Anda di halaman 1dari 31

Financial Management Reform - USDRP Kab.

Sidenreng Rappang

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PEMBARUAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (PPKD)


FINANCIAL MANAGEMENT REFORM

Oleh :
Drs. Darmanto, SE. MP.
(UIDP Individual Consultant)

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


-1-
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Otonomi Daerah telah menjadi salah satu kebijakan
pemerintah yang memiliki pengaruh strategis dari segi tatanan
politik, hukum, dan ekonomi. Paradigma / pandangan masyarakat
pada umumnya akan membentuk suatu pengertian tertentu
didalam dinamika perkembangan kehidupan masyarakat, bahkan
dapat mengembangkan prinsip atau pengertian tertentu menjadi
lebih luas dan terperinci. Paradigma baru didalam perkembangan
masyarakat modern, antara lain adalah :
• Keterbukaan (transparency)
• Peningkatan efisiensi (efficiency)
• Tanggungjawab yang lebih jelas (responsibility)
• Kewajaran (fairness).
Proses reformasi dan krisis multidimensional (ekonomi,
moneter, hukum, politik) di Indonesia mendorong berkembangnya
paradigma tersebut dan sering disebut sebagai good governnance.
Paradigma tersebut diantaranya juga mendorong adanya reformasi
manajemen keuangan daerah.
Sebagaimana tertuang di dalam Undang-undang No.32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan Undang-undang No.33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah, bahwa pencanangan kebijakan untuk
memperbesar dan memperkuat otonomi daerah dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia, pada prinsipnya merupakan hasil dari
bekerjanya dua kekuatan. Pertama, kekuatan internal dalam negeri

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


-2-
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

berupa gerakan reformasi yang dilakukan oleh segenap masyarakat


di tanah air dengan tuntutannya demokratisasi di segala bidang
kehidupan. Kedua, kekuatan supra nasional berupa globalisasi
dengan berbagai konsekuensi dan implikasinya yang memerlukan
respon dalam negeri melalui proses penyesuaian terhadap struktur
dan mekanisme kepemerintahan demokratik di tingkat lokal.
Salah satu hal yang menonjol di bidang keuangan publik
sebelum sebelum diberlakukannya kedua Undang-undang tersebut
adalah terjadinya hubungan yang sangat asimetris antara
Pemerintah Pusat dan Daerah, yang ditandai dengan sangat
tergantungnya Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat.
Meskipun Pemerintah Daerah sebenarnya diperkenankan untuk
menggali dan mengembangkan sumber-sumber penerimaan,
namun Pemerintah Daerah tidak mampu mengembangkannya
karena selain secara administrasi relatif sulit, sumber penrimaan
utama telah dimonopoli oleh Pemerintah Pusat.
Menurut Undang-undang tersebut, kewenangan daerah
menjadi sangat luas. Kewenangan daerah mencakup kewenangan
seluruh bidang pemerintahan kecuali bidang politik luar negeri,
pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta
bidang lain yang strategis. Bidang pemerintahan yang wajib
dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten dan Daerah Kota meliputi :
pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan,
pertanian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman
modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi, dan
ketenagakerjaan.
Disamping kewenangan sektoral, daerah juga mempunyai
wewenang dalam mengelola suber daya nasional yang tersedian di
wilayahnya dan bertanggungjawab menjaga / memelihara

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


-3-
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

kelestarian lingkungan. Selanjutnya daerah yang memiliki laut juga


memiliki kewenangan dalam eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan
pengelolaan kekayaan laut sebatas wilayah laut tersebut.
Namun demikian, untuk menyelenggarakan otonomi secara
luas khususnya dalam menjalankan tugas-tugas yang menjadi
kewenangan dan kemampuan keuangan daerah, selanjutnya dalam
otonomi daerah bahwa penyelenggaraan tugas Pemerintah Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dibiayai dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Adapun
penerimaan daerah yang dimaksud terdiri dari 4 (empat) komponen
utama yaitu : (1) Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan,
Pinjaman Daerah, dan Pendapatan Lain-lain yang syah.
Dana perimbangan terdiri dari tiga komponen utama yaitu :
(a) bagian daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan
Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA), (b) Dana Alokasi Umum, dan
(c) Dana Alokasi Khusus. Bagi daerah, dana perimbangan ini sangat
tergantung dari kemampuan pemerintah pusat untuk menggali
berbagai sumber daerah. Oleh karena itu, dalam otonomi daerah
dana perimbangan ini sedapat mungkin tidak menjadi sumber
terpenting bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Apabila hal ini terjadi maka keuangan daerah akan tergantung dari
keuangan pusat, dan ini tidak sesuai dengan semangat otonomi.
Sedangkan sumber dari pinjaman daerah untuk beberapa tahun
mendatang, dengan berbagai kendala dalam infrastruktur
keuangan yang relatif belum berkembang, nampaknya masih sulit
untuk bisa diandalkan (Halim & Nasir, 2006). Pada akhirnya dapat
diambil suatu simpulan bahwa dalam otonomi daerah, sumber

