Hipertensi 2
Hipertensi 2
BAB VI
HIPERTENSI
1. DEFINISI
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di
dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala,
dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya
resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan
ginjal. (Sumber : http://www.medicastore.com)
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita
yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi
140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
(Sumber : http://id.wikipedia.org)
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai
tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca
seratus dua puluh per delapan puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada
saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik
mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah tinggi,
biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau
lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih
dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Hipertensi Hal. 1
UPT – Balai Informasi Teknologi LIPI
Pangan & Kesehatan
Copyright©2009
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati,
akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi,
hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan
anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada
dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih
tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan
darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling
rendah pada saat tidur malam hari.
(Sumber : http://www.medicastore.com)
Sebaliknya, jika :
• Aktivitas memompa jantung berkurang.
• Arteri mengalami pelebaran
• Banyak cairan keluar dari sirkulasi maka tekanan darah akan menurun.
Hipertensi Hal. 2
UPT – Balai Informasi Teknologi LIPI
Pangan & Kesehatan
Copyright©2009
b. Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang untuk
sementara waktu akan :
• Meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik
tubuh terhadap ancaman dari luar).
• Meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga
mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di
daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah
yang lebih banyak).
• Mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan
meningkatkan volume darah dalam tubuh.
• Melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin
(noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah.
(Sumber : http://www.medicastore.com)
3. PENYEBAB
Pada sekitar 90 % penderita hipertensi, penyebabnya tidak diketahui dan keadaan
ini dikenal sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer. Hipertensi esensial
kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan
pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya
tekanan darah.
Hipertensi Hal. 3
UPT – Balai Informasi Teknologi LIPI
Pangan & Kesehatan
Copyright©2009
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada
kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau
norepinefrin (noradrenalin).
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres,
alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada
orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan
kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka
tekanan darah biasanya akan kembali normal.
Hipertensi Hal. 4
UPT – Balai Informasi Teknologi LIPI
Pangan & Kesehatan
Copyright©2009
Para peneliti Amerika telah mengidentifikasi satu varian gen yang mempengaruhi
cara ginjal memproses garam, sehingga pada gilirannya mempengaruhi tekanan
darah tinggi, demikian laporan media yang mengutip jurnal Proceedings of the
National Academy of Sciences, Selasa (30/12).
Orang dengan varian umum gen STK39 cenderung untuk memiliki tingkat
tekanan darah yang lebih tinggi dan lebih mungkin untuk menghadapi tekanan
darah tinggi penuh, yang juga disebut hipertensi, demikian temuan para peneliti.
Gen itu menghasilkan protein yang terlibat dalam mengatur cara jantung
memproses garam di dalam tubuh, faktor penting dalam menentukan tekanan
darah tinggi. Orang yang memiliki tekanan darah tinggi lebih mungkin untuk
mengalami serangan jantung, jantung tidak berfungsi, stroke dan penyakit ginjal.
Yen-Pei Christy Chang, pemimpin peneliti tersebut, mengatakan temuan itu dapat
mengarah kepada perkembangan obat baru tekanan darah tinggi dengan sasaran
kegiatan STK39.
Hipertensi Hal. 5
UPT – Balai Informasi Teknologi LIPI
Pangan & Kesehatan
Copyright©2009
Namun, Chang, yang menyatakan bahwa ada banyak faktor lain yang
mempengaruhi tekanan darah tinggi, menambahkan, "Gen STK39 hanya lah salah
satu potongan penting teka-teki. Kami ingin memastikan bagaimana orang dengan
variasi gen yang berbeda bereaksi terhadap obat, atau perubahan gaya-hidup,
seperti mengurangi jumlah garam di dalam makanan mereka."
(Sumber : http://www.kapanlagi.com)
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan darah
tinggi. Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat Anda
kendalikan. Ada juga yang dapat Anda kendalikan sehingga bisa mengatasi
penyakit darah tinggi. Beberapa faktor tersebut antara lain :
Keturunan
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua atau
saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita
tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah
tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada yang kembar
tidak identik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang
diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi.
Usia
Faktor ini tidak bisa Anda kendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya
usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak
dapat mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika
Anda bertambah tua. Namun Anda dapat mengendalikan agar jangan melewati
batas atas yang normal.
Garam
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah
dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes,
penderita hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit
hitam.
Kolesterol
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah
Anda, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah.
Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan
darah akan meningkat. Kendalikan kolesterol Anda sedini mungkin. Untuk
tips mengendalikan kolesterol, silahkan lihat artikel berikut: kolesterol.
Obesitas / Kegemukan
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30
persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita
tekanan darah tinggi.
Stres
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil
juga dapat memicu tekanan darah tinggi.
Rokok
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan
darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes,
Hipertensi Hal. 6
UPT – Balai Informasi Teknologi LIPI
Pangan & Kesehatan
Copyright©2009
serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus
dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang
sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan
jantung dan darah.
Kafein
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun
minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Alkohol
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga
menyebabkan tekanan darah tinggi.
