Anda di halaman 1dari 53

Syirik Penyebab Kerusakan Dan Bahaya Besar

Khutbah Pertama

ُ‫ َمنْ يَ ْه ِد ِه هللا‬،‫ت أَ ْع َمالِنَ ا‬ ِ ُ‫ش ُر ْو ِر أَ ْنف‬


َ ْ‫س نَا َو ِمن‬
ِ ‫س يِّئَا‬ ُ ْ‫ستَ ْغفِ ُر ْه َونَ ُعو ُذ بِاهللِ ِمن‬ ْ َ‫إِنَّ ا ْل َح ْم َد هَّلِل ِ نَ ْح َم ُدهُ َون‬
ْ َ‫ستَ ِع ْينُهُ َون‬
َ َ
ْ ‫ش ِريْكَ لَ هُ َوأ‬
ُ‫ش َه ُد أنَّ ُم َح َّمدًا َع ْب ُده‬ َ
َ َ‫ش َه ُد أنْ الَ إِلَ هَ إِالَّ هللاُ َو ْح َدهُ ال‬ َ
ْ ‫ َوأ‬.ُ‫ي لَه‬ َ
َ ‫ضلِ ْل فالَ هَا ِد‬ ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َمنْ ي‬ ِ ‫فَالَ ُم‬
ُ‫س ْولُه‬ُ ‫و َر‬.
َ

‫ي َخلَقَ ُك ْم‬ ْ ‫اس اتَّقُ ْوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذ‬ُ َّ‫ يَا أَ ُّي َها الن‬. َ‫سلِ ُم ْون‬
ْ ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوتُنَّ إِالَّ َوأَنتُ ْم ُّم‬َّ ‫يَا أَ ُّيها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح‬
َ
‫سآ َءل ْونَ بِ ِه َو ْاأل ْر َح ا َم‬ ُ َ َ‫ي ت‬ َّ
ْ ‫سآ ًء َواتَّقُوا هللاَ ال ِذ‬ َ ِ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجاالً َكثِ ْي ًرا َون‬ َّ َ‫ق ِم ْن َها ز َْو َج َها َوب‬ ٍ ‫ِّمنْ نَ ْف‬
َ َ‫س َوا ِح َد ٍة َو َخل‬
‫ص لِ ْح لَ ُك ْم أَ ْع َم الَ ُك ْم َويَ ْغفِ ْر لَ ُك ْم‬ َ ً‫ َيا أَ ُّي َها الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْوال‬.‫إِنَّ هللاَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبًا‬
ْ ُ‫ ي‬.‫س ِد ْيدًا‬
‫ْوزًا ع َِظ ْي ًما‬ َ ‫ا َز ف‬ َ ‫ْد ف‬ َ‫ْولَهُ فَق‬ ‫س‬
ُ ‫ِع هللاَ َو َر‬ ‫ْوبَ ُك ْم َو َمنْ يُ ِط‬ ُ
ُ‫ذن‬.

‫سلَّ َم َوش ََّر األُ ُمو ِر ُم ْح َدثَاتُ َها‬


َ ‫صلَّى هللا َعلَ ْي ِه َو‬
َ ‫ي ُم َح َّم ٍد‬
ُ ‫ْي َه ْد‬ ِ ‫ َو َخ ْي َر ا ْل َهد‬،َ‫َاب هللا‬
ُ ‫ث ِكت‬ ِ ‫ق ا ْل َح ِدي‬
َ ‫ص َد‬ ْ َ‫أَ َّما بَ ْعدُ؛ فَإِنَّ أ‬
‫الَلَ ٍة فِ ْي النَّا ِر‬ ‫ض‬ َ ‫َّل‬ ‫الَلَةٌ َو ُك‬ ‫ض‬
َ ‫ٍة‬ ‫َّل ِب ْد َع‬ ‫ةٌ َو ُك‬ ‫ٍة ِب ْد َع‬ َ‫َّل ُم ْح َدث‬ ‫ َو ُك‬.

‫سا ٍن إِلَى يَ ْو ِم ال ِّد ْين‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬.


َ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬
َ ‫ص ْحبِ ِه َو َمنْ تَبِ َع ُه ْم بِإ ِ ْح‬

Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah …

Segala puji bagi Allah, Rabb dan sesembahan sekalian alam, yang telah
mencurahkan kenikmatan-kenikmatanNya, rizki dan karuniaNya yang tak
terhingga dan tak pernah putus sepanjang zaman. Kepada makhluknya Baik yang
berupa kesehatan maupun kesempatan sehingga pada kali ini kita dapat
berkumpul di tempat yang mulia dalam rangka menunaikan kewajiban shalat
Jum’at.

