Anda di halaman 1dari 10

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugrah kasempatan dan
pemikiran kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas ringkasan ini. Ringkasan ini
disusun dengan berpedoman pada website tentang mikrobiologi. Penulis dengan penuh
kerendahan hati mengucapakan rasa hormat dan terima kasih kepada Ir. Johanna Paath, MS
sebagai dosen pengajar mata kuliah mikrobiologi yang telah memberikan inspirasi sehingga
ringkasan ini dapat terselesaikan. Penulis juga mengucapakn terima kasih kepada rekan-rekan
yang telah membantu sehingga ringkasan ini dapat terselesaikan. Akhirnya, penulis berharap
agar ringkasan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Saran dan kritik yang konstruktif selalu
penulis harapkan.

Penulis

Muhammad Fadly Syam


SEJARAH MIKROBIOLOGI

I. Pendahuluan

Penemuan Mikroba

D efinisi mikroba adalah sebagai ilmu yang mempelajari tentang organisme mikroskopis.
Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros = kecil, bios = hidup dan logos = ilmu.
Ilmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisme sudah dikenal lebih kurang 4 juta tahun yang
lalu dari senyawa organik kompleks yang terdapat di laut, atau mungkin dari gumpalan awan
yang sangat besar yang mengelilingi bumi. Sebagai makhluk hidup pertama di bumi,
mikroorganisme diduga merupakan nenek moyang dari semua makhluk hidup.
Awal perkembangan ilmu mikrobiologi pada pertengahan abad 19 oleh beberapa ilmuwan
dan telah membuktikan bahwa mikroorganisme berasal dari mikroorganisme sebelumnya bukan
dari tanaman ataupun hewan yang membusuk. Selanjutnya ilmuwan membuktikan bahwa
mikroorganisme bukan berasal dari proses fermentasi tetapi merupakan penyebab proses
fermentasi, misalnya buah anggur menjadi minuman yang mengandung alkohol. Ilmuwan juga
menemukan bahwa mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu. Pengetahuan ini merupakan
awal pengenalan dan pemahaman akan pentingnya mikroorganisme bagi kesehatan dan
kesejahteraan manusia. Awal abad 20 ahli mikrobiologi telah meneliti bahwa mikroorganisme
mampu menyebabkan berbagai macam perubahan kimia baik melalui penguraian maupun
sintesis senyawa organik yang baru. Hal inilah yang disebut dengan biohemial divesity atau
keanekaragaman biokimia yang menjadi ciri khas mikroorganisme.
Di samping itu, yang penting lainnya adalah mekanisma perubahan kimia oleh
mikroorganisme sangat mirip dengan unity in biochemistry yang artinya bahwa proses biokimia
pada mikroorganisme adalah sama dengan proses biokimia pada semua makhluk hidup termasuk
manusia. Bukti yang lebih baru menunjukkan bahwa informasi genetik pada semua organisme
dari mikroba hingga manusia adalah DNA.
Pengambilan informasi genetika dari mikrorganisme karena sifatnya sederhana dan
perkembangbiakan yang sangat cepat serta adanya berbagai variasi metabolisma. Saat ini
mikroorganisme diteliti secara insentif untuk mengetahui dasar fenomena biologi.
Mikroorganisme juga merupakan sebagai sumber produk dan proses yang
menguntungkan masyarakat, misalnya: alkohol yang dihasilkan melalui proses fermentasi dapat
digunakan sebagai sumber energi. Strain-strain dari mikroorganisme yang dihasilkan melalui
proses rekayasa genetika dapat diterima. Sekarang insulin yang dibutuhkan manusia dapat
diproduksi dalam jumlah tak terhingga oleh bakteri yang telah direkayasa.
Mikroorganisme juga mempunyai potensi yang cukup besar untuk membersihkan
lingkungan, misalnya: dari tumpukan minyak di lautan dipergunakan sebagai herbisida dan
insektisida di bidang pertanian. Hal ini karena mikroorganisme mempunyai kemampuan untuk
mendekomposisi/menguraikan senyawa kimia komplek. Kemampuan mikroorganisme yang
telah direkayasa untuk tujuan tertentu menjadikan lahan baru dalam mikrobiologi industri yang
dikenal dengan bioteknologi. Jika anda membaca tentang mikroorganisme anda akan
menghargai, mengagumi mikroorganisme seperti bakteri, alga, protozoa dan virus merupakan
organisme yang sering tidak terlihat. Beberapa diantaranya bersifat patogen bagi manusia, hewan
maupun tumbuhan. Beberapa dapat menyebabkan lapuknya kayu dan besi. Tetapi banyak
diantaranya berperan penting dalam lingkungan sebagai dekomposer. Beberapa diantaranya
digunakan dalam menghasilkan (manufacture) substansi yang penting di bidang kesehatan
maupun industri makanan.
II. Sejarah Mikrobiologi