Kurang Olahraga
Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa
menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu
menurunkan tekanan darah tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga
yang berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi.
(Sumber : http://www.biofircenter.com)
4. GEJALA
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).
Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah
kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,
maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensi berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut :
• Sakit kepala.
• Kelelahan.
• Mual.
• Muntah.
• Sesak nafas.
• Gelisah.
• Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.
Hipertensi Hal. 7
UPT – Balai Informasi Teknologi LIPI
Pangan & Kesehatan
Copyright©2009
Sebelum bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal,
serangan jantung, stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan
merubah gaya hidup dan pola makan. beberapa kasus hipertensi erat kaitannya
dengan gaya hidup tidak sehat. seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman,
beralkohol, merokok, dan kurang istirahat. kebiasaan makan juga perlu
diqwaspadai. pembatasan asupan natrium (komponen utama garam), sangat
disarankan karena terbukti baik untuk kesehatan penderita hipertensi.
(Sumber : http://www.muslim-indonesia.com)
Gejala yang timbul akibat menderita darah tinggi tidak sama pada setiap orang.
Hal ini disebabkan karna tekanan darah seseorang bisa saja tinggi disatu saat
karna faktor emosi dan hal ini sering dikait-kaitkan bahwa orang yang sering
marah karna menderita darah tinggi.
Gejala yang umum dikeluhkan oleh penderita tekanan darah tinggi adalah al. sbb :
1. Sakit kepala.
2. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk.
3. Perasaan berputar dan serasa ingin jatuh.
4. Berdebar dan detak jantung terasa cepat.
5. Telinga berdenging.
(Sumber : http://www.blake.prohosting.com)
Tekanan darah tinggi dapat menimbulkan tanda dan gejala berupa diantaranya:
• Kelelahan.
• Bingung.
• Mual atau gangguan pencernaan.
• Gangguan atau masalah penglihatan.
• Keringat yang berlebihan.
• Kulit yang nampak pucat atau kemerahan.
• Mimisan.
• Kecemasan atau kegugupan.
Hipertensi Hal. 8
UPT – Balai Informasi Teknologi LIPI
Pangan & Kesehatan
Copyright©2009
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
sebagai berikut :
• Sakit kepala.
• Kelelahan.
• Mual.
• Muntah.
• Sesak nafas.
• Gelisah.
• Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.
Hipertensi Hal. 9
UPT – Balai Informasi Teknologi LIPI
Pangan & Kesehatan
Copyright©2009
kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,
maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut: sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan
menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan
ginjal.
5. DIAGNOSA
Tekanan darah diukur setelah seseorang duduk atau berbaring selama 5 menit.
Angka 140/90 mmHg atau lebih dapat diartikan sebagai hipertensi, tetapi
diagnosis tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan satu kali pengukuran.
Jika pada pengukuran pertama memberikan hasil yang tinggi, maka tekanan darah
diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak 2 kali pada 2 hari berikutnya untuk
meyakinkan adanya hipertensi. Hasil pengukuran bukan hanya menentukan
adanya tekanan darah tinggi, tetepi juga digunakan untuk menggolongkan
beratnya hipertensi. Setelah diagnosis ditegakkan, dilakukan pemeriksaan
terhadap organ utama, terutama pembuluh darah, jantung, otak dan ginjal.
Retina (selaput peka cahaya pada permukaan dalam bagian belakang mata)
merupakan satu-satunya bagian tubuh yang secara langsung bisa menunjukkan
adanya efek dari hipertensi terhadap arteriola (pembuluh darah kecil). Dengan
anggapan bahwa perubahan yang terjadi di dalam retina mirip dengan perubahan
yang terjadi di dalam pembuluh darah lainnya di dalam tubuh, seperti ginjal.
Untuk memeriksa retina, digunakan suatu oftalmoskop. Dengan menentukan
derajat kerusakan retina (retinopati), maka bisa ditentukan beratnya hipertensi.
Bunyi jantung yang abnormal (disebut bunyi jantung keempat), bisa didengar
melalui stetoskop dan merupakan perubahan jantung paling awal yang terjadi
akibat tekanan darah tinggi.
Hipertensi Hal. 10
UPT – Balai Informasi Teknologi LIPI
Pangan & Kesehatan
Copyright©2009
Sebetulnya batas antara tekanan darah normal dan tekanan darah tinggi tidaklah
jelas, sehingga klasifikasi Hipertensi dibuat berdasarkan tingkat tingginya tekanan
darah yang mengakibatkan peningkatan resiko penyakit jantung dan pembuluh
darah.
Menurut WHO, di dalam guidelines terakhir tahun 1999, batas tekanan darah
yang masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg, sedangkan bila
lebih dari 140/90 mmHG dinyatakan sebagai hipertensi; dan di antara nilai tsb
disebut sebagai normal-tinggi. (batasan tersebut diperuntukkan bagi individu
dewasa diatas 18 tahun).