Semoga shalawat dan salam tercurah kepada uswah kita Nabi Muhammad
Shallallaahu alaihi wa Sallam, yang atas jasa-jasa dan perjuangan beliau cahaya
Islam ini tersampaikan kepada kita, sebab dengan adanya cahaya Islam tersebut
kita terbebaskan dari kejahiliyahan, malamnya bagaikan siangnya. Dan semoga
shalawat serta salam juga tercurahkan kepada keluarganya, para sahabatnya dan
pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.

Pada kesempatan kali ini tak lupa saya wasiatkan kepada diri saya pribadi dan
kepada jama’ah semuanya, marilah kita tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita,
karena iman dan taqwa adalah sebaik-baiknya bekal untuk menuju kehidupan di
akhirat kelak.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah …

Islam adalah agama yang datang untuk menegakkan tauhid, yaitu meng-Esa-kan
Allah. Sebagaimana kita telah bersaksi dalam setiap harinya paling tidak dalam
shalat kita.

ُ ‫ش َه ُد أَنَّ ُم َح َّمدًا َر‬


(ِ‫س ْو ُل هللا‬ ْ َ‫ش َه ُد أَنْ الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َوأ‬
ْ َ‫)أ‬
yang bermakna tidak ada illah yang berhak disembah kecuali Allah dan
Muhammad utusan Allah. Yang mana pada kalimat (‫ )الَ إِلَ َه‬terdapat makna
penafian (peniadaan) sesembahan selain Allah dan (ُ‫ )إِالَّ هللا‬menetapkan
sesembahan untuk Allah semata. Tetapi begitu banyak umat Islam yang tidak
konsisten kepada tauhid, mereka tidak lagi menyembah kepada Allah semata.
Bahkan banyak di antara mereka yang berbuat syirik, menyembah kepada selain
Allah baik langsung maupun tak langsung, baik disengaja maupun tidak. Banyak
di antara mereka yang pergi ke dukun-dukun, paranormal, tukang santet, tukang
ramal, mencari pengobatan alternatif, mencari penglaris, meminta jodoh dan lain
sebagainya. Dan yang lebih memprihatinkan lagi wahai kaum muslimin …
banyak umat Islam yang berbuat syirik tapi mereka berkeyakinan bahwa
perbuatannya itu adalah suatu ibadah yang disyari’atkan dalam Islam (padahal
tidak demikian). Inilah penyebab utama terjadinya musibah di negeri kita dan di
negeri saudara-saudara kita, disebabkan umat tidak lagi bertauhid dan banyak
berbuat syirik.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.

Allah menurunkan agama tauhid ini untuk mengangkat derajat dan martabat
manusia ke tempat yang sangat tinggi dan mulia. Di akhirat kita dimasukkan ke
dalam Surga dan di dunia kita akan diberikan kekuasaan. Dan Allah menurunkan
agama tauhid ini untuk membebaskan manusia dari kerendahan dan kehinaan
yang di akibatkan oleh perbuatan syirik. Sebagai firman Allah yang artinya:

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang
sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan mengukuhkan bagi mereka
agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar(keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi
aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan
sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa (tetap) kafir sesudah (janji) itu,
maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (An-Nur: 55).

Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam barsabda:

َ‫ش ْيئًا د ََخ َل النَّار‬ ْ ُ‫ َو َمنْ َماتَ ي‬،َ‫ش ْيئًا د ََخ َل ا ْل َجنَّة‬
َ ِ‫ش ِر ُك ِباهلل‬ ْ ُ‫ َمنْ َماتَ الَ ي‬.
َ ِ‫ش ِر ُك بِاهلل‬

“Barangsiapa meninggal dunia (dalam keadaan) tidak berbuat syirik kepada


Allah sedikitpun, niscaya akan masuk Surga. Dan barangsiapa meninggal dunia
(dalam keadaan) berbuat syirik kepada Allah, niscaya akan masuk Neraka.” (HR.
Muslim).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah …


Syirik adalah sebesar-besar dosa yang wajib kita jauhi, karena perbuatan syirik
(menyekutukan Allah) menyebabkan kerusakan dan bahaya yang besar, baik
dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Di antara
kerusakan dan bahaya akibat perbuatan syirik adalah:

Pertama: Syirik merendahkan eksistensi kemanusiaan


Syirik menghinakan kemuliaan manusia, menurunkan derajat dan martabatnya.
Sebab Allah menjadikan manusia sebagai hamba Allah di muka bumi. Allah
memuliakannya, mengajarkan seluruh nama-nama, lalu menundukkan baginya
apa yang ada di langit dan di bumi semuanya. Allah telah menjadikan manusia
sebagai penguasa di jagad raya ini. Tetapi kemudian ia tidak mengetahui derajat
dan martabat dirinya. Ia lalu menjadikan sebagian dari makhluk Allah sebagai
Tuhan dan sesembahan. Ia tunduk dan menghinakan diri kepadanya.