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


-4-
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

keuangan asli daerah harus menjadi andalan utama bagi


pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

1.2. Tujuan dan Sasaran


USDRP dirancang sebagai program untuk mewujudkan
kemandirian daerah dalam penyelenggaraan pembangunan
kawasan perkotaan melalui pelaksanaan agenda reformasi dan
pendekatan partisipatif masyarakat, yang ditujukan untuk
meningkatkan kapasitas daerah dan mewujudkan pelaksanaan
pemerintahan yang baik (good governance).
Secara umum, Program USDRP ini memiliki tujuan yang mulia
bagi pembangunan daerah yaitu (1) Mewujudkan kemandirian
daerah dalam pembangunan infrastruktur perkotaan sesuai
kebutuhan masyarakat (demand); (2) Menyediakan pelayanan
publik dan pelayanan prasarana dan sarana perkotaan yang
berkelanjutan; dan (3) Mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan
pengurangan tingkat kemiskinan (sebagai multiplier effect) melalui
peningkatan pelayanan prasarana dan sarana perkotaan.
Adapun secara lebih terperinci tujuan yang ingin dicapai dari
program ini adalah sebagai berikut :
1) Memperbaiki manajamen pemerintahan daerah
melalui : (i) peningkatan partisipasi masyarakat dalam
pengambilan keputusan dan monitoring, (ii) pemakaian
kebijakan pengungkapan informasi publik yang lebih luas, dan
(iii) reformasi dalam upaya memperoleh dan mengelola
keuangan daerah.
2) Meningkatkan / memperkuat kapasitas
kelembagaan untuk memformulasi rencana-rencana dan

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


-5-
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

strategi-strategi pengembangan derah dalam jangka panjang,


baik ekonomi lokal maupun strategi pengentasan kemiskinan.
3) Mengembangkan kapasitas kelembagaan
daerah dan meningkatkan profesionalisme para pemimpin
daerah.
4) Meningkatkan kapasitas fiskal dengan cara
merasionalisasikan pengeluaran dan meningkatkan
pendapatan.
5) Meningkatkan investasi / pembiayaan daerah
yang mendukung layanan, mempromosikan pembangunan
ekonomi lokal dan mempercepat pengentasan kemiskinan.
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka sasaran dari
program ini adalah sebagai berikut :
1) Lembaga-lembaga pemerintahan daerah kabupaten,
terutama yang relevan dengan persoalan pengelolaan
keuangan daerah, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
2) Lembaga-lembaga swasta yang diharapkan dapat
memberikan kontribusi terhadap penerimaan daerah dalam
bentuk pajak, retribusi, maupun lainnya.
3) Masyarakat umum atau publik, yang merupakan sasaran
utama yang akan berpartisipasi dan memperoleh layanan
terbaik (optimal) dari pemerintah.

1.3. Lingkup Pekerjaan


Sebagaimana dikemukakan pada TOR (term of reference),
bahwa ruang lingkup dari pekerjaan ini adalah tidak hanya terbatas
pada hal-hal sebagai berikut :

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


-6-
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

A. Mengkoordinasikan dan membantu pemda/pemkot


peserta USDRP dalam melakukan review dan
pemutakhiran rencana tindak reformasi pengelolaan
keuangan daerah. Agenda reformasi finansial yang telah
ada dikembangkan selama persiapan proyek dari tahun
2004/2005. Sejak itu, ULG telah mengimplementasikan
beberapa dari aktivitas yang digariskan atau ditentukan
dalam agenda reformasi. Peraturan baru yang berkaitan
dengan manajemen finansial daerah sudah dikeluarkan
secara terus-menerus oleh pemerintah pusat. Maka dari itu
perlu meninjau kemajuan untuk memperbaharui dan
mengidentifikasi hambatan-hambatan dan strategi untuk
lebih mempercepat penerapan agenda reformasi finansial
menurut peraturan terbaru.
Konsultan akan memastikan bahwa pemerintah daerah akan
menghasilkan :
a. Laporan perkembangan implementasi setengah
tahunan (IPR) dalam reformasi manajemen finansial,
termasuk rekomendasi untuk mengatasi hambatan dan
untuk mempercepat implementasi agenda reformasi (FM),
demikian juga dalam mengidentifikasi kebutuhan
pembangunan kapasitas.
b. Rencana tindakan reformasi manajemen finansial
yang terus diperbaharui sebagai bagian dari agenda
reformasi yang sudah ada dari pemerintah daerah (surat
keputusan bupati/walikota mengenai agenda reformasi
dalam 3 bidang), dan ini harus dilakukan setiap tahun.

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


-7-
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

B. Mengkoordinasikan dan membantu pemda/pemkot


peserta USDRP dalam membangun kerangka
kelembagaan dan hukum reformasi pengelolaan
keuangan daerah.
Manajemen finansial pada level pemerintah daerah
melibatkan badan-badan/unit-unit/SKPD yang
bertanggungjawab atas pendapatan, menajemen finansial,
dan aset, administrasi finansial/anggaran, dan pengendalian
finansial dan anggaran.
B.1. Konsultan akan memastikan bahwa output berikut akan
diselesaikan oleh masing-masing ULG :
a. Memastikan bahwa SEKDA akan memimpin dan
mengkoordinasikan penerapan keseluruhan agenda
reformasi finansial. Sebuah S.K. Bupati/ Walikota untuk
menunjuk komite reformasi manajemen finansial yang
akan bertanggung jawab untuk melaksanakan
penerapan reformasi manajemen finansial mungkin
harus dikeluarkan untuk memastikan bahwa akan ada
koordinasi dan sinergi dalam penerapan agenda
reformasi FM.
b. Sebuah PERDA tentang prinsip manajemen finansial
daerah sesuai dengan PP No 58/2005, Permendagri
13/2006, dan Permendagri 59/2007;
c. S.K. Bupati/Walikota tentang sistem dan prosedur
persiapan dan pelaksanaa APBD termasuk syarat-
syaratnya.
d. Alokasi anggaran tahunan yang cukup dalam APBD
untuk mendukung aktifitas reformasi manajemen
finansial.

