PENDAHULUAN
kemiskinan. Hal itu dapat dilihat pada data BPS tahun 2005 dan 2008 yakni
19,1 Juta RTS (Rumah Tangga Miskin) jumlah ini terbagi dalam kategori
hampir miskin 6.969.602 orang, miskin 8.236.989 orang, dan sangat miskin
mana hal ini dapat dicapai melalui pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan atau
2004).
Analisa hubungan segitiga antara ketiga hal tersebut diatas telah menjadi
bahan perdebatan yang panjang dan sangat menarik diantara para peneliti dan
1
teoritis keilmuwan. Sedang diantara para pembuat kebijakan, terutama
ketidakberdayaan untuk mampu bertahan hidup dan berusaha keluar dari garis
kemiskinan.
Usaha Rakyat (KUR). Dari ketiga klaster program yang paling kontroversial
yaitu Bantuan Langsung Tunai (BLT) karena telah menimbulkan pro dan
kontra .
2
Semua program-program yang diuraikan diatas pada akhirnya bertujuan
rumah tangga miskin. Rumah tangga miskin yang berhak menerima bantuan
Rp100.000,00 per bulan yang diberikan tiga bulan sekali selama satu tahun.
pemerintah menyediakan dana sebesar Rp4,6 triliun bagi sekitar 15,5 juta
terhadap masyarakat miskin dan rentan, melalui Inpres No. 12 Tahun 2005
3
tentang Pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai kepada Rumah Tangga Miskin,
di lapangan pun tidak luput dari berbagai kendala. Bersamaan dengan itu,
Persoalan harga BBM selalu menjadi drama ekonomi dan sosial bagi
kenaikan harga dan program BLT, telah menjadi headline permasalahan yang
penerima dan bukan penerima BLT, juga ancaman warga kepada petugas.
tidak efektif. Hal ini bisa dilihat dari meningkatnya jumlah penduduk miskin
4
17,8%. Ini menunjukkan bahwa program BLT tidak mampu mengurangi
kemiskinan. Program ini bukan obat mujarab yang bisa menyembuhkan orang
yang paling miskin. Namun, penerapannya rawan gejolak sosial. Selain itu,
harga atau perbedaan tingkat pendapatan antar daerah. Sebab, daya beli
seperti kepala desa, RT, RW, dan staf BPS. Sering kali aparat pemerintah
BLT.
BLT juga mendidik orang miskin menjadi malas bekerja karena mereka
5
mengijonkan expected income dari BLT selama tiga bulan, bahkan cenderung
(BPS) masing-masing 0,8% dan 3%. Terdapat sejumlah alasan yang memicu
dan 27%, tanggungan biaya administrasi 15% dan 1%,dan dibagi secara
B. Rumusan Masalah:
6
C. Tujuan Penelitian:
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijabarkan, maka
D. Manfaat penelitian:
Dari tujuan penelitian yang telah ditetapkan, penulis berharap penelitian ini
1. Manfaat Teoritis
hasil analisis bantuan langsung tunai dalam meringankan beban rakyat miskin di
3. Bagi Pemerintah
yang kontroversial ini agar tepat sasaran, efektiv, dan dapat meringankan
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Kemiskinan
dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisik-nya dalam
berkembang sangat pesat dan timbulnya nilai-nilai sosial yang baru. Dengan
sebagai masalah sosial. Pada waktu itu individu sadar akan kedudukan
telah gagal untuk memperoleh lebih daripada apa yang telah dimilikinya dan
8
Pada masayarakat modern yang rumit, kemiskinan menjadi suatu
bukan merasa miskin karena kurang makan, pakaian atau perumahan. Tetpai
karena harta miliknya tidak cukup untuk memenuhi taraf kehidupan yang ada.
Hal ini terlihat di kota-kota besar Indonesia, seperti Jakarta; seorang dianggap
miskin karena tidak memiliki radio, televisi, atau mobil. Seingga lama-
Persoalan menjadi lain bagi mereka yang turut dalam arus urbanisasi
timbul tuna karya , tuna susila, dan lain sebagainya. Secara sosiologis, sebab-
tersebut.
kompensasi dari kenaikan harga BBM tahun 2005 untuk meringankan beban
pokok sehari-hari melonjak naik hingga daya beli masyarakat turun dan
9
terjadi pengangguran dimana-mana. Sehingga rakyat miskin yang menjadi
kebutuhan primernya diwaktu BBM belum naik, apalagi setelah BBM naik,
maupun desainnya yang peka terhadap disparitas gender dalam akses terhadap
Program dana tunai bersyarat mewajibkan penerima bantuan dana tunai untuk
menggunakan fasilitas layanan kesehatan untuk kesehatan ibu dan anak, dan
10
bawah nama Program Progresa, yang kemudian berganti nama menjadi
Oportunidades.