Ada sebagian dari manusia yang menyembah sapi yang sebenarnya diciptakan
Allah untuk manusia agar hewan itu membantu meringankan pekerjaannya. Dan
ada pula yang menginap dan tinggal di kuburan untuk meminta berbagai
kebutuhan mereka. Allah berfirman yang artinya:

“Dan berhala-berhala yang mereka seru selain Allah, tidak dapat membuat
sesuatu apapun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) di buat orang. (Berhala-
berhala) itu benda mati, tidak hidup, dan berhala-berhala itu tidak mengetahui
bilakah penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan”. (Al-Hajj: 20-21)
“Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah maka ia seolah-olah jatuh
dari langit lalu disambar oleh burung atau diterbangkan angin ketempat yang
jauh”. (Al-Hajj: 31)

Kedua: Syirik adalah sarang khurofat dan kebatilan


Dalam sebuah masyarakat yang akrab dengan perbuatan syirik, “barang
dagangan” dukun, tukang nujum, ahli nujum, ahli sihir dan yang semacamnya
menjadi laku keras. Sebab mereka mendakwahkan (mengklaim) bahwa dirinya
mengetahui ilmu ghaib yang sesungguhnya tak seorangpun mengetahuinya
kecuali Allah. Jadi dengan adanya mereka, akal kita dijadikan siap untuk
menerima segala macam khurofat/takhayul serta mempercayai para pendusta
(dukun). Sehingga dalam masyarakat seperti ini akan lahir generasi yang tidak
mengindahkan ikhtiar (usaha) dan mencari sebab serta meremehkan sunnatullah
(ketentuan Allah).Ketiga: Syirik adalah kedholiman yang paling besar
Yaitu dhalim terhadap hakikat yang agung yaitu (Tidak ada Tuhan yang berhak
disembah selain Allah). Adapun orang musyrik mengambil selain Allah sebagai
Tuhan serta mengambil selainNya sebagai penguasa. Syirik merupakan
kedhaliman dan penganiayaan terhadap diri sendiri. Sebab orang musyrik
menjadikan dirinya sebagai hamba dari makhluk yang merdeka. Syirik juga
merupakan kezhaliman terhadap orang lain yang ia persekutukan dengan Allah
karena ia telah memberikan sesuatu yang sebenarnya bukan miliknya.
Keempat: Syirik sumber dari segala ketakutan dan kecemasan
Orang yang akalnya menerima berbagai macam khurofat dan mempercayai
kebatilan, kehidupannya selalu diliputi ketakutan. Sebab dia menyandarkan
dirinya pada banyak tuhan. Padahal tuhan-tuhan itu lemah dan tak kuasa
memberikan manfaat atau menolak bahaya atas dirinya.

Karena itu, dalam sebuah masyarakat yang akrab dengan kemusyrikan, putus asa
dan ketakutan tanpa sebab merupakan suatu hal yang lazim dan banyak terjadi.
Allah berfirman yang artinya:

“Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang yang kafir rasa takut
disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri
tidak memberikan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka adalah
Neraka, dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang dhalim”. (Ali-
Imran: 151)

Kelima Syirik membuat orang malas melakukan pekerjaan yang bermanfaat


Syirik mengajarkan kepada para pengikutnya untuk mengandalkan para perantara,
sehingga mereka meremehkan amal shalih. Sebaliknya mereka melakukan
perbuatan dosa dengan keyakinan bahwa para perantara akan memberinya
syafa’at di sisi Allah. Begitu pula orang-orang kristen melakukan berbagai
kemungkaran, sebab mereka mempercayai Al-Masih telah menghapus dosa-dosa
mereka ketika di salib. Sebagian umat Islam mengandalkan syafaat Rasulullah
Shallallaahu alaihi wasallam tapi mereka meninggalkan kewajiban dan banyak
melakukan perbuatan haram. Padahal Rasul Shallallaahu alaihi wa Sallam berkata
kepada putrinya:

َ ِ‫ت الَ أُ ْغنِ ْي َع ْن ِك ِمنَ هللا‬


)‫ (رواه البخ اري‬.‫ش ْيئًا‬ ِ ‫ش ْئ‬ َ ،‫اط َم ةُ ِب ْنتَ ُم َح َّم ٍد‬
ِ ‫س لِ ْينِ ْي ِمنْ َم الِ ْي َم ا‬ ِ َ‫يَ ا ف‬.

