, pikiran, perasaan, kekecewaan
maupun pengaruh kejiwaan lainnya.
3. Faktor sasaran, dalam mengambil keputusan harus dapat mendorong ke
arah tercapaunya sasaran / tujuan.
4. Faktor fisik, artinya pengambulan keputusan perlu ditindak lanjuti ke
arah tindakan fisik.
5. Faktor waktu diperlukan dalam menganalisis data dan permasalahannya.
6. Faktor pelaksanaan, artinya bahawa setiap keputusan akan menimbulkan
suatu rangkaian tindakan.
Bab IV
Mengembangkan Semangat Wirausaha

Dalam mengembangkan semangat kewirausahaan perlu memiliki sikap


inovatif, kreatif serta bekerja efektif dan efisien. Hal ini sebagai faktor pendorong
terwujudnya keberhasilan bagi seorang wirausaha.
Berikut akan membahas tentang inovatif, kreatif dan bekerja secara efektif
dan efisien dalam hubungannya dengan upaya menumbuhkan semangat.
1. Inovatif
Adalah suatu proses dalam mengubah peluang menjadi gagasan atau ide-ide yang
dapat dijual dan merupakan hal atau terobosan baru.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan inovatif seseorang
wirausahawan adalah:
 Keinginan untuk berprestasi
 Pemasaran
 Resiko
 Pendidikan
 Pengalaman
 Prinsip-prinsip inovasi
a. Prinsip keharusan
1. Keharusan menganalisis peluang
2. Keharusan memperluas wawasan (lebih banyak membaca,
mendengar dan merasakan)
3. Keharusan utnuk bertindak efektif
4. Keharusan untuk tidak berfikir muluk
b. Prinsip larangan
1. Larangan untuk berlagak pintar
2. Larangan untuk rakus, tetaplah fokus pada tema inovasi yang telah
dipilih
3. Larangan untuk berpikir terlalu jauh ke depan
 Mengembangkan cara berpikir inovatif
Untuk mengembangkan cara berpikir inovatif dapat dilakukan cara-cara
berikut:
1. Membiasakan memiliki kemampuan
2. Memperkaya sumber ide
3. Membiasakan diri menerima perbedaan dan perubahan
4. Menumbuhkan sikap empati
 Menerapkan kemampuan berinovatif
Dalam prosesnya, penerapan kemampuan berinovatif ada empat jenis
inovatif yaitu:
1. Invensi (penemuan), merupakan hasil produksi jasa atau proses yang
benar-benar baru yang sebelumnya tidak ada
2. Ekstensi (pengembangan), yaitu pemamfaatan baru atau penerpaan lain
pada produk jasa atau proses yang sudah ada
3. Duplikasi (penggandaan), merupakan refleksi kreatif atas konsep-
konsep yang sudah ada
4. Sintesis (kombinasi), adalah kombinasi atas konsep dan faktor-faktor
yang telah ada dalam penggunaan dan formulasi baru
2. Kreatifitas
Adalah menciptakan sesuatu yang baru dalam kehidupan. Kreatifitas tiap
orang berbeda-beda, dalam hal ini kemampuan seseorang dalam bakat,
pengetahuan dan lingkungan dapat juga mempengaruhi kreatifitas. Kreatifitas
merupakan sumber penting dari kekuatan perasainga karena lingkungan yang
cepat berubah.
Berdasarkan penelitian, kreatifitas dapat didefinisikan menjadi tiga tipe
yang berbeda yaitu sebagai berikut;
1. Menciptakan adalah proses membuat sesuatu dari tidak ada menjadi ada.
2. Memodifikasi sesuatu orang mencari cara-cara membentik fungsi-fungsi
baru atau menjadikan sesuatu menjadi berbeda penggunaannya oleh orang
lain.
3. Mengkombinasikan dua hal atau lebih yang sebelumnya tidak saling
berhubungan.
Berdasarkan tipe-tipe kreatifitas diatas, kreatifitas seseorang dapat pula
dikembangkan atau dilatih melalui hal-hal sebagai berikut:
1. Penciptaan sesuatu yang baru
2. Melakukan modifikasi terhadap apa yang sudah ada
3. Memadukan atau mengkombinasikan apa yang sudah ada
 Cara menerapkan kreatifitas
Banyak hal yang dapat dilakuakn untuk menerapkan dan meningkatkan para
calon wirausaha, diantaranya sebagai berikut:
1. Menggunakan akal
2. Hapus perasaan ragu-ragu
3. Mengenali lingkungan
4. Mengembangkan perspektif fungsional
3. Motivasi
Adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang / individu yang
merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan.
Pengertian motivasi dapat dilihat dari dua segi:
1. Motivasi aktif (dinamis) adalah suatu usaha dalam menggerakkan dan
