Khutbah Pertama
ي َخلَقَ ُك ْم ْ اس اتَّقُ ْوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذُ َّ يَا أَ ُّي َها الن. َسلِ ُم ْون
ْ ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوتُنَّ إِالَّ َوأَنتُ ْم ُّمَّ يَا أَ ُّيها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح
َ
سآ َءل ْونَ بِ ِه َو ْاأل ْر َح ا َم ُ َ َي ت َّ
ْ سآ ًء َواتَّقُوا هللاَ ال ِذ َ ِث ِم ْن ُه َما ِر َجاالً َكثِ ْي ًرا َون َّ َق ِم ْن َها ز َْو َج َها َوب ٍ ِّمنْ نَ ْف
َ َس َوا ِح َد ٍة َو َخل
ص لِ ْح لَ ُك ْم أَ ْع َم الَ ُك ْم َويَ ْغفِ ْر لَ ُك ْم َ ً َيا أَ ُّي َها الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْوال.إِنَّ هللاَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبًا
ْ ُ ي.س ِد ْيدًا
ْوزًا ع َِظ ْي ًما َ ا َز ف َ ْد ف َْولَهُ فَق س
ُ ِع هللاَ َو َر ْوبَ ُك ْم َو َمنْ يُ ِط ُ
ُذن.
Segala puji bagi Allah, Rabb dan sesembahan sekalian alam, yang telah
mencurahkan kenikmatan-kenikmatanNya, rizki dan karuniaNya yang tak
terhingga dan tak pernah putus sepanjang zaman. Kepada makhluknya Baik yang
berupa kesehatan maupun kesempatan sehingga pada kali ini kita dapat
berkumpul di tempat yang mulia dalam rangka menunaikan kewajiban shalat
Jum’at.
Semoga shalawat dan salam tercurah kepada uswah kita Nabi Muhammad
Shallallaahu alaihi wa Sallam, yang atas jasa-jasa dan perjuangan beliau cahaya
Islam ini tersampaikan kepada kita, sebab dengan adanya cahaya Islam tersebut
kita terbebaskan dari kejahiliyahan, malamnya bagaikan siangnya. Dan semoga
shalawat serta salam juga tercurahkan kepada keluarganya, para sahabatnya dan
pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.
Pada kesempatan kali ini tak lupa saya wasiatkan kepada diri saya pribadi dan
kepada jama’ah semuanya, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita,
karena iman dan taqwa adalah sebaik-baiknya bekal untuk menuju kehidupan di
akhirat kelak.
Islam adalah agama yang datang untuk menegakkan tauhid, yaitu meng-Esa-kan
Allah. Sebagaimana kita telah bersaksi dalam setiap harinya paling tidak dalam
shalat kita.
Allah menurunkan agama tauhid ini untuk mengangkat derajat dan martabat
manusia ke tempat yang sangat tinggi dan mulia. Di akhirat kita dimasukkan ke
dalam Surga dan di dunia kita akan diberikan kekuasaan. Dan Allah menurunkan
agama tauhid ini untuk membebaskan manusia dari kerendahan dan kehinaan
yang di akibatkan oleh perbuatan syirik. Sebagai firman Allah yang artinya:
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan mengukuhkan bagi mereka
agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar(keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi
aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan
sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa (tetap) kafir sesudah (janji) itu,
maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (An-Nur: 55).
َش ْيئًا د ََخ َل النَّار ْ ُ َو َمنْ َماتَ ي،َش ْيئًا د ََخ َل ا ْل َجنَّة
َ ِش ِر ُك ِباهلل ْ ُ َمنْ َماتَ الَ ي.
َ ِش ِر ُك بِاهلل
Ada sebagian dari manusia yang menyembah sapi yang sebenarnya diciptakan
Allah untuk manusia agar hewan itu membantu meringankan pekerjaannya. Dan
ada pula yang menginap dan tinggal di kuburan untuk meminta berbagai
kebutuhan mereka. Allah berfirman yang artinya:
“Dan berhala-berhala yang mereka seru selain Allah, tidak dapat membuat
sesuatu apapun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) di buat orang. (Berhala-
berhala) itu benda mati, tidak hidup, dan berhala-berhala itu tidak mengetahui
bilakah penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan”. (Al-Hajj: 20-21)
“Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah maka ia seolah-olah jatuh
dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ketempat yang
jauh”. (Al-Hajj: 31)
Karena itu, dalam sebuah masyarakat yang akrab dengan kemusyrikan, putus asa
dan ketakutan tanpa sebab merupakan suatu hal yang lazim dan banyak terjadi.
Allah berfirman yang artinya:
“Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang yang kafir rasa takut
disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri
tidak memberikan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka adalah
Neraka, dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang dhalim”. (Ali-
Imran: 151)
Itulah berbagai kerusakan dan bahaya yang ditimbulkan perbuatan syirik. Yang
jelas Syirik merupakan penyebab turunnya derajat dan martabat manusia ke
tempat paling hina dan paling rendah. Karena itu Wahai hamba Allah, yang
beriman … Marilah kita bertaubat atas segala perbuatan syirik yang telah kita
perbuat dan marilah kita peringatkan dan kita jauhkan masyarakat di sekitar kita,
anggota keluarga kita, sanak famili kita, dari syirik kerusakan dan bahayanya.
Agar kehinaan dan kerendahan yang menimpa ummat Islam segera berakhir, agar
kehinaan dan kerendahan ummat Islam diganti menjadi kemuliaan.
أَقُ ْو ُل قَ ْولِ ْي َه َذا.ت َوال ِّذ ْك ِر ا ْل َح ِك ْي ِم ِ َونَفَ َعنِ ْي َوإِيَّا ُك ْم بِ َم ا فِ ْي ِه ِمنَ ْاآليَ ا،بَ ا َر َك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ا ْلقُ ْرآ ِن ا ْل َع ِظ ْي ِم
إِنَّهُ ُه َو ا ْل َغفُ ْو ُر ال َّر ِح ْي ُم،ُستَ ْغفِ ُر ْوه ٍ سلِ ِميْنَ ِمنْ ُك ِّل َذ ْن
ْ فَا.ب ْ سائِ ِر ا ْل ُم ْ َ َوأ.
َ ِستَ ْغفِ ُر هللاَ ا ْل َع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْم َول
Khutbah kedua:
Kembali pada khutbah yang kedua ini, saya mengajak diri saya dan jama’ah untuk
senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah dengan sesungguhnya.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad, kepada
para sahabatnya, keluarganya dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Dari pembahasan pada khutbah yang pertama tadi, telah jelas bagi kita bahwa
syirik adalah sebesar-besar dosa yang wajib kita jauhi. Kita harus bersih dari noda
syirik. Harus selalu takut kita terjerumus kedalamnya, karena ia adalah dosa yang
paling besar. Disamping itu, syirik dapat menghapuskan pahala amal shalih yang
kita lakukan, atau menghalangi kita masuk jannah:
ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َ اَللَّ ُه َّم.سلِ ْي ًما ْ َسلِّ ُم ْوا ت َ صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َ يَا أَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُ ْوا،صلُّ ْونَ َعلَى النَّبِ ِّي َ ُإِنَّ هللاَ َو َمالَئِ َكتَهُ ي
آل ِ ى َ ل ع َ و د
ٍ
َ َّ ُم حَ م ى َ لعَ ْك ر ا
ِ َ َ ب و .ٌ
د ي
ْ ج
ِ َ م د
ٌ ي
ْ م
ِ ح
َ ك
َ َّ ن إ
ِ َ ، م ي
ْ ه
ِ ا ر
َ ب
ْ إ
ِ ِ ل آ ى َ ل ع
َ و
َ َ م ي
ْ ه
ِ ا ر
َ ب
ْ ِ إ ى َ ل ع
َ َْت يَّ ل ص
َ آل ُم َح َّم ٍد َك َماِ َو َعلَى
ت
ِ س لِ َما ْ
ْ س لِ ِميْنَ َوال ُم ْ ْ َّ َ َّ َ
ْ الل ُه َّم اغفِ ْر لِل ُم.ٌ إِنكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي د،ُم َح َّم ٍد َك َم ا بَ ا َركتَ َعلى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلى آ ِل إِ ْب َرا ِه ْي َم َ ْ
َربَّنَا ه َْب.شدًا َ َربَّنَا آتِنَا ِمنْ لَ ُد ْن َك َر ْح َمةً َو َهيِّ ْئ لَنَا ِمنْ أَ ْم ِرنَا َر.ت ِ ت ْاألَ ْحيَا ِء ِم ْن ُه ْم َو ْاألَ ْم َوا ِ َوا ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َوا ْل ُمؤْ ِمنَا
َ َ َ َ ْ َ ُ ُ ْ
َربَّن ا ال ت ِزغ قل ْوبَن ا بَ ْع َد إِذ َه َد ْيتنا َوه َْب لن ا ِمن.اج َعلن ا لِل ُمتقِينَ إِ َما ًم اُ َ َ َّ ْ َ ْ ْ لَنَا ِمنْ أَ ْز َوا ِجنَا َو ُذ ِّريَّاتِنا ق َّرة أ ْعيُ ٍن َو
َ َ ُ َ
ُص ًرا َك َم ا َح َم ْلتَ ه ْ ِ َربَّنَ ا َوالَ ت َْح ِم ْل َعلَ ْينَ ا إ،س ْينَا أ ْو أ ْخطَأنَ ا ْ َ َ ِ َّاخذنَا إِنْ ن ْ ِ َربَّنَا الَ تُ َؤ.َّاب ُ لَّ ُد ْن َك َر ْح َمةً إِنَّ َك أَنتَ ا ْل َوه
انص ْرنَا ُ َار َح ْمنَ ا أَنتَ َم ْوالَنَ ا ف ْ َواعْفُ َعنَّا َوا ْغفِ ْر لَنَ ا َو، َربَّنَا َوالَ ت َُح ِّم ْلنَا َماالَ طَاقَةَ لَنَا بِ ِه،َعلَى الَّ ِذيْنَ ِمن قَ ْبلِنَا
ص لِ ْح َ ُ
ْ َوألِّفْ بَيْنَ قلُ ْوبِ ِه ْم َوأ،ت َ ِ ت َوا ْل ُم ؤْ ِمنِيْنَ َوا ْل ُمؤْ ِمنَ ا ِ سلِ َما ْ سلِ ِميْنَ َوا ْل ُم ْ اَللَّ ُه َّم ا ْغفِ ْر لِ ْل ُم. ََعلَى ا ْلقَ ْو ِم ا ْل َكافِ ِريْن
ْ َوبَ ا ِرك،ت إِلَى النُّ ْو ِر ِ ظلُ َم ا ُّ سالَ ِم َوأَ ْخ ِر ْج ُه ْم ِمنَ ال َّ سبُ َل ال ُ َوا ْه ِد ِه ْم،ص ْر ُه ْم َعلَى َع ُد ِّو َك َو َعد ُِّو ِه ْم ُ َذاتَ بَ ْينِ ِه ْم َوا ْن
ش ا ِك ِريْنَ لِنِ َع ِم َك ُم ْثنِيْنَ بِ َه ا َعلَ ْي كَ ص ا ِر ِه ْم َوأَ ْز َوا ِج ِه ْم َو ُذ ِّريَ اتِ ِه ْم َم ا أَ ْبقَ ْيتَ ُه ْمَ ،و ْ
اج َع ْل ُه ْم َ س َما ِع ِه ْم َوأَ ْب َ
لَ ُه ْم فِ ْي أَ ْ
س نَةً َوقِنَ ا س نَةً َوفِي اآل ِخ َر ِة َح َ َ َ
قَابِلِيْنَ لَ َهاَ ،وأ ْت ِم ْمها َ َعلَ ْي ِه ْم ِب َر ْح َمتِ َك يَا أ ْر َح َم ال َّرا ِح ِميْنَ َ .ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َ
َّ
اب النا ِر َ
َ .عذ َ
َص لِ ْح لَ ُك ْم أَ ْع َم الَ ُك ْم َويَ ْغفِ ْر لَ ُك ْم ُذنُ ْوبَ ُك ْم َو َمنْ يُ ِط ِع هللا َ ًيَا أَيُّ َه ا الَّ ِذيْنَ َءا َمنُ وا اتَّقُ وا هللاَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْوال
ْ ُ ي.س ِد ْيدًا
أَ َّمابَ ْعدُ؛.س ْولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَ ْوزًا َع ِظ ْي ًما
ُ َو َر
Pada kesempatan Jum'at ini, marilah kita merenungkan salah satu firman Allah
dalam surat Al-'Ankabut ayat 2 dan 3:
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami
telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah
menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah
mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-
orang yang dusta.
Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa salah satu konsekuensi pernyataan iman
kita, adalah kita harus siap menghadapi ujian yang diberikan Allah Subhannahu
wa Ta'ala kepada kita, untuk membuktikan sejauh mana kebenaran dan
kesungguhan kita dalam menyatakan iman, apakah iman kita itu betul-betul
bersumber dari keyakinan dan kemantapan hati, atau sekedar ikut-ikutan serta
tidak tahu arah dan tujuan, atau pernyataan iman kita didorong oleh kepentingan
sesaat, ingin mendapatkan kemenangan dan tidak mau menghadapi kesulitan
seperti yang digambarkan Allah Subhannahu wa Ta'ala dalam surat Al-Ankabut
ayat 10:
Dan di antara manusia ada orang yang berkata: "Kami beriman kepada Allah",
maka apabila ia disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia menganggap fitnah
manusia itu sebagai azab Allah. Dan sungguh jika datang pertolongan dari
Tuhanmu, mereka pasti akan berkata: "Sesungguh-nya kami adalah besertamu."
Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia"?
Hadirin jamaah Jum'at yang berbahagia!
Bila kita sudah menyatakan iman dan kita mengharapkan manisnya buah iman
yang kita miliki yaitu Surga sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah Subhannahu
wa Ta'ala :
Maka marilah kita bersiap-siap untuk menghadapi ujian berat yang akan diberikan
Allah kepada kita, dan bersabarlah kala ujian itu datang kepada kita. Allah
memberikan sindiran kepada kita, yang ingin masuk Surga tanpa melewati ujian
yang berat.
Apakah kalian mengira akan masuk Surga sedangkan belum datang kepada
kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian?
Mereka ditimpa malapetaka dan keseng-saraan, serta digoncangkan (dengan
bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang
beriman bersama-nya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah,
sesungguh-nya pertolongan Allah itu amat dekat". (Al-Baqarah 214).
... Sungguh telah terjadi kepada orang-orang sebelum kalian, ada yang di sisir
dengan sisir besi (sehingga) terkelupas daging dari tulang-tulangnya, akan tetapi
itu tidak memalingkannya dari agamanya, dan ada pula yang diletakkan di atas
kepalanya gergaji sampai terbelah dua, namun itu tidak memalingkannya dari
agamanya... (HR. Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari dengan Fathul Bari, cet. Dar
Ar-Royyan, Juz 7 hal. 202).
Cobalah kita renungkan, apa yang telah kita lakukan untuk membuktikan
keimanan kita? cobaan apa yang telah kita alami dalam mempertahankan iman
kita? Apa yang telah kita korbankan untuk memperjuangkan aqidah dan iman
kita? Bila kita memper-hatikan perjuangan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
salam dan orang-orang terdahulu dalam mempertahankan iman mereka, dan
betapa pengorbanan mereka dalam memperjuangkan iman mereka, mereka rela
mengorbankan harta mereka, tenaga mereka, pikiran mereka, bahkan nyawapun
mereka korbankan untuk itu. Rasanya iman kita ini belum seberapanya atau
bahkan tidak ada artinya bila dibandingkan dengan iman mereka. Apakah kita
tidak malu meminta balasan yang besar dari Allah sementara pengorbanan kita
sedikit pun belum ada?
Dan ujian dari Allah bermacam-macam bentuknya, setidak-nya ada empat macam
ujian yang telah dialami oleh para pendahulu kita:
Dan di sini kita melihat bagaimana kualitas iman Nabi Ibrahim Alaihissalam yang
benar-benar sudah tahan uji, sehingga dengan segala ketabahan dan kesabarannya
perintah yang sangat berat itupun dijalankan.
Apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim Shallallaahu alaihi wa salam dan
puteranya adalah pelajaran yang sangat berat itupun dijalankannya.
Apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan puteranya adalah pelajaran yang
sangat berharga bagi kita, dan sangat perlu kita tauladani, karena sebagaimana
kita rasakan dalam kehidupan kita, banyak sekali perintah Allah yang dianggap
berat bagi kita, dan dengan berbagai alasan kita berusaha untuk tidak
melaksanakannya. Sebagai contoh, Allah telah memerintahkan kepada para
wanita Muslimah untuk mengenakan jilbab (pakaian yang menutup seluruh aurat)
secara tegas untuk membedakan antara wanita Muslimah dan wanita musyrikah
sebagaimana firmanNya:
ِ سا ٌء َكا
ٌسيَاتٌ عَا ِريَات َ ِ َون،اس ِ سيَاطٌ َكأ َ ْذنَا
ْ َب ا ْلبَقَ ِر ي
َ َّض ِربُ ْونَ بِ َها الن ِ ص ْنفَا ِن ِمنْ أَه ِْل النَّا ِر لَ ْم أَ َر ُه َما؛ قَ ْو ٌم َم َع ُه ْم
ِ
.) (رواه مسلم.ت ا ْل َمائِلَ ِة الَ يَد ُْخ ْلنَ ا ْل َجنَّةَ َوالَ يَ ِجدْنَ ِر ْي َح َها ْ َ س ُهنَّ َكأ
ِ سنِ َم ِة ا ْلبُ ْخ ُ ُم ِم ْيالَتٌ َمائِالَتٌ ُرؤ ُْو
"Dua golongan dari ahli Neraka yang belum aku lihat, satu kaum yang membawa
cambuk seperti ekor sapi, yang dengan cambuk itu mereka memukul manusia,
dan wanita yang memakai baju tetapi telanjang berlenggak-lenggok menarik
perhatian, kepala-kepala mereka seperti punuk unta, mereka tidak akan masuk
Surga dan tidak akan mencium wanginya". (HR. Muslim, Shahih Muslim dengan
Syarh An-Nawawi cet. Dar Ar-Rayyan, juz 14 hal. 109-110).
Yang kedua: Ujian yang berbentuk larangan untuk ditinggalkan seperti halnya
yang terjadi pada Nabi Yusuf Alaihissalam yang diuji dengan seorang perempuan
cantik, istri seorang pembesar di Mesir yang mengajaknya berzina, dan
kesempatan itu sudah sangat terbuka, ketika keduanya sudah tinggal berdua di
rumah dan si perempuan itu telah mengunci seluruh pintu rumah. Namun Nabi
Yusuf Alaihissalam membuktikan kualitas imannya, ia berhasil meloloskan diri
dari godaan perempuan itu, padahal sebagaimana pemuda umumnya ia
mempunyai hasrat kepada wanita. Ini artinya ia telah lulus dari ujian atas
imannya.
Sikap Nabi Yusuf Alaihissalam ini perlu kita ikuti, terutama oleh para pemuda
Muslim di zaman sekarang, di saat pintu-pintu kemaksiatan terbuka lebar,
pelacuran merebak di mana-mana, minuman keras dan obat-obat terlarang sudah
merambah berbagai lapisan masyarakat, sampai-sampai anak-anak yang masih
duduk di bangku sekolah dasar pun sudah ada yang kecanduan. Perzinahan sudah
seakan menjadi barang biasa bagi para pemuda, sehingga tak heran bila menurut
sebuah penelitian, bahwa di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya enam
dari sepuluh remaja putri sudah tidak perawan lagi. Di antara akibatnya setiap
tahun sekitar dua juta bayi dibunuh dengan cara aborsi, atau dibunuh beberapa
saat setelah si bayi lahir. Keadaan seperti itu diperparah dengan semakin
banyaknya media cetak yang berlomba-lomba memamerkan aurat wanita, juga
media elektronik dengan acara-acara yang sengaja dirancang untuk
membangkitkan gairah seksual para remaja. Pada saat seperti inilah sikap Nabi
Yusuf Alaihissalam perlu ditanamkan dalam dada para pemuda Muslim. Para
pemuda Muslim harus selalu siap siaga menghadapi godaan demi godaan yang
akan menjerumuskan dirinya ke jurang kemaksiatan. Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa salam telah menjanjikan kepada siapa saja yang menolak ajakan untuk
berbuat maksiat, ia akan diberi perlindungan di hari Kiamat nanti sebagaimana
sabdanya:
ُب َو َج َم ا ٍل فَقَ ا َل إِنِّ ْي أَ َخ اف ِ َو َر ُج ٌل طَلَبَ ْت هُ ا ْم َرأَةٌ َذاتُ َم ْن... ُس ْب َعةٌ يُ ِظلُّ ُه ُم هللاُ فِ ْي ِظلِّ ِه يَ ْو َم الَ ِظ َّل إِالَّ ِظلُّه
ٍ ص َ
.) (متفق عليه... َهللا
"Tujuh (orang yang akan dilindungi Allah dalam lindungan-Nya pada hari tidak
ada perlindungan selain perlindunganNya, .. dan seorang laki-laki yang diajak
oleh seorang perempuan terhormat dan cantik, lalu ia berkata aku takut kepada
Allah..." (HR. Al-Bukhari Muslim, Shahih Al-Bukhari dengan Fathul Bari cet.