“Wahai Fathimah binti Muhammad, mintalah dari hartaku sekehendakmu


(tetapi) aku tidak bermanfaat sedikitpun bagimu di sisi Allah”. (HR. Al-Bukhari).

Keenam: Syirik menyebabkan pelakunya kekal dalam Neraka


Syirik menyebabkan kesia-siaan dan kehampaan di dunia, sedang di akhirat
menyebabkan pelakunya kekal di dalam Neraka. Allah berfirman yang artinya:

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka


pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga dan tempatnya ialah Neraka, dan
tidaklah ada bagi orang-orang dhalim itu seorang penolongpun”. (Al-Maidah:
72).

Ketujuh: Syirik memecah belah umat


“Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang memper-sekutukan Allah,
yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi
beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada
pada golongan mereka”. (Ar Ruum: 31-32)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah …

Itulah berbagai kerusakan dan bahaya yang ditimbulkan perbuatan syirik. Yang
jelas Syirik merupakan penyebab turunnya derajat dan martabat manusia ke
tempat paling hina dan paling rendah. Karena itu Wahai hamba Allah, yang
beriman … Marilah kita bertaubat atas segala perbuatan syirik yang telah kita
perbuat dan marilah kita peringatkan dan kita jauhkan masyarakat di sekitar kita,
anggota keluarga kita, sanak famili kita, dari syirik kerusakan dan bahayanya.
Agar kehinaan dan kerendahan yang menimpa ummat Islam segera berakhir, agar
kehinaan dan kerendahan ummat Islam diganti menjadi kemuliaan.

‫ أَقُ ْو ُل قَ ْولِ ْي َه َذا‬.‫ت َوال ِّذ ْك ِر ا ْل َح ِك ْي ِم‬ ِ ‫ َونَفَ َعنِ ْي َوإِيَّا ُك ْم بِ َم ا فِ ْي ِه ِمنَ ْاآليَ ا‬،‫بَ ا َر َك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ا ْلقُ ْرآ ِن ا ْل َع ِظ ْي ِم‬
‫ إِنَّهُ ُه َو ا ْل َغفُ ْو ُر ال َّر ِح ْي ُم‬،ُ‫ستَ ْغفِ ُر ْوه‬ ٍ ‫سلِ ِميْنَ ِمنْ ُك ِّل َذ ْن‬
ْ ‫ فَا‬.‫ب‬ ْ ‫سائِ ِر ا ْل ُم‬ ْ َ‫ َوأ‬.
َ ِ‫ستَ ْغفِ ُر هللاَ ا ْل َع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْم َول‬

Khutbah kedua:

ُ‫ َمنْ يَ ْه ِد ِه هللا‬،‫ت أَ ْع َمالِنَ ا‬ َ ْ‫س نَا َو ِمن‬


ِ ‫س يِّئَا‬ ِ ُ‫ش ُر ْو ِر أَ ْنف‬ ُ ْ‫ستَ ْغفِ ُر ْه َونَ ُعو ُذ ِباهللِ ِمن‬ ْ َ‫إِنَّ ا ْل َح ْم َد هَّلِل ِ نَ ْح َم ُدهُ َون‬
ْ َ‫ستَ ِع ْينُهُ َون‬
َ
ُ‫ش َه ُد أنَّ ُم َح َّمدًا َع ْب ُده‬ َ َ
ْ ‫ش ِريْكَ ل هُ َوأ‬ َ َّ َ َ َ
َ ‫ش َه ُد أنْ ال إِل هَ إِال هللاُ َو ْح َدهُ ال‬ َ
ْ ‫ َوأ‬.ُ‫ي له‬ َ َ َ
َ ‫ضلِ ْل فال هَا ِد‬ ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َمنْ ي‬ ِ ‫فَالَ ُم‬
َ َ ‫سالَ ُم َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو‬
‫ أ َّما بَ ْعدُ؛‬.‫ص ْحبِ ِه‬ َّ ‫صالَةُ َوال‬ َّ ‫ َوال‬.ُ‫س ْولُه‬
ُ ‫َو َر‬

