Rangkuman :
Keinginan untuk berkontribusi dalam membangun bangsa menjadi lebih baik muncul dari
rasa kepedulian. Rasa kepedulian tersebut tumbuh dari kepekaan terhadap apa yang terjadi di
lingkungan berbangsa dan kesadaran bahwa ada sesuatu yang perlu dan butuh dibenahi.
Silogismenya, kepekaan akan menumbuhkan rasa kepedulian dan dapat diwujudkan dalam
bentuk kontribusi real untuk bangsa. Masalahnya, seberapa besar kepekaan, kepedulian, dan
keinginan untuk berkontribusi dalam diri pemuda-pemudi bangsa Indonesia?
1
Kalau Pemuda sudah berumur 21, 22 sama sekali tidak berjuang, tak bercita-cita, tak bergiat
untuk cita tanah air dan bangsa, Pemuda yang begini baiknya digunduli saja kepalanya.
(Bung Karno)
Pemuda oh pemuda.
Raga yang masih memiliki potensi optimal, nurani yang masih suci dari kepentingan dunia,
pikiran yang sudah mampu membedakan yang baik dan benar, dan semangat membara yang
mampu mengalahkan segala keterbatasan.Ya! Ini dia sumber daya yang sering
dinomorduakan setelah sumber daya alam untuk diberdayakan. PEMUDA.
Pemuda, khususnya mahasiswa memiliki fungsi sebagai agent of change, iron stock, dan
agent of development tentu memiliki peran besar sebagai solusi permasalahan bangsa.
Namun, tidak sedikit mahasiswa yang menyadari fungsi dan perannya dalam masyarakat.
Ketiga fungsi yang masih terkunci bagi mayoritas mahasiswa tersebut dapat dibuka oleh satu
sikap penting yang seharusnya dimiliki oleh tiap individu muda yaitu kepekaaan.
Kepekaan terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar dapat menimbulkan kepedulian,
disinilah peran nurani dan pikiran. Kepedulian itu akan menstimulasi suatu keinginan untuk
melakukan sesuatu, disinilah peran semangat dan kekuatan raga. Keempat elemen dalam diri
pemuda, pikiran, nurani, kekuatan, dan semangat akan menyatu, terjadi proses metacognitive
dan menimbulkan efek nuklir dalam diri pemuda dan terlihat dalam wujud suatu tindakan,
2
suatu kontribusi dalam bentuk apapun, bahkan mampu membuat sesuatu yang tidak mungkin
menjadi mungkin.
Sebagai satu contoh, angkatan 1928, begitu menakjubkan ide para pemuda saat itu, berkumpul
membahas hal mengenai bangsanya, mengenai persatuan, mengenai cita-cita. Brilian! Out of
the box and extraordinary! Ya, sejarah telah membuktikan kombinasi luar biasa dalam diri
para pemuda.
Kesadaran akan peran itu dapat muncul dari kepekaan, lalu pertanyaan berikutnya adalah
bagaimana membangun kepekaan?
Salah satu cara membangun kepekaan yaitu dengan memahami permasalahan langsung dari
guru kehidupan yakni masyarakat. Ya, masyarakat adalah guru kita. Guru untuk menjadi
seorang manusia yang berrmanfaat bagi sesama.
“Orang yang hidup bagi dirinya sendiri akan hidup sebagai orang kerdil dan mati sebagai
orang kerdil. Akan tetapi, orang yang hidup bagi orang lain akan hidup sebagai orang besar
dan mati sebagai orang besar.” (Sayyid Quthb)
3
Biodata