A. Leewenhoek dan Mikroskopnya


Antony van Leeuwenhoek (1632–1723) sebenarnya bukan peneliti atau ilmuwan yang
profesional. Profesi sebenarnya adalah sebegai wine terster di kota Delf, Belanda. Ia biasa
menggunakan kaca pembesar untuk mengamati serat-serat pada kain. Sebenarnya ia bukan orang
pertama dalam penggunaan mikroskop, tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam
semesta menjadikannya salah seorang penemu mikrobiologi.
Leewenhoek menggunakan mikroskopnya yang sangat sederhana untuk mengamati air
sungai, air hujan, saliva, feses dan lain sebagainya. Ia tertarik dengan banyaknya benda-benda
bergerak tidak terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi dengan
animalcule yang menurutnya merupakan hewan-hewan yang sangat kecil. Penemuan ini
membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda-benda tadi dengan lebih meningkatkan
fungsi mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan menumpuk lebih banyak lensa dan
memasangnya di lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250 mikroskop yang
mampu memperbesar 200–300 kali. Leewenhoek mencatat dengan teliti hasil pengamatan
tersebut dan mengirimkannya ke British Royal Society. Salah satu isi suratnya yang pertama pada
tanggal 7 September 1974 ia menggambarkan adanya hewan yang sangat kecil, sekarang dikenal
dengan protozoa. Antara tahun 1632–1723 ia menulis lebih dari 300 surat yang melaporkan
berbagai hasil pengamatannya. Salah satu diantaranya adalah bentuk batang, kokus maupun
spiral yang sekarang dikenal dengan bakteri. Penemuan-penemuan tersebut membuat dunia sadar
akan adanya bentuk kehidupan yang sangat kecil dan akhirnya melahirkan ilmu mikrobiologi.
Penemuan Leewenhoek tentang animalcules menjadi perdebatan dari mana asal
animalcules tersebut. Ada dua pendapat, satu mengatakan animacules ada karena proses
pembusukan tanaman atau hewan, melalui fermentasi misalnya. Pendapat ini mendukung teori
yang mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari proses benda mati melalui abiogenesis.
Konsep ini dikenal dengan generatio spontanea.
Kedua mengatakan bahwa animalcules berasal dari animalcules sebelumnya seperti
halnya organismea tingkat tinggi. Pendapat atau teori ini disebut biogenesis. Mikrobiologi tidak
berkembang sampai perdebatan terseb ut terselesaikan dengan dibuktikannya kebenaran teori
biogenesis. Pembuktian ini dilakukan berbagai macam eksperimen yang nampaknya sederhana
tetapi memerlukan waktu lebih dari 100 tahun.