mengarahkan daya kerja secara produktif agar mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Motivasi pasif (statis) merupakan kebutuhan untuk merangsang agar dapat
mengarahkan serta potensi serta daya kerja manusia kearah yang diinginkan.
 Penyebab tumbuhnya motivasi
1. Keinginan untuk tetap hidup
2. Memiliki sesuatu
3. Mendapatkan kekuasaan
4. Mendapatkan pengakuan
 Jenis-jenis motivasi
1. Motivasi positif artinya dorongan kepada pegawai dengan memberikan
penghargaan apabila pegawai tersebut menghasilkan prestasi baik.
2. Motivasi negatif adalah dorongan yang dilakukan dengan memberikan
hukuman berupa sanksi apabila melakukan sesuatu tidak standar yang
ditetapkan.
 Bentuk pemberian motivasi
1. Motivasi material adalah dorongan dengan cara memeberikan sesuatu
dalam bentuk benda, umunya bersifat imbalan atas prestasi yang
dilakukan.
Misalnya: bonus, tambahan gaji, upah lembur atau hadiah.
2. Motivasi non material adalah dorongan terhadap hasil prestasi yang tidak
berbentuk materi.
Misalnya: pernghargaan tertulis, sertifikat, pujian tau tanda jasa kenaikan
pangkat.
4. Bekerja efektif dan efisien
a. Efektif, adalah suatu pekerjaan yang dapat diselesaikan tepat waktu sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
b. Efisien, adalah segala sesuatu yang dikerjakan dengan berdaya guna atau
segala sesuatunya daapt diselesaikan dengan tepat, cepat, hemat dan selamat.
1. Tepat artinya kena sasaran sesuai dengan yang diinginkan.
2. Cepat artinya tidak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak
perlu dan pekerjaannya selesai tepat pada waktu sebelum waktu yang
ditentukan.
3. Hemat artinya biaya yang sekecil-kecilnya tanpa adanya pemborosan
dalam bidang pekerjaan apapun.
4. Selamat artinya segala sesuatu sampai pada tujuan pekerjaan yang
dimaksud, tanpa mengalami hambatan, kelemahan atau kemacetan.
Bekerja efektif atau efisien adalah bekerja yang mencapai hasil tertentu
sesuai dengan hasil yang direncanakandengan pengorbanan tertentu pula. Para
wirausahawan harus menggunakan waktu bekerja untuk menyelesaikan hal-hal
yang mereka yakini dengan seefektif dan mungkin. Menanamkan kerja secara
efektif dan efisien dapat menggerakkan motivasi untuk bekerja dengan sungguh-
sungguh.
 Menerapkan bekerja efektif dan erfisien di sekolah
Kebiasaan bekerja secara efektif dan efisien dapat dikembangkan di
sekolah. Biasakan datang ke sekolah lebih awal, kemudian bacalah sejenak
materi yang akan diberikan oleh guru dan yang lebih penting waktu
sebelum masuk digunakan untuk patuh diri.
Saat guru sedang menerangkan jangan melakukan aktifitas lain
selain memperhatikan keterangan yang diberikan guru. Bila ada penjelasan
guru yang tidak mengerti, bertanyalah kepada guru sehingga tidak
mengganggu teman.
 Manajemen waktu sebagai bagian dari cara kerja efektif dan efisien
Kemampuan menggunakan waktu dengan tepat, efektif dan efisien
dan menguntungkan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan
para wirausahawan.
Bahkan dapat dikatakan bahwa keberhasilan wirausaha dalam
berbisnis juga dipengaruhi oleh kemampuannya dalam memanajemen
waktunya. Adengan manajemen waktu yang baik akan membuat orang
menjadi lebih produktif.
Berikut beberapa petunjuk untuk menggunakan dan
mendayagunakan waktu secara efektif dan efisien:
1. Buatlah perencanaan usaha atau bisnis dan kegiatan-kegiatan untuk
mencapai tujuan
2. Biasakan untuk membagi dan menepati waktu dalam kehidupan sehari-
hari
3. Sadarilah bahwa waktu sangat berharga untuk mengisi kehidupan
dengan berkarya dan berprestasi
4. Renungkan hal-hal yang menjadi tujuan dalam hidup
5. Jangan suka menunda-nunda pekerjaan
6. Melatih kedisiplinan di dalm setiap melaksanakan kegiatan yang
dijadwalkan
7. Untuk memperkuat disiplin, usahakan membiasakan diri bekerja
dengan konsentrasi penuh
8. Manfaatkan waktu-waktu senggang untuk kegiatan-kegiatan yang
berguna bagi hidup ini
9. Bekerjalah dengan batas-batas kemampuan fisik dan psikis
10. Hindarilah kesalahan–kesalahan didalam melaksanakan tugas

Anda mungkin juga menyukai