Anda di halaman 1dari 3

Seratus Tokoh http://media.isnet.org/iptek/100/Morton.

html

Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah


oleh Michael H. Hart

Indeks Iptek | Indeks Artikel

ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota

56 WILLIAM T. G. MORTON 1819-1868


Bisa saja nama William Thomas Green Morton tidak merupakan genta yang
nyaring di telinga pembaca. Tetapi, sesungguhnya dia jauh lebih berpengaruh
dari sekian banyak orang termasyhur di dunia. Apa sebab? Karena dialah orang
yang memperkenalkan penggunaan anesthesia dalam pembedahan.

Sedikit penemuan sepanjang sejarah yang dihargai oleh pribadi manusia begitu
tinggi seperti halnya anesthesia, dan tak banyak penemuan yang begitu
mendalam membedakannya dari keadaan sebelumnya. Pembedahan tak kenal
ampun di jaman lampau sementara si pasien terpaksa dalam keadaan sadar
tatkala tabib bedah menggergaji tulangnya adalah sesuatu hal yang tak
terbayangkan. Bisa pingsan awak mendengarnya saja. Kemampuan mengakhiri
semua derita dahsyat sakit tak tertanggungkan ini dengan sendirinya sesuatu
pemberian terbesar yang pernah diberikan oleh seorang manusia kepada kawan
sesama manusia lainnya.

Morton dilahirkan di Charlton, Massachusetts tahun 1819. Selagi muda belajar


di bagian pembedahan gigi Akademi Baltimore. Tahun 1842 dia mulai buka
praktek dokter gigi. Sebentar di tahun 1842 dan 1843 dia bekerjasama dengan
Horace Wells, dokter gigi agak lebih tua yang juga tertarik dengan masalah
anesthesia atau pembiusan ini. Tampak belakangan kerjasama itu tidak menguntungkan, karena itu mereka pecah di tahun
1843.

Setahun kemudian Horace Wells melakukan percobaan dengan nitrous oxide atau "gas ketawa" selaku bahan pembius.
Dia mampu menggunakannya secara efektif dalam praktek dokter giginya di Hartford, Connecticut. Malangnya, peragaan
yang dilakukannya di muka umum di Boston mengalami kegagalan.

Dalam praktek giginya sendiri Morton mencurahkan perhatian pada masalah bagaimana supaya gigi palsu itu enak dipakai
orang. Untuk melakukan ini sebagaimana mestinya, mutlak perlu menjebol gigi lama hingga terbongkar akar-akarnya.
Sebelum ada pembiusan, jebol-menjebol ini mendatangkan rasa sakit seperti dicekik setan. Orang pun sadarlah bukan
alang-kepalang besar makna anesthesia itu. Morton dengan tepat memperhitungkan bahwa "nitrous oxide" tidaklah
memadai untuk maksud-maksud seperti itu. Dia mencari bahan lain yang lebih efektif.

Charles T. Jackson, seorang dokter dan ilmuwan yang dikenal Morton mengusulkan agar gunakan "ether." Bahwa ether
punya daya bius telah diketahui oleh seorang dokter dan ahli kimia Swiss, Paracelsus, tiga ratus tahun sebelumnya. Begitu
pula dua atau tiga laporan serupa telah dicetak orang pada awal abad ke-19. Tetapi, baik Jackson maupun orang-orang
yang menulis perihal ether tidak pernah menggunakannya sebagai obat di saat operasi berjalan.

Ether kedengarannya mengandung kemungkinan baik buat Morton dan dia segera melakukan percobaan itu, pertama
terhadap binatang (termasuk anjing kesayangannya) dan kemudian dirinya sendiri. Akhirnya, tanggal 30 September 1846
tibalah kesempatan bagus untuk mencoba penggunaan ether pada seorang pasien. Seorang laki-laki bernama Eben Frost
bergegas menuju kantor Morton sambil jerit-jerit giginya sakit dan mau diapakan saja asal sakitnya bisa sirna. Morton
membiusnya dan mencabut gigi orang itu. Tatkala Forst sadar dia melaporkan tiada ada rasa sakit samasekali. Sukar
dibayangkan kesempatan apa lagi yang lebih baik buat Morton untuk meraih ketenaran, sukses dan rejeki.

