Anda di halaman 1dari 6

ADITYA SATRIYA NUGRAHA MODUL NEUROONCOLOGY

0810710001

1. Risk Factor of Primary Brain Tumor


a. Usia : Rata-rata usia pasien terkena tumor otak sekitar 57 tahun, dan 90% terjadi pada
masa dewasa 55-65 tahun. Anak anak 2-12 tahun.
b. Etnik : Ras Kaukasia lebih sering terkena tumor otak dibandingkan Afrika
c. Riwayat Tumor otak di keluarga
d. Paparan Radiasi dan zat kimia di tepat kerja :
i. Petroleum , vinyl chloride
ii. Radioterapi, dan radiasi dari Bom atom

2. Klasifikasi Primary CNS tumor


a. Glioblastoma multiforme
b. Astrocytoma
c. Metastasis
d. Oligodendroglioma
e. Medulloblastoma
f. Primary CNS lymphoma

3. Clinical sign umor otak


a. Defisit neurologis fokal
i. Penampakan klinis yang paling sering
ii. Tumor yang tumbuh akan mempengaruhi fungsi dari bagioan otak yang didesaknya
b. Peningkatan tekanan intrakanial
i. Membuat pasien mengalami sakit kepala, ter utama saat berbaring, merunduk,
disertai mual dan muntah yang biasanya terjadi pada pagi hai dan mereda saat siang
hari
ii. Akibat lainnya : penurunan kesadaran, tidak bisa melokalisasi nyeri ( lumpuh di
nervus III dan VI)
c. Kejang epileptik
d. Ganggguan endokrin
i. Karena tumor yang tumbuh di area pituitary gland

4. Clinical Syndrome yang disebabkan oleh tumor otak berdasarkan lokasinya

a. Supratentorial cerebral tumors
gejala utama : epilepsi, fokal deficit, peningkatan intrakranial pressure
ADITYA SATRIYA NUGRAHA MODUL NEUROONCOLOGY
0810710001

Epilepsi sering dihubungkan dengan type tumor : meningoma, glioma


(astrocytoma,oligodendroma), dan metastasis
Kejadian kelainan neurologis fokal karena kompresi, edema peritumoral, dan iskemia
karena pertumbuhan tumor dan lokasinya. Hemiparesis, aphasia,gangguan hemisensori,
dan hemanopsia terjadi ketika tumor terletak pada lokasi korteks yang tepat. Kelainian
biasanya kontralateral dengan tumornya. Tumor yang lambat pertubuhannya bisa menjadi
sangat besar tanpa memunculkan kelainan neurologis
Sindrom karena peningkatan tekanan intrakranial ditandai dengan Sakit kepala,
muntah,papiledema dan gangguan penglihatan, serta penurunan tingkat kesadaran. Bila
berkembang akan menbuat herniasi otak disertai koma, dan kelainan pupil
 b. Tumors of the region of the sella turcica and the optic chiasm
Tumor yang ditemui di daerah ini adalah pituitary adenoma, craniopharyngoma,glioma
nervus optikus dan ciasma optikus, meningoma, metastasis
Separuh dari pituitary adenoma didiagnosis karena gangguan endokrin : Cushing disease,
acromegaly, hyperprolactinemia, etc
c. Tumors of the cerebellopontine angle
Tumor yang sering terjadi adalah vestibular schwannoma, yang berasal dari nervus kranialis
8th. Tipe lainnya adalah meningoma,dermoid cyst, dan metastatis. Gejala awalnya karena
adanya kompresi di nervus 8 : hilangnya pendengaran, tinnitus, dan vertigo. Selanjutnya
bisa terjadi spasme hemifasial,dan tanda batang otak.
d. Infratentorial and cerebellar tumors
Tumor yang beasal dari fossa posterior diluar brainstem dan cerebellopontine biasanya
berkembang secara tersembunyi sampai menimbulkan peningkatan tekanan intrakranial
apabila tumob menyumbat traktus CSF (Aqueductus Sylvii, 4th ventricle). Bila berlanjut bisa
mengarah ke supratentoral hydrocephalus. Pasien dengan tumor di bagian medial fossa
posterior(vermis) ini sering mengalami ataxia/dysequilibrium, sementara bagian lateralnya
berhubungan dengan dysmetria, dan kesulitan koordinasi pada daerah gerak ipsilateral.
The tumor types yang paling sering adalah: glioma (astrocytoma, pilocytic astrocytoma,
ependymoma, malignant glioma), medulloblastoma (or Primitive Neuro-Ectodermal Tumor),
hemangioblastoma and metastasis.
e. Brainstem tumors
Tumors yang berkembang di brainstem (gliomas; metastases) biasanya terletak di pons.
Gejalanya adalahkombinasi dari intrinsic brainstem signs (diplopia, kelumpuhan fasial,
disfungsi menelan) dan gejala karenakompresi ascending dan descending tracts (uni- or
bilateral paresis, hypoesthesia, etc.).
5. Differential Diagnosis dari Lesi Massa Intrakranial selain tumor
ADITYA SATRIYA NUGRAHA MODUL NEUROONCOLOGY
0810710001