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah …

Kembali pada khutbah yang kedua ini, saya mengajak diri saya dan jama’ah untuk
senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah dengan sesungguhnya.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad, kepada
para sahabatnya, keluarganya dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Dari pembahasan pada khutbah yang pertama tadi, telah jelas bagi kita bahwa
syirik adalah sebesar-besar dosa yang wajib kita jauhi. Kita harus bersih dari noda
syirik. Harus selalu takut kita terjerumus kedalamnya, karena ia adalah dosa yang
paling besar. Disamping itu, syirik dapat menghapuskan pahala amal shalih yang
kita lakukan, atau menghalangi kita masuk jannah:

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi)


sebelummu:”Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu
dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (Az-Zumar: 65)

‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.‫سلِ ْي ًما‬ ْ َ‫سلِّ ُم ْوا ت‬ َ ‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ يَا أَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُ ْوا‬،‫صلُّ ْونَ َعلَى النَّبِ ِّي‬ َ ُ‫إِنَّ هللاَ َو َمالَئِ َكتَهُ ي‬
‫آل‬ ِ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬ َ ‫و‬ ‫د‬
ٍ
َ َّ ُ‫م‬ ‫ح‬َ ‫م‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬‫ع‬َ ْ‫ك‬ ‫ر‬ ‫ا‬
ِ َ َ ‫ب‬ ‫و‬ .ٌ
‫د‬ ‫ي‬
ْ ‫ج‬
ِ َ ‫م‬ ‫د‬
ٌ ‫ي‬
ْ ‫م‬
ِ ‫ح‬
َ ‫ك‬
َ َّ ‫ن‬ ‫إ‬
ِ َ ، ‫م‬ ‫ي‬
ْ ‫ه‬
ِ ‫ا‬ ‫ر‬
َ ‫ب‬
ْ ‫إ‬
ِ ِ ‫ل‬ ‫آ‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ ‫و‬
َ َ ‫م‬ ‫ي‬
ْ ‫ه‬
ِ ‫ا‬ ‫ر‬
َ ‫ب‬
ْ ِ ‫إ‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬
َ َ‫ْت‬ ‫ي‬َّ ‫ل‬ ‫ص‬
َ ‫آل ُم َح َّم ٍد َك َما‬ِ ‫َو َعلَى‬
‫ت‬
ِ ‫س لِ َما‬ ْ
ْ ‫س لِ ِميْنَ َوال ُم‬ ْ ْ َّ َ َّ َ
ْ ‫ الل ُه َّم اغفِ ْر لِل ُم‬.ٌ‫ إِنكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي د‬،‫ُم َح َّم ٍد َك َم ا بَ ا َركتَ َعلى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلى آ ِل إِ ْب َرا ِه ْي َم‬ َ ْ
‫ َربَّنَا ه َْب‬.‫شدًا‬ َ ‫ َربَّنَا آتِنَا ِمنْ لَ ُد ْن َك َر ْح َمةً َو َهيِّ ْئ لَنَا ِمنْ أَ ْم ِرنَا َر‬.‫ت‬ ِ ‫ت ْاألَ ْحيَا ِء ِم ْن ُه ْم َو ْاألَ ْم َوا‬ ِ ‫َوا ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َوا ْل ُمؤْ ِمنَا‬
َ َ َ َ ْ َ ُ ُ ْ
‫ َربَّن ا ال ت ِزغ قل ْوبَن ا بَ ْع َد إِذ َه َد ْيتنا َوه َْب لن ا ِمن‬.‫اج َعلن ا لِل ُمتقِينَ إِ َما ًم ا‬ُ َ َ َّ ْ َ ْ ْ ‫لَنَا ِمنْ أَ ْز َوا ِجنَا َو ُذ ِّريَّاتِنا ق َّرة أ ْعيُ ٍن َو‬
َ َ ُ َ
ُ‫ص ًرا َك َم ا َح َم ْلتَ ه‬ ْ ِ‫ َربَّنَ ا َوالَ ت َْح ِم ْل َعلَ ْينَ ا إ‬،‫س ْينَا أ ْو أ ْخطَأنَ ا‬ ْ َ َ ِ َّ‫اخذنَا إِنْ ن‬ ْ ِ ‫ َربَّنَا الَ تُ َؤ‬.‫َّاب‬ ُ ‫لَّ ُد ْن َك َر ْح َمةً إِنَّ َك أَنتَ ