Anda di halaman 1dari 24

KONSTRUKSI ATOM DAN

SIFAT KRISTAL LOGAM


2.1 Pengenalan Bahan dan Sifatnya
2.1.1 Bahan dan Sifat Atom
Atom terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang
mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton yang bermuatan positif
dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak
memiliki neutron).
Atom bersifat elektronetral, maka muatan positif dari nukleus harus sama
dengan jumlah muatan negatif dari elektronyang mengelilingi nukleus tadi.

2.1.2 Bahan dan Sifat Kristal Logam


Kristal logam terdiri atas atom logam yang terikat dengan ikatan logam.
Elektron valensi dalam atom logam mudah dikeluarkan (karena energi
ionisasinya yang kecil) menghasilkan kation. Bila dua atom logam saling
mendekat, orbital atom terluarnya akan tumpang tindih membentuk orbital
molekul. Bila atom ketiga mendekati kedua atom tersebut, interaksi antar
orbitalnya terjadi dan orbital molekul baru terbentuk. Jadi, sejumlah besar orbital
molekul akan terbentuk oleh sejumlah besar atom logam, dan orbital molekul
yang dihasilkan akan tersebar di tiga dimensi.

Karena orbital atom bertumpang tindih berulang-ulang, elektron-elektron


di kulit terluar setiap atom akan dipengaruhi oleh banyak atom lain. Elektron
semacam ini tidak harus dimiliki oleh atom tertentu, tetapi akan bergerak bebas
dalam kisi yang dibentuk oleh atom-atom ini. Jadi, elektron-elektron ini disebut
dengan elektron bebas.

Sedangkan sifat-sifat kristal logam itu sendiri adalah tidak tembus cahaya,
permukaannya tampak mengkilap, dan memiliki konduktivitas yang baik.
Sifat-sifat logam yang bemanfaat seperti kedapat-tempa-annya, hantaran
listrik dan panas serta kilap logam dapat dihubungkan dengan sifat ikatan logam.
Misalnya, logam dapat mempertahankan strukturnya bahkan bila ada deformasi.
Hal ini karena ada interaksi yang kuat di berbagai arah antara atom (ion) dan
elektron bebas di sekitarnya.

Tingginya hantaran panas logam dapat juga dijelaskan dengan elektron


bebas ini. Bila salah satu ujung logam dipanaskan, energi kinetik elektron sekitar
ujung itu akan meningkat. Peningkatan energi kinetik dengan cepat ditransfer ke
elektron bebas. Hantaran listrik dijelaskan dengan cara yang sama. Bila beda
tegangan diberikan pada kedua ujung logam, elektron akan mengalir ke arah
muatan yang positif.

Kilap logam diakibatkan oleh sejumlah besar orbital molekul kristal


logam. Karena sedemikian banyak orbital molekul, celah energi antara tingkat-
tingkat energi itu sangat kecil. Bila permukaan logam disinari, elektron akan
mengabsorbsi energi sinar tersebut dan tereksitasi. Akibatnya, rentang panjang
gelombang cahaya yang diserap sangat lebar. Bila elektron yang tereksitasi
melepaskan energi yang diterimanya dan kembali ke keadaan dasar, cahaya
dengan rentang panjang gelombang yang lebar akan dipancarkan, yang akan kita
amati sebagai kilap logam

2.2 Macam – Macam Ikatan Kimia


Berdasarkan perubahan konfigurasi elektron yang terjadi pada pembentukan
ikatan maka ikatan kimia dibedakan menjadi 4 yaitu :

1. Ikatan Ionik
• Terjadi jika atom unsur yang memiliki energi ionisasi kecil/rendah
melepaskan elektron valensinya (membentuk kation) dan atom unsur lain
yang mempunyai afinitas elektron besar/tinggi menangkap/menerima
elektron tersebut (membentuk anion).
• Kedua ion tersebut kemudian saling berikatan dengan gaya elektrostatis
(sesuai hukum Coloumb).
• Unsur yang cenderung melepaskan elektron adalah unsur logam
sedangkan unsur yang cenderung menerima elektron adalah unsur non
logam.

2. Ikatan Kovalen
• Adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara
bersama oleh 2 atom yang berikatan.
• Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang akan
berikatan untuk melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom non logam).
• Ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas
elektron tinggi serta beda kelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan
ikatan ion.
• Atom non logam cenderung untuk menerima elektron sehingga jika tiap-
tiap atom non logam berikatan maka ikatan yang terbentuk dapat
dilakukan dengan cara mempersekutukan elektronnya dan akhirnya
terbentuk pasangan elektron yang dipakai secara bersama.
• Pembentukan ikatan kovalen dengan cara pemakaian bersama pasangan
elektron tersebut harus sesuai dengan konfigurasi elektron pada unsur gas
mulai yaitu 8 elektron (kecuali he berjumlah 2 elektron).
3. Ikatan Koordinat
• Adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan
elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan (Pasangan
Elektron Bebas (PEB) ).sedangkan atom yang lain hanya menerima
pasangan elektron yang digunakan bersama.
• Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan dativ
digambarkan dengan tanda anak panah kecil yang arahnya dari atom
donor menuju akseptor pasangan elektron.

