Anda di halaman 1dari 13

c  

    


  c
  
c
  c
 c  !" #"$ #"#%
 &"'"c$ ()







c  #$






"## $*
 + 















 ,
 
 ,, 
+ ,)
 &, 
-../

c 

0?$!#$

Islam adalah agama yang sangat menekankan umatnya untuk menuntut

ilmu, tidak terkecuali tua muda, laki-laki maupun perempuan semua diisyaratkan untuk

mencari ilmu. Dari kutipan hadits Nabi SAW ³tuntutlah ilmu semenjak buaian sampai

dengan liang lahat´ dan ³orang yang keluar untuk menuntut ilmu maka ia berada di

jalan Allah (Sabilillah) sampai ia pulang´, membuktikan keutamaan dalam menuntut

ilmu.

Kedekatan Islam lainnya dengan dunia pendidikan seperti tergambarkan dari

pernyataan berikut ini ³Islam mengenal pendidikan dengan pengertian yang

menyeluruh, dengan pengertian ia berputar sekitar pengembangan jasmani, akal, emosi,

dan akhlak. Begitu juga ia mengenal pendidikan dalam pengertiannya yang utuh,

dengan pengertian bukan terbatas disekolah saja, tetapi meliputi segala yang

mempengaruhi pelajar-pelajar dirumah, dijalanan dan lain-lain. Juga ia mengenal

pendidikan seumurnhidup, 13 abad sebelum pendidikan modern mengenalnya.1

Selain mengisyaratkan pentingnya menuntut ilmu, Islam sendiri juga

menyerukan umatnya untuk selalu menjaga keseimbangan antara kehidupan di

duniadengan kehidupan di akhirat. Oleh sebab itu disamping menyuruh kepada umat-

Nya untuk mencari ilmu dunia, Allah juga mewajibkan atas mereka mempelajari ilmu

agama untuk bekal diakhirat kelak.

1
Prof.Dr..Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam (Jakarta, Pustaka Al-Husna
Baru, 2003), hal.107.
Mempelajari ilmu agama harus dimulai sejak dini, karena itu sangat penting

bagi orang tua untuk memperkenalkan putra-putrinya dengan ilmu agama sejak kecil.

Seiring dengan perkembangan anak serta keterbatasan waktu orang tua dalam

membimbing anaknya untuk lebih tahu secara mendalam tentang pendidikan agama

terutama kemampuan anakdalam membaca Al-Qur¶an , maka penting bagi anak untuk

mengenal lembaga pendidikan agama lainnya di luar rumah. Ada 4 tempat

penyelenggaraan pendidikan agama, yaitu dirumah, dimasyarakat, dirumah ibadah dan

sekolah. Dirumah dilakukan oleh orang tua, dimasyarakat umumnya oleh tokoh-tokoh

masyarakat, berupa majlis-majlis ta¶lim dan kursus-kursus, dirumah ibadah

diselenggarakan dimesjid-mesjid terutama dalam bentuk ibadah khas, seperti shalat,

membaca Al-Qur¶an, latihan-latihan seperti witir, membaca shalawat dan lain-lain.2

Seperti disebutkan diatas salah satu tempat penyelenggaraan pendidikan

agama adalah di mesjid atau yang kini dikenal dengan sebutan TPA( Taman Pendidikan

Al-Qur¶an), dimana anak akan diajarkan untuk lebih mendalami ilmu agama khususnya

kemampuan dalam membaca serta memahami isi Al-Qur¶an, shalat, menghafal surat-

surat pendek serta doa sehari-hari dan lain sebagainya.

Salah satu tujuan berdirinya lembaga-lembaga pendidikan agama seperti

TPA/TPQ ini membuktikan betapa pentingnya pendidikan agama, apalagi ditengah

kehidupan masyarakat kita yang semakin moderen dan canggih yang banyak membawa

dampak negative terutama kepada anak-anak. Selain itu motivasi lain berdirinya

lembaga ini adalah dilihat dari tujuan dan fungsi pendidikan agama itu sendiri yaitu

lebih berat tanggung jawabnya bila dibandingkan dengan fungsi pendidikan pada

2
Dr. Ahmad Tafsir, Metedologi Pengajaran Agama Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1995), hal. 9.
umumnya. Sebab fungsi dan tujuan pendidikan islam adalah untuk memberdayakan

atau berusaha menolong manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.3