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


-8-
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

B.2. Konsultan akan harus meninjau 3 poin pertama di atas


(B1.a, B1.b, dan b1.c) dan menyediakan rekomendasi
untuk mengisi kesenjangan antara apa yang
dipersyaratkan oleh peraturan GOI dengan peraturan
daerah. Ini juga termasuk mengidentifikasi kebutuhan
peraturan pembangunan kapasitas pemerintah daerah
untuk memperbaiki peraturan daerah.

C. Realisasi dan Komprehensivitas Anggaran.


Konsultan akan membantu BPKD atau SKPD yang relevan
untuk mencapai:
a. Pemantauan yang lebih kuat dan tanggung jawab atas
semua dana publik yang dihasilkan atau diterima oleh
kabupaten/kota.
b. Prosedur yang lebih kuat dalam pemberian surat kuasa
untuk pengeluaran anggaran.
Konsultan akan secara terus-menerus memantau dan secara
teratur menyiapkan laporan mengenai tercapainya output di
atas, menurut rencana yang sudah disetujui sebelumnya dan
indikator intermediet pencapaian dengan pemerintah daerah.
Konsultan juga akan membantu pemerintah daerah untuk
mencapai output tersebut.

D. Pengawasan dan Pelaksanaan Anggaran.


Konsultan akan membantu BPKD atau SKPD yang relevan
untuk mencapai :
a. Tanggung jawab yang lebih baik dari kepala SKPD untuk
mematuhi peraturan.
b. Kontrol finansial yang lebih baik atas manajemen dana
masyarakat.

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


-9-
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

Konsultan akan secara terus-menerus memantau dan secara


teratur menyiapkan laporan mengenai tercapainya output di
atas menurut rencana yang sudah disetujui sebelumnya dan
indikator intermediet pencapaian dengan pemerintah daerah.
Konsultan juga akan harus membantu pemerintah daerah
untuk mencapai output tesebut.

E. Pengelolaan Pendapatan.
Konsultan akan membantu BPKD atau SKPD yang relevan
untuk memperkuat prosedur dan sistem pengumpulan
pendapatan.
Konsultan akan secara terus menerus memantau dan secara
teratur menyiapkan laporan mengenai tercapainya output di
atas menurut rencana yang sudah disetujui sebelumnya dan
indikator intermediet pencapaian dengan pemerintah daerah
konsultan akan juga membantu pemerintah daerah untuk
mencapai output di atas.

F. Sistem Akuntansi Pelaporan.


Konsultan akan membantu SKPD yang relevan untuk
menerapkan transparansi yang lebih besar dalam manajemen
finansial daerah. Konsultan akan secara terus menerus
memantau dan secara teratur menyiapkan laporan mengenai
tercapainya output di atas, menurut rencana yang sudah
disetujui sebelumnya dan indikator intermediet pencapaian
dengan pemerintah daerah konsultan akan juga membantu
pemerintah daerah untuk mencapai output tersebut sebagian
dinyatakan dalam peraturan daerah.

G. Audit Internal dan Eksternal.

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


- 10 -
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

Konsultan akan membantu SKPD yang relevan untuk


memperkuat efektivitas fungsi audit internal. Konsultan akan
secara terus-menerus memantau dan secara teratur
mengenai tercapainya output di atas menurut rencana yang
sudah disetujui sebelumnya dan indikator intermediet
pencapaian dengan pemerintah daerah, konsultan akan juga
membantu pemerintah daerah untuk mencapai output
tersebut.

1.4. Stakeholder Yang Dilibatkan


Sebagaimana telah disebutkan diatas, bahwa ruang lingkup
pekerjaan konsultan meliputi koordinasi hingga memperkuat
efektivitas fungsi audit internal. Oleh karena itu stakeholder yang
akan dilibatkan dalam rangka terlaksananya pekerjaan dan
tercapainya tujuan program reformasi pengelolaan keuangan
daerah, antara lain adalah tidak terbatas pada : SEKDA, BAPPEDA,
DISPENDA hingga BPKD atau SKPD-SKPD yang relevan dengan
program ini.

1.5. Struktur Laporan


Laporan Dua Mingguan merupakan salah satu jenis laporan
yang harus disusun oleh Konsultan Individual didalam
melaksanakan tugasnya. Laporan Dua Mingguan ini terdiri dari 4
(empat) bab ditambah lampiran-lampiran yang diperlukan, dengan
perincian sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan dan Sasaran
1.3. Lingkup Pekerjaan

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


- 11 -
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

1.4. Stakeholder Yang Dilibatkan


1.5. Struktur Laporan
BAB II. PROFIL DAERAH
2.1. Profil Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang
2.2. Profil dan Status Sub Proyek
2.3. Baseline Agenda Reformasi (Status September 2008)
BAB III. AKTIVITAS DAN KOORDINASI
3.1. Aktivitas/Koordinasi Yang Dilakukan
3.2. Hasil/Kesepakatan Koordinasi
BAB IV. PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT
4.1. Permasalahan
4.2. Tindak Lanjut
LAMPIRAN
• Lembar Waktu (Time Sheet)
• Notulensi
• Daftar Hadir.