Meskipun operasi itu ada saksinya dan disiarkan oleh harian-harian Boston keesokan harinya, tetapi tidaklah banyak
menarik perhatian orang. Jelas, masih diperlukan suatu peragaan yang lebih dramatis. Morton kemudian minta kesediaan
Dr. John C. Warren, ahli bedah kawakan di Rumah Sakit Boston, Massachusetts, agar memberi kesempatan kepadanya
menggunakan obat bius pencegah rasa sakit dengan disaksikan oleh dokter-dokter. Dr. Warren setuju dengan rencana
operasi pun ditetapkan di rumah sakit. Di situlah, tanggal 16 Oktober 1846, disaksikan sejumlah dokter dan mahasiswa
kedokteran Morton membius pasien Gilbert Abbott yang mau dioperasi. Dr. Warren mengoperasi tumor dari lehernya.

1 of 3 4/15/2006 10:13
Seratus Tokoh http://media.isnet.org/iptek/100/Morton.html

Pembiusan sepenuhnya efektif dan peragaan itu peroleh sukses besar, segera diberitakan oleh koran-koran, dan sejak itu
dimulailah pembiusan dalam pembedahan sesama bertahun-tahun.

Beberapa hari sesudah operasi Gilbert Abbott, baik Morton maupun Jackson minta pengakuan hak patent. Meski hak
patent itu diberikan kepada mereka berdua di bulan berikutnya, toh timbul perselisihan diantara mereka. Tuntutan Morton
bahwa dialah orang yang paling berhak mendapat julukan penemu obat bius, ditentang oleh beberapa orang, khusus
Jackson. Tetapi, harapan besar Morton penemuannya itu akan membuatnya kaya, ternyata meleset. Umumnya
dokter-dokter dan rumah-rumah sakit yang menggunakan ether tak mau ambil pusing bayar imbalan kepada Morton.
Ongkos mengadukan ke muka pengadilan dan memperjuangkan pengukuhan bahwa dialah yang paling berhak atas
penemuan obat bius ternyata jauh lebih banyak ketimbang yang diterimanya. Dia menjadi frustrasi dan menjadi rudin, dan
ujung-ujungnya mati tahun 1868 di kota New York, dalam usia belum sampai empat puluh sembilan tahun.

Penggunaan anesthesia di bidang kedokteran gigi dan di bidang pembedahan pada umumnya, jelas punya arti besar.
Dalam memperhitungkan bobot pentingnya Morton secara umum, kesulitan utama adalah memutuskan sampai sejauh
mana saham penampilan anesthesia harus dibagi antara Morton dengan pelbagai orang yang terlibat dalam masalah itu.
Orang penting lain yang harus diperhitungkan adalah: Horace Wells, Charles Jackson dan Crawford W. Long, seorang
dokter dari Georgia. Dengan mempertimbangkan dari sudut fakta-fakta, tampak oleh saya bahwa sumbangan Morton jauh
lebih penting dari lain-lainnya, dan saya merasa sudah menempatkannya dalam kedudukan urutan yang selayaknya.

Memang benar Harold Wells sudah menggunakan anesthesia dalam praktek giginya hampir dua tahun sebelum Morton
berhasil, menggunakan ether sebagai obat bius. Tetapi, anethesia yang digunakan Wells --nitrous oxide--tidak dapat
merevolusionerkan bidang pembedahan. Di samping kualitas-kualitas yang dikandungnya, nitrous oxide saja tidaklah
cukup kuat untuk pembiusan dalam pembedahan besar. (Itu berguna sekarang bilamana digunakan dalam kombinasi
dengan obat-obat lain, dan juga dalam bidang-bidang yang berkaitan dengan gigi). Sebaliknya, ether secara menakjubkan
efektif dan obat yang bermutu tinggi dan mampu merevolusionerkan bidang pembedahan. Dalam umumnya kasus
individual, bisa saja dijumpai pilihan atas obat atau kombinasi obat-obat lebih disukai daripada ether. Tetapi, secara
rata-rata etherlah yang paling biasa dipakai. Lepas dari kekurangan yang ada pada ether (mudah terbakar, dan rasa mual
biasa timbul sesudah penggunaannya), toh dia tetap merupakan obat unggul yang pernah diketemukan. Mudah
dipindah-pindah, mudah diawasi, dan yang paling penting menjamin keselamatan dan punya daya kuat.