C. Pembuktian Ketidakbenaran dari Abiogenesis


Franscesco Redi (1626–1697) menunjukkan bahwa ulat yang ada dalam daging busuk
adalah larva, yang berasal dari telur lalat, bukan hasil dari generatio spontanea. Bagaimana
dengan asal dari mikroorganisme yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop.
John Needham (1713–1781) memasak sepotong daging untuk menghilangkan organisme
yang ada dan menempatkannya dalam toples yang terbuka. Akhirnya ia mengamati adanya
koloni pada permukaan daging tersebut. Ia menyimpulkan bahwa mikroorganisme terjadi spontan
dari daging.
Lazarro Spalanzani (1729–1799) merebus kaldu daging selama 1 jam dan
menempatkannya pada toples yang disegel/ditutup rapat menunjukkan tidak ditemukannya
mikroorganisme dalam kaldu tersebut. Jadi eksperimen ini menentang teori abiogenesis. Tetapi
Neddham mengatakan bahwa sumber makhluk hidup tadi adalah udara dimana pada percobaan
Spalanzani tersebut tidak berinteraksi langsung dengan udara.
Hampir 100 tahun setelah percobaan Needham ada 2 peneliti yang mencoba memecahkan
kontroversi tentang peran udara. Pada tahun 1836, Franz Schulze melewatkan larutan asam kuat
ke dalam tabung tertutup yang berisi daging yang telah dimasak. Tahun 1837, Theodor Schwann
mengalirkan udara panas melalui pipa ke dalam tabung tertutup yang berisi kaldu. Keduanya
tidak menemukan adanya mikroba sebab mikroba telah mati oleh adanya asam kuat maupun oleh
panas. Tetapi para pendukung teori generatio spontanea berpendapat bahwa adanya asam dan
panas akan mengubah udara sehingga tidak mendukung pertumbuhan mikroba. Sampai akhirnya
tahun 1954 peneliti menyelesaikan perdebatan tersebut dengan melakukan percobaan
menggunakan tabung tertutup berisi kaldu yang telah dipanaskan. Ke dalam tabung tersebut
dimasukkan pipa yang sebagiannya diisi dengan kapas dan ujungnya dibiarkan terbuka. Dengan
demikian mikroba akan tersaring dan udara tetap bisa masuk. Dengan tidak ditemukannya
mikroba akan tersring dan udara tetap bisa masuk. Dengan tidak ditemukannya mikroba dalam
kaldu daging tersebut membuktikan bahwa teori generatio spontanea adalah salah.