4. Ikatan Logam
• Adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik menarik yang
terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif
dari elektron-elektron yang bebas bergerak.
• Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal
rapat 1 sama lain.
• Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah
untuk dilepaskan dan membentuk ion positif.
• Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak
tempat kosong) sehingga elektron dapat berpindah dari 1 atom ke atom
lain.
• Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron
valensi logam mengalami delokalisasi.

2.3 Jarak Antar Atom dan Stuktur Atom

2.3.1 Jarak Antar Atom

Jarak antar atom adalah konstan dan diberikan oleh parameter (jarak antara atom
Cl dan Na yang berdekatan). Kontribusi utama pada energi ikat kristal ionik diberikan
oleh energi potensial coulomb dari ion-ion. Interaksi elektromagnetik antara 2 muatan
titikq 1 dan q 2 yang terpisah pada jarak R diberikan oleh energi potensial coulomb,
dimana r adalah konstanta untuk kasus Na Cl muatan energi.

Dalam perhitungan energi, perlu memperhitungkan energi efek dari muatan-


muatan tetangga yang ditinjau tersebut. Jika semua muatan positif maupun
negatifdiperhitungkan, maka energi potensial tarik menarik diberikan oleh dimana r
adalah jarak antara 2 ion tetangga terdekat dan = 1,74756 adalah konstanta madelung.
Persamaan ini digunakan untuk menghitung energi 1 satu ion tunggal dalam kristal.

Akibat prinsip larangan Pauli dan juga tumpang tindih dari kulit elektron pada
kisi kristal. Berlawanan dengan interaksi tarik menarik seperti interaksi coulomb, energi
potensial tolak menolak ini memiliki jangkauan yang sangat pendek.

2.3.2 Struktur Atom


2.3.2.1 Pengertian Atom

Atom adalah partikel terkecil unsur yang masih mempunyai sifat unsur.
Ahli fisika telah mampu menghitung volume sebuah atom sehingga diperoleh
diameter suatu atom adalah 3-15nm (1nm=10-9m) dengan asumsi berbentuk bola.
Walaupun atom tidak dapat dilihat, para ahli dapat membuat perkiraan gambaran
atom tersebut melalui berbagai percobaan dan hasil penafsiran dari hasil
percobaan. Peerkiraan gambar tentang atom tersebut disebut model atom.

2.3.2.2 Partikel Dasar Atom

Para ahli menemukan bahwa atom terdiri dari proton, neutron, dan
elektron. Proton, neutron, dan elektron dinamakan partikel dasar atom
a. Inti atom
Inti atom terdiri dari proton dan neutron.
• Proton
Pada tahun 1986, Eugene Goldstein menemukan proton. Goldstein
melakukan percobaaan dengan menggunakan tabung sinar katode. Anode
dan katode dari tabung tersebut dihubungkan arus listrik bertegangan
tinggi. Dari percobaan tersebut diperoleh fakta-fakta sebagai berikut. Bila
katode tidak diberi lubang, ruang di belakang katode gelap. Akan tetapi,
bila katode dilubangi dan diisi dengan gas hidrogen yang bertekanan
sangat rendah, ternyata gas dibelakang katode berpendar. Hal ini
disebabkan adanya radiasi sinar yang berasal dari anode dan memijarkan
gas tersebut. Sinar itu disebut sinar anode atau sinar kanal. Dari hasil
percobaan tersebut diperoleh bahwa sinar anode merupakan radiasi
partikel yang disebut dangan proton.

• Neutron
Pada tahun 1930, W. Bothe dan H. Becker menembaki inti atom
berillium dengan partikel alfa dan dihasilkan suatu radiasi partikel yang
mempunyai daya tembus tinggi. Selanjutnya pada tahun 1932, James
Chadwick melakukan percobaan yang sama dan berdasarkan percobaan
tersebut dapat dibuktikan bahwa radiasi tersebut merupakan partikel
netral yanga massanya hampir sama dengam massa proton. Selanjutnya,
partikel ini disebut neutron, dan merupakan partikel penyusun inti atom.

b. Elektron
Pada tahun 1897, JJ. Thomson menemukan elektron. Thomson
melakukan percobaan dengan menggunakan tabung kaca dengan tabung kaca
dengan udara dalam tabung bertekanan sangat rendah. Pada kedua ujung
tabung tersebut dipasang plat logam yang berfungsi sebagai elektrode. Kedua
elektrode tersebut dihubungkan dengan kutub positif yang disebut anode,
sedangkan elektrode yang dihubungkan dengan kutub negatif disebut katode.
Tabung seperti ini dinamakan tabung sinar katode. Dengan menggunakan
pompa vakum, tekanan udara dalam tabung dapat diatur. Jika tekanan udara
dalam tabung dibuat cukup rendah, maka gas dalam tabung akan berpendar
dengan cahaya yang warnanya tergantung pada jenis gas dalam tabung.
Selanjutnya, jika tekanan dalam gas dibuat semakin kecil, maka akhirnya
tabung menjadi gelap. Akan tetapi, bagian tabung didepan katode berpendar
dengan warna hijau. Perpendaran ini bersumber dari radiasi katode menuju
anode yang membentur gelas berpendar. Karena sinar ini berasal dari katode
sehingga disebut sinar katode. Selanjutnya diketahui bahwa sinar katode
merupakan radiasi partikel bermuatan negatif yang disebut elektron.