(Sumber : http://infohidupsehat.com)
Hipertensi Hal. 11
UPT – Balai Informasi Teknologi LIPI
Pangan & Kesehatan
Copyright©2009
6. PENGOBATAN
Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat diberikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya komplikasi.
Hipertensi Hal. 12
UPT – Balai Informasi Teknologi LIPI
Pangan & Kesehatan
Copyright©2009
Penyempitan arteri bisa diatasi dengan memasukkan selang yang pada ujungnya
terpasang balon dan mengembangkan balon tersebut. Atau bisa dilakukan
pembedahan untuk membuat jalan pintas (operasi bypass).
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olah
raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar
peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat
digunakan untuk mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam
ke dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).
Hipertensi Hal. 13
UPT – Balai Informasi Teknologi LIPI
Pangan & Kesehatan
Copyright©2009
Hipertensi Hal. 14
UPT – Balai Informasi Teknologi LIPI
Pangan & Kesehatan
Copyright©2009
Hipertensi Hal. 15
UPT – Balai Informasi Teknologi LIPI
Pangan & Kesehatan
Copyright©2009
7. PENCEGAHAN
Banyak cara untuk mengontrol tekanan darah. Salah satunya dengan menjaga pola
makan. Menghindari konsumsi garam yang berlebihan bisa menjauhkan Anda dari
hipertensi.
Hipertensi Hal. 16
UPT – Balai Informasi Teknologi LIPI
Pangan & Kesehatan
Copyright©2009
Segala penyakit yang dialami seseorang terkait erat dengan pola hidupnya Dokter
spesialis jantung dan pembuluh darah dari Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, dr Santoso Karokaro, MPH, SpJP (K), juga berpendapat sama.
Menurut dia, gaya hiduplah yang menjadi faktor utama penyebab hipertensi.
Misalnya pada pola makan masyarakat yang tidak seimbang.
Di banyak negara, asupan garam per hari adalah sekitar 12 gram. Asupan tersebut
lebih dari dua kali jumlah yang dianggap perlu oleh World Health Organisation
(WHO). Di Indonesia, menurut data Indonesian Society of Hypertension,asupan
garam harian mencapai 15 gram yang berarti juga melebihi dua kali lipat yang
direkomendasikan WHO yaitu 5 - 6 gram per hari. Ada tiga tahap diet rendah
garam yakni terdiri atas diet ringan (konsumsi garam 3,75-7,5 gram/hari),
menengah (1,25-3,75 gram/hari), dan berat (kurang dari 1,25 gram/hari).
(Sumber : http://lifestyle.okezone.com)
Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas
fisik yang cukup. Hindari kebiasaan lainnya seperti merokok dan mengkonsumsi
alkohol diduga berpengaruh dalam meningkatkan resiko Hipertensi walaupun
mekanisme timbulnya belum diketahui pasti.
(Sumber : http://infohidupsehat.com)
Hipertensi Hal. 17
UPT – Balai Informasi Teknologi LIPI
Pangan & Kesehatan
Copyright©2009
Untuk mencegah darah tinggi bagi Anda yang masih memiliki tekanan darah
normal ataupun mengatasi darah tinggi bagi Anda yang sudah memiliki tekanan
darah tinggi, maka saran praktis berikut ini dapat Anda lakukan:
• Kurangi konsumsi garam dalam makanan Anda. Jika Anda sudah menderita
tekanan darah tinggi sebaiknya Anda menghindari makanan yang
mengandung garam.
• Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium.
Kalium, magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi.
• Kurangi minum minuman atau makanan beralkohol. Jika Anda menderita
tekanan darah tinggi, sebaiknya hindari konsumsi alkohol secara berlebihan.
Untuk pria yang menderita hipertensi, jumlah alkohol yang diijinkan
maksimal 30 ml alkohol per hari sedangkan wanita 15 ml per hari.
• Olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Jika Anda
menderita tekanan darah tinggi, pilihlah olahraga yang ringan seperti berjalan
kaki, bersepeda, lari santai, dan berenang. Lakukan selama 30 hingga 45 menit
sehari sebanyak 3 kali seminggu.
• Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang,
tomat, wortel, melon, dan jeruk.
• Jalankan terapi anti stres agar mengurangi stres dan Anda mampu
mengendalikan emosi Anda.
• Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah tinggi
atau hipertensi.
• Kendalikan kadar kolesterol Anda.
• Kendalikan diabetes Anda.
• Hindari obat yang bisa meningkatkan tekanan darah. Konsultasikan ke dokter
jika Anda menerima pengobatan untuk penyakit tertentu, untuk meminta obat
yang tidak meningkatkan tekanan darah.
(Sumber : http://www.kumpulan.info)
Hipertensi Hal. 18
UPT – Balai Informasi Teknologi LIPI
Pangan & Kesehatan
Copyright©2009
(Sumber :
• Buku acuan nasional pelayanan kesehatanmaternal dan neonatal, yayasan
bina pustaka,jakarta, 2001
• Kapita selekta kedokteran edisi III, media aesculapius, jakarta, 2000)
Hipertensi Hal. 19