Anda di halaman 1dari 10

ESAI MORFOLOGI TUMBUHAN

FLOS (BUNGA)
Aushia Tanzih Al Haq
083204001

TOPOLOGI DAN SIMETRI PADA BUNGA


Bunga adalah penjelmaan tunas yang berfungsi sebagai alat reproduksi tumbuhan. Seperti bagian
tubuh tumbuhan yang lain, seperti batang, daun, dan akar, bunga pun tersusun atas bagian-bagian
tertentu. Pada umumnya, bunga tersusun atas bagian-bagian berikut:

Jumlah dan susunan bagian-bagian bunga tersebut menentukan penampang bunga secara
keseluruhan. Letak dan susunan bagian-bagian bunga dapat dibedakan menjadi:

a. Asiklik, apabila bagian-bagian bunga tersusun dalam bentuk heliks (spiral).


b. Siklik, apabila bagian-bagian bunga tersusun secara melingkar (whorled).
Berdasarkan jumlah lingkaran yang menyusunnya, bunga dengan tipe siklik dapat dibedakan
lagi menjadi:
 Pentasiklik, yaitu apabila bunga tersusun dalam lima lingkaran: 1 lingkaran sepala, 1
lingkaran petala, 2 lingkaran stamen (diplostemonus), dan 1 lingkaran carpela. Pada
tipe obdiplostemonus, stamen pada lingkaran paling luar duduk berseling dengan
petala.
 Tetrasiklik, yaitu apabila bunga tersusun dalam empat lingkaran: 1 lingkaran sepala,
1 lingkaran petala, 1 lingkaran stamen (haplostemonus), dan 1 lingkaran carpela.

Berdasarkan jumlah bagian penyusun bunga yang menyusun lingkaran tersebut, bunga tipe
siklik juga dapat dibedakan menjadi:

 Isosiklik, yaitu apabila jumlah bagian penyusun bunga memiliki jumlah yang sama
tiap lingkaran tempat duduknya (bersifat isomerik).
 Heterosiklik, yaitu apabila jumlah bagian penyusun bunga memiliki jumlah yang
tidak sama tiap lingkaran tempat duduknya (bersifat heteromerik).
c. Hemisiklik, apabila bagian-bagian bunga terletak dalam campuran susunan asiklik dan siklik.

1
Diagram bunga
Diagram bunga (floral diagrams) adalah suatu gambar yang melukiskan jumlah dan topologi (letak)
bagian-bagian bunga. Pada diagram ini, seluruh bagian-bagian bunga dipotong melintang dan
diproyeksikan dalam bidang datar. Terdapat dua jenis diagram bunga, yaitu:

1. Diagram empirik, yaitu diagram bunga yang melukiskan bagian-bagian bunga yang ada
secara nyata. Diagram empirik tidak mengubah topologi bunga yang digambarkannya.
2. Diagram teoritik, yaitu diagram bunga yang melukiskan bagian-bagian bunga yang ada
secara nyata dan interpretasinya secara teori. Jadi, singkatnya, diagram teoritik mengubah
topologi bunga yang digambarkannya sehingga sesuai dengan teori (meskipun bagian bunga
yang bersangkutan sudah tidak ada lagi). Berbeda dengan diagram empirik, diagram teoritik
tidak merefleksikan keadaan bunga yang faktual.

Pembuatan diagram bunga dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

1. Menentukan letak bunga


a. Flos terminalis, yaitu bunga terletak di ujung batang
b. Flos axillaris, yaitu bunga terletak di ketiak daun
2. Menentukan bagian-bagian bunga yang akan dibuat diagram serta jumlah lingkaran yang
menyusunnya, antara lain:
a. Epicalyx (kelopak tambahan)
b. Calyx (kelopak)
c. Corolla (mahkota)
d. Stamen (benang sari)
e. Pistilum (putik)
3. Menggambar lingkaran konsentris sesuai jumlah bagian-bagian bunga yang akan digambar
4. Untuk flos axillaris, dibuat garis tegak lurus yang membagi diagram menjadi dua bagian.
Bidang yang dibuat melalui sumbu ini disebut bidang median. Di atas bidang median,
kemudian dibuat lingkaran kecil sebagai penampang melintang batang. Di bawah bidang
median, bracte (daun pelindung) digambarkan dengan segitiga kecil dengan ujung
melengkung.
5. Menentukan jumlah bagian-bagian penyusun bunga
a. Sepal (daun kelopak dan kelopak tambahan kalau ada)
b. Petal (daun mahkota)
c. Stamen (benang sari)
d. Karpelum (daun buah/stigma)