2.3.2.3 Nomor Atom dan Nomor Massa

Nomor atom adalah jumlah proton dalam inti atom, sedangkan nomor
massa adalah massa inti atom yang merupakan massa atom.

Keterangan :

X = Lambang atom unsur


A = Nomor massa
= Jumlah proton + jumlah neutron
Z = Nomor atom
= Jumlah proton dalam inti atom

a. Isotop
Isotop adalah atom-atom yang mempunyai nomor atom sama, tetapi
mempunyai nomor massa berbeda.

b. Isobar
Isobar adalah atom-atom yang nomor atomnya berbeda tetapi nomor
massanya sama.
c. Isoton
Isoton adalah atom-atom dari unsur yang berbeda tetapi jumlah
neutronnya sama.
d. Isoelektron
Isoelektron adalah atom-atom dari unsur-unsur berbeda tetapi jumlah
elektronnya sama.

2.3.2.4 Perkembangan Model Atom

a. Model Atom Dalton


Dalton mengemukakan teorinya bahwa atom adalah semua materi yang
tersusun dari partikel-partikel terkecil yang tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan.

b. Model atom Thomson


Thomson mengemukakan teorinya bahwa atom ialah suatu materi
berbentuk bola bermuatan positif dan didalamnya tersebar elektron-elektron
( model roti kismis).

c. Model Atom Rutherford


Rutherford mengemukakan teorinya bahwa atom adalah inti atom yang
bermuatan positif dan elektron bermuatan negatif yang mengelilingi inti atom.

d. Model Atom Niels Bohr


Niels Bohr mengemukakan bahwa atom terdiri dari inti atom yang
mengandung proton bermuatan positif dan elektron bermuatan negatif yang
mengelilingi inti atom. Elektron-elektron yang mengitari inti atom berada pada
tingkat energi tertentu yang bergerak secara stasioner.

e. Model Atom Modern


Model atau modern adalah atom yang terdiri dari inti atom yang
mengandung proton dan neutron dan elektron-elektron mengitari inti atom
berada pada orbital-orbital tertentu yang membentuk kulit atom, hal itu
dikatakan dengan konsep orbital.

2.3.2.5 Bilangan Kuantum

Bilangan kuantum adalah bilangan yang menyatakan kedudukan elektron pada


orbital-orbital atom. Bilangan kuantum ada 4, yaitu :
1. Bilangan kuantum utama (n)
2. Bilangan kuantum azimut (l)
3. Bilangan kuantum magnetik (m)
4. Bilangan kuantum spin (s)
Beton adalah material utama yang digunakan dalam pembuatan bangunan.
Beton terdiri dari pasta, agregat dan admixture. Dalam membuat suatu beton
dengan mutu tertentu perlu ditentukan jumlah pasta dan agregat yang
sesuai. Pasta adalah campuran semen dan air yang digunakan untuk
merekatkan agregat-agregat dalam beton. Jumlah pasta pada pembuatan
beton sekitar 30-40% dari volume dan berat total beton. Sedangkan jumlah
agregat sebesar 60-70%.
Sifat dan Karakteristik Beton

1. Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan hancur tekan yang


tinggi serta tegangan hancur tarik yang rendah.

2. Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen konstruksi yang


memikul momen lengkung atau tarikan.

3. Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, sehingga akan


terjadi retak yang makin – lama makin besar.

4. Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panas dan


dikenal dengan proses hidrasi.
5. Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan antar
butiran sehingga beton dapat dipadatkan dengan mudah.

6. Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan


butiran semen berjarak semakin jauh sehingga kekuatan beton akan
berkurang.

7. Dengan perkiraan komposisi (mix desain) dibuat rekayasa untuk


memeriksa dan mengetahui perbandingan campuran agar dihasilkan
kekuatan beton yang tinggi.

8. Selama proses pengerasan campuran beton, kelembaban beton harus


dipertahankan untuk mendapatkan hasil yang direncanakan.

9. Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen


konstruksi akan mampu memikul beban luar yang bekerja padanya.

10. Untuk menjaga keretakan yang lebih lanjut pada suatu penampang
balok, maka dipasang tulangan baja pada daerah yang tertarik.

- Kelebihan :

1. Mudah dicetak sehingga bentuk bervariasi


2. Awet dan tahan lama
3. Tahan api
4. Ekonomis
5. Dapat dicor di tempat

- Kekurangan :

1. Tegangan tarik rendah


2. Duktilitas rendah
3. Berat sendiri sangat besar
4. Volume tidak stabil

Proses Pengolahan Beton

• Beton terdiri material pengisi yaitu agregat yang terdiri dari pasir dan
kerikil serta material pengikat yaitu semen yang dicampur dengan air
( pasta semen)
Suatu proses kimia antara semen dan air akan terjadi setelah kedua
bahan ini dicampur yang mengakibatkan terjadinya pengikatan yang
diikuti proses pengerasan semen.

• Semen merupakan bubuk kering yang berupa partikel-pertikel halus.