D. Bukti Teori Biogenesis


Pada perioda yang sama muncul ilmuwan baru dari Francis Louis Pasteur (1822–1895)
seorang ahli kimia yang menaruh perhatian pada mikroorganisme. Oleh karena itu ia tertarik
untuk meneliti peran mikroba dalam industri anggur dalam pembuatan alkohol. Salah satu
pendukung teori generatio spontanea yang hidup pada masa Louis Pasteur adalah Felix
Archimede Pouchet (1800–1872). Pada tahun 1859 ia banyak mempublikasikan tulisan yang
mendukung abiogenesis. Tetapi ia tidak dapat membantah penemuan-penemuan Pasteur. Untuk
memastikan pendapatnya, Pasteur melakukan serangkaian eksperimen, ia menggunakan bejana
dengan leher panjang dan dibengkokkan yang dikenal dengan leher angsa. Bejana ini diisi
dengan kaldu kemudian dipanaskan. Udara dapat dengan bebas melewati tabung atau pipa leher
angsa tersebut tetapi tidak ditemukan adanya mikroorganisme di kaldu tadi. Dalam hal ini
mikroba beserta debu/asap akan mengendap pada bagian tabung yang berbentuk U sehingga tidak
dapat mencapai kaldu. Ia juga membawa tabung tersebut ke pegunungan Pyrenes dan Alpen.
Pasteur menemukan bahwa mikroorganisme terbawa debu oleh udara dan ia menyimpulkan
bahwa semakin bersih/murni udara yang masuk ke dalam bejana, semakin sedikit kontaminasi
yang terjadi. Pada tanggal 7 April 1864 ia mengatakan bahwa: For I hape kept them and am still
keeping from them, that one thing that is above the power of man to make; i have kept from
them, the germ that float in the air, i have kept them from file.
Salah satu argumen klasik untuk menantang biogenesis adalah bahwa panas yang
digunakan untuk mensterilkan udara atau bahan juga dianggap merusak vital force. Mereka yang
mendukung teori abiogenesis berpendapat bahwa tanpa adanya kekuatan vital force tersebut
mikroorganisme tidak dapat muncul serta spontan. Untuk merespon argumen tersebut John
Tyndall mengatakan udara dapat dengan mudah dibebaskan dari mikroorganisme dengan cara
melakukan pecobaan dengan meletakkan tabung reaksi berisi kaldu steril ke dalam kotak
tertutup. Udara dari luar masuk ke dalam kotak melalui pipa yang sudah dibengkokkan
membentuk dasar U seperti spiral. Terbukti bahwa meskipun udara luar dapat masuk ke dalam
kotak yang berisi tabung dengan kaldu di dalamnya, namun tidak ditemukan adanya mikroba.
Hasil percobaan Pasteur dan Tyndall memacu diterimanya konsep biogensis. Selanjutnya Pasteur
lebih memfokuskan penelitiannya pada peran mikroba dalam pembuatan anggur dan mikroba
yang menyebabkan penyakit.
E. Penyebab Infeksi/Penyakit
Disamping membuat revolusi (perubahan besar) dalam bidang industri anggur, Pasteur
dan asistennya juga mengemukakan teori baru mengenai penyebab penyakit. Dalam
penelitiannya mereka menemukan agen penyebab penyakit serius baik pada hewan maupun
manusia. Tetapi sebelum Pasteur telah membuktikan bahwa mikroba merupakan penyebab
penyakit, beberapa peneliti membuat argumen yang kuat terhadap teori bakteri penyebab
penyakit. Sebelumnya, dalam serajah manusia ada kepercayaan bahwa penyakit itu disebabkan
oleh beberapa faktor yang tidak jelas misalnya udara yang jelek, darah yang jelek dan lain-
lainnya.
Pada tahun 1546, Girolamo Fracastolo (1483–1553) penyakit dapat disebabkan oleh
mikroorganisme, ditularkan dari 1 orang ke orang lain. Sebagian besar informasinya berasal dari
percakapannya dengan para pelaut yang baru pulang dari perjalanannya ke luar negeri, dimana
mereka menyaksikan penyebaran berbagai penyakit. Lebih dari 200 tahun kemudian Anton von
Plenciz (1705–1786) mengatakan bahwa tidak hanya makhluk hidup yang merupakan penyebab
penyakit tetapi juga agen yang lain merupakan penyebab penyakit yang berbeda. Pada saat yang
bersamaan konsep tentang makhluk hidup atau bentuk lain yang menggunakan nutrien mulai
diterima. Setelah sukses dengan fermentasinya, Pasteur diminta untuk meneliti penyakit ulat
sutra yang merugikan industri di Perancis.
Dia menghabiskan waktu 6 tahun untuk membuktikan bahwa mikroorganisme yang
disebut dengan protozoa dapat menyebabkan penyakit. Pasteur juga menunjukkan kepada petani
ulat sutera bagaimana cara menghilangkan penyakit dengan cara memilih ulat sutera yang bebas
penyakit untuk diternakkan.
Di Jerman, Robert Koch (1843–1910) seorang profesional di bidang kesehatan mendapat
hadiah mikroskop dari isterinya untuk hadiah ulang tahunnya yang ke-28. Selanjutnya ia mulai
meneliti dunia mikroorganisme yang sudah dilihat oleh Pasteur. Pasteur maupun Koch bersama-
sama ingin mengetahui penyebab penyakit anthrax yang sangat merugikan peternak sapi dan
domba di Eropa. Koch akhirnya menemukan dari darah domba yang telah mati karena anthrax.
Dengan sering meninggalkan prakteknya sebagai dokter, Koch membuktikan bahwa bakteri
tersebut penyebab anthrax dengan cara memisahkan bakteri untuk bahan tersebut dari bakteri
lain yang ada kemudian menginjeksikannya ke dalam tikus yang sehat. Tikus selanjutnya
menunjukkan perkembangan menuju anthrax dan bakteri yang diisolasi dari tikus menunjukkan
kesamaan bakteri yang berasal dari domba yang sakit sebelumnya. Pada 1876, setelah meneliti
selama 6 tahun Koch mengumumkan bahwa dia telah menemukan bakteri penyebab anthrax. Ia
juga menyarankan bahwa ternak sakit supaya dibunuh dan dibakar atau dikubur yang dalam,
setelah ia mengetahui bahwa spora yang dihasilkan oleh bakteri dapat bertahan hidup selama
berbulan-bulan di daerah peternakan.
Dengan penemuan anthraxnya Koch merupakan orang pertama yang membuktikan
mikroba tertentu merupakan agen penyakit tertentu. Selanjutnya Koch dan peneliti lain
menemukan bakteri penyebab tuberculosis dan cholera. Perkembangan teknik laboratorium
untuk mempelajari mikroorganisme. Koch dan anggotanya banyak memberi kontribusi mengenai
teknik-teknik tersebut.
Diantaranya adalah prosedur pengecatan bakteri untuk pengamatan dengan mikroskop
cahaya. Salah satu kolega Koch adalah Paul Erlich (1854–1915) yang melakukan penelitian
terhadap spesimen dan menggunakannya untuk mewarnai bakteri termasuk bakteri penyebab
tuberkulosis.
F. Postulat Koch
Pada tahun 1880, Koch memanfaatkan kemajuan metoda laboratorium dan menentukan
kriteria yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba spesifik merupakan penyebab
penyakit tertentu. Kriteria ini dikenal dengan postulat Koch yaitu:
1. Mikroorganisme tertentu selalu ditemukan berasosiasi dengan penyakit yang
ditimbulkan.
2. Mikroorganisme dapat diisolasi dan ditumbuhkan sebagai biakan murni di laboratorium
3. Biakan murni tersebut bila diinjeksikan pada hewan yang sesuai dapat menimbulkan
penyakit
4. Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi kembali dari hewan yang telah terinfeksi tersebut

