Anda di halaman 1dari 7

Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita

Posted on Juni 7, 2008 by kuliahbidan


Anatomi system reproduksi wanita terbagi 2, yaitu:
1. Organ-organ Internal, terdiri dari :
- Dua ovarium (indung telur)
- Dua tuba fallopii (saluran telur)
- Uterus (rahim)
- Vagina
2. Organ-organ eksternal, terdiri dari :
- Mons pubis
- Labia Mayora
- Labia Minora
- Klitoris
- Vestibulum
- Meatus Uretra
- Introitus vagina
- Kelenjar skene dan bartholini

Hormon-Hormon Reproduksi
Estrogen
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk
reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada
wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada
siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan
cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
Progesterone
Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium
sehingga dapat menerima implantasi zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester
awal kehamilan sampai plasenta dapat membentuk hormon HCG.
Gonadotropin Releasing Hormone
GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang
pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen
akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun
sebaliknya.
FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat rangsangan
dari GNRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari folikel yang matang akan
dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu
tertentu oleh LH.

Masa-masa kehidupan wanita:


Masalah normal yang dialami wanita dari usia 8 sampai 65 tahun (terlihat pada gambar 2) terdiri dari :
1. Prapubertas
 Bayi wanita
Folikel primordial (bakal telur) dikedua ovarium telah lengkap, yakni sebanyak 750.000
butir dan tidak bertambah lagi pada kehidupan selanjutnya. Alat kelamin luar dan dalam
sudah terbentuk. Pada minggu pertama dan kedua, bayi masih mengalami pengaruh
estrogen dari ibunya.
 Masa kanak-kanak
Pertumbuhan alat-alat kelamin tidak memperlihatkan pertumbuhan yang berarti sampai
masa pubertas. Kadar hormon estrogen dan hormon gonadotropin lainnya sangat rendah.
2. Pubertas
Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Pubertas mulai
dengan awal berfungsinya ovarium dan berakhir pada saat ovarium sudah berfungsi mantap dan
teratur. Pubertas pada wanita mulai kira-kira pada umur 8-14 tahun. Kejadian penting pada
masa ini adalah pertumbuhan badan yang cepat, timbul ciri-ciri kelamin sekuder, menarche, dan
perubahan fisik. Perkembangan ini terutama disebabkan oleh estrogen.
3. Masa reproduksi
Merupakan masa terpenting pada wanita dan berlangsung kira-kira 33 tahun. Haid pada masa
ini paling teratur dan bermakna untuk kemungkinan kehamilan.
4. Masa Klimakterium termasuk menopause dan pasca menopause
 klimakterium, merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium,
yang bukan merupakan suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa peralihan yang
normal. Masa ini berlangsung sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause. Masa
premenopause, menopause dan pasca menopause dikenal sebagai masa klimakterium.
Klimakterium dapat dikatakan mulai sekitar 6 tahun sebelum menopause dan berakhir
kira-kira 6-7 tahun sesudah menopause. Pada wanita dalam masa ini, terjadi juga
keluhan-keluhan yang disebut sindroma klimakterik. Keluhan-keluhan ini dapat bersifat
psikis seperti mudah tersinggung, depresi, kelelahan, semangat kurang dan susah tidur.
Gangguan neurovegetatif dapat berupa hot flashes, keringat banyak, rasa kedinginan,
sakit kepala, dll.
 Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir yang disebabkan
menurunnya fungsi ovarium. Diagnosa dibuat setelah terdapat amenorea (tidak haid)
sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus yang lebih
panjang dengan perdarahan yang berkurang. Umumnya batas terendah terjadinya
menopause adalah umur 44 tahun. Menopause dapat terjadi secara artificial karena
operasi atau radiasi yang umumnya menimbulkan keluhan yang lebih banyak
dibandingkan dengan menopause alamiah.
5. Masa Senile
Pada masa ini telah tercapai keseimbangan hormonal yan baru sehingga tidka ada lagi gangguan
vegetatif maupun psikis. Yang mencolok pada masa ini adaah kemunduran alat-alat tubuh dan
kemampuan fisik sebagai proses menjadi tua. Dalam masa ini pula osteoporosis terjadi pada
wanita dengan intensitas yang berbeda. Walaupun sebab-sebabnya belum jelas betul, namun
berkurangnya hormon steroid dan berkurangnya aktivitas osteoblast memegang peranan dalam
hal ini. Ganggguan-gangguan lain yang dapat timbul antara lain vagina menjadi kering sehingga
timbul rasa nyeri pada waktu bersetubuh, nyeri pada waktu berkemih dan terasa ingin terus
buang air kecil.
Pengertian perubahan-perubahan fisiologis ini sangat berguna bagi wanita yang secara pasti akan
mengalami masalah ini dalam kehidupannya, sehingga ia bisa mempersiapkan diri sesuai dengan
pendidikan sosial ekonomi yang didapatnya.
Haid
Haid adalah perdarahan dari uterus yang keluar melalui vagina selama 5-7 hari, dan terjadi setiap 22
atau 35 hari. Yang merangsang menimbulkan haid adalah hormon FSH dan LH, prolaktin dari daerah
otak dan hormon estrogen serta progesteron dari sel telur yang dalam keseimbangannya menyebabkan
selaput lendir rahim tumbuh dan apabila sudah ovulasi terjadi dan sel telur tidak dibuahi hormon
estrogen dan progesteron menurun terjadilah pelepasan selaput lendir dengan perdarahan terjadilah
haid.