• Semen yang digunakan dalam pembuatan beton adalah semen


hidrolik. Semen hidrolik adalah jenis semen yang bereaksi dengan air dan
membentuk suatu batuan massa. Semen hidrolik juga terdiri dari
beberapa jenis, seperti semen semen portland, semen portland abu
terbang, semen portland putih, dll.
• Air juga sangat dibutuhkan dalam pembuatan beton, karena air dapat
mempercepat proses kimiawi pada beton.Sehingga dapat memudahakn
pengerjaan. Pada reaksi kimia beton, hanya 1/3 bagian air yang
diperlukan untuk reaksi.

• Dalam pembuatan beton, semen akan dicampur air untuk membentuk


pasta. Fungsi dari pasta ini adalah untuk merekatkan agregat sehingga
tidak mudah goyah

• Admixture atau zat tambahan lainnya adalah bahan yang tidak harus
dipakai dalam pembuatan beton karena dipakai hanya jika ingin
mendapatkan suatu jenis beton yang membutuhkan bahan,selain semen
dan agregat. Contoh-contoh zat admixture :

• • super-plasticizer : digunakan untuk mengurangi jumlah


campuran air.
• pembentuk gelembung udara : meninggikan sifat
kedap air.
• retarder : memperlambat pengerasan, memperpanjang
waktu pengerjaan.
• bahan warna : memberi bahan warna.

• Agregat merupakan pengisi beton yang digunakan untuk membuat


volume stabil. Selain itu, sifat mekanik dan fisik dari agregat sangat
berpengaruh tehadap sifat-sifat beton yang dihasilkan, seperti kuat tekan,
kekuatan, durabilitas, berat, dll. Kegunaan agregat pada beton adalah:
• Menghasilkan beton yang murah
• Menimbulkan volume beton yang stabil
• Mencegah abrasi jika beton digunakan pada bangunan laut

• PENCAMPURAN BETON

• Sebelum pencampuran,
bahan-bahan pembuat beton
ditimbang sesuai dengan mix
design. Kemudian bahan-
bahan tersebut dimasukkan
ke dalam mixer dengan urutan
sebagai berikut :

• 1. Memasukan air kurang


lebih 10 % air

• campuran.

• 2. Memasukan agregat
kasar.

• 3. Memasukan agregat
halus.

• 4. Memasukan semen.
• 5. Memasukan air sisa yang kurang lebih 10% air campuran, karena
pada waktu memasukan bahan-bahan kering, air dimasukkan sedikit demi
sedikit.

• 6. Bahan additive dimasukkan di lokasi pembangunan.

• PENGANGKUTAN BETON

• Pengangkutan dikerjakan dengan menggunakan truk mixer dan


selama dalam perjalanan mixer diputar. Lama perjalanan dari pabrik ke
lokasi pembangunan kurang lebih 20 menit sedangkan adukan beton
harus dicor dalam waktu 1 jam setelah pengadukan dengan air dimulai.
Untuk menghindari panas yang tinggi dan penguapan maka
pengangkutan dilaksanakan pada malam hari.

• PENGADUKAN BETON

• Pengadukan dikerjakan dengan memakai mixer dan lamanya


pengadukan tergantung dari kapasitas mixer. Setelah selesai
pengadukan, adukan beton memperlihatkan susunan dan warna yang
merata dan pekerjaan ini diawasi oleh seorang ahli.

• PENGECORAN

• Pengecoran ini dilaksanakan pada malam hari. Karena kalau pada


siang hari suhu cukup tinggi dan dikhawatirkan terjadi keretakan akibat
dari penguapan dan pengerasan yang terlalu cepat. Dari truk mixer spesi
beton dituangkan dahulu dalam bucked untuk selanjutnya diangkat
dengan menggunakan crane ke tempat yang akan dicor. Pada waktu
penuangan beton ini diusahakan sedekat mungkin dengan tempat yang
akan dicor untuk menghindari tinggi jatuh yang terlalu jauh yang akan
menyebabkan segregasi spesi beton. Ini disebabkan karena bahan-bahan
yang terberat dan terbesar akan jatuh ke bawah lebih dahulu, selanjutnya
kerikil dan kemudian pasir dan akhirnya pasta semen yang akan jatuh
dalam cetakan. Pencampuran sebelumnya yang baik akan berpengaruh
pada kualitas beton.

• PEMADATAN

• Untuk menghilangkan udara yang terdapat antara dinding dan spesi


beton juga di dalam campuran beton itu sendiri dilakukan pemadatan.
Karena kalau tidak dilakukan maka udara akan membentuk ruang kosong
dalam beton. Ruang kosong itu sangat merugikan bagi kualitas beton,
selain kekuatannya berkurang hasil cornya akan buruk dan berongga.
Metode pemadatan yang dilakukan adalah dengan tangan dan jarum
penggetar. Metode pemadatan dengan tangan yaitu dengan cara
menusuk-nusuk dengan sepotong kayu atau batang lain. Sedangkan
metoda dengan jarum getar yaitu pemadatan dengan menggunakan alat
mekanis yang disebut jarum penggetar atau vibrator.
Beton dibedakan dalam 2 kelompok besar yaitu :
-Beton Keras
-Beton Segar

Macam–macam jenis beton :

a. Beton Ringan e. Beton Non Pasir (No-Fines Concrete)

b. Beton Massa f. Beton Siklop

c. Ferosemen g. Beton Hampa

d. Beton Serat (Fibre Concrete) h. Beton Mortar

 Korosi adalah penyebab utama kecelakaan/kejadian di Amerika


Utara ( R.J Eiber,1992)