2
6. Menentukan susunan bagian penyusun bunga terhadap sesamanya
a. Petal (berlekatan, lepas, tumpang tindih)
b. Sepal (berlekatan, lepas, tumpang tindih)
c. Stamen (berlekatan, lepas)
d. Putik (berlekatan, lepas)
7. Menentukan bentuk bagian penyusun bunga
a. Petal (digambar dalam bentuk segi tiga)
b. Sepal (bentuk segi tiga dengan salah satu sudutnya melengkung)
c. Stamen (bentuk bulat)
d. Daun buah (setengah lingkaran)
8. Menentukan letak masing-masing bagian penyusun bunga terhadap bagian bunga yang lain
a. Berhadapan
b. Berseling
c. Berselang seling
9. Setelah jumlah, susunan, bentuk, dan letak bagian-bagian penyusun bunga diketahui, dapat
dibuat gambar penampang melintang sepal, petal, stamen, putik, dan bakal buah berturut-
turut dari luar ke dalam pada lingkaran-lingkaran konsentris yang telah dibuat sebelumnya.
Contoh:

kiri: Juncus (Juncaceae) - tengah: Poaceae - kanan: Lilium (Liliaceae)

kiri: Iris (Iridaceae) - tengah: Acorus (Araliaceae) - kanan: Tilia (Tiliaceae)

3
Keterangan: bracte - axis: abu-abu - sepals: hijau - petals: ungu - stamens: kuning - carpels:
coklat
Daun dalam Kuncup
Ketika bunga berada dalam keadaan kuncup, bagian-bagian bunga yang berupa daun terlihat saling
menumpuk atau terlipat satu sama lain. Keadaan ini dapat dijadikan identifikasi untuk mengetahui
urutan perkembangan bagian-bagian bunga. Keadaan bagian bunga sewaktu dalam kondisi kuncup
dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Pelipatan (vernatio)
a. Tergulung (circinate); Gb.73
b. Terlipat tidak beraturan (corrugate); Gb.78
c. Terlipat ke dalam sepanjang ibu tulang (conduplate); Gb.71
d. Tergulung ke dalam menurut garis bujur (involute) Gb.80
e. Tergulung ke dalam menurut garis bujur (revolute); Gb.81
f. Rata/tidak terlipat (planate); Gb.75
g. Tergulung ke satu arah menurut garis bujur (convolute) Gb.79
h. Tergulung sepanjang tulang cabang (plicate); Gb.77

2. Letak daun dalam kuncup terhadap sesamanya (aestivatio)

4
a. Terbuka (aperta), apabila sepal atau petal tidak bersentuhan satu sama lain.
b. Berkatup (valvata), apabila sepal atau petal bersentuhan satu sama lain.
c. Berkatup dengan tepi melipat ke dalam (induplicativa)
d. Berkatup dengan tepi melipat ke luar (reduplicativa)
e. Menyirap (imbricata), apabila sepal atau petal menutupi satu sama lain.
 Mengikuti rumus 2/5 (quincuncial)
 Terpuntir (contort), apabila sepal atau petal seakan terpuntir dengan arah
putaran tertentu, yaitu ke kiri atau ke kanan.
 Kokhlearis (cochleate), umumnya terjadi pada bunga dengan 5 corolla: dengan 1
daun terletak di bagian dalam; 1 daun terletak di bagian luar; 1 sepal atau lima
petal; 1 terletak di luar, 1 terletak di dalam, dan 3 lainnya di tepi. Letak daun
kokhlearis dapat dibedakan menjadi:
- Kokhlearis proksimal (paratact),
jika daun yang terdalam
berbatasan langsung dengan
daun yang terluar. Contoh:
Jasminum
- Kokhlearis distal (apatact), jika
daun yang terdalam dan daun
yang berada terluar dibatasi
suatu segmen lain sehingga
letaknya tidak berbatasan
langsung.