BAB II
PROFIL DAERAH

2.1. Profil Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang


2.1.1. Visi dan Misi
Kabupaten Sidenreng Rappang mempunyai Visi : Mewujudkan
Sidenreng Rappang sebagai pusat pengembangan agribisnis,
mandiri, berbudaya, dan religius. Adapun misi yang diemban adalah
:

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


- 12 -
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

• Optimalisasi pemanfaatan sumber daya pembangunan


berdasarkan prinsip ekonomi kerakyatan melalui usaha
diversifikasi, intensifikasi, dan rehabilitasi.
• Mengembangkan sumber-sumber pertumbuhan
agribisnis yang berwawasan lingkungan.
• Membangun kemandirian masyarakat melalui
pendekatan kelembagaan dengan mengembangkan kemitraan
usaha.
• Mewujudkan aparatur daerah yang tanggap terhadap
kebutuhan masyarakat dalam rangka meningkatkan fungsi
pelayanan dan pengelolaan administrasi daerah yang baik dan
bersih.
• Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang
berkepribadian, dinamis kreatif dan budaya tahan terhadap
pengaruh globalisasi.
• Mewujudkan nilai-nilai keagamaan dan budaya lokal
sebagai pedoman dan sumber kearifan guna meningkatkan
kualitas tatanan kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara.

2.1.2. Letak Geografis


Kabupaten Sidenreng Rappang atau Sidrap dengan
ibukotanya Pangkajene berjarak + 183 km dari Kota Makassar,
Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, dengan luas wilayahnya
mencapai 1.883,25 km2, yang secara administrative terbagi dalam
11 kecamatan, 38 kelurahan, dan 65 desa.
Secara geografis, Kabupaten ini terletak di sebelah Utara Kota
Makassar, tepatnya diantara titik koordinat :

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


- 13 -
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

3043 – 4009 Lintang Selatan, dan


119041 – 120010 Bujur Timur.
Posisi Wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kabupaten Pinrang
Sebelah Timur : Kabupaten Luwu dan Wajo
Sebelah Selatan: Kabupaten Barru dan Soppeng
Sebalah Barat : Kabupaten Pinrang dan Kota Parepare.

2.1.3. Topografi Wilayah


Kabupaten Sidenreng Rappang terletak pada ketinggian
antara 10 m – 1500 m dari permukaan laut. Keadaan Topografi
wilayah di daerah ini sangat bervariasi berupa wilayah datar seluas
879,85 km2 (46,72%), berbukit seluas 290,17 km2 (15,43) dan
bergunung seluas 712,81 km2 (37,85%).
Jumlah penduduk sampai dengan tahun 2006 adalah 246.879
jiwa yang terdiri dari 122.492 jiwa laki-laki dan 130.387 jiwa
perempuan.
Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang memiliki dua jenis
musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi
pada bulan April-September dan musim kemarau terjadi pada bulan
Oktober-Maret. Suhu Udara mencapai 250 – 270 C, dan Altitude
mencapai 100 – 150 m dpl.

2.1.4. Sosial Budaya


Pendidikan
Dari tahun ke tahun partisipasi seluruh masyarakat dalam
dunia pendidikan semakin meningkat, hal ini berkaitan dengan
berbagai program pendidikan yang dicangkan pemerintah untuk

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


- 14 -
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

lebih meningkatkan kesempatan masyarakat dalam mengenyam


bangku pendidikan.
Peningkatan partisipasi pendidikan untuk memperoleh
kesempatan dalam bidang pendidikan tentunya harus diikuti
dengan berbagai peningkatan sarana fisik pendidikan dan tenaga
pendidik yang memadai. Fasilitas pendidikan di Kabupaten
Sidenreng Rappang cukup memadai, dimana sarana yang ada mulai
dari tingkat Sekolah Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Tingkat Pertama, dan Sekolah Menengah Tingkat Atas.

Kesehatan
Ketersediaan sarana kesehatan berupa Rumah Sakit,
Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), Balai Pengobatan dan
BKIA / Rumah Bersalin selama Tahun 2006 jumlahnya relative tidak
mengalami perubahan. Disamping penyediaan sarana kesehatan
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
maka usaha penyediaan tenaga kesehatan juga diharapkan dapat
ditingkatkan. Tercatat ada sebanyak 2 (dua) buah Rumah Sakit, 13
Puskesmas, 37 Pustu, 2 (dua) Balai Pengobatan, 2 (dua) BKIA /
Rumah Bersalin dan 1 (satu) Klinik. Adapun tenaga medis yang
tersedia terdiri dari 18 orang dokter umum, 10 orang dokter gigi, 97
orang perawat, 84 orang bidan praktek, dan 82 tenaga kesehatan
lainnya.

Agama
Tempat peribadatan umat Islam yang berupa masjid /
langgar, dan musholla masing-masing berjumlah 313 dan 2 buah.

2.1.5. Potensi Daerah

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


- 15 -
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura


Keadaan alam yang potensial didukung oleh masyarakat yang
sebagian besar merupakan petani memungkinkan dapat
dikembangkan berbagai jenis tanaman, baik untuk skala kecil
maupun besar.
Pengembangan sektor Pertanian tanaman pangan dan
hortikultura ini memberikan suatu keuntungan bagi Kabupaten
Sidenreng Rappang, yang perekonomiannya berbasis pada sector
pertanian, dengan luas, potensi serta letak geografis yang
mendukung bagi pengembangan sektor ini. Dalam pengembangan
sektor ini pemerintah mendukung sepenuhnya dengan program-
program yang ditujukan untuk membantu petani serta peningkatan
taraf hidupnya.
Komoditi-komoditi Unggulan Kabupaten Sidenreng Rappang
Sektor Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura antara lain :
- Tanaman Padi
- Tanaman Jagung
- Tanaman Ubi Kayu
- Tanaman Ubi Jalar
- Tanaman Kacang Tanah
- Tanaman Kacang Kedelai
- Tanaman Kacang Hijau
- Tanaman Ketimun
- Tanaman Terung
- Tanaman Cabe Besar
- Tanaman Cabe Rawit
- Tanaman Tomat
- Tanaman Kacang Panjang
- Tanaman Kangkung

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


- 16 -
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

- Tanaman Bayam
- Tanaman Pisang
- Tanaman Jambu Biji
- Tanaman Mangga
- Tanaman Jeruk Siam
- Tanaman Pepaya
- Tanaman Salak
- Tanaman Nangka
- Tanaman Sukun.