 Korosi adalah penyebab utama kegagalan jaringan pipa di Teluk


Mexico (J.S.Mandke,1990)

 Korosi pada fasilitas pemipaan minyak on-shore di Amerika


Utara membutuhkan $ 1.000.000.000 untuk biaya perbaikan
(J.Keen, 1990)

 Internal Corrosion sepanjang Jaringan Pipa terjadi pada saat


pengggantian (T.Sowerby,1991)

Untuk mengantisipasi dan menangani korosi perlu dilakukan


kebijakan/strategi secara komprehensif yaitu dari tahap awal sampai akhir
proses yang disebut Manajemen Korosi. Manajemen Korosi meliputi tahap
pencarian dan pengolahan Database, aktivitas, perencanaandan
implementasi. Aktivitas dalam Manajemen Korosi adalah corrosion
monitoring,routinescientific data analysis strategy, facility audit and
recommendation, intelligence pigging, mechanical cleaning, corrosion
engineering support, failure analysis, data management,corrosion
inhibitor strategy, awarness campaign dan management system.

Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena
logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada
definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses
ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi
di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida atau besi sulfida,
setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk
pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan
bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi
senyawa besi oksida).

FAKTOR FAKTOR YANG MENYEBABKAN KOROSI

 Suatu unsur sebagai katoda (elektroda positif) atau kation(ion positip


dalam bentuk mikro).
 Suatu unsur sebagai anoda(elektroda negatif) atau anion (ion negatip
dalam bentuk mikro).

 Media elektrolit sebagai penghubung.

 Arus listrik.

TIPE TIPE KOROSI

 Korosi internal yaitu korosi yang terjadi akibat adanya kandungan CO2
dan H2S pada minyak bumi sehingga apabila terjadi kontak dengan air
akan membentuk asam yang menyebabkan korosi.

 Korosi eksternal yaitu korosi yang terjadi pada bagian permukaan dari
sistem pemipaan dan peralatan, baik yang kontak dengan udara bebas
dan permukaan tanah, akibat adanya kandungan zat asam pada udara
dari tanah.

KOROSI DIBEDAKAN MENJADI

 Korosi logam tak sejenis

 Korosi Intergranular

 Korosi celah dan sumuran

 Korosi erosi

 Korosi udara

CARA PENCEGAHAN KOROSI

 Mengecat jembatan pagar dan railing. Cat dapat menghindarkan


kontak besi dengan udara dan air.

 Melumuri logam dengan oli atau gemuk. Cara ini diterapkan untuk
berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk dapat mencegah kontak
antara besi dengan air.

 Dibalut dengan plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring


dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak
besi dengan udara dan air.

 Tin plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat


dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara
elektrolisis, yang disebut electroplating

 Galvanisasi (pelapisan dengan zink). Pipa besi, tiang telpon, badan


mobil, dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan
timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya
tidak utuh
 Cromium plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga
dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang
mengkilap,

 Sacrificial protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam


yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika
logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu
akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi
pipa baja yang ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara
periodik, batang magnesium harus diganti.

INHIBITOR KOROSI dan KOROSI pada TEMPRATUR TINGGI

 inhibitor adalah suatu zat kimia yang dapat menghambat atau


memperlambat suatu reaksi kimia.

 inhibitor korosi adalah suatu zat kimia yang bila ditambahkan kedalam
suatu lingkungan, dapat menurunkan laju penyerangan korosi
lingkungan itu terhadap suatu logam.

Adapun mekanisme kerja INHIBITOR KOROSI dapat dibedakan sebagai


berikut :

1) Inhibitor teradsorpsi pada permukaan logam, dan membentuk suatu


lapisan tipis dengan ketebalan beberapa molekul inhibitor. Lapisan ini
tidak dapat dilihat oleh mata biasa, namun dapat menghambat
penyerangan lingkungan terhadap logamnya.

2) Melalui pengaruh lingkungan (misal pH) menyebabkan inhibitor dapat


mengendap dan selanjutnya teradsopsi pada permukaan logam serta
melidunginya terhadap korosi. Endapan yang terjadi cukup banyak,
sehingga lapisan yang terjadi dapat teramati oleh mata.

3) Inhibitor lebih dulu mengkorosi logamnya, dan menghasilkan suatu


zat kimia yang kemudian melalui peristiwa adsorpsi dari produk korosi
tersebut membentuk suatu lapisan pasif pada permukaan logam.

4) Inhibitor menghilangkan kontituen yang agresif dari lingkungannya.

Korosi pada Tempratur Tinggi

 Logam yang berada pada tempratur tinggi akan bereaksi denagn


lingkungannya membentuk selaput tipis oksida

 Misalnya : stainless stell yang dipanasi secara terkontrol akan


menghasilkan oksida dengan warna warni yang indah  knalpot

Ada inteferensi warna yang akibat perbedaan ketebalan oksida yang


terbentuk , sehingga bisa digunakan untuk mengetahui tempratur logam
baja saat dipanaskan dalam suatu proses heat treatment
Pertumbuhan Oksida

 Awal proses oksida adalah pembentukan oksida dimana terjadi


penarikan oksigen ke permukaan logam

 Reaksi antara oksigen dengan logam

 Oksida terbentuk dipermukaan logam

 Pertumbuhan oksida yang terbentuk

KOROSI LOGAM TAK SEJENIS DAN SERANGAN SELEKTIF

Korosi Logam Tak Sejenis

 Korosi logam tak sejenis (dissimiliar metals) adalah istilah yang dipakai
untuk korosi akibat dua logam tak sejenis yang tergandeng (coupled)
membentuk sebuah sel korosi basah sederhana.