Adanya kriteria tersebut menjadi jalan ditemukannya berbagai bakteri penyebab berbagai
penyakit dalam waktu yang cukup singkat (kurang dari 30 tahun). Penemuan virus, adanya
bakteri yang dapat menimbulkan berbagai penyakit serta adanya penyakit tertentu yang
ditimbulkan oleh lebih dari 1 mikroorganisme memerlukan modifikasi dari postulat Koch.
Pada tahun 1892 Dimitri Ivanovski menunjukkan bahwa agen yang menyebabkan
penyakit mosaik pada tembakau dapat ditularkan melalui ekstrak tanaman yang sakit. Ekstrak
tersebut disaring dengan filter yang ditemukan oleh kawan-kawan Pasteur dimana filter tersebut
diketahui dapat menyaring bakteri. Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa agen tersebut
mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil dari bakteri. Yellow fever merupakan penyakit pertama
pada manusia yang diketahui disebabkan oleh virus.
Pada tahun 1900 seorang ahli bedah bernama Walter reed (1851 –1902) dengan
menggunakan manusia sebagai volunteer membuktikan bahwa virus tersebut dibawa oleh
nyamuk tertentu lainnya membwa protozoa penyebab malaria. Salah satu cara penting untuk
mencegah penyakit tersebut adalah menguras air tergenang yang digunakan nyamuk untuk tempat
berkembang biak.