Sementara itu, berdasarkan letak


daun terdalam dalam bidang
median, letak daun kokhlearis dapat
dibedakan menjadi:

- Kokhlearis naik, misalnya pada


Caesalpiniaceae
- Kokhlearis turun, misalnya pada
Papilionaceae

Dalam pembuatan diagram bunga,


berdasarkan ada tidaknya profil, aestivatio dibagi menjadi:

1. Aestivatio profilate, apabila:


 Profil tunggal, maka lingkaran pertama tempat duduknya calyx pada
diagram bunga selalu berlawanan arah terhadap profil.
 Dua profil, maka terdapat dua kemungkinan: 1) profil diletakkan
pada posisi 2/5 secara melingkar dimulai dari tempat duduk calyx
yang paling luar; 2) lingkaran pertama tempat duduk calyx terletak
secara diametris berlawanan arah terhadap profil.

5
2. Aestivatio eprofilate, apabila pada struktur bunga tidak terdapat profil,
maka dua bagian bunga pertama (calyx dan corolla) menempati bagian
diagram bunga yang seharusnya ditempati profil.

Simetri pada Bunga

Diagram bunga seringkali menunjukkan sifat simetris bunga secara lebih jelas daripada apabila kita
melihat bunga tersebut secara langsung. Untuk mengetahui sifat simetris bunga, kita dapat
melakukan tiga jenis cara, yaitu translasi, rotasi, dan refleksi. Simetri translasional terjadi apabila
kesamaan bagian-bagian penyusun bunga ditemukan saat kita memperpanjang garis lurus sepanjang
sumbu. Simetri rotasional terjadi apabila kesamaan bagian-bagian penyusun bunga ditemukan saat
kita memutarnya sepanjang sumbu. Simetri refleksional terjadi apabila kesamaan bagian-bagian
penyusun bunga ditemukan seperti bayangan cermin (dua bagian yang sama dan sebangun). Sifat
simetri bunga ini dapat dibedakan menjadi berikut:

1. Radial simetri (actinomorphus/regularis/polysimetris): banyak bidang simetri (lebih dari dua)


Misal : Lombok (Capsicum annuum L), tembakau (Nicotiana tabaccum L)

Tipe simetri (kiri) dan bentuk bunga (kanan) actinomorphus


2. Monosimetri (zygomorphus): hanya dapat dibagi oleh bidang simetri dalam satu jurusan
Misal : Anggrek (Orchidaceae), kacang-kacangan (Papilionaceae)

6
Tipe simetri (kiri) dan bentuk bunga (kanan) zygomorphus
3. Bilateral simetri (disimetris): dapat dibagi oleh dua bidang simetri dalam dua jurusan
Misal : Lobak (Raphanus sativus), Cruciferae
4. Asimetri (asymmetrus) : tidak mempunyai bidang simetri sama sekali. Misal : Cannaceae dan
Marantaceae

Rumus Bunga
Selain dengan diagram bunga, jumlah dan topologi bagian-bagian penyusun bunga dapat dinyatakan
dengan rumus bunga. Rumus bunga dapat didefinisikan sebagai rangkuman keadaan bunga yang
dinyatakan dengan huruf, angka, dan lambang yang memberikan informasi ataupun gambaran
mengenai jumlah dan topologi (letak) bagian-bagian penyusun bunga.
Lambang
1. Kelamin bunga
♂ = Bunga jantan
♀ = Bunga betina
♀ = Bunga hermaphrodit
2. Simertis bunga
↑ = Zygomorphus
☼ = Actinomorphus
3. Bagian-bagian penyusun bunga
- Epicalyx (E)
- Kalyx (K)
- Corolla (C)
- Perianthium (P)
- Stamen →Androsium (A)
- Putik → Ginosium (G)
4. Jumlah bagian-bagian penyusun bunga
Angka yang menyertai lambang bagain-bagian penyusun bunga
Jumlah banyak / tak terhingga diberi tanda ( ~ )
5. Keadaan bagian-bagian penyusun bunga
- Bagian-bagian bunga berlekatan = ada tanda kurung ( )
- Bagian-bagian bunga lepas = tidak ada tanda kurung
- Bagian bunga bergabung= tanda sambung /
- Ovarium di atas dasar bunga (suferus/menumpang)