Crawford W. Long (lahir tahun 1815 meninggal tahun 1878) adalah seorang dokter Georgia yang menggunakan ether
dalam pembedahan sejak tahun 1842, artinya empat tahun sebelum peragaan Morton. Tetapi, Long tidak menerbitkan
hasil-hasilnya sampai tahun 1849, jauh sesudah Morton mendemonstrasikan penggunaan ether untuk pembiusan dalam
pembedahan. Akibatnya, upaya Long cuma dinikmati oleh sejumlah kecil pasien, sedangkan Morton dinikmati secara
luas.

Charles Jackson mengusulkan Morton supaya menggunakan ether dan dia pun memberikan nasihat yang berguna
bagimana cara penggunaannya. Tetapi, Jackson sendiri tak pernah menggunakan ether dalam kerja operasi, dan juga tidak
sebelum Morton berhasil, dia mencoba memberi tahu dunia kedokteran apa yang diketahuinya tentang ether. Adalah
Morton, bukan Jackson yang ambil risiko melakukan peragaan di depan umum. Apabila Gilbert Abbott mati di meja
bedah, adalah berlebih-lebihan meminta pertanggungan jawab Jackson.

Di mana William Morton berada dalam daftar urutan buku ini? Satu perbandingan sekilas barangkali bisa disetarakan
antara Morton dan Joseph Lister. Keduanya dokter, keduanya termasyhur karena sama-sama memperkenalkan suatu
teknik baru atau cara-cara yang merevolusionerkan bidang pembedahan dan kelahiran bayi, dalam hal
penemuan-penemuan baru --dapat dikatakan-- keduanya amatlah nyata, dan tak seorang pun dari keduanya yang
menerbitkan cara penerapan teknik dan mempopulerkan karya percobaan-percobaannya, dan masing-masing harus
membagi sama penghargaan terhadap penemuan-penemuan sesamanya. Saya menempatkan posisi Morton sedikit lebih
tinggi ketimbang Lister terutama karena saya yakin bahwa dalam jangka panjang langkah memperkenalkan anesthesia
lebih merupakan perkembangan yang penting dari antiseptik dalam pembedahan. Selain itu, sampai batas tertentu,
antibiotik modern dapat menggantikan kekurangan-kekurangan yang ada pada antiseptik di saat operasi. Tanpa anesthesia,
operasi yang ruwet dan makan waktu lama tidaklah bisa terlaksana dengan baik. Bahkan operasi sederhana pun sering
dihindari hingga terlambat untuk ditolong.

2 of 3 4/15/2006 10:13
Seratus Tokoh http://media.isnet.org/iptek/100/Morton.html

Peragaan pembiusan yang dilakukan Morton bulan Oktober pagi tahun 1846 itu merupakan peristiwa penting dalam
sejarah manusia, mungkin tak ada kata-kata yang lebih tepat melukiskan hal ini ketimbang tulisan yang diukir di atas
monumen untuk memperingatinya

William T. G. Morton

Penemu pembiusan yang dengannya rasa sakit tatkala dibedah sirna, yang
sebelumnya dibedah terasa sakit tiada tara, yang sejak itu terkendalikanlah rasa
sakit oleh ilmu.

Situs Web

http://web.bryant.edu/~history/h364proj/fall_99/kloster/morton.html
http://ar.utmb.edu/areas/informresources/collections/blocker/portraits/bios/morton.asp
http://www.uihealthcare.com/depts/medmuseum/galleryexhibits/centuryofcaring/collegeofdentistry/01dentistry.html
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/bv.fcgi?call=bv.View..ShowSection&rid=history.chapter.5
http://www.hshsl.umaryland.edu/resources/historical/grieves/collection.html?PrintThis=1

Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah


Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat
Indeks Iptek | Indeks Artikel

ISNET Homepage | MEDIA Homepage | Program Kerja | Koleksi | Anggota


Please direct any suggestion to Media Team

3 of 3 4/15/2006 10:13

Anda mungkin juga menyukai