 Sebutan lain untuk korosi logam tak sejenis adalah korosi dwilogam
atau korosi galvanik.

Gambar mur dan baut alumunium dapat digunakan untuk merekatkan


plat-plat baja ke plat-plat alumunium jika dilengkapi dengan selongsong
dan cincin penyekat dari plastik.

Pengaruh Lingkungan thd korosi galvanik

 Lingkungan media korosif sangat mempengaruhi proses korosi


bimetal. Pada Fe & Zn ;

 Zn (anodik) dan Fe (katodik) berlangsung pada media yang lembab.

 Sebaliknya Zn (katodik) dan Fe (anodik) berlangsung pada media air


180oF.
 Korosi galvanik juga bisa terjadi dimedia udara dan laju korosi
tergantung dari kelembapan udara.

 Dilingkungan yang sangat kering, korosi galvanik tidak terjadi karena


tidak ada elektrolit yang mengantar arus.

Pengaruh Jarak pada Korosi Galvanik

Laju korosi galvanik paling besar terjadi didekat sambungan. Untuk itu
kenaikan jarak terhadap sambungan akan mengurangi tingkat korosinya.

PENGENDALIAN KOROSI GALVANIK

 Hindari anoda dengan luas kecil dan katoda dengan luas besar.

 Anoda dan Katoda dipisahkan dengan bahan isolator.

 Coating

 Tambahi inhibitor (zat penghambat) pada media korosif.

 Buat anoda yang gampang diganti dan mempunyai beda potensial


kecil thd yang dilindungi, agar awet.

Teori Potensial Campuran dan Korosi Logam Tak Sejenis

Efek dari penggandengan dua logam tak sejenis sebagai berikut:

a) Deret Galvanik meramalkan bahwa logam lebih aktif menjadi anoda


apabila gandengan membentuk sebuah sel korosi basah , sementara
logam yang lebih mulia akan menjadi katoda.

b) Laju korosi logam lebih aktif mengalami percepatan, sementara laju


korosi logam lebih mulia terhambat.

Serangan Selektif

 Semua korosi yang terjadi di tempat tempat tertentu pada sesuatu


permukaan logam apapun alasannya, dapat digolongkan sebagai
serangan selektif (Selective attack)

Korosi Batas Butir

 Korosi batas butir terjadi bila daerah batas butir terserang akibat
adanya endapan didalamnya.

 Batas butir sering menjadi tempat yang lebih disukai untuk proses-
proses pengendapan dan pemisahan yang teramati pada banyak
paduan.

Korosi Intergranuler

 Korosi intergranular adalah salah satu bentuk dari korosi lokal yang
menyerang daerah disekitar batas butir.
 Bahan-bahan asing yang terdapat dalam struktur logam ada dua
macam, yaitu :
a. Logam antara

b. Senyawa,

 Pada dasarnya, setiap logam yang mengandung logam antara atau


senyawa pada batas-batas butirnya akan rentan terhadap korosi
intergranular

Peluluhan Selektif

 Peluluhan selektif adalah pelepasan netto sebuah unsur dari paduan,


dan karena itu sering disebut dealloying atau dematalification.

 Yang terserangmungkin seluruh permukaan yang terbuka sehingga


bentuk keselurhan tidak berubah, namun demikian hilangnya sebuah
unsur paduan dalam jumlah besar menjadikan logam berpori-poridan
hampir tanpa kekuatan mekanik lagi.

KAYU
Kayu merupakan komponen terpenting dalam pembangunan
perumahan dan bangunan gedung lainnya di Indonesia. Menurut
data statistik, dalam satu tahun tercatat tidak kurang dari 2 juta m3
kayu gergajian yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan
pembangunan perumahan dan pemukiman. Pada kenyataannya,
jumlah kayu gergajian yang diperlukan jauh dari di atas angka
tersebut karena banyak sekali kayu-kayu yang dipergunakan
sebagai bahan konstruksi bangunan yang dihasilkan dari industri
kecil rakyat yang tidak tercatat.