Daar Ar-Rayyan, juz 3 hal. 344 dan Shahih Muslim dengan Syarh An-Nawawi
cet. Dar Ar-Rayaan, juz 7 hal. 120-121).
Yang keempat: Ujian lewat tangan orang-orang kafir dan orang-orang yang tidak
menyenangi Islam. Apa yang dialami oleh Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi
wa salam dan para sahabatnya terutama ketika masih berada di Mekkah kiranya
cukup menjadi pelajaran bagi kita, betapa keimanan itu diuji dengan berbagai
cobaan berat yang menuntut pengorbanan harta benda bahkan nyawa. Di
antaranya apa yang dialami oleh Rasulullah n di akhir tahun ketujuh kenabian,
ketika orang-orang Quraisy bersepakat untuk memutuskan hubungan apapun
dengan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam beserta Bani Abdul Muththolib
dan Bani Hasyim yang melindunginya, kecuali jika kedua suku itu bersedia
menyerahkan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam untuk dibunuh. Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa salam bersama orang-orang yang membelanya terkurung
selama tiga tahun, mereka mengalami kelaparan dan penderitaan yang hebat.
(DR. Akram Dhiya Al-'Umari, As-Sirah An-Nabawiyyah Ash-Shahihah, Juz 1
hal. 182).
Juga apa yang dialami oleh para shahabat tidak kalah beratnya, seperti apa yang
dialami oleh Yasir z dan istrinya Sumayyah dua orang pertama yang meninggal di
jalan dakwah selama periode Mekkah. Juga Bilal Ibnu Rabah Radhiallaahu anhu
yang dipaksa memakai baju besi kemudian dijemur di padang pasir di bawah
sengatan matahari, kemudian diarak oleh anak-anak kecil mengelilingi kota
Mekkah dan Bilal Radhiallaahu anhu hanya mengucapkan "Ahad, Ahad" (DR.
Akram Dhiya Al-Umari, As-Siroh An-Nabawiyyah Ash-Shahihah, Juz 1 hal. 154-
155).
Dan masih banyak kisah-kisah lain yang menunjukkan betapa pengorbanan dan
penderitaan mereka dalam perjuangan mempertahankan iman mereka. Namun
penderitaan itu tidak sedikit pun mengendorkan semangat Rasulullah dan para
shahabatnya untuk terus berdakwah dan menyebarkan Islam.
Musibah yang dialami oleh saudara-saudara kita umat Islam di berbagai tempat
sekarang akibat kedengkian orang-orang kafir, adalah ujian dari Allah kepada
umat Islam di sana, sekaligus sebagai pelajaran berharga bagi umat Islam di
daerah-daerah lain. Umat Islam di Indonesia khususnya sedang diuji sejauh mana
ketahanan iman mereka menghadapi serangan orang-orang yang membenci Islam
dan kaum Muslimin. Sungguh menyakitkan memang di satu negeri yang
mayoritas penduduknya Muslim terjadi pembantaian terhadap kaum Muslimin,
sekian ribu nyawa telah melayang, bukan karena mereka memberontak
pemerintah atau menyerang pemeluk agama lain, tapi hanya karena mereka
mengatakan: ( Laa ilaaha illallaahu ) ُالَ إِلَهَ إِالَّ هللا, tidak jauh berbeda dengan apa
yang dikisahkan Allah dalam surat Al-Buruj ayat 4 sampai 8:
Peristiwa seperti inipun mungkin akan terulang kembali selama dunia ini masih
tegak, selama pertarungan haq dan bathil belum berakhir, sampai pada saat yang
telah ditentukan oleh Allah.
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya
Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (Muhammad: 7).
ستَ ْغفِ ُر ْوهُ ،إِنَّهُ ه َُو ا ْل َغفُ ْو ُر ال َّر ِح ْي ُم. أَقُ ْو ُل قَ ْولِ ْي َه َذا َوأَ ْ
ستَ ْغفِ ُر هللاَ ا ْل َع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْمَ .وا ْ
Khutbah Kedua
يَا أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُوا اتَقُوا هللاَ َو ْلتَ ْنظُ ْر نَ ْف ٌ
س َما قَ َّد َمتْ لِ َغ ٍد َواتَّقُوا هللاَ إِنَّ هللاَ َخبِ ْي ٌر ِب َما تَ ْع َملُ ْونَ .
سلِّ ُم ْوا تَ ْ
سلِ ْي ًما. صلُّ ْونَ َعلَى النَّبِ ِّي ،يَاأَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُ ْوا َ
صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َ إِنَّ هللاَ َو َمالَئِ َكتَهُ يُ َ
َربَّنَا الَ تُ ِز ْغ قُلُ ْوبَنَا بَ ْع َد إِ ْذ َه َد ْيتَنَا َوه َْب لَنَا ِمن لَّ ُد ْن َك َر ْح َمةً إِنَّ َك أَنتَ ا ْل َوه ُ
َّاب.
سلِّ ْط َعلَ ْينَا بِ ُذنُ ْوبِنَا َمنْ الَ يَ َخافُ َك فِ ْينَا َوالَ َي ْر َح ُمنَا.
اَللَّ ُه َم الَ تُ َ
سنَةً َوقِنَا َع َذ َ
اب النَّا ِر. سنَةً َوفِي ِ
اآلخ َر ِة َح َ َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َ
Khutbah Pertama
.) َس ْلنَا َك إِاَّل َر ْح َم ةً لِ ْل َع الَ ِمينَ (و َما أَ ْر َ : وقال للنبي، الَّ ِذي َحبَانَا ِباإْل ِ ْي َما ِن واليقي ِن،ق ا ْل ُمبِ ْي ِن ِّ اَ ْل َح ْم ُد ِهللِ ا ْل َملِ ِك ا ْل َح
ْ
،س الَ ِم القَ ِو ْي ِم َوبِال ُه دَي ِ ِس ْولهُ َجا َءنَا ب
ْ اإل ُ َ َ َ َش َه ُد أَنْ الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َو ْح َدهُ ال
ْ ش ِر ْي َك لَهُ َوأ
ُ ش َه ُد أنَّ ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر ْ َأ
َّردَي الش قَا ِء َوال َّ َس نَا ِمن َ ُِه أَ ْنف ْونُ ِب صُ َ َون،َعدَا ِء الس
ُّ َرا ِر ِه ِمنَ األَ ْب ِْونَ ب لِنَ ُك.
، وأص حابه األخي ار أجمعين، وعلي آل ه الطي بين،ٍ خ اتم األنبي اء والمرس لين،س يِّ ِدنا ُم َح َّمد َ َ
َ ص ِّل َعلى َ اَللَّ ُه َّم
أَ َّما بَ ْع ُد.سا ٍن إِلَى يَ ْو ِم ال ِّد ْي ِن
َ َو َمنْ تَبِ َع ُه ْم بِإ ِ ْح.
Dalam khutbah Jum’at kali ini, saya ingin menyampaikan sebuah materi yang
berkaitan dengan akidah dan pemahaman kita tentang kebenaran ajaran Islam.
Karenanya saya merasa perlu untuk sedikit menyinggung kekeliruan-kekeliruan
ajaran agama lain, utamanya ajaran Kristen, karena agama yang satu inilah yang
cukup memberikan penetrasi signifikan bagi kualitas beragama umat Islam
Indonesia.
Di sini saya ingin mengatakan, dalam memeluk agama Islam ini, sudahkah kita
benar-benar meyakini hakikat dan kebenaran risalah Islam? Apakah kita beragama
Islam hanya karena orangtua kita beragama Islam? Ataukah karena memang, kita
telah menemui kebenaran dan kesucian hanya ada di dalam Islam? Saya hanya
ingin berkata, bagaimanakah sekiranya, jika kita dilahirkan dalam sebuah keluarga
yang bukan beragama Islam, akankah kita memeluk agama ini? Akankah kita
berupaya mencari kebenaran? Ataukah malah sebaliknya?
Inilah barangkali, materi yang ingin saya sampaikan, agar paling tidak, sejak
sekarang, keislamanan kita betul-betul tumbuh dari lubuk hati dan keyakinan kita
sendiri, bukan karena pengaruh orangtua, keluarga, teman, atau pergaulan dan
lingkungan. Sebab, kalau keimanan kita hanya berdasarkan orangtua, teman,
pergaulan atau lingkungan, keimanan kita akan mudah rapuh dan luntur, mudah
terombang-ambing di saat badai datang menerpa. Ibarat sebuah pohon, kalau
akarnya kuat menghunjam ke dasar bumi, dia akan mampu berdiri dengan kokoh,
meski badai datang menerpa, meski gempa datang melanda. Karena di saat ini,
ancaman keimanan kaum muslimin semakin berat dan bertubi.
Fitnah yang di arahkan kepada Agama kita ada di mana-mana, entah itu berupa
cemoohan, penghinaan, bahkan intimidasi sangat sering kita jumpai di negeri kita
Indonesia. Setelah Timor-timur atau yang dikenal dengan Timor Leste lepas dari
pangkuan Indonesia, Maluku mulai menampakkan riak-riaknya. Dan kasus
Ambon maupun Poso, masih berlarut, tak kunjung usai hingga kini. Terkadang,
agama yang diturunkan sebagai rahmatan lil’alamin ini begitu mudahnya
dijadikan alat politik, suatu ketika ia dijadikan tumbal dengan label Islam
fundamentalis, Islam identik dengan kekerasan, darah, pedang, dan terorisme. Di
sisi lain, Ia kerap dijadikan tunggangan politik, hanya untuk meraih dukungan
mayoritas.
Cobaan dan fitnah-fitnah tersebut belum lagi selesai, umat ini sudah dihadapakan
oleh sulitnya memenuhi kebutuhan hidup, pada saat yang bersamaan, upaya
pemurtadan dari kalangan misionaris agama lain begitu gencar dan sistematis
dengan berbagai kemudahan dan fasilitas yang mereka tawarkan: uang, makanan,
pakaian, obat-obatan maupun pekerjaan.