Turunnya hormon estrogen secara fisiologi dimulai pada masa klimakterium (usia 40-65 tahun).
(Gambar 1) Penurunan ini menyebabkan keluhan-keluhan yang mengganggu, diawali umumnya
dengan gangguan haid yang yang tadinya teratur, siklik, menjadi tidak teratur tidak siklik dan jumlah
darah dapat berkurang atau bertambah.

Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan ke II Perhimpunan Osteoporosis Indonesia , Makassar ,


25 Juli 2004.
Menopause adalah suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas
usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi karena
penurunan produksi hormon Estrogen yang dihasilkan Ovarium (indung telur ). Seorang wanita
dikatakan mengalami menopause bila siklus menstruasinya telah berhenti selama ± 12 bulan.
Berhentinya haid tersebut akan membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun
psikis.
Menopause adalah perdarahan terakhir dari uterus yang masih dipengaruhi oleh hormon-hormon dari
otak dan sel telur.
Pra menopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause dan pascamenopause adalah 3-5 tahun
setelah menopause.
Sedangkan ooporopause adalah terhentinya fungsi ovarium , berarti terhentinya produksi estrogen,
estron yang terjadi pada usia 55 – 56 tahun.
(Artikel from http://www.medicastore.com/nutrafor/isi.php?isi=pendahuluan)
Sistem Reproduksi Pada Manusia – Pria
Diarsipkan di bawah: Sistem reproduksi — gurungeblog @ 6:58 am
Tags: Sistem reproduksi Manusia, Pria, Laki laki

Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ


reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria.
Organ Reproduksi
Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
Organ Reproduksi Dalam
Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris.
Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah
sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan
dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.
Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan
yang disebut testoteron.
Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran
ejakulasi dan uretra.
Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis
berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
Vas deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas
dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya
terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari
epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra.
Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai
saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung
kemih.
Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang
dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan
hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari
vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.
Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang
terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang
merupakan sumber makanan bagi sperma.
Kelenjar prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar
prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk
kelangsungan hidup sperma.
Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra.
Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
Penis
Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa
jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons
korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang
rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu
rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan
mengembang (ereksi).
Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah
sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi
oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk
menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-
serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini
bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma
(spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu
tubuh.
Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis
mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang
mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan di epididimis.
Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan
epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus
terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250
lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang
disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan
luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak
diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk
membentuk sperma.
Pada tahap pertama spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23
kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe
A. Spermatogenia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah
beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid.
Setelah melewati beberapa minggu, setiap spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk
dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid. Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi
secara meiosis membentuk empat buah spermatid. Spermatid merupakan calon sperma yang belum
memiliki ekor dan bersifat haploid (n atau mengandung 23 kromosom yang tidak berpasangan). Setiap
spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma). Proses perubahan spermatid menjadi
sperma disebut spermiasi.
Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun,
setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan
ekor.
Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma. Pada bagian membran
permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom
mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung
ovum.
Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma. Badan sperma banyak
mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma.
Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsi
khusus untuk menyediakan makanan dan mengatur proses spermatogenesis.
Hormon pada Pria
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing
Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini
penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan
meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk
mensekresi testoteron
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli.
Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu
protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam
cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan
secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria
Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon,
seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak
adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam
skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic
gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil.
Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma
urealyticum atau virus herpes.
Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli
maupun bukan bakteri.
Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab
epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria
dewasa dapat menyebabkan infertilitas.

Anda mungkin juga menyukai