Anda di halaman 1dari 1

Abu Bakar As-Siddiq yang lembut hati - sebuah biografi dan studi analisi tentang

permulaan sejarah islam sepeninggalan Nabi s.a.w. oleh Muhammad Husain Haekal (
Part 2 - Abu Bakar Pada Masa Nabi)
Monday, 23 November 2009 03:20
0diggsdigg
Masa kecil dan terbatasnya berita
Sumber-sumber yang sampai kepada kita mengenai masa kecil Abu Bakr tidak banyak
membantu untuk mengenai pribadinya dalam situasi kehidupan saat itu. Cerita sek
itar masa anak-anak dan remajanya tidak juga memuaskan. Apa yang diceritakan te
ntang kedua orangtuanya tidak lebih daripada sekedar menyebut nama saja. Setel
ah Abu Bakr menjadi tokoh sebagai Muslim yang penting, baru nama ayahnya disebu
t-sebut. Ada pengaruh Abu Bakr dalam kehidupan ayahnya, namun pengaruh ayahnya
dalam kehidupan Abu Bakr tidak ada. Tetapi yang menjadi perhatian kalangan seja
rawan waktu itu justru yang menyangkut kabilahnya serta kedudukannya di tengah
-tengah masyarakat Kuraisy. Tak bedanya mereka itu dalam hal ini dengan sejarah
Arab umumnya. Dengan melihat pertaliannya kepada salah satu kabilah,1 (1 Kabi
lah atau suku merupakan susunan masyarakat Arab yang berasal dari satu moyang,
lebih kecil dari sya'b dan lebih besar dari 'imarah, kemudian berturut-turut b
atn, 'imarah dan fakhz. â Pnj.) sudah cukup untuk mengetahui watak dan akhlak mer
eka. Adakalanya yang demikian ini baik, dan kadang juga mereka yang percaya pa
da prinsip keturunan itu berguna untuk menentukan kecenderungan mereka, kendati
yang lain menganggap penilaian demikian sudah berlebihan, dan ini yang membuat
mereka tidak cermat dalarn meneliti.
Kabilahnya dan kepemimpinannya
Abu Bakr dari kabilah Taim bin Murrah bin Ka'b. Nasabnya bertemu dengan Nabi pa
da Adnan. Setiap kabilah yang tinggal di Mekah punya keistimewaan tersendiri, y
akni ada tidaknya hubungannya dengan sesuatu jabatan di Ka'bah. Untuk Banu Abd
Manaf tugasnya siqayah dan rifadah, untuk Banu Abdid-Dar, liwa', hijabah dan n
adwah, yang sudah berjalan sejak sebelum Hasyim kakek Nabi lahir. Sedang pimpina
n tentara di pegang oleh Banu Makhzum, nenek moyang Khalid bin Walid, dan Banu T
aim bin Murrah menyusun masalah diat (tebusan darah) dan segala macam ganti rug
i. Pada zaman jahiliah masalah penebusan darah ini di tangan Abu Bakr tatkala p
osisinya cukup kuat, dan dia juga yang memegang pimpinan kabilahnya. Oleh karen
a itu bila ia harus menanggung sesuatu tebusan dan ia meminta bantuan Kuraisy,
mereka pun percaya dan mau memberikan tebusan itu, yang tak akan dipenuhi sekir
anya orang lain yang memintanya.
Banyak buku yang ditulis orang kemudian menceritakan adanya pujian ketika menyin
ggung Banu Taim ini serta kedudukannya di tengahtengah kabilah-kabilah Arab.
Diceritakan bahwa ketika Munzir bin Ma'as-Sama' menuntut Imru'ul-Qais bin Hu
jr al-Kindi, ia mendapat perlindungan Mu'alla at-Taimi (dari Banu Taim), sehing
ga dalam hal ini penyair Imru'ul-Qais berkata:

Anda mungkin juga menyukai