Dalam kondisi seperti ini, kalaulah bukan karena pertimbangan negeri akhirat,
kalaulah bukan karena mahalnya iman, kalaulah bukan karena demi mencapai
ridha Allah, niscaya kita akan mudah teromang-ambing dan tergelincir oleh
derasnya ujian dan cobaan tadi.
Dalam posisi seperti ini, maka rasio atau akal menempati urutan paling atas
sebagai parameter yang dapat diterima oleh semua pihak di dalam mengukur
kebenaran suatu agama.
Tidak ada satu agama pun di dunia ini, baik Kristen, Yahudi, Sinto, Hindu,
Budha, maupun Konghucu yang mengatur seluruh kehidupan manusia sampai
kepada hal-hal yang paling kecil dan rumit sekalipun, kecuali Islam. Islam sebagai
rahmatan lil’alamin telah memberikan petunjuk dan dan arahan sangat sempurna
dalam berbagai lini kehidupan, mulai dari masalah perorangan dan masyarakat,
moril dan materil, ekonomi dan politik, hukum dan budaya, maupun
permasalahan nasional dan internasional, sampai kepada masalah yang dianggap
ringan dan sepele, semisal tidur, gunting kuku, dan buang hajat Semuanya ada
diatur di dalam Islam. Bagaimana dengan agama lain?
Jika kita menyingung agama Kristen, maka sudah dapat kita pastikan, bahwa
agama yang satu ini tidak mempunyai hukum syariat seperti agama Islam. Tidak
ada dalam sejarah, bahwa umat kristen memiliki produk hukum seperti umat
Islam. Bagaimana bisa kaum kristiani mempunyai kesempurnaan syariat dan
hukum, kalau kitab injilnya sendiri baru ditulis 270 tahun sepeninggal nabi Isa As.
Menggunakan bahasa yunani lagi! bukan bahasa Asli nabi Isa As sebagai
pembawa risalahnya. Umat budha, hindu? Apalagi! Dulu di negeri kita, pernah
marak dengan masalah undang-undang perkawinan Islam, yang ditolak mentah-
mentah oleh rekan-rekan non-Islam. Mengapa mereka menolak, atau tidak
mengusulkan undang-undang perkawinan ala agama mereka? Bukan karena
mereka tidak mau, tapi lebih karena mereka tidak memiliki undang-undang
perkawinan, pidana, maupun perdata dalam agama mereka.
Tetapi sebaliknya, Islam mengatur seluruh kebutuhan manusia, sejak dia lahir
sampai dia meningal dunia, bahkan sampai kehidupan setelah dunia ini.
Menurut ajaran Kristen, nabi Isa adalah Tuhan anak. Dan Allah tuhan Bapak,
sedangkan malaikat Jibril sebagai Roh Qudus, salah satu tuhan dari yang tiga atau
trinitas, satu dalam tiga, tiga dalam satu. Bagaimana bisa dikatakan tuhan itu
tunggal kalau dia ada tiga? Kalau sistem ketuhanan serumit itu dan tidak masuk
akal, sangat bisa dipastikan ada tuhan yang otoritas atau kesewenangannya
terbatas atau dibatasi oleh tuhan lain, masuk akalkah ini?
Karenanya tidak mengherankan kalau ratusan ribu, bahkan jutaan orang-orang
barat kini telah memeluk agama Islam dengan kesadaran sendiri dan tanpa
paksaan. Di Prancis saat ini, umat Islam sudah berjumlah 7 juta jiwa, dan di
Amerika Serikat agama Islam menjadi agama tercepat kedua dalam hal
pertumbuhannya.
Belum lagi masalah dosa warisan, bahwa setiap bayi yang lahir dari perut ibunya
memiliki dosa warisan dari Nabi Adam dan Hawa karena durhaka kepada Allah
Swt dengan memakan buah khuldi, hingga diturunkan ke bumi. Seorang anak
yang tidak tahu-menahu, bukan karena perbuatannya, telah ditimpakan dosa?!
Berarti kalau anak kecil itu meninggal dunia, maka dia akan masuk neraka,
dimanakah keadlilan Tuhan? Sangat kontras dengan Islam, bahwa setiap anak
yang baru dilahirkan adalah suci sampai ia mencapai usia akil-balig.
Bernard Shaw berkata: "Saya menghormati agama Muhammad, karena
vitalitasnya yang mengagumkan. Agama Muhammad adalah satu-satunya agama
yang jelas bagi saya. Saya telah mempelajari kehidupan orang ini, orang yang
sangat mengagumkan, diapun sangat jauh dari sifat anti Kristus, dialah semestinya
yang mendapat gelar Juru Selamat Kemanusiaan.
Ketujuh, Ajaran-ajarannya Terpelihara dari Perubahan
Ajaran-ajaran Islam dalam Al-Qur'an tetap atas dasar dan nash-nya yang semula
sejak 14 abad yang lalu, tanpa berganti satu hurup pun. sebagaimana yang
dijanjikan oleh Allah Swt dalam Al-Quran:
افطونTTTTTTTTTTTTTTTTTTTه لحTTTTTTTTTTTTTTTTTTTا لTTTTTTTTTTTTTTTTTTTذكر وإنTTTTTTTTTTTTTTTTTTTا الTTTTTTTTTTTTTTTTTTTا نحن نزلنTTTTTTTTTTTTTTTTTTTإن
“Kamilah yang telah menurunkan Al-Quran dan kamilah yang akan menjaganya”
Hal ini diakui oleh para kritikus non Muslim. Profesor Reynold A. Nicholson
dalam bukunya "Literary History of the Arabs" pada halama 413 menyatakan:
"Al-Qur'an adalah suatu dokumen kemanusiaan yang luar biasa, menerangkan
setiap phase hubungan Muhammad dengan segala kejadian yang dihadapinya
selama hidupnya, sehingga kita mendapat bahan yang unik dan tahan uji
keasliannya, sehingga kita dapat mengikuti perkembangan Islam sejak
permulaannya sampai sekarang. Semua itu tidak ada bandingannya dalam agama-
agama Buddha atau Kristen, maupun dalam agama-agama lainnya."
Islam adalah agama yang paling sempurna bagi kemanusiaan, dulu, sekarang dan
yang akan datang. Segi-segi itulah yang telah menarik beratus-ratus juta ummat
manusia ke dalamnya dari semua kalangan. Mereka semua yakin bahwa Islam
adalah agama yang hak dan benar, jalan hidup yang lurus yang seharusnya dilalui
oleh manusia. Hal itu akan tetap menarik mereka di waktu-waktu yang akan
datang, para manusia yang jiwanya bersih dan ikhlas dalam mencari kebenaran.
َذاT َوْ لِ ْي هTTَوْ ُل قTTُ أَق. ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْمT ت َوال
ِ اTTَ ِه ِمنَ ْاآليT ا فِ ْيTT َونَفَ َعنِ ْي َوإِيَّا ُك ْم بِ َم،رْ آ ِن ْال َع ِظي ِْمTTُك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالق
َ ا َرTTَب
ِ رTTTTTTTوْ ُر الTTTTTTTُو ْال َغفTTTTTTTُ
َّح ْي ُم َ ْ َ ف، َلِ ِم ْينTTTTTTTائِ ِر ْال ُم ْسTTTTTTTتَ ْغفِ ُر هللاَ ْال َع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َسTTTTTTT َوأَ ْس.
تَ ْغفِرُوْ هُ إِنَّهُ هTTTTTTTاس
Khutbah kedua
رTTالم علي من نظTT فالصالة والس، الذي جعل الصالت مفتاحا لكل باب، الجبارالتواب،الحمد هلل الملك الوهاب
هَ ُد أَ ْنT أَ ْش.الي جماله تعالي بال سطر وال حجاب وعلي جميع اآلل واألصحاب وكل وارث لهم الي يوم المآب
ا بعدTTTT أم.دهTTTTبي بعTTTTوْ لُهُ ال نTTTT ُدهُ َو َر ُسTTTTْهَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َعبTTTTهُ َوأَ ْشTTTTَ ِر ْيكَ لTTTT َدهُ الَ َشTTTTْهَ إِالَّ هللاُ َوحTTTTَالَ ِإل.
Di sini saya hanya ingin mengatakan, bahwa membina diri, keluarga maupun
keturunan kita di jaman ini untuk menjadi manusia-manusia bertauhid dan berbudi
luhur tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, tetapi membutuhkan usaha,
upaya dan kegigihan. Kalaulah kita mempunyai keturunan, marilah kita arahkan
mereka untuk menjadi manusia-manusia yang berbudi luhur dan selamat baik di
dunia maupun di akhirat, namun bukan hanya dengan menitipkannya di sekolah
atau di pengajian, tetapi perlu adanya tindakan pro-aktif dari para orang tua itu
sendiri, sebab pengaruh orangtua atau keluarga sangatlah besar dalam membentuk
watak dan kepribadian anak. Masa depan anak dan keluarga baik di dunia maupun
di akhirat, merupakan tanggungjawab para pimpinan keluarga, karenanya Allah
mengatakan:
)6 :ريمTTTTTTTTTTTTارًا (التحTTTTTTTTTTTTَ ُك ْم َوأَ ْهلِي ُك ْم نTTTTTTTTTTTTوا أَنفُ َسTTTTTTTTTTTTُوا قTTTTTTTTTTTTُا الَّ ِذينَ آ َمنTTTTTTTTTTTTَا أَيُّهTTTTTTTTTTTTَي
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka”.