G. Perkembangan dan Pencegahan Penyakit


Epidemik adalah penyakit tertentu yang menyerang banyak daerah misalnya penyakit
bubon yang dikenal dengan penyakit hitam yang mematikan yang disebabkan oleh bakteri terjadi
di Eropa selama periode tahun 1347–1350. Sepertiga sampai setengah populasi di Eropa
meninggal karena penyakit tersebut. Hewan pengerat, terutama tikus, berperan sebagai sumber
bakteri basilus dan ditransmisikan/ditularkan ke manusia melalui lalat. Tahun 1917–1919 malaria
telah membunuh setengah juta penduduk Amerika dan 21 juta manusia di seluruh dunia. Jumlah
tersebut mencapai 3 kali jumlah manusia yang terbunuh selama perang dunia I. Jadi mikroba
terbukti lebih mematikan dibanding peluru. Dengan pengetahuan bahwa mikroorganisme dapat
merupakan penyebab penyakit ilmuwan lebih memusatkan perhatiannya bagaimana cara
pencegahan dan therapinya.
H. Penemuan Antiseptik
Secara umum septis berarti efek toksis dari mikroorganisme penyebab penyakit pada
tubuh selama infeksi. Antiseptik; ukuran-ukuran yang menghentikan efek tersebut dengan
pencegahan infeksi.
Oliver Weldell Holmes (1809-1894) seorang dokter Amerika pada tahun 1843
menekankan bahwa penyakit demam pada wanita bersifat menular. Oleh karena itu ditularkan
dari satu wanita lain melalui tangan dokter. Tahun 1846 seorang dokter dari Hungaria, Ignaz
Philipp Semmelweiz menemukan penggunaan klorin sebagai desinfektan untuk tangan dokter.
Pada tahun 1860 ahli bedah dari Inggris, Joseph Lister menemukan asam karbol atau phenol
dapat digunakan untuk membunuh bakteri. Lister menggunakan larutan ini untuk merendam alat-
alat bedah dan menyemprot ruangan operasi. Cara tersebut demikian sukses untuk mengatasi
infeksi setelah operasi yang sebelumnya menyebabkan kematian 45% dari pasiennya. Cara
tersebut segera dapat diterima dan dilakukan oleh ahli bedah yang lain. Penemuan tersebut
merupakan hari penemuan teknik aseptik untuk mencegah infeksi. Sekarang ini berbagai macam
senyawa kimia dan alat fisik lain dapat mengurangi mikroorganisme di ruang operasi, ruangan
untuk bayi prematur dan ruangan tempat memasukkan obat ke dalam kontainer yang steril.