7
= diberi garis bawah pada angka yg menyertai huruf G3
- Ovarium di bawah dasar bunga (inferus/ tenggelam)
= diberi garis di atas angka yang menyertai huruf G 3
- Ovarium di tengah dasar bunga (semi inferus/ tengah)
= tanpa ada garis pada angka yang menyertai huruf G

Contoh:

Primrose
K(5)C(5)A5G(5)

Artinya, terdapat 5 kalyx yang berlekatan satu


sama lain; 5 corolla yang berlekatan satu sama
lain; 5 androsium (stamen); dan 5 ginosium yang
menumpang (superus). Kalyx dan androsium
bergabung satu sama lain.

RESEPTAKEL (DASAR BUNGA)


Bentuk bunga ditentukan oleh struktur reseptakel meskipun bagian ini tidak
selalu nampak secara eksternal. Reseptakel disebut juga dasar bunga

8
(floral axis) atau torus. Meskipun pada sebagian besar tumbuhan tereduksi, reseptakel umumnya
menebal dan melebar seperti cakram. Reseptakel berbentuk spherik atau silindris. Berdasarkan
letaknya terhadap ginosium, reseptakel dapat dibedakan menjadi tiga jenis:

1. Hipogin (hypogynous), apabila reseptakel terletak di bawah ginosium, sehingga ovarium


terletak superior.
2. Perigin (perigympus), apabila reseptakel terletak di sekitar ginosium. Ovarium dilingkupi
sumbu yang berbentuk piala (tetapi tidak menyatu) dann tetap terletak superior.
3. Epigin (epigynous), apabila reseptakel terletak di atas ginosium. Ovarium tertutup dan
menyatu dengan sumbu yang berbentuk piala; terletak inferior.

Bentuk reseptakel sendiri dapat dibedakan menjadi:

1. Rata, apabila semua bagian bunga duduk sama tinggi di atas reseptakel.
2. Kerucut, apabila putik duduk pada reseptakel bersama bakal buah pada posisi yang paling
tinggi.
3. Cawan, apabila putik duduk pada bagian yang lebih rendah daripada calyx dan corolla pada
dasar bunga. Putik mempunyai bakal buah yang bebas dan tidak melekat pada reseptakel.
4. Mangkuk, apabila putik duduk pada bagian yang lebih rendah daripada calyx dan corolla
pada dasar bunga. Sebagian bakal buah berlekatan dengan tepi reseptakel.

Taji aksial
Banyak taji aksial yang dianggap sebagai bagian dari struktur bunga. Untuk mengatasi hal ini, kita
harus membedakan antara taji aksial dengan taji yang merupakan perpanjangan sepala atau petala.
Perkembangan taji aksial yang paling jelas terdapat pada bunga Nasturtium. Reseptakel terbentuk
pada tahap yang paling lambat dari perkembangan bunga.

TENDA BUNGA (PERIGONIUM/PERIANTH)

Tenda bunga (perigonium atau perianth) adalah hiasan bunga, meliputi


calyx dan corolla, yang tidak dapat dibedakan lagi antara keduanya.
Secara embriologis, tenda bunga berasal dari diferensiasi daun yang
berada pada tahap intermediat antara tropofil dan sporofil. Meskipun

9
demikian, asal mausal tenda bunga ini masih menjadi perdebatan diantara ahli botani. Beberapa
pendapat tersebut adalah:

1. Tenda bunga berasal dari daun pelindung (bracte) karena perpindahan dan perubahan
tropofil menuju bentuk petal atau profil.
2. Tenda bunga berasal dari bentuk pertahanan bentuk sporofil terhadap modifikasi
mikrosporofil yang steril
3. Calyx berasal dari bractea yang mendahului perkembangan bunga, sedangkan corolla
berasal dari stamen.
4. Calyx berasal dari bractea sedangkan corolla berasal dari bagian yang lain.

10

Anda mungkin juga menyukai