ار ْكT ِ Tَلِّ ْم َوبT ِّل َو َسTص َ اَللَّهُ َّم.صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًماَ يَا أَيُّها َ الَّ ِذ ْينَ َءا َمنُوْ ا،ُصلُّوْ نَ َعلَى النَّبِ ِّي َ إِ َّن هللاَ َو َمالَئِ َكتَهُ ي
لَّ َم َو َم ْن تَبِ َعهُ ْمTصلَّي هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس َ َك ل ُْوس
ِ َ ِ َ ر ب ا ح ْص َ أ َا ن تَا
ِ َد اس ْ
َن ع ض َ ْار و دٍ م ح
َ َّ َ ُ ِ َ ِ م َا ند ِّ يس ل آ ىَ لعَ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو
َّ
اللهُ َّم.ت َ َ ْ ْ َ
ِ َواTا ِء ِمنهُ ْم َواأل ْمTTَت األحْ ي ْ ْ ْ
ِ ت َوال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َوال ُم ْؤ ِمنَا ْ ْ ْ َّ
ِ اللهُ َّم اغفِرْ لِل ُم ْسلِ ِم ْينَ َوال ُم ْسلِ َما.بِإِحْ َسا ٍن اِلَي يَوْ ِم ال ِّد ْي ِن
َ
اTTَا آتِنTTَ َربَّن. اَللَّهُ َم أَصْ لِحْ أَحْ َوا َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوآ ِم ْنهُ ْم فِ ْي أَوْ طَانِ ِه ْم.ك ِمنَ ْال َخي ِْر ُكلِّ ِه َما َعلِ ْمنَا ِم ْنهُ َو َما لَ ْم نَ ْعلَ ْم َ ُإِنَّا نَسْأَل
ار ِ اب النَّ َ ً ً
َ ذTTTTTTTTTTTTTTTَا عTTTTTTTTTTTTTTTَنَة َوقِنTTTTTTTTTTTTTTT َر ِة َح َسTTTTTTTTTTTTTTTنَة َوفِي اآل ِخTTTTTTTTTTTTTTTدنيَا َح َسTTTTTTTTTTTTTTTفِي ال. ْ ُّ
ر َو ْالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْمT ِ Tآ ِء َو ْال ُمن َكTرْ بَى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ َشTTُآئ ِذي ْالقTَ ِ ا ِن َوإِيتT ْد ِل َو ْا ِإلحْ َسTأْ ُم ُر ُك ْم بِ ْال َعTTَ إِ َّن هللاَ ي،ِا َد هللاTَِعب
صالَ ِة َّ وأَقِ ِم ال.ُ
َ فَ ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َواسْأَلُوْ هُ ِم ْن فَضْ لِ ِه يُ ْع ِط ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أَ ْكبَر. َ!لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ ن
KEUTAMAAN HIJAB ATAU JILBAB
Allah SWT telah mewajibkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya berdasarkan
firman Allah SWT:
َْص هللا ِ Tرةُ ِم ْن أ ْمT
ِ ر ِه ْم َو َم ْن يَعT َ Tَالخي ْ رًاTولُهُ أ ْمT ى هللاُ َو َر ُسT ض
ِ ونَ لهُ ُمTTأن يَ ُك َ َ ٍة إذاَ قT َؤ ِم ٍن َوالَ ُم ْؤ ِمنT
ْ Tانَ ل ُمTTا َكTTَو َم
ً
ضالَال ُمبِينًا
َ ض َّل َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak pula bagi perempuan
yang mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan,
akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan
barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah
sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Q.S. Al-Ahzab: 36)
“Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka
mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan
hati mereka.” (Q.S. Al-Ahzab: 53)
Rasulullah SAW bersabda: “Wanita itu aurat” maksudnya adalah bahwa ia harus
menutupi tubuhnya.
“Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka
mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan
hati mereka.” (Q.S. Al-Ahzab: 53)
Allah SWT menyifati hijab sebagai kesucian bagi hati orang-orang mu’min, laki-
laki maupun perempuan. Karena mata bila tidak melihat maka hatipun tidak
berhasrat. Pada saat seperti ini, maka hati yang tidak melihat akan lebih suci.
Ketiadaan fitnah pada saat itu lebih nampak, karena hijab itu menghancurkan
keinginan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya, Allah SWT
berfirman:
“Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang
yang ada penyakit dalam hatinya.” (Q.S. Al-Ahzab: 32)
Dan ketika wanita-wanita dari Bani Tamim menemui Ummul Mu’minin, Aisyah
ra dengan pakaian tipis, beliau berkata: “Jika kalian wanita-wanita beriman, maka
(ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian
bukan wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.”
Hijab itu selaras dengan perasaan cemburu yang merupakan fitrah seorang laki-
laki sempurna yang tidak senang dengan pandangan-pandangan khianat yang
tertuju kepada istri dan anak wanitanya. Berapa banyak peperangan terjadi pada
masa Jahiliyah dan masa Islam akibat cemburu atas seorang wanita dan untuk
menjaga kehormatannya. Ali bin Abi Thalib ra berkata: “Telah sampai kepadaku
bahwa wanita-wanita kalian berdesak-desakan dengan laki-laki kafir orang ‘ajam
(non Arab) di pasar-pasar, tidakkah kalian merasa cemburu? Sesungguhnya tidak
ada kebaikan pada seseorang yang tidak memiliki perasaan cemburu.”
KEJELEKAN TABARRUJ
(berhias bukan untuk suaminya)
Barangsiapa yang maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya maka ia hanya akan
mencelakakan dirinya sendiri dan tidak akan mencelakakan Allah sedikitpun.
Rasulullah SAW bersabda:
َ َُول هللاِ َو َم ْن يَأْبَى ؟ ق
(( َو َم ْن، َ َل ال َجنَّةTَا َعنِي َدخTTَ َم ْن أط: ال َ يَا َرس: قَالُوا، ُكلُّ أُ َّمتِي يَ ْد ُخلُونَ ال َجنَّةَ إالَّ َم ْن أبَى
ْد أبَىTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTَانِي فَقTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTَص
َ ))ع
“Semua umatku akan masuk surga kecuali orang yang menolak” Mereka
bertanya: “Ya Rasulullah! Siapakah orang yang menolak itu? Beliau menjawab:
“Siapa yang taat kepadaku akan masuk surga dan siapa yang maksiat kepadaku
maka ia telah menolak.”
“Sebaik-baik wanita kalian adalah yang memiliki kasih sayang, subur (banyak
anak), suka menghibur dan siap melayani, bila mereka bertakwa kepada Allah.
Dan sejelek-jelek wanita kalian adalah wanita pesolek dan penghayal mereka itu
adalah wanita-wanita munafik, mereka tidak akan masuk surga kecuali seperti
ghurab a’sham.”
Yang dimaksud ghurab a’sham adalah burung gagak yang memiliki cakar dan
kaki merah, pertanda minimnya wanita masuk surga, karena burung gagak yang
memiliki sifat seperti ini sangat jarang ditemukan.
Wanita itu adalah aurat, dan membuka aurat adalah keji dan dibenci. Allah SAW
berfirman:
} ا ِءTTTأْ ُم ُر بِالفَحْ َشTTTَإن هللاَ الَ ي
َّ ْلTTTُا قTTTَا بِهTTTَا َوهللاُ أَ َم َرنTTTَا آبَا َءنTTTَ ْدنَا َعلَ ْيهTTTالُوا َو َجTTTَةً قTTTوا فَا ِح َشTTTُ{ َوإ َذا فَ َعل
“Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: “Kami
mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah
menyuruh kami mengerjakan-nya.” Katakanlah: “Sesungguhnya Allah tidak
menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.” (Q.S. Al-A’raf: 28)
Sebenarnya setanlah yang memerintahkan manusia melakukan perbuatan keji itu,
sebagaimana firman Allah:
} ا ِءTTTTTTTTTTTTTTTTTأْ ُم ُر ُك ْم بِالفَحْ َشTTTTTTTTTTTTTTTTTَ َر َويTTTTTTTTTTTTTTTTT ُد ُك ُم الفَ ْقTTTTTTTTTTTTTTTTT ْيطَانُ يَ ِعTTTTTTTTTTTTTTTTT{ ال َّش
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh
kamu berbuat kejahatan (kikir).” (Q.S. Al-Baqorah: 268)
Buka-bukaan dan telanjang adalah fitrah hewan ternak, tidak seorangpun yang
condong kepadanya kecuali dia akan terperosok jatuh ke derajat yang paling
rendah dari pada derajat manusia yang telah dimuliakan Allah. Dari sini
nampaklah bahwa Tabarruj adalah tanda kerusakan fitrah, ketiadaan ghirah dan
mati rasa:
Sesungguhnya tidaklah seorang lelaki muslim terkena fitnah pada hari ini karena
anda yang telah memalingkannya dari mengingat Allah dan menghalanginya dari
jalan yang lurus -padahal anda sanggup mencegahnya dari fitnah itu- kecuali di
hari esok nanti Allah akan menghukum anda dengan adzab yang sangat pedih.
Segeralah taat kepada Allah, tinggalkan kritikan dan ejekan manusia, karena
perhitungan Allah kelak sangat ketat.
Beberapa syarat hijab yang harus terpenuhi:
1. Menutupi seluruh anggota tubuh wanita -berdasarkan pendapat yang paling
rojih.
2. Hijab itu sendiri pada dasarnya bukan perhiasan.
3. Tebal dan tidak tipis atau trasparant.
4. Longgar dan tidak sempit atau ketat.
5. Tidak memakai wangi-wangian.
6. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir.
7. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
8. Tidak bermaksud memamerkannya kepada orang-orang.
Bila anda memperhatikan syarat-syarat tersebut di atas akan nampak bagi anda
bahwa banyak di antara wanita-wanita sekarang ini yang menamakan diri sebagai
wanita berjilbab, padahal pada hakekatnya mereka belum berjilbab. Mereka tidak
menamakan jilbab dengan nama yang sebenarnya. Mereka menamakan Tabarruj
sebagai hijab dan menamakan maksiat sebagai ketaatan.
Seorang muslim yang jujur akan menerima perintah Tuhannya dan segera
menerjemahkannya dalam amal nyata, karena cinta dan perhomatannya terhadap
Islam, bangga dengan syariat-Nya, mendengar dan taat kepada sunnah nabi-Nya
dan tidak peduli dengan keadaan orang-orang sesat yang berpaling dari kenyataan
yang sebenarnya, serta lalai akan tempat kembali yang ia nantikan.
Allah menafikan keimanan orang yang berpaling dari ketaatan kepada-Nya dan
kepada rasul-Nya:
َ Tِا أُولَئTTك َو َم
} ) َوإ َذا47( َال ُم ْؤ ِمنِينTTِك ب ٌ T َولَّى فَرْ يTََويَقُولُونَ آ َمنَّا بِاهللِ َوبِال َّرسُو ِل َوأَطَ ْعنَا ثُ َّم يَت
َ Tِ ِد َذلTق ِم ْنهُ ْم ِم ْن بَ ْع
)48( َْرضُون ِ ق ِم ْنهُ ْم ُمعٌ { ُدعُوا إلَى هللاِ َو َرسُولِ ِه لِيَحْ ُك َم بَ ْينَهُ ْم إ َذا فَ ِري
“Dan mereka berkata: “Kami telah beriman kepada Allah dan rasul, dan kami
menaati (keduanya).” Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu,
sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. Dan apabila mereka
dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, agar rasul menghukum (mengadili) di
antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang.” (Q.S. An-
Nur: 47-48)
Dari Shofiyah binti Syaibah berkata: “Ketika kami bersama Aisyah ra, beliau
berkata: “Saya teringat akan wanita-wanita Quraisy dan keutamaan mereka.”