Kurikulum pendidikan nasional yang hanya mengalokasikan waktu 2 jam

pelajaran setiap minggunya untuk pelajaran agama juga menjadi alas an berdirinya

lembaga-lembaga pendidikan agama separti TPA/TPQ. Selain itu, fakta dalam

masyarakat mengidentifikasikan bahwa banyak orang islam khususnya usia remaja

yang belum bisa membaca dan menulis Al-Qur¶an. Hal serupa juga terjadi di Nanggroe

Aceh Darussalam, dimana banyak masyarakat Aceh yang tidak bias membaca Al-

Qur¶an, padahal seperti diketahui masyarakat Aceh mayoritas beragama Islam.

Permasalahan besar ini tidak akan terselesaikan hanya dengan mendirikan

lembaga-lembaga pendidikan islam seperti TPA. Diperlukan suatu metode yang tepat

dalam proses pembelajarannya, terutama dalam hal pelajaran membaca Al-Qur¶an,

karena sukses atau gagalnya sebuah pembelajaran sangat tergantung pada metode yang

digunakan. Selain itu permasalahan juga terjadi pada kemampuan santri dalam hal

penguasaan materi agama. Permasalahan mengenai program pendidikan Al-

Qur¶anpasca TPQ dipandang perlu mengingat fakta dalam masyarakat menunjukkan

bahwa hasil pendidikan TPQ masih banyak kekurangan dalam penguasaan materi ilmu

Al-Qur¶an dasar dan materi-materi keislaman lainnya.4

Berbagai upaya terus dilakukan dalam proses pendidikan agama,

mengetahui metode-metode pengajaran yang dianggap kurang efektif menjadi metode

pengajaran baru yang lebih efektif sesuai perkembangan zaman, karena lembaga

3
www. Kbri_riyadh.org/galleri06
4
ibid
pendidikan islam bukanlah lembaga yang beku, tetapi fleksibel, berkembang dan

menutut kehendak waktu dan tempat.

Dalam dunia pendidikan islam sendiri dikenal sebuah metode pembelajaran

Al-Qur¶an yaitu ³metode iqra´. Metode ini sudah lama diterapkan di TPA-TPA di

Indonesia dan dianggap paling efektif karena memudahkan para santri untuk lebih cepat

dalam belajar membaca Al-Qur¶an. Namun tidak bisa kita pungkiri dari sekian banyak

TPA yang tersebar di Indonesia pada umumnya serta di Aceh khususnya yang masih

menerapkan metode tradisional dalam mengajari santrinya membaca Al-Qur¶an.

Keterbatasan tenaga didik serta metode yang diperoleh secara turun temurun dan susuh

dihilangkan, menjadi salh satu alas an masih diterapkannya metode tradisional di

beberapa TPA di Aceh, khususnya di daerah pedesaan. Dalam hal ini di perlukan

sebuah perubahan terhadap metode yang telah ada dan mengantinya dengan metode

baru yang lebih efektif dan efisie, yang nantinya dapat membantu tercapainya tujuan

dari pendidika TPA itu sendiri.

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis akan menganalisa sebesar apa

pengaruh bakti sosial mahasiswa IAIN Ar-Raniry dalam mengoptimalkan kembali

fungsi TPA di Pulo Aceh yang menjadi daerah tujuan bakti social mereka.

0? ##$

Agar penelitian ini mengarah pada persoalan yang akan dituju, maka penulis

membuat rumusan pembatasa permasalahan dalam beberapa pokok permasalahan, yaitu

1. Apakah Bakti Sosial (Baksos) mahasiswa IAIN Ar-Raniry memiliki pengaruh dalam

mengoptimalkan kembali fungsi TPA ?


2. Seberapa besar pengaruh Bakti Sosial(Baksos) dalam mengoptimalkan kembali

fungsi TPA?

3. Bagaimana perbandingan kemampuan santri sebelum dan sesudah adanya kegiatan

Bakti sosial di TPA ?

,0?
1c#

Adapun tujuan-tujuan yang igin dicapai dalam penelitian dan penulisan

proposal ini nantinya adalah :

1. Untuk mengetahui apakan Baksos mahasiswa IAIN Ar-Raniry dalam

mengoptimalkan kembali fungsi TPA ?

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Baksos dalam mengoptimalkan kembali

fungsi TPA

3. Untuk mengetahui perbandingan kemampuan sanstri sebelum dan sesudah adanya

kegiatan Baksos di TPA

0? c1$# #"$

Untuk memperoleh gambaran yang benar dan tidak menimbulkan kesalah

pahaman terhadap judul proposal ini, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan

beberapa istilah yang terdapat dalam judul proposal ini untuk memberi batasan hal-hal

yang menjadi pokok pembahasan dengan judul ; ³Pengaruh Bakti Sosial Mahasiswa

Dalam Mengoptimalkan fungsi TPA´ (Sebuah Pengalaman Bakti Sosial Amal 2008

Mahasiswa IAIN Ar-Raniry)


Sementara itu, istilah-istilah yang perlu mendapat penjelasan dalam proposal

ini agar tercapai tujuan diatas antara lain :

1.? Pengaruh

2.? Bakti Sosial

3.? Mengoptrimalisasikan

4.? Fungsi TPA

Ad.1 Pengaruh

Kata pengaruh didalam mamus Lengkap Bahasa Indonesia mengandung arti

daya yang ada atau timbul dari sesuatu, orang, benda, dan seterusnya. 5 Namun yang

dimaksud dengan pengaruh dalam penulisan proposal ini adalah peran yang dapat

menimbulkan perubahan, dimana perubahan tersebut bertujuan agar menjadi lebih baik

dari sebelumnya. Dalam hal ini, bakti sosial mahasiswa berperan melakukan perubahan

dalam mengoptimalkan kembali fungsi TPA.

Ad.2 Bakti Sosial

Bakti Sosial terdiri dari dua kata, ³Bakti´dan ³Sosial´. Dimana satu sama lain

memiliki arti masing-masing, namun apabila dikombinasikan dua kata tersebut

memiliki satu arti.

5
Muhammad Ali, mamus lengkap Bahasa Indonesia, 9JAKARTA, Pustaka Amani) hal. 301
Kata ³bakti´ berarti tunduk dan hormat, perbuatan yang menyatakan setia.6

Kata µsosial¶ berarti segala sesuatu mengenai masyarakat, suka memperhatikan

kepentingan umum.7 Sedangkan arti Bakti Sosial dalam proposal ini adalah sebuah

program kegiatan amal masyarakat yang dilaksanakan oleh mahasiswa didaerah-daerah

pedesaan. Dalam hal ini bakti sosial dilaksanakan oleh Mahasiswa IAIN Ar-Raniry

yang bertempat di Pulau Aceh, Aceh besar.

Ad. 3 Mengoptimalkan

Kata kerja ³mengoptimalkan´ berasal dari kata µoptimal¶ yang diberi awalan

meng- dan akhiran ±kan. Optimal berarti terbaik,tertinggi,paling menguntungkan.8

µmengoptimalkan¶ yaitu menjadikan paling baik, menjadikan paling tinggi 9. Sedangkan

arti µmengoptimalkan¶ dalam proposal ini adalah membuat sebuah perubahan untuk

mencapai hasil dan tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini tujuan yang ingin dicapai

adalah menjadikan TPA di Pulo Aceh lebih maju dan kondusif.

Ad. 4 Fungsi TPA

Kata µfungsi¶ berarti kegunaan suatu hal10. Sedangkan TPA kepanjangan dari

Taman Pendidikan Al-Qur¶an, merupakan lembaga pendidikan anak serta remaja yang

6
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, 1991) hal. 82


7
Ibid, hal. 901
8
Ibid, hal. 705
9
Ibid, hal. 705
10
Ibid, hal. 281
berpusat pada pendidikan agama terutama dalam hal pelajaran Al-Qur¶an. Jadi fngsi

pendidikan TPA yang penulis maksud dalam proposal ini adalah kegunaan yang

sebenarnya dari pendidikan TPA. Dimana TPA benar-benar menjadi tempat bagi anak

untuk menimba ilmu agama sehingga mereka dapat memahami agama terutama dalam

hal membaca Al-Qur¶an serta hal-hal lain seperti bacaan dalam shalat, hafalan ayat-ayat

pendek dan doa sehari-hari dan lain sebagainya.