Potensi Perkebunan
Pengembangan sektor perkebunan diarahkan untuk
meningkatkan produksi dan produktivitas, perbaikan mutu hasil dan
pengembangan agribisnis komoditi perkebunan. Pengembangan
sector perkebunan memberikan suatu keuntungan bagi Kabupaten
Sidenreng Rappang karena letak geografis yang mendukung
sepenuhnya dengan program-program yang ditujukan untuk
membantu petani serta peningkatan taraf hidupnya.
Adapun jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan di
Kabupaten Sidenreng Rappang antara lain adalah :
- Kelapa
- Coklat / Kakao
- Jambu Mete
- Lada
- Kopi
- Kemiri
- Cengkeh.

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


- 17 -
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

Kehutanan
Sektor kehutanan yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang
yaitu : Hutan lindung, hutan produksi terbatas, hutan lahan kritis,
dan hutan suaka alam. Lebih jelasnya gambaran kehutanan
Kabupaten Sindereng Rappang dapat dilihat pada table berikut ;
1. Hutan Produksi Terbatas
2. Hutan Lindung
3. Hutan Suaka Alam.

Peternakan
Sektor Peternakan merupakan sektor unggulan di Kabupaten
Sidenreng Rappang. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya
peternakan, baik ternak besar maupun ternak kecil. Pola
peternakan selama ini hanya mengandalkan lahan padang rumput
yang ada di Kabypaten Sidenreng Rappang dengan luas 19.154 Ha,
yang tersebar di 9 (sembilan) kecamatan.
Khususnya ternak kecil (unggas), sektor ini sangat potensial
untuk dikembangkan dilihat dari berbagai aspek, seperti aspek
lahan, kelayakan sosial ekonomi, infrastruktur,dll.
Populasi ternak ayam Ras dan Bukan Ras (Buras) merupakan
populasi terbesar. Untuk jenis ayam Ras Petelur, pada tahun 2005
berjumlah 2.360.142 ekor, mengalami peningkatan sebesar
2.503.721 ekor pada tahun 2006. Sedangkan untuk ayam Buras,
juga mengalami peningkatan dengan jumlah 1.661.669 ekor pada
tahun 2005, dan pada tahun 2006 sebesar 1.761.401 ekor.

Perikanan & Kelautan


Masyarakat Kabupaten Sidenreng Rappang memanfaatkan
sumber daya alam dalam hal ini Danau Sidenreng Rappang untuk

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


- 18 -
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

melakukan usaha perikanan air tawar dengan jenis ikan antara


lain : Ikan Mas, Mujahir, Tawes, dan Ikan Nila yang diproduksi
sendiri oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sidenreng
Rappang.
Untuk meningkatkan produksi perikanan dilakukan budidaya
ikan dalam area penanaman padi, kolam, dan perairan arus deras,
serta dikelola secara optimal.

Pariwisata
Secara geografis Kabupaten Sidenreng Rappang terletak
dijalur lintasan tujuan daerah wisata yang utama di Sulawesi
Selatan, yakni Kabupaten Tanah Toraja (Tator), sehingga Kabupaten
ini sangat besar peluang untuk menarik tamu mancanegara untuk
singgah sejenak atau bahkan bermalam sambil menikmati tradisi
khas masyarakat setempat.
Dengan demikian, untuk kedepannya, Kabupaten Sidenreng
Rappang disamping sebagai jalur lintas wisata juga sebagai jalur
tujuan ke tempat-tempat wisata yang telah ada sekarang walaupun
keberadaanya belum terlalu dikenal.
Daerah tujuan wisata di Kabupaten Sidenreng Rappang yang
dapat dijadikan tempat tujuan utama antara lain adalah : Taman
Wisata DataE, Sanggar Seni Nene’ Mallomo, Danau Sidenreng,
Pemandian Air Panas, Taman Wisata Alam, Air Terjun, Pacuan Kuda,
Wisata Agro Toda Bojo, dll.

Tranportasi & Telekomunikasi


Usaha pembangunan yang semakin meningkat menuntut
adanya transportasi yang baik guna menunjang mobilitas penduduk

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


- 19 -
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

dan kelancaran distribusi barang dari suatu daerah ke daerah yang


lain.
Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat
penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian di suatu
daerah. Panjang jalan di Kabupaten Sidenreng Rappang pada tahun
2006 adalah 1.103,86 km. Dilihat dari status kewenangannya, 70,40
km jalan di daerah ini di bawah wewenang Negara, 40,35 km di
bawah wewenang Provinsi, dan 1.165,122 km yang menjadi
wewenang Daerah.
Pada umumnya sarana dan prasarana jalan di Kabupaten
Sidenreng Rappang dalam kondisi baik dan mulus, dimana jalan
negara dan jalan kabupaten telah menggunakan aspal hotmix,
namun di beberapa desa terpencil dan desa dekat bukit masih
menggunakan transportasi dengan hewan sebagai kendaraan
angkutan dan jenis permukaan jalan masih berupa pengerasan
tanah.
Untuk menunjang dan memperlancar arus lalu lintas darat di
daerah ini terdapat satu unit terminal induk yang berada di daerah
Lawawoi, dan Empat unit terminal pembantu yang masing-masing
berada di Kecamatan MaritengngaE, Panca Rijang, Dua PituE, dan
Tellu LimpoE. Adapun jumlah kendaraan bermotor di daerah ini
pada tahun 2006 sebanyak 26.827 unit. Jika dibandingkan dengan
keadaan pada tahun 2005, maka kendaraan bermotor pada Tahun
2006 mengalami peningkatan sebesar 11,90%.