Aisyah berkata: “Sesungguhnya wanita-wanita Quraisy memiliki keutamaan, dan
demi Allah, saya tidak melihat wanita yang lebih percaya kepada kitab Allah dan
lebih meyakini ayat-ayat-Nya melebihi wanita-wanita Anshor. Ketika turun
kepada mereka ayat: “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke
dadanya.” (Q.S. An-Nur: 31) Maka para suami segera mendatangi istri-istri
mereka dan membacakan apa yang diturunkan Allah kepada mereka. Mereka
membacakan ayat itu kepada istri, anak wanita, saudara wanita dan kaum
kerabatnya. Dan tidak seorangpun di antara wanita itu kecuali segera berdiri
mengambil kain gorden (tirai) dan menutupi kepala dan wajahnya, karena percaya
dan iman kepada apa yang diturunkan Allah dalam kitab-Nya. Sehingga mereka
(berjalan) di belakang Rasulullah SAW dengan kain penutup seakan-akan di atas
kepalanya terdapat burung gagak.”
WASSALAMU’ALAIKUM WR.WB
Ceramah Peringatan Isra dan Mi'raj (1)
A. Mukaddimah (prolog)
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun pun berlalu. Tidak terasa
peringatan demi peringatan Isra miraj, sering kita laksanakan setiap tahun.
Walaupun peristiwa yang sangat bersejarah ini telah berulang kali kita peringati,
namun hal ini tidak pernah membosankan kita sebagai seorang mukmin. Karena
dengan adanya peringatan Isra mi’raj ini, sangat banyak manfaat yang akan kita
dapatkan, baik itu berupa pelajaran, hikmah bagi kita, maupun sebagai siraman
rohani dan pemantapan iman di dalam dada-dada kita.
Mengapa saya katakan sebagai siraman rohani dan pemantapan iman? Karena Isra
dan Mi’raj merupakan peristiwa maha ghaib yang menuntut umat manusia, bukan
hanya umat Islam, untuk mengimaninya.
Sebagaimana kita tau, Isra dan mi’raj merupakan fenomena ilahiyah (atau sebuah
kenyataan yang sengaja tuhan ciptakan) yang telah muncul sejak masa awal
kelahiran Islam itu sendiri, di tengah masyarakat yang memiliki gaya berpikir
sangat primitif dan sederhana, belum mampu menemukan discovery atau
penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern sepeti zaman sekarang ini.
Sehingga sangat sulit bagi seseorang di zaman itu untuk percaya terhadap
peristiwa Isra dan mi’raj ini. Oleh karenanya, bukan sesuatu yang aneh, jika tidak
sedikit orang-orang yang telah memeluk Islam, akhirnya kembali menjadi kafir,
karena peristiwa yang mereka anggap tidak masuk akal ini.
Isra dan mi’raj adalah mu’jizat ilahiyah yang memang tidak mesti terjangkau oleh
akal manusia. Akal manusia sangatlah terbatas untuk bisa menelusuri eksistensi
Isra dan miraj itu sendiri, karena Isra dan miraj adalah termasuk urusan ghaib
yang tidak bisa dicapai oleh sesuatu yang bersifat inderawi (Al hawas). Dalam hal
inderawi ini akal hanya diperintahkan untuk meyakini dan tunduk kepada apa saja
yang difirmankan oleh Allah swt, dan disabdakan oleh nabi Muhammad saw.
Di sinilah kita bisa membuktikan kelemahan akal manusia. Dari mana kita coba
buktikan? Contoh..., kalau kita berandai untuk membawa akal kita kembali ke
zaman dahulu, ke zaman dimana belum ditemukan saintis, tekhnologi, dan
ilmu-ilmu pengetahuan modern seperti zaman sekarang ini. Di zaman kolot yang
kalo kata anak sekarang, “zaman kuda masih gigit besi”.
Kalau pada waktu itu ada orang yang bercerita tentang radio, televisi, komputer,
internet. Adanya listrik yang sekali sentuh bisa terang, sekali sentuh bisa gelap
dengan seketika. Pastilah ia dibilang tukang sihir. Kemudian bercerita pula
tentang seseorang yang mampu menjelajah angkasa raya, bahkan sampai
mendarat di bulan dan sebagainya. Maka dapat kita bayangkan apa yang akan
terjadi terhadap seseorang yang bercerita seperti ini. Tidak pelak lagi, dia pasti
akan dituduh sebagai seorang pengkhayal, seorang yang aneh, bahkan dianggap
gila. Hal-hal semacam ini, meskipun masih termasuk ke dalam ruang lingkup
alam dunia yang bersifat inderawi, tapi kita teramat yakin, pada saat itu akal
manusia tidak akan mampu menerimanya. Apalagi dengan hal-hal yang berbau
alam ghaib? Tentunya akal lebih sulit untuk menganalogikan dan menerimanya,
kecuali hanya dengan satu hal, “iman!”, bagi orang-orang yang hatinya bersih.
Hal inilah yang dialami oleh baginda Rasulullah Saw ketika menyampaikan
peristiwa ini, secara spontan orang-orang Qurays mengatakan bahwa beliau
adalah seorang pembohong, pengkhayal dan bahkan dituduh sebagai seorang yang
telah gila, Sehingga tidak sedikit orang-orang yang masih tipis imannya menjadi
murtad kembali dari agama Islam.
Pada zaman kita sekarang, tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita, bila
seseorang mampu mendeteksi kondisi luar angkasa hanya melalui sebuah layar
komputer, yang sama sekali tidak mempunyai sambungan kabel ke luar angkasa
sana. Betapa banyak ilmu-ilmu baru yang masih akan ditemukan oleh manusia di
masa mendatang, yang mungkin pada saat ini masih kita anggap sebagai sesuatu
yang mustahil. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt yang mengatakan:
.هيدTTيء شTTل شTTه علي كTTك أنTTف بربTT أو لم يك،قTTه الحTT لهم أنTبينTTسنزيهم آيتنا في اآلفاق وفي أنفسهم حتي يت
)53 :لتTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT(فص
"Akan Kami perlihatkan kepada mereka tanda- tanda (kekuasaan) Kami di
segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri. Sehingga jelas bagi mereka, bahwa
AI-Qur'an itu adalah benar. Apakah Tuhanmu tidak cukup bagi kamu bahwa
sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu”. (QS. 41:53).
1. Pengasingan
Pada tahun ketujuh sejak kenabian Muhammad saw, seluruh kabilah musyrikin
Qurays berkumpul dan sepakat untuk memboikot Bani Abdul Muthalib dan Bani
Hasyim dari kegiatan sosial. Bentuk kesepakatan blokade ini adalah: larangan
berhubungan jual beli, dan berbicara dengan mereka. Menurut kesepakatan,
pengasingan ini hanya bisa dicabut apabila Bani Abdul Muthalib dan Bani
Hasyim menyerahkan Muhammad ke tangan mereka untuk dibunuh. Dokumen
kesepakatan pengasingan ini ditempelkan pada dinding dalam Ka'bah agar tidak
bisa dilihat dan dicabut oleh siapapun.
Pada tahun kesepuluh dari kenabian, atas kebesaran Allah Swt, Rasulullah
bermimpi, bahwa dokumen kesepakatan yang terdapat di dalam ka'bah itu telah
terhapus dimakan rayap, kecuali sedikit tulisan nama Allah yang masih tersisa di
dokumen terlaknat itu. Mimpi ini beliau ceritakan kepada pamannya Abu Thalib,
Abu Thalib pun mempercayainya. Akhirnya Abu Thalib mendatangi kumpulan
kafir Qurays dan menceritakan apa yang telah ia dengar dari keponakannya.
Selanjutnya ia mengatakan: "Allahlah yang telah menghancurkan dokumen kalian
yang biadab dan terlaknat itu. Jika benar apa yang dikatakan oleh keponakanku,
maka kalian harus menghentikan pengucilan dan pengasingan yang tak
berperikemanusiaan ini, dan jika ia berbohong maka akan aku serahkan ia kepada
kalian untuk dibunuh".
Kafir Qurays menerima syarat yang diajukan oleh Abu Thatib itu dengan senang,
dan mereka merasa bahwa kemenangan segera akan mereka peroleh. Karena
mereka sangat yakin, bahwa apa yang dikatakan Muharnmad adalah tidak benar
dan mustahil terjadi, sebab dokumen yang dicap dengan tiga stempel itu selalu
berada dalam perut ka'bah dan belum pernah dilihat dan disentuh manusia.
Mereka bersama-sama pergi ke ka'bah untuk membuktikan siapa yang akan
menang. Sesampai mereka di sana, ternyata yang mereka temui sesuai dengan apa
yang dikatakan oleh Rasulullah Saw. Akhirnya, dengan perasaan marah mereka
terpaksa menghapus kesepakatan pengasingan itu. Bani Abdul Muthalib dan Bani
Hasyim diperbolehkan kembali ke rumah mereka masing-masing dan bergaul
seperti sedia kala.
Dengan kepergian Abu Thalib dan Khadijah, berarti Rasulullah telah ditimpa oleh
dua musibah besar, yaitu kehilangan penolong dan kehilangan orang sebagai
tempat bercerita dan berbagi duka. Pada masa inilah kesedihan yang dialami
Rasulullah sampai pada puncaknya. Sehingga tahun ini dikenal sebagai tahun
kesedihan (Âm al Huzni).
Memang sebuah kenyataan bahwa kematian Abu Thalib adalah musibah besar
dalam kehidupan Rasulullah, karena setelah kepergian beliau, kafir Qurays
semakin leluasa menyiksa dan merealisasikan usaha pembunuhan terhadap
baginda Rasul, yang tidak pernah bisa mereka lakukan ketika Abu Thalib masih
hidup.
Namun antara apa yang dibayangkan dengan realita yang beliau temui ternyata
sangat bertolak belakang. Dengan rasa kebencian peminpin Thaif menolak
dakwah Rasulullah, seraya mengatakan: "Keluarlah engkau dari negeri kami ini,
cari tempat lain yang engkau sukai. Kami sangat takut akan terjadi kekacauan di
tengah masyarakat dan kerusakan terhadap agama mereka".
Maka dari sekian banyak ujian dan cobaan yang dialami baginda Rasul di tahun
sepuluh kenabian ini, kemudian dinamakan sebagai tahun kepedihan dan
kesedihan. Namun Kondisi seperti ini terus berlanjut dengan perjuangan dan
pengorbanan Rasulullah yang tak mengenal putus asa. Sementara para musuh
Allah, terus saja melancarkan makarnya kepada Rasulullah Saw.
Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana, semua peristiwa diatas terjadi
dengan kehendak-Nya. Dan perlindungan Allah Swt selalu menyertai Nabi
Muhammad. Karena itu, Allah memerintahkan agar Rasulullah bersabar, demi
memantapkan hati beliau terhadap kebenaran janji-janji Allah, seperti yang kita
temui dalam AI-Qur'an.
Maka telah tiba saatnya Rasulullah mendapatkan udara baru, untuk mengurangi
kesedihan yang tak terperikan ini, guna membangkitkan kembali kekuatan jiwa
dan semangat juang untuk menyebarkan agama Allah di muka bumi ini.
Maka menginjak tahun sebelas kenabian, suatu peristiwa besar terjadi, peristiwa
yang sempat menghebohkan kota Mekah, dan menjadi buah pembicaraan yang tak
putus-putusnya hingga sekarang. Yaitu perjalanan unik yang dilakukan oleh
seorang hamba di muka bumi pada malam hari, yang dilanjutkan dengan
perjalanan ke langit. Itulah peristiwa Isra' dan Mi'raj nabi besar Muhammad saw,
yang selalu diperingati oleh umat Islam setiap tahunnya di seantero dunia.
Perjalanan ini, Allah sendiri yang menentukan waktu, tempat, tujuan, dan
maksudnya. Hal ini temaktub dalam firman Allah dalam surat Al-Isra Ayat 1 yang
berbunyi:
هTTا إنTTه من آياتنTTسبحان الذي أسري بعبده ليال من المسجد الحرام الي المسجد األقصي الذي باركنا حوله لنري
)1 :راءTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT (اإلس.يرTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTميع البصTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTو السTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTه.
" aha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari
M
Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha, yang Kami berkahi sekelilingnya. Untuk
Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda- tanda kebesaran Kami.
Sesungguhnya Dialah Tuhan yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS.
17: 1).
Waktunya adalah pada malam hari (Lailan). Tempatnya adalah dari Al Masjidil
Haram di Mekah ke Al Masjidil Aqsha di Palestina (Minal Masjidil Haram iIaI
MasjidiI Aqsha) untuk perjalanan di atas bumi, dan dari Al Masjidil Aqsha ke
Sidratul Muntaha untuk perjalan ke langit sampai ke al Mala` al A'la bertemu
dengan Allah Swt. Sementara tujuannya adalah untuk memperlihatkan
tanda-tanda kebesaran Allah kepada nabi Muhammad serta keagungan
kekuasaan-Nya (Linuriyahu min aayaatinaa).
Dari sini jelaslah bagi kita rahasia dan hikmah yang terdapat pada peristiwa Isra'
dan Mi'raj ini, bukan hanya sekedar mujizat bagi Rasulullah, akan tetapi juga,
merupakan penghormatan kepada Rasulullah untuk sampai ke Al Mala` AI A'la
dan sebagai hiburan, serta pelajaran penempaan iman bagi beliau. Lebih dari itu
untuk Iebih menenangkan hati baginda Rasul serta lebih menambah keyakinannya
dengan bisa melihat langsung tanda-tanda kebesaran Allah, sesuai dengan firman
Allah yang mengatakan: "Linuriyahû min âyyâtinâ" (Agar Kami perlihatkan
kepadanya dari tanda-tanda kebesaran Kami) serta dalam firman-Nya dalam ayat
yang lain "Laqad ra`aa min aayyati rabbihil kubro" (Sungguh ia telah melihat
tanda-tanda kekuasaan Tuhannya yang amat besar).
Kita melihat peristiwa ini, tidak lebih dari sebuah kehendak Allah yang ingin
memperjalankan hamba-Nya, dengan aturan-aturan Allah itu sendiri. Peristiwa ini
sendiri hanyalah salah satu mujizat dari sekian banyak mujizat yang diberikan
Allah kepada para nabi.
Isra' dan mi’raj adalah sebuah perjalanan dengan aturan Allah, yang juga menurut
sunnatullah tetap membutuhkan persiapan tertentu yang matang, baik dari segi
fisik maupun mental. Sedangkan seorang astronot pada zaman sekarang, untuk
pergi ke bulan saja membutuhkan berbagai persiapan dan latihan yang sangat
pelik, agar mampu menghadapi berbagai kondisi. Maka tidak heran jika
Rasulullah yang akan menempuh sebuah perjalan, yang diatur langsung menurut
skenario Tuhan, juga membutuhkan persiapan menurut aturan Tuhan pula, yang
barangkali sulit dicerna oleh sebagian akal manusia.
Menurut penelitian para ahli hadis, seluruh hadis Nabi yang berbicara tentang
pembedahan dada nabi ini dapat diterima, sesuai dengan syarat syahnya suatu
hadits. Kalaulah demikian halnya, dan mayoritas periwayat hadits sepakat
membenarkannya, maka gugurlah semua pernyataan orang-orang yang
mengingkari keberadaan peristiwa itu.
Menurut para ahli sejarah Islam, peristiwa pembedahan ini telah terjadi sebanyak
empat kali bagi Rasulullah saw, yaitu:
Pertama, ketika menginjak umur tiga tahun, yaitu sebulan setelah kembali dari
rumah Halimatus Sa'diyah, Ibu susuannya. Peristiwa ini terjadi dalam lingkungan
perumahan Bani Saad.
Kedua, ketika berumur sepuluh tahun, dan peristiwa ini terjadi di Makkah Al
Mukarramah.
Ketiga, ketika berumur empat puluh tahun, yaitu menjelang menerima wahyu
pertama kali, sebagai penobatan beliau menjadi utusan Allah.
Keempat, ketika berumur lima puluh tahun, yaitu pada malam Isra' dan Mi'raj.
Seluruh peristiwa ini, bisa kita temui dalam hadits-hadits nabi yang shahih.
Mungkin saja sebagian orang bertanya, apa hikmah dari berulang kalinya
peristiwa pembedahan dada rasul ini? Secara ringkas, di sini dapat penulis
kemukakan pendapat ulama tentang itu:
Dari pembedahan pertama adalah, agar Rasulullah tumbuh sebagai manusia
sempurna, dan terbebas (ma'shum) dari godaan setan.
Dari peristiwa kedua adalah, untuk menambah kesucian hati nabi memasuki usia
dewasa yang lebih banyak menghadapi tantangan hawa nafsu.
Pada peristiwa keempat, yaitu ketika beliau akan berangkat Isra' dan Mi'raj.
Hikmahnya adalah agar beliau dalam menghadap dan bertemu Tuhan tidak
memiliki sedikit nodapun.
Demikianlah diantara hikmah pembedahan dada nabi, dan tentu saja tidak terbatas
pada hal-hal yang telah kita sebutkan itu saja.
Menurut Dr. Muhammad Said Ramadhan Al Buty, dalam bukunya "Fiqhus Sîrah
An Nabawiyyah". Bahwa adanya pandangan yang mengingkari mu’jizat Nabi
dalam peristiwa Isra' dan mi'raj ini, berasal dari para orientalis yang turut
mengkaji peristiwa Isra' dan Mi'raj tanpa terlebih dahulu didasari keimanan
terhadap hal-hal yang ghaib. Sehingga fenomena apapun dalam sejarah, selalu
mereka ukur dengan logika akal yang terbatas. Diantara para orientalis yang
memiliki pandangan seperti ini adalah Gustaf Lobon, Ougust Comte, Hume, Gold
Ziher dan banyak lagi yang lainnya. Sebagai sebab utama dari pandangan mereka
seperti ini adalah, karena tiadanya iman terhadap pencipta mujizat itu sendiri.
Karena jika iman kepada Allah telah tertanam di dalam jiwa seseorang, maka akan
mudah untuk mengimani segala sesuatu yang Iebih mudah dari pada itu.
Sayangnya, pemikiran seperti ini tidak hanya dimiliki oleh para orientalis kafir
saja. Akan tetapi telah diadopsi juga oleh sebagian pengkaji dari kalangan kaum
muslimin sendiri, yang terlalu silau dengan istilah metodologi ilmiyah –padahal
subjektif-- yang digembar-gemborkan Eropa. Sehingga akhirnya mereka
berpandangan bahwa yang melakukan Isra' dan Mi'raj itu hanyalah ruh nabi,
bukan fisiknya (jasadnya). Karena menurut mereka, mustahil tubuh nabi yang
material dan terbuka itu bisa menembus lapisan langit dalam waktu yang sangat
terbatas.
Namun pandangan seperti ini telah banyak dibantah ole para ulama Islam, bahwa
kata-kata ‘abdihi (hamba-Nya) dalam surat AI-Isra' ayat 1 itu adalah terdiri dari
unsur ruh dan tubuh. Karena dalam bahasa Arab, ruh saja tidak cukup untuk bisa
dikatakan sebagai hamba, begitu sebaliknya bahwa tubuh saja tidak bisa dikatakan
sebagai hamba. Yang dikatakan sebagai seorang hamba mesti terdiri dari
gabungan unsur ruh dan tubuh.
Selanjutnya di bawah ini kita masuk ke dalam pembahasan peristiwa Isra' dan
mi’raj menurut pandanga ulama Islam.
"Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba Nya dari Al Masjidil Haram
ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia adalah Tuhan yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat".
Dalam kitab sirahnya, Ibnu Ishaq menggambarkan kisah Isra' dan mi'raj ini
sebagai berikut: Suatu malam Jibril membawa nabi naik ke atas punggung samawi
yang disebut Buraq; lalu Muhammad Saw mengadakan perjalanan bersama Jibril.
Dan dalam perjalanan malam ke Yerussalem, Rasulullah diperlihatkan dengan
berbagai keajaiban. Dan sesampainya di Masjidil Aqsha, Rasulullah bertemu
dengan nabi-nabi terdahulu, sekaligus mendapatkan penghormatan untuk
mengimami shalat bersama mereka.
AI Buroq, dalam bahasa Arab menurut sebagian pendapat berasal dari kata "Al
Barq" yang berarti kilat. Boleh ditafsirkan bahwa penggunaan nama ini dalam Al
Qur'an adalah untuk menunjukkan kecepatan yang tiada tara dari jenis kendaraan
ini.
Di dalam buku-buku hadis, Al buroq ini digambarkan sebagai kuda putih yang
sangat indah. Oleh sebab itu logika orang Arab pada zaman Rasulullah Saw tidak
dapat menerima peristiwa Isra dan mi'raj yang diceritakan oleh baginda Rasul ini.