0? " #"#c$""

Hipotesis merupakan suatu anggapan sementara yang masih harus

dibuktikan kebenarannya, dimana anggapan sementaranya adalah :

1.? Kesulitan akan dihadapi oleh mahasiswa dalam mengoptimalkan kembali fungsi

TPA yang terdapat di Pulo Aceh

2.? Hasil yang akan diperoleh tidak akan maksimal mengingat keterbatasan waktu

dari program Bakti Sosial itu sendiri, yaitu selama sepuluh hari

0? c $#" $

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang ingin dijadikan objek penelitian,

sedangkan sample adalah sebagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili

keseluruhannya.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh TPA

yang menjadi tujuan Bakti Sosial Amal 2008 IAIN AR-Raniry, dalam wilayah Pulo

Breuh bagian utara, Pulo Aceh, Aceh Besar yang terdiri dari 6 buah desa dengan

jumlah satu TPA per desanya, antara lain :


1.? Ds. Paloh

2.? Ds. Blang Situngkoh

3.? Ds. Ulee Paya

4.? Ds. Gugop

5.? Ds. Seurapong

6.? Ds. Teunom

Mengingat populasi sangat banyak jumlahnya, maka penulis mengambil

sample dengan cara random sampling, yaitu pengambilan sample secara acak yang

memungkinkan setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk

diambil sebagai sample.

Adapun yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah :

1.? TPA untuk Ds. Paloh, dengan jumlah santri 14 orang serta 2 orang relawan

mahasiswa yang ikut mengajar di TPA tersebut.

2.? TPA untuk Ds. Ulee Paya, dengan jumlah santri 16 orang serta 2 orang relawan

mahasiswa yang ikut mengajar di TPA tersebut

3.? TPA untuk Ds. Seurapong, dengan jumlah santri 10 orang sert 2 orang relawan

mahasiswa yang ikut mengajar di TPA tersebut.

Dengan demikian jumlah sample keseluruhan adalah 40 orang santri yang di

observasi perkembangannya dari awal sampai akhir kegiatan bakti sosial, sedangkan 6

orang relawan diwawancara di tiap-tiap desa, serta tidak menutup kemungkinan tokoh-
tokoh masyarakat setempat juga ikut diwawancara meskipun tidak termasuk kedalam

daftar wawancara.

0?  c#

Agar tercapainya tulisan ini kedalam suatu bentuk proposal yang baik dan

benar yang nantinya akan dijadikan rujukan penulisan karya ilmiah

selanjutnya,tentunya diperlukan suatu metode penulisan dan mempergunakan metode

tertentu untuk memperoleh data sebagai bahan kajian.

Dalam melakukan penelitiannya, metode riset yang akan dipakai adalah

metode Deskriptif Riset Lanjutan(follow-up study), yaitu untuk mengetahui

perkembangan lanjutan dan menilai kesuksesan terhadap program yang dijalankan oleh

mahasiswa IAIN Ar-Raniry dalam program Bakti Sosialnya. Dalam pengumpulan data,

penulis menggunakan metode :

1.? Library Research (Penelitian Kepustakaan)

Library Research yaitu suatu metode penelitian dimana pengumpulan

datanya melalui perpustakaan untuk memperoleh landasan teoritis sebagai

penunjang penelitian lapangan yang ada hubungannya dalam masalah ini.

2.? Field Research

Field Research yaitu suatu penelitian langsung ke lapangan/objek yang

hendak diteliti. Untuk memperoleh data, penulis menggunakan teknik penelitian

sebagai berikut :

a.? Wawancara /interview


Wawancara atau interview yaitu suatuteknik untuk memperoleh data atau

informasi. Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan 6 orang relawan

mahasiswa yang telah penulis tentukan diatas.

b.? Observasi

Observasi ini dimaksudkan untuk memperkuat data yang telah ada. Dalam

observasi penulis mengadakan pengamatan langsung pada objek penelitian yaitu

perkembangan 40 orang santri di 3 TPA yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar Al- Jazairy£ Ilmu dan Ulama£ Jakarta, Pustaka Azzam, 2001

Dr. Ahmad Tafsir, etodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung, PT. Rosda

Karya,1995

Drs. Muhammad Alim Agama Islam Pendidikan, Bandung,PT. Rosda Karya, 2006

Muhammad Ali, mamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta,Pustaka Amani

Prof. Dr. Hasan Langgulung,Asas-Asas Pendidikan Islam, Jakarta, Pustaka Al-Husa

Baru, 2003

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, mamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka,

1991

www. kbri-riyadh.org/gallery06

Anda mungkin juga menyukai