Komunikasi
Pembangunan sarana Telekomunikasi diarahkan untuk
meningkatkan kelancaran arus informasi suatu daerah dengan

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


- 20 -
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

daerah lainnya, yang diharapkan mampu memacu kegiatan


perekonomian antar daerah.
Salah satu sarana telekomunikasi yang ada di Kabupaten
Sidenreng Rappang adalah Pelayanan Pos. Jumlah fasilitas
pelayanan Pos yang ada sebanyak 4 (empat) buah yakni Kantor Pos
Pangkajene, Kantor Pos Rappang, Kantor Pos Amparita, dan Kantor
Pos Tanru Tedong.
Selain Kantor Pos, sarana telekomunikasi lainnya yang ada di
Kabupaten Sidenreng Rappang adalah Telepon. Pelayanan
komunikasi ini dilaksanakan oleh PT Telkom guna memperlancar
komunikasi antar masyarakat pengguna jasa telepon kabel,
disamping itu untuk pengguna jasa telepon seluler atau handphone,
dengan adanya pemasangan Antena (BTS) dari PT Telkomsel dan PT
Satelindo untuk daerah tertentu dan sekitarnya seperti Kecamatan
MaritangngaE, Kecamatan Panca Rijang, Kecamatan Panca Lautang,
dan Kecamatan Dua PituE, maka kebutuhan akan telekomunikasi
khususnya telepon seluler dapat terlayani di Kabupaten Sidenreng
Rappang, walaupun untuk sementara waktu masih terbatas adanya.

Perdagangan
Pembangunan dibidang perdagangan mempunyai maksud
dalam upaya peningkatan produksi dan kualitas untuk
meningkatkan daya saing produk yang banyak beredar di dalam
masyarakat serta menstabilkan harga kebutuhan pokok
masyarakat.
Dengan semakin berkembangnya kesempatan berusaha
menyebabkan volume perdagangan meningkat, dimana
peningkatan ini juga disebabkan oleh adanya pembangunan
infrastruktur yang dibangun oleh Pemda Kabupaten Sidenreng

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


- 21 -
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

Rappang yang telah sampai pada pelosok-pelosok pedesaan,


sehingga arus komoditas dan jasa dari sentra-sentra produksi ke
sentra-sentra pemasaran sangat lancar. Selain itu, Pemda
Kabupaten Sidenreng Rappang menciptakan iklim usaha yang
semakin baik melalui peningkatan dan pembangunan fasilitas
tempat usaha termasuk sarana dan prasarana perekonomian
seperti pasar dan terminal.

Jasa dan Industri


Pengembangan sektor industri diarahkan untuk peningkatan
mutu dan design produk yang bertujuan meningkatkan daya saing,
sehingga kompetitif dalam meraih peluang pasar, baik local, antar
daerah, antar pulau maupun ekspor.
Jenis industri yang berkembang di Kabupaten Sidenreng
Rappang adalah industri : makanan, minuman, industri kecil,
pakaian jadi, industri perabot rumah tangga, industri logam, dan
lain-lain.
Pengembangan industri masih berkonsentrasi pada industri
yang berskala kecil, menengah, dan industri kerajinan (home
industry), dengan sasaran utama yang masih terbatas pada pangsa
pasaar antar daerah atau antar pulau. Pengembangan sektor
industri ditingkatkan pemberdayaannya melalui penyuluhan,
pelatihan tenaga kerja, dan menciptakan iklim berusaha yang
kondusif untuk dapat merangsang investor mendukung sektor
industri, baik dalam bidang pemasaran maupun permodalan.
Sektor industri sebagai salah satu sektor usaha ekonomi yang
masih potensial untuk dikembangkan, dimana sektor ini
berpengaruh terhadap ekonomi serta dapat menggerakkan sektor
pembangunan lainnya. Perkembangan sektor industrisebagai

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


- 22 -
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

sektor usaha menyerap tenaga kerja yang cukup banyak terutama


Usaha Industri Kecil (UKM) yang dapat memberikan dampak
terhadap proses pembangunan wilayah, dimana sektor industri
unggulan akan lebih cepat berkembang.

2.2. Profil dan Status Sub Proyek


Dalam agenda reformasi Pengelolaan Keuangan Daerah secara
garis besar terdapat 8 (delapan) langkah dalam pelaksanaannya
yaitu :
1. Persiapan Perumusan dan Pelaksanaan
Rencana Tindak Dalam Pembaharuan Pengelolaan Keuangan
Daerah.
2. Pengembangan Kelembagaan dan Landasan
Hukum Pengelolaan Keuangan Daerah.
3. Perencanaan dan Pelaksanaan Anggaran
Daerah.
4. Pemantauan Pelaksanaan Anggaran Daerah.
5. Pengelolaan Pendapatan.
6. Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Daerah.
7. Pengembangan Kapasitas Pengelolaan
Keuangan Daerah.
8. Pengembangan Sistem Informasi Keuangan
Daerah.
Adapun profil dan status dari masing-masing tahapan tersebut
secara lebih terperinci dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


- 23 -
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

Tabel 1 :
Profil dan Status
Tata Pemerintahan Dasar Bidang Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten Sidenreng Rappang