a. Chronic Subdural Hematoma


b. Intracranial abscess
c. Giant aneurysme
6. Bagaimana cara mendiagnosis tumor intrakranial
a. Anamnesis
i. Apakah merasa pusing, mual, muntah (menandakan adanya tekanan intrakranial)
ii. Apakah mengalami pembengkakan pada daerah fontanel
b. Pemeriksaan Klinis
i. Apakah penglihatannya terganggu (gangguan pada nervus optikus/kiasma)
ii. Periksa hemiparesis, hemiplegi,dan kelainan fokal neurologis lain
iii. Perhatikan sikap mental pasien, kecerdasan kognitif dan perubahan kebiasaanya
c. Periksa Lab
i. CT-scan
ii. MRI
7. Manajemen Tumor Intrakranial
a. Bedah:
i. konvensional, side effect infeksi, perdarahan, kehilangan kemampuan sensoris
ii. Radiosurgery( bedah menggunakan sinar tertenu untuk memisahkan sel tumor dari
otak/ menghancurkannya, side effect letih, sakit kepala)
b. Radioterapi : Penggunaan X-ray dari luar tubuhuntuk membunuh sel tumor, efek
sampingnya sakit kepala, iritasi scalp, dan keletihan A
c. Kemoterapi : Obat untuk membunuh sel kanker, oral/ intra vena  bevacizumab
(Avastin).
d. Rehabilitasi Setelah pengobatan
Because brain tumors can develop in parts of the brain that control motor skills,
speech, vision and thinking, rehabilitation may be a necessary part of recovery:
i. Physical therapy can help you regain lost motor skills or muscle strength
ii. Occupational therapy can help you get back to your normal daily activities, including
work, after a brain tumor or other illness.
iii. Speech therapy with specialists in speech difficulties (speech pathologists) can help if
you have difficulty speaking.
iv. Tutoring for school-age children can help kids cope with changes in their memory
and thinking after a brain tumor.

8. Komplikasi neurologis kanker

a. Kelemahan. Gangguan pada bagian cotak yang mengontrol gerakan motorik


b. Kelainan penglihatan. Keusakan pada visual cortex, seperti double vision
Berkurangnya lapangan pandang
ADITYA SATRIYA NUGRAHA MODUL NEUROONCOLOGY
0810710001

c. Sakit kepala. Karena Tekanan intrakranial yang meningkat


d. Perubahan perilaku.
e. Kehilangan pendengaran. Brain tumors yang mempengaruhi auditory nerves —
especially acoustic neuromas
f. Seizures. A brain tumor can cause irritation to the brain that can result in a seizure.
9. Mekanisme brain metastasis
a. Bagian dari tumor di tempat lain ( kanker paru-paru, payudara, dll) terlepas dari asalnya
b. Memasuki aliran darah dan berhenti di pembuluh darah di otak. sel kanker mulai
bertumbuh melalui dinding pembuluh darah otak pada 95% kasus, bukan di sel saraf
secara langsung, dengan menguasai pembuluh darah di orak, sel kanker akan
memperoleh nutrisi dan oksigen serta dapat berkembang biak tanpa perlu
menumbuhkan pembuluh darah sendiri. Selain itu, sel kanker membutuhkan pembuluh
darah otak untuk menginvasi otak secara keseluruhan.
c. Sel kanker menerobos ke sel otak
10. Bagaimana cara menurunkan tekanan intrakranial yang secara akut karena tumo
intrakranial
a. Menurunkan tekanan darah dengan meninggikan kepala, dan memberi obat penurun
tekanan darah
b. Craniotomi untuk melegakan tekanan intrakranial dan membuat jalan untuk
mengeluarkan tumor
ADITYA SATRIYA NUGRAHA MODUL NEUROONCOLOGY
0810710001
ADITYA SATRIYA NUGRAHA MODUL NEUROONCOLOGY
0810710001

Anda mungkin juga menyukai