hidup dan keluar dari kemiskinan. Atas dasar inilah maka Progresa disebut
kesehatan, dan sebagainya. Penerima dana tunai adalah para ibu. Selain
para ibu, pada saat yang bersamaan pemerintah juga menyediakan bantuan
11
sebagian besar penduduk miskin di perdesaan dengan penduduk miskin
0-5 tahun menjadi lebih sehat (insiden anak sakit 12% lebih rendah dari
Selain itu, desain program ini juga dinilai sangat peka terhadap
disparitas gender dalam akses terhadap sumber daya. Satu aspek penting
bagi anak laki-laki yang nantinya akan menjadi pencari nafkah utama
hamil dan balita serta pelatihan mengenai kesehatan dan gizi, terutama
12
makanan keluarga ke makanan yang lebih bergizi. Perempuan, selain
langsung dana tunai kepada rumah tangga, bukannya subsidi dalam bentuk
13
sudah ada? Mengapa bantuan diberikan langsung ke individu dan bukan ke
17: Jan-Mar/2006)
desain awal yang dirancang secara seksama dan didahului dengan uji coba
dievaluasi. Dalam kegiatan evaluasi tersebut, isu yang diteliti antara lain
14
analisis biaya-manfaat, peranan perempuan dalam program, hubungan
cepat oleh pemerintah karena dampak kenaikan harga BBM pada tanggal 1
menyediakan dana sebesar Rp4,6 triliun bagi sekitar 15,5 juta rumah
D. Sosialisasi Program
15
satu pihak, minimnya sosialisasi pada tahap pendataan dapat mengurangi
terdapat Surat Mendagri No. 541/2475/SJ dan Surat Menko Kesra No.
16
pengrusakan. Pengaduan yang berbentuk aksi protes dan ancaman
dan kecamatan serta BPS juga turun tangan. Aksi protes dan ancaman
sebagian dana kepada rumah tangga miskin lainnya; 3) ada pejabat yang
tahap berikutnya.
6. Permasalahan BLT
terindikasi dari adanya rumah tangga tidak miskin yang menjadi penerima
SLT (leakage) dan adanya rumah tangga miskin yang belum menjadi
17
SLS (Satuan Lingkungan Setempat)1 yang bertugas mendaftar rumah
tangga miskin;
Kabupaten Lamongan
wilayah 135 Ha. Jumlah penduduknya adalah 1265 jiwa dengan jumlah
penduduk laki 675 orang dan perempuan 590 orang. Di desa ini terbagi
sebelah timur: Desa Tambak Ploso, sebelah selatan: Desa Karang Langit,
18
Garis kemiskinan di Desa Sukorejo Kecamatan Turi Kabupaten
Jumlah penerima BLT di Desa Sukorejo pada tahun 2008 sebanyak 151
KK. Pada tahun 2009 mengalami penurunan yaitu sebanyak 146 KK. BLT di
Desa Sukorejo diberikan 3 kali dalam setahun dan menerima pada setiap
BLT terbagi 2 dusun yaitu Dusun Kepatihan dan Jalak. Penerima mendapat Rp
dengan disaksikan oleh perangkat desa yang ditunjuk oleh aparatur desa)
dikantor pos dan tidak boleh diwakilkan dengan membawa kartu BLT yang
tidak dapat dimanipula. Misal kartu tersebut hilang maka kartu BLT
Sukorejo)
Salah satu tujuan pemerintah memberikan BLT adalah untuk modal usaha
19
Permasalahn BLT di Desa Sukorejo adalah masyarakat setempat
penerima BLT sudah tepat sasaran di Desa Sukorejo. Di desa ini juga terjadi
permasalahan BLT bergilir dalam artian Bulan ini mendapatkan BLT tapi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
tertentu belum dapat menemukan apa yang ditiju, maka ganti teknik lain),
20
Untuk memperkaya data dan lebih memahami fenomena sosial
data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder,
21
dan tidak sebanding dengan kebutuhan akhir-akhir ini yang lebih mahal
dan meningkat.
1. Interview (Wawancara)
22
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
sedikit/kecil.
2. Observasi (Pengamatan)
orang, maka observasi tidak terbatas pada orang tetapi juga obyek-
kompleks, suatu proses yang tersusun dare berbagai proses bioligis dan
psikologis.
gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
F. Sumber Data
dikategorikan:
1. Data primer
23
2. Data sekunder
24
DAFTAR PUSTAKA
25
26