KEGIATAN PEMBAHARUAN KONDISI SAAT INI

I. Persiapan Perumusan dan Pelaksanaan Rencana


Tindak dalam Pembaharuan Pengelolaan Keuangan
Daerah (RT-PPKD)
1.1 Penerbitan SK Walikota/Bupati Sudah diterbitkan SK Bupati No. 241 Tahun 2007.
tentang Panitia PPKD
1.2 Penerbitan SK Walikota/Bupati Sudah diterbitkan SK Bupati No. 241 Tahun 2007.
tentang RT-PPKD
II. Pengembangan Kelembagaan dan Landasan Hukum
Pengelolaan Keuangan Daerah
2.1 Penerbitan Perda tentang Dasar Sudah diterbitkan Perda No.11 Tahun 2007 tentang Pokok-
Keuangan Daerah pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.
2.2 Penerbitan SK Walikota/Bupati Sudah diterbitkan Peraturan Bupati No.54 Tahun 2008
tentang kebijakan, sistem dan prosedur penyiapan tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah.
dan pelaksanaan APBD.
2.3 Penerbitan SK Walikota/Bupati Sudah diterbitkan Peraturan Bupati No.54 Tahun 2008
tentang penggunaan standar akuntansi dan sistem tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah.
dan prosedur akuntansi double entry (bila telah
memungkinkan)
III. Perencanaan dan Pelaksanaan

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008 - 24 -


Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

Anggaran Daerah
3.1 Perencanaan dan penganggaran– Sudah ada per kecamatan (SK Bupati No. 241 Tahun 2007).
alokasi minimal 10% dari total anggaran untuk
mendukung program pembangunan yang
diidentifikasi melalui perencanaan partisipatif
3.2 Kelengkapan anggaran – Sudah ada (Perda No.27 Tahun 2007).
memasukkan seluruh pendapatan publik ke dalam
anggaran
3.3 Pelaksanaan Perda Pokok-pokok Sudah ada (Perda No.27 Tahun 2007).
pengelolaan keuangan daerah
IV. Pemantauan Pelaksanaan Anggaran
Daerah
4.1 Promosi pembaharuan pengelolaan Sudah ada (SK Bupati No.850 Tahun 2007)
pembelanjaan
4.2 Promosi pembaharuan pengelolaan Sudah ada (SK Bupati No.850 Tahun 2007)
kas
V.Pengelolaan Pendapatan
5.1 Efisiensi sistem pengumpulan Sudah dilakukan (Perda No.11 Tahun 2007)
pendapatan
5.2 Menyempurnakan sistem Sudah dilakukan (SK Bupati No.350 Tahun 2007)
pengendalian keuangan
5.3 Menghentikan praktik kas Daerah Sudah dilakukan
seperti fungsi Bank
5.4 Melaksanakan prosedur dan Sudah dilakukan
ketentuan pengelolaan pendapatan Publik ke
dalam anggaran
VI. Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Daerah
6.1 Sosialisasi, pelatihan dan uji coba Sudah pernah
pelaksanaan standar akuntansi pemerintah
6.2 Pelaksanaan sistem akuntansi Sudah dilakukan

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008 - 25 -


Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

pemerintah double entry


6.3 Pelaksanaan transparansi bidang Sudah pernah dilakukan
keuangan daerah
VII. Pengembangan Kapasitas
Pengelolaan Keuangan Daerah
7.1 Perumusan program pelatihan Sudah dilakukan
7.2 Pelaksaan program pelatihan Sudah dilakukan
pengelolaan keuangan
VIII. Pengembangan Sistem Informasi Keuangan Daerah
Yang Perumusan Program Pelatihan
8.1. APBD dan laporan realisasinya Sudah ada
8.2. Nerasa Arus Kas Sudah ada
8.3. Laporan Arus Kas Sudah ada
8.4. Catatan Atas Laporan Keuangan Daerah Sudah ada
8.5. Dana Dekonsentrasi & tugas pembantuan umum Belum dilakukan
8.6. Laporan Keuangan Perusahaan Daerah Sudah dilakukan
8.7. Data lain yang berkaitan kebutuhan fiskal dan Sudah lengkap
kapasitas fiskal daerah

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008 - 26 -


Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

2.3. Baseline Agenda Reformasi (Status Agustus 2008)


Paradigma baru masyarakat modern mendorong reformasi
dalam pengelolaan keuangan daerah. Salah satu wujud reformasi
tersebut diantaranya ádalah penerapan anggaran berbasis kinerja.
Proses penyusunan dan sasaran yang ingin dicapai dari sistem
anggaran berbasis kinerja menggambarkan adanya peluang bagi
daerah untuk mengembangkan visi dan misi serta mewujudkan
keinginan dan harapan masyarakat sesuai dengan potensi yang
dimiliki daerah yang bersangkutan.
Sebagaimana disebutkan diatas bahwa program ini telah
berjalan dalam beberapa waktu (sekitar 2 tahun), dan agenda
pembaruan dalam pengelolaan keuangan daerah pada umumnya
telah dapat berjalan, walaupun belum semua optimal didalam
pelaksanaannya. Oleh karena itu langkah-langkah yang harus
dilakukan ádalah mendorong semua SKPD yang relevan supaya
langkah-langkah reformasi dapat berjalan lebih optimal di masa-
masa yang akan datang.
Namun demikian setidaknya terdapat 3 (tiga) hal penting yang
perlu segera ditindaklanjuti oleh konsultan guna mengoptimalkan
pelaksanaan agenda reformasi pengelolaan keuangan daerah,
antara lain ádalah :
1. Berkenaan dengan dana-dana yang berasal dari luar daerah
(seperti misalnya Loan dsb), masih diperlukan aturan-aturan
yang lebih detail sehingga pencatatan keuangan dapat
dilakukan dengan benar.
2. Berkenaan dengan Dana Dekonsentrasi, masih diperlukan
data-data yang berasal dari Pemerintah Pusat untuk
optimalisasi pemanfaatan dana tersebut.