Karena mereka mengetahui bahwa seseorang yang mengendarai kuda pulang
pergi dari Mekah ke PaIestina akan memakan waktu selama lebih kurang dua
bulan. Sementara Rasulullah mengatakan kepada mereka, bahwa beliau telah
pergi ke Masjidil Aqsha dan di lanjutkan lagi dengan perjalanan mi'raj ke langit
tinggi, hanya dalam waktu satu malam. Sehingga berita yang disampaikan oleh
rasul tercinta ini, menjadi bahan tertawaan dan cemoohan bagi orang-orang yang
mempunyai penyakit dalam hatinya, yaitu orang-orang kafir Qurays yang
mengingkari kebenaran ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw.
Lain dengan kita yang hidup pada era teknologi canggih sekarang ini, dimana para
ilmuwan telah mampu menemukan kecepatan sebuah teknologi yang melebihi
kecepatan cahaya dan suara, yang secara aksiomatis sudah pasti akan mengurangi
panjangnya masa dalam menempuh sebuah perjalanan, dan secara otomatis
manusia pada zaman sekarang dapat memahami bahwa sesuatu perjalanan sejauh
manapun bisa dilakukan dalam waktu yang lebih singkat dari yang terjadi pada
masa-masa sebelumnya.
Seandainya saja orang-orang kafir yang menentang Rasulullah itu masih hidup
bersama kita sekarang ini, tentu saja mereka akan melihat kebenaran apa yang
disampaikan Rasulullah kepada mereka. Ternyata hal itu bukan merupakan
sesuatu yang mustahil dalam kehidupan kita sebagai manusia biasa di zaman ini,
apatah lagi kiranya bagi seorang rasul Allah yang dikehendaki sendiri oleh Allah
sebagai Sang Pencipta.
Dalam waktu yang sangat singkat, Rasulullah telah sampai di "Al Bait Al
Maqdis". Di sana beliau bertemu dengan para nabi terdahulu, dan mengimami
shalat. Sesungguhnya Isra' dan Mi'raj adalah perjalanan yang penuh dengan
keberkahan, antara Masjidil Haram yang dibangun ole Nabiyullah Ibrahim dan
anaknya Isma'il ‘Alaihimassalam di Mekah dan Masjidil Aqsha yang dibangun
oleh Nabiyullah Daud dan Sulaiman ‘AlaihimassalamI di Palestina. Kedua rumah
suci ini telah diberkahi oleh Allah swt. Demikian juga dengan apa yan terdapat
disekitarnya, demikian yang termaktub dalam firman Allah. Sehingga tempat ini
benar-benar menjadi pusat peribadatan dan pengesaan kepada Allah Swt, dan pada
kedua tempat suci inilah wahyu-wahyu Allah diturunkan kepada para rasul-Nya.
TERHADAP ROKOK
Berikut akan kami kemukakan beberapa fatwa dari para ulama terkemuka tentang
hukum rokok :
ِ َض َر َر َوال
} ض َرا َر { أخرجه اإلمام أحمد في المسند ومالك في الموطأ وابن ماجة َ َال
Panitia Tetap Lembaga Riset Ilmiah dan Fatwa Kerajaan Saudi Arabia.
Kita dilarang menyerahkan harta kita kepada mereka yang tidak sempurna
akalnya karena pemborosan yang mereka lakukan. Tidak diragukan lagi bahwa
mengeluarkan harta untuk membeli rokok atau syisyah merupakan pemborosan
dan merusak bagi dirinya, maka berdasarkan ayat ini hal tersebut dilarang.
ِ َض َر َر َوال
} ض َرا َر َ َ{ ال
Syekh Muhammad bin Sholeh bin ‘Utsaimin
Rasulullah berasabda:
“ Sesungguhnya Allah Maha Baik, tidak akan menerima kecuali yang baik “ (al
Hadits)
وباهلل التوفيق وصلى هللا على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم.
7. Terwujudnya udara rumah yang bersih yang dapat melindungi anak-anak dari
berbagai penyakit.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari kebiasaan buruk yang
telah menggerogoti tubuh masyarakat dan menggiring mereka kepada kehancuran.
“ Tidak ada yang lebih mulia disisi Allah selain doa” (Riwayat Ahmad, Turmuzi
dan Hakim)
* Rasulullah e bersabda:
براني فىTTبيهقي والطTTصنُوا أَ ْم َوالَ ُك ْم بِال َّز َكا ِة َوأَ ِع ُّدوا لِ ْلبَالَ ِء بِال ُّدعَا ِء { أخرجه ال َّ ضا ُك ْم بِال
ِّ ص َدقَ ِة َو َح َ ْ} دَا ُووا َمر
.الكبير
Tawakkal memiliki kedudukan yang tinggi dan pengaruh yang besar, Allah ta’ala
memerintahkan dan menganjurkan hambanya untuk bertawakkal pada ayat-ayat-
Nya yang banyak. Dalam surat Ibrahim Dia berfirman:
Dan Allah ta’ala telah menjamin bagi orang yang bertawakkal untuk
mengurusi segala urusannya dan mencukupi segala keinginannya, sebagaimana
firman-Nya: “Siapa yang bertawakkal kepada Allah maka Dia akan mencukupi
segala keinginannya” (at Thalaq: 3)
Ibnu Rajab berkata dalam kita Jami’ al-Ulum, hal 409: “Hakikat tawakkal adalah
bersandarnya hati secara benar kepada Allah ta’ala dalam rangka
mendatangkan manfaat dan menjauhkan mudharat (bahaya) dalam urusan dunia
ataupun akhirat, dia mewakilkan segala permasalahannya kepada Allah,
Imannya dia wujudkan dengan (keyakinan) bahwa tidak ada yang memberi dan
mencegah, mendatangkan mudharat atau manfaat selain Dia (Allah)”
Banyak orang yang berkeyakinan bahwa tawakkal kepada Allah berarti tidak
perlu melakukan sesuatu yang menjadi sebab. Ini merupakan keyakinan yang
keliru, Rasulullah e ketika ditanya seseorang: “Yaa Rasulullah apakah saya
lepaskan (binatang) tunggangan saya dan kemudian saya bertawakkal ?“ beliau
menjawab:” Ikatlah dahulu baru kemudian bertawakkal” (diriwayatkan oleh
Thabrani , al Hakim dan Ibnu Hibban).
Seorang hamba wajib mengusahakan sebab segala sesuatu dan jangan berpangku
tangan dalam rangka mewujudkan segala keinginannya tapi bertawakkallah
kepada Allah pemilik segala urusan
تَ َو َّكلْ َعلَى الرَّحْ َمـ ِن فِي ُك ِّل َحا َجـ ٍة
Guncangkanlah pangkal pohon korma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan
menggugurkan buah korma yang masak kepadamu
Psychotheraphy merupakan salah satu cara pengobatan yang dapat membantu para
perokok menghentikan kebiasaan merokoknya, yaitu dengan cara mengetahui
faktor apa saja yang merangsang seseorang untuk merokok dan kemudian
mengambil tindakannya atasnya, atau dengan cara mengurangi tindakan merokok
dan meningkatkan kemampuan melakukan sesuatu tanpa harus menyalakan
sebatang rokok, sebagaimana mungkin juga menimbulkan keengganan merokok
dengan memberikan setruman listrik bertegangan rendah ketika dia hendak
menyalakan sebatang rokok, demikian juga para dokter ahli jiwa melakukan
beberapa terapi kejiwaan kepada para perokok yang dapat mengontrol prilakunya
dan kemudian dapat menyembuhkannya.
Akan tetapi semua cara tersebut harus dilakukan dibawah pengawasan dokter dan
pada umumnya hal ini akan memberikan hasil positif jika diiringi dengan terapi
kejiwaan.
6. Menghentikannya Secara Bertahap
Sekali waktu seorang perokok dapat meninggalkan dunianya yang sunyi dari
rokok, hal tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan perjalanan bersama
teman-teman yang baik dengan maksud menghindari rokok bersama-sama sambil
berusaha mengisi waktu yang luang sebaik-baiknya sehingga tidak timbul
kesempatan untuk berkeinginan merokok, dan dengan berusaha berulang kali
untuk dapat meninggalkannya dalam beberapa hari terus menerus sambil
menguatkan tekad untuk menghentikannya sama sekali dan menumbuhkan
kesadaran akan kemampuannya untuk itu sehingga menumbuhkan usaha yang
berlipat ganda
9. Memperbanyak bergaul dengan orang-orang yang tidak merokok, menghadiri
pertemuan-pertemuan dan acara-acara mereka sehingga timbul rasa malu dalam
dirinya (untuk merokok) dihadapan mereka.
Diketahui bahwa lebih dari 60% orang yang berusaha untuk menghentikan
kegiatan merokoknya kembali melakukannya, akan tetapi upaya yang terus
menerus serta mempelajari berbagai kelemahan pada akhirnya akan membuahkan
keberhasilan. Orang yang memiliki tekad yang kuat adalah orang yang bersedia
belajar dari kesalahan-kesalahannya dan tidak mengenal kata menyerah
selamanya.
SELAMAT…
Jika anda telah mengambil sikap untuk berhenti dari merokok, itu berarti anda
adalah orang yang memiliki kesadaran dan memahami apa yang akan mengancam
anda dari berbagai penyakit akibat merokok. Anda juga orang yang memiliki
Kini tinggal anda bersiap-siap menghadapi tantangan berat yang ada di hadapan
anda, yaitu: menahan keinginan (untuk melakukannya kembali) dan
mengalahkannya.
Sesungguhnya hal ini adalah sebuah prestasi yang layak anda banggakan, maka
segeralah mengumumkannya kepada rekan-rekan anda dan anggota keluarga
anda, tetapkanlah waktu untuk melaksanakannya, jadikanlah sebagai sejarah yang
anda rayakan karena kemenangan anda terhadap rokok. Jika telah tiba waktunya,
robeklah bungkus rokok didepan teman-teman anda dan keluarga anda, dan
injaklah dengan kedua kaki anda lalu ucapkanlah Takbir.
Boleh jadi pada awalnya anda akan mendapati kesulitan dan rintangan karena
orang-orang yang dahulu adalah teman anda kini menjadi musuh anda, tidur anda
menjadi tidak nyenyak, gelisah atau mungkin mengalami kegundahan. Tapi
ingatlah bahwa manisnya sebuah kemenangan tidak akan dapat
dirasakan jika dapat dilakukan dengan mudah, dan musuhnya lemah, maka siapa
yang terakhir tertawa
Wassalamu’alaikum WR. WB