Sebagaimana diketahui bahwa ketersediaan kayu semakin


menurun baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Pada saat
sekarang ini dengan meningkatnya permintaan akan kayu untuk
perumahan dan gedung, penyediaan kayu yang kualitas tinggi
mengalami penurunan. Kualitas kayu terutama kelas awet makin
langka didapatkan, maka pada era sekarang dalam penggunaan
kayu untuk pembangunan perumahan dan gedung mulai didominasi
jenis-jenis kayu yang kurang awet.

a. Sifat Umum

 Anisotropik

 Higroskopis

b. Sifat Fisik

 Berat dan berat jenis


 Keawetan

 Warna

 Tekstur

 Arah serat

 Kesan raba

 Bau dan rasa

 Nilai dekoratif

JENIS DAN MACAM KAYU

a. Solid ( kayu utuh )

b. Layered

c. Partikel board

d. MDF ( Medium Density Fiberboard )

e. Blackboard

PROSES PENGAWETAN KAYU

a. Pembuatan Larutan

b. Teknik Pengawetan

 Pada kayu bundar : - penyemprotan

- pelaburan

 Pada kayu gergajian

KEGUNAAN KAYU

Penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian tertentu


tergantung dari sifat-sifat kayu yang bersangkutan dan persyaratan
teknis yang diperlukan. Jenis-jenis kayu yang mempunyai
persyaratan untuk tujuan pemakaian tertentu antara lain dapat
dikemukan sebagai berikut :

 Bangunan (Konstruksi)

 Perkakas (mebel)

 Lantai (parket)

 Bantalan Kereta Api


 Alat Olah Raga

 Alat Musik

Polimer (poli: banyak; mer: bagian) adalah rantai berulang dari atom
yang panjang, terbentuk dari pengikat yang berupa molekul identik
yang disebut monomer.

Contoh terkenal dari polimer adalah plastik dan DNA.

Plastik merupakan polimer yang dapat dicetak menjadi berbagai


bentuk yang berbeda, dan plastic merupakan jenis dari polimer yang
paling banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

MACAM-MACAM POLIMER

1. POLYPROPYLENE (PP)

• Polimer kristalin yang dihasilkan dari proses polimerisasi gas


propilena.

• Sifat-sifat umumnya :

- Spesific gravity rendah

- Titik leleh cukup tinggi

- Ketahanan terhadap bahan kimia

2. POLYSTIRENE (PS)

• hasil polimerisasi dari monomer-monomer stirena, dimana


monomer stirena- nya didapat dari hasil proses dehidroge
nisasi dari etil benzene (dengan bantuan katalis).

• Sifat-sifat umumnya :

- Sifat mekanis

- Ketahanan terhadap bahan kimia

- Abrasion resistance

- Transparansi

- Sifat elektrikal

- Ketahanan panas

3. ACRYLONITRILE BUTADIENE STYRENE (ABS)

• kelompok engineering thermoplastic yang berisi 3 monomer


pembentuk.
• Sifat-sifat umumnya :

- Tahan bahan kimia

- Liat, keras, kaku

- Tahan korosi

- Dapat didesain menjadi berbagai bentuk

- Biaya proses rendah

- Dapat direkatkan

- Dapat dielektroplating

- Memberi kilap permukaan yang baik

4. POLYVINYL CHLORIDE (PVC)

• hasil polimerisasi monomer vinil klorida dengan bantuan


katalis.

• Sifat-sifat umumnya :

- Keras

- Kuat

- Tahan terhadap bahan kimia

- Dapat diperoleh dalam berbagai warna

5. POLYACETAL ATAU POLYOXYMETHYLENE (POM)

• Salah satu engineering plastic yang penting yang banyak


digunakan di bidang teletronik, bangunan dan sector alat-alat
tehnik.

• Sifat-sifat umumnya :

- Liat, keras, kaku

- Thermal

- Elektrikal

- Tahan terhadap bahan kimia

- Friksi/umur pakai

- Flameability

- Stabiliants dimensi
6. POLYCARBONATE (PC)

• engineering plastic yang dibuat dari reaksi kondensasi.

• Sifat-sifat umumnya :

- Jernih seperti air

- Impact strengthnya sangat bagus

- Ketahanan terhadap pengaruh cuaca bagus

- Suhu penggunaannya tinggi

- Mudah diproses

- Flameabilitasnya rendah

7. POLIAMIDA (NYLON)

• istilah yang digunakan terhadap poliamida yang mempunyai


sifat-sifat dapat dibentuk serat, film dan plastic.

• Sifat-sifat umumnya :

- Keras

- Berat molekulnya bervariasi

- Sedikit higroskopis

- Tahan terhadap bahan kimia

8. POLYETHYLENE TEREPHTALATE (PET)

• Keluarga polyester seperti halnya Polycarbonate.

• Sifat-sifat umumnya :

- Kekuatannya tinggi

- Kaku

- Dimensinya stabil

- Tahan bahan kimia dan panas

- Elektrikal baik

PROSES PEMBUATAN POLIMER

Polimerisasi adalah jenis reaksi kimia dimana monomer-monomer


bereaksi untuk membentuk rantai yang besar. Dua jenis utama dari
reaksi polimerisasi adalah polimerisasi adisi dan polimerisasi
kondensasi.
POLIMERISASI ADISI

 polimerisasi adisi adalah polimer yang terbentuk dari reaksi


polimerisasi disertai dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti
oleh adisi dari monomermonomernya yang membentuk ikatan
tunggal

 Mekanisme polimerisasi adisi dapat dibagi menjadi tiga tahap


yaitu :

 Tahap Inisiasi

 Tahap Propagasi

 Tahap Terminasi

POLIMERISASI KONDENSASI

 Polimerisasi kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi


pada monomer yang sama atau monomer yang berbeda, setiap
ikatan baru yang dibentuk akan bersamaan dengan
dihasilkannya suatu molekul kecil – biasanya air – dari atom-
atom monomer.

 Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus mempunyai dua


gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap
ujung ke unit lainnya dari rantai tersebut

Pengertian Korosi

Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi


redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya
yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki.
Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi
yang paling lazim adalah perkaratan besi.

Dasar Pengendalian Korosi

• Peristiwa korosi pada logam merupakan fenomena yang tidak


dapat dihindari, namun dapat dihambat maupun dikendalikan
untuk mengurangi kerugian dan mencegah dampak negatif
yang diakibatkannya.

Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan dalam upaya


pengendalian korosi secara dasar :

• Menyimpan bahan-bahan korosif sebaik mungkin sehingga


terjadinya kebocoran, penguapan serta pelepasan ke
lingkungan dapat dihindari. Pengecekan bejana penyimpan
bahan kimia korosif yang mudah menguap perlu dilakukan
secara periodik, sehingga adanya kebocoran bahan tersebut
segera dikenali dan dapat diambil tindakan sedini mungkin
untuk menghindari efek yang lebih luas.
• Melakukan pemeliharaan rumah tangga perusahaan secara
baik termasuk ketertiban dan kebersihan dalam perusahaan.

• Pengoperasian alat dehumidifier untuk mengurangi


kelembaban udara dalam ruangan yang di dalamnya
menyimpan peralatan elektronik mahal dan rentan terhadap
serangan korosi. Peralatan-peralatan elektronik yang rawan
terhadap pengaruh korosi perlu disimpan di ruang tertutup,
jauh dari kemungkinan pencemaran udara akibat terlepasnya
bahan-bahan korosif ke lingkungan.

Bentuk-Bentuk Korosi

• Korosi Merata

• Korosi Galvanik

• Korosi celah

• Korosi Sumuran

• Korosi Selektif

• Korosi Erosi

• Korosi Tegangan

• Korosi Gesekan

• Korosi Lelah

Faktor yang mempengaruhi terbentuknya korosi

1.Kelembaban udara
2.Elektrolit
3.Zat terlarut pembentuk asam (CO2,SO2)
4.Adanya Lapisan O2 pada permukaan logam
6. Letak logam dalam deret potensial reduksi

Mencegah Korosi

1. Dicat
2. Dilapisi logam yang lebih mulia
3. Dilapisi logam yang lebih mudah teroksidasi
4. Menanam batang-batang logam yang lebih aktif dekat logam
besi dan dihubungkan
5. Dicampur dengan logam lain

Lima metode pengendalian korosi

• Pemilihan Material
Jenis material yang digunakan harus memiliki ketahanan korosi yang
tinggi disuatu media tertentu sesuai dengan lingkungan tempat
aplikasinya.

• Proteksi Katodik

Proteksi katodik ada 2 macam yaitu :

a. Impressed curent, struktur yang dilindungi mendapat supply


elektron sehingga potensinya menjadi lebih katodik. Arus yang
digunakan adalah arus searah, dimana arus negatif dihubungkan
dengan logam yang dilindungi sedang arus positif dihubungkan
dengan anoda pengganggu.

b. Anoda korban, menggunakan prinsip galfanik dimana struktur


yang dilindungi dihubungkan dengan logam lain yang bersifat
anodik

• Inhibitor

Penambahan zat kimia dengan konsentrasi rendah kemedia


lingkungan umtuk memperlambat laju korosi logam. terdiri dari 2
macam yaitu:

1. Inhibitor anodik

Inhibitor Anodik◊menghasilkan selaput pasif

Contoh inhibitor anodik : Molibat, Silikat, fosfat, borak,kromat,


nitrit,

nitrat.

2.Inhibitor Katodik

Inhibitor Katodik ◊ berpengaruh terhadap reaksi katodik

1. 2 H2O + O2 + 4e- ◊ 4OH-

mengendapkan senyawa katodik yang menyelimuti logam

contoh : garam – garam, Seng, Magnesium, Kalsium.

2. 2 H+ + 2e- ◊ 2H ◊H2

membentuk lapisan hidrogen adsorsi

contoh : Arsen, Bismuth, Antimonium

• Proteksi anodik

Umumnya dilakukan pada logam yang bersifat pasif. Lapisan


pasif akan dipertebal dengan memberikan potensial kearah anodik.
• Coating

Permukaan logam dilapisi dengan bahan logam maupun non


logam yang terdiri dari campuran senyawa kimia untuk mencegah
kontak langsung antara logam yang dilindungi dengan lingkungan.

Korosi Celah dan Korosi Sumuran

• Secara letak terjadinya, korosi terbagi atas korosi lokal


(pitting) dan korosi menyeluruh (general). Seperti halnya korosi
pada umumnya, pitting juga terjadi jika ada beda potensial antara
dua permukaan yang menyebabkan terjadinya perpindahan ion
melalui suatu elektrolit. (Syarat terjadinya korosi kan ada beda
potensial anodik/katodik dan ada elektrolit yang memungkinkan
terjadinya pertukaran elektron).

• Bedanya, dalam kasus pitting, dua permukaan yang berbeda


potensial ini saling bertumpukan pada lokasi yang sangat sempit
sehingga korosi terjadi terus menerus dan lama-kelamaan bisa
menyebabkan logam bolong

Anda mungkin juga menyukai