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


- 27 -
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

3. Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKA) dapat difungsikan


sebagai unit akuntansi di tingkat Daerah.

BAB III
AKTIVITAS DAN KOORDINASI

3.1. Aktivitas / Koordinasi Yang Dilakukan


Untuk dapat merealisasikan kegiatan-kegiatan tersebut,
koordinasi dengan SKPD terkait merupakan hal yang mutlak
dilakukan, agar supaya konsultan mempunyai informasi yang
proporsional, sehingga dapat melakukan analisis secara mendalam
dan menyusun langkah-langkah strategis guna mengoptimalkan
setiap kegiatan.
Pada Dua Minggu pertama Bulan September 2008 (Tanggal 1
s/d 15 September 2008), belum banyak hal substansial yang dapat
dilakukan, mengingat masih dalam masa perkenalan dengan pihak
Pemerintah Daerah. Adapun kegiatan/koordinasi yang dilakukan
oleh Konsultan antara lain adalah :
• Melakukan kunjungan perkenalan di Kantor Sekretariat
Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang, dengan segenap
jajarannya (BAPPEDA, BPKD, DISPENDA, dll).

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


- 28 -
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

• Melakukan konfirmasi mengenai struktur organisasi


Pemerintah Daerah.
• Mengumpulkan data-data tentang Profil Daerah.
• Mengikuti kegiatan Workshop yang diselenggarakan oleh
CPMU USDRP selama 4 hari (tanggal 9 s/d 12 September 2008)
di Wisma PKBI, Jakarta.

3.2. Hasil/Kesepakatan Koordinasi


Hasil koordinasi dengan pihak Pemerintah Daerah Kabupaten
Sidenreng Rappang antara lain adalah :
Bahwa reformasi tata pemerintahan dasar di Kabupaten
Sidenreng Rappang telah dimulai secara resmi pada tahun 2006,
yang tertuang didalam Peraturan Bupati Sidenreng Rappang No.08
Tahun 2006 tanggal 8 Mei 2006 tentang Rencana Tindak Tiga
Inisiatif Utama Menuju Tata Pemerintahan Yang Baik Dalam Rangka
Urban Sector Development Reform Project (USDRP) Dan
Pembaharuan Tata Pemerintahan Dasar Di Kkabupaten Sidenreng
Rappang. Tiga inisiatif utama yang dimaksud adalah :
a. Transparansi dan partisipasi.
b. Pembaharuan pengelolaan keuangan daerah.
c. Pembaharuan pengadaan barang dan jasa.
Adapun materi kegiatan workshop secara singkat adalah
sebagai berikut :
a. Filosofi Reform
b. Pemberdayaan Sejati
c. Komponen USDRP (TPA, Financial Management Reform,
GCB, Procurement Reform)
d. Kepemimpinan Moral

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


- 29 -
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

e. Peran Pemda
f. Strategi dan Teknik Pemberdayaan
g. Penyusunan Action Plan
h. Mekanisme Keproyekan.

BAB IV
PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT

4.1. Permasalahan
Secara prinsipiil, pada Dua Minggu-I bulan September 2008 ini
konsultan tidak menemukan permasalahan yang cukup berarti,
kecuali beberapa hal sebagai berikut :

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


- 30 -
Financial Management Reform - USDRP Kab.
Sidenreng Rappang

Terdapat persoalan teknis berkaitan dengan kelembagaan proyek di


tingkat daerah. Secara kongkrit dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sesuai dengan Keputusan Bupati Sidenreng Rappang Nomor : 232
Tahun 2006 tentang Pembentukan Tim Project Management Unit
(PMU) dan Pembangunan Project Management Manual (PMM)
Sebagai Acuan Untuk Pelaksanaan Urban Sector Development
Reform Project (USDRP) di Kabupaten Sidenreng Rappang
tertanggal 15 Mei 2006, bahwa Ketua PMU menunjuk Staf Bappeda
Kabupaten Sidenreng Rappang sebagai Ketua Pelaksana Harian,
namun yang staf bersangkutan beberapa waktu yang lalu dimutasi
ke Bagian Pendidikan. Sehingga posisi Ketua Pelaksana Harian PMU
secara de facto tidak ada. Kepala Bappeda sendiri pada bulan-bulan
ini sedang mengikuti persiapan untuk maju di Pilkada Kabupaten
Sidenreng Rappang, karena beliau merupakan salah satu kandidat
Calon Bupati.

4.2. Tindak Lanjut


Hal-hal yang berkaitan dengan Pemerintah Daerah, Konsultan
bersama-sama dengan beberapa staf Bappeda dan Staf Sekda
melakukan diskusi, dan memperoleh kesepakatan, untuk sementara
waktu yang berwenang memberikan rekomendasi atas pelaksanaan
pekerjaan Konsultan UIDP adalah Pejabat Sekretaris Daerah yakni
Bapak Drs. H. Hasanuddin Syafiuddin, M.Si. sebagai Plt. Ketua
Project Management Unit (PMU) Kabupaten Sidereng Rappang.

=o0o=

Laporan DUA MINGGU – Pertama - September 2008


- 31 -

Anda mungkin juga menyukai