I. Imunisasi
Tahun 1880, Pasteur menggunakan teknik dari Koch untuk mengisolasi dan membiakkan
bakteri yang menyebabkan kolera pada ayam. Untuk membuktikan penemuannya, Pasteur
membuat demonstrasi di hadapan publik tentang percobaannya yang telah dilakukan berulang
kali di laboratorium. Dia menginjeksikan biakan bakteri kolera pada ayam sehat dan
menunggunya sampai ayam tersebut menunjukkan gejala penyakit. Akan tetapi hasilnya
membuat Pasteur mendapat malu karena ayamnya tetap hidup dan sehat. Pasteur kemudian
mengevaluasi langkah-langkah yang menyebabkan demonstrasi tersebut gagal. Dia menemukan
bahwa secara kebetulan dia menggunakan biakan tua seperti yang telah dilakukan sebelumnya,
dan satu kelompok adalah ayam yang tidak pernah diinokulasi. Selanjutnya kedua kelompok
ayam tersebut diinjeksi dengan biakan segar. Hasilnya, kelompok ayam yang kedua mati sedang
kelompok ayam pertama tetap sehat.
Hal ini mebuatnya bingung, tetapi pasteur segara menemukan jawabannya. Pasteur
menemukan bahwa, bakteri jika dibiarkan tumbuh menjadi biakan tua menjadi avirulen yaitu
kehilangan virulensinya atau kemampuan untuk menyebakan penyakit. Tetapi bakteri avirulen
ini masih dapat menstimulasikan sesuatu dalam tubuh host dan pada infeksi berikutnya menjadi
imun atau tahan terhadap penyakit. Pasteur selanjutnya menerapkan prinsip imunisasi untuk
mencegah anthrax. Pasteur menyebutkan bakteri yang telah avirulen tersebut dengan vaccin dari
bahasa latin ”vacca” artinya sapi dan imunisasi dengan biakan tersebut dikenal dengan vaksinasi.
Dengan vaksinasi tersenut Pasteur mengenali mengetahui hasil kerja sebelumnya oleh
Edward Jenner (1823-1949) yang telah sukses memvaksinasikan para pekerjanya di peternakan
yang telah terkena cowpox dari ternak sapinya tetapi tidak pernah berkembang menjadi serius.
Jenner menduga bahwa menghadapi cawpox akan mencegahnya dari serangan smallpox. Untuk
membuktikan hipotesisnya Jenner menginokulasi pendapat dari James Philips pertama dengan
materi yang menyebabkan cowpox yang diambil dari luka, kemudian dari agen smallpox. Anak
laki-laki tersebut tidak menununjukkan gejala smallpox. Nama Pasteur selanjutnya dikenal
dimana-mana banyak orang dianggap sebagai peneliti tentang mikroorganisme yang ajaib. Untuk
itu ia diminta membuat vaccin pencegah hidrofobia atau rabies, penyakit yang ditularkan ke
manusia melalui gigitan anjing, kucing atau hewan yang terinfeksi lainnya. Pasteur adalah
seorang ahli kimia, bukan dokter dan Pasteur tidak biasa memperlakukan manusia. Disamping
kenyataan bahwa penyebab penyakit rabies belum diketahui, tetapi Pasteur mempunyai
keyakinan yang kuat bahwa itu adalah mikroorganisme. Ia dapat membuat kelinci terkena
penyakit setelah diinokulasi dengan saliva anjing. Selanjutnya Pasteur dan asistennya mengambil
otak dan tulang belakang kelinci tersebut dan menginginkannya dan membuatnya menjadi
larutan. Anjing yang diinokulasi dengan campuran tersebut dapat terhindar dari rabies. Akan
tetapi vaksinasi terhadap anjing sangat berbeda dengan manusia. Pada bulan Juli 1885, seorang
anak laki-laki bernama Joseph Meister digigit oleh serigala dan keluarganya membujuk Pasteur
untuk menginokulasi anak tersebut Kekawatiran Pasteur dan orang-orang menjadi berkurang
setelah anak laki-laki tersebut tidak mati. Selanjutnya Pasteur menjadi terkenal dan memperoleh
banyak dana yang kemudian digunakan untuk mendirikan Institute Pasteur di Paris yang sangat
terkenal.
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Mikrobiologi adalah sebagai ilmu yang mempelajari tentang organisme
mikroskopis.
 Awal perkembangan ilmu mikrobiologi pada pertengahan abad 19 oleh beberapa
ilmuwan dan telah membuktikan bahwa mikroorganisme berasal dari
mikroorganisme sebelumnya bukan dari tanaman ataupun hewan yang
membusuk.
 Antony van Leeuwenhoek (1632–1723) menggunakan mikroskop sederhananya
untuk meneliti air sungai,hujan,dan lain-lain.
 Franscesco Redi (1626–1697) menunjukkan bahwa ulat yang ada dalam daging
busuk adalah larva, yang berasal dari telur lalat, bukan hasil dari generatio
spontanea.
 John Needham (1713–1781) memasak sepotong daging untuk menghilangkan
organisme yang ada dan menempatkannya dalam toples yang terbuka.
 Lazarro Spalanzani (1729–1799) merebus kaldu daging selama 1 jam dan
menempatkannya pada toples yang disegel/ditutup rapat menunjukkan tidak
ditemukannya mikroorganisme dalam kaldu tersebut.
 Archimede Pouchet (1800–1872). Pada tahun 1859 ia banyak mempublikasikan
tulisan yang mendukung abiogenesis. Tetapi ia tidak dapat membantah
penemuan-penemuan Pasteur.
 Pada tahun 1546, Girolamo Fracastolo (1483–1553) penyakit dapat disebabkan
oleh mikroorganisme, ditularkan dari 1 orang ke orang lain.
 Pada tahun 1880, Koch memanfaatkan kemajuan metoda laboratorium dan
menentukan kriteria yang diperlukan untuk membuktikan bahwa mikroba
spesifik merupakan penyebab penyakit tertentu.
 Epidemik adalah penyakit tertentu yang menyerang banyak daerah misalnya
penyakit bubon yang dikenal dengan penyakit hitam yang mematikan yang
disebabkan oleh bakteri terjadi di Eropa selama periode tahun 1347–1350.
 Septis berarti efek toksis dari mikroorganisme penyebab penyakit pada tubuh
selama infeksi.
 Dengan vaksinasi Pasteur mengenali mengetahui hasil kerja sebelumnya oleh
Edward Jenner (1823-1949) yang telah sukses memvaksinasikan para pekerjanya
di peternakan yang telah terkena cowpox dari ternak sapinya tetapi tidak pernah
berkembang menjadi serius.
DAFTAR PUSTAKA

www.Mikrobiologiumum_final_Minasar&Lista_Unita_Rasyid_bab_1.pdf

http://www.scribd.com/doc/34800745/ Mikrobiologi

Anda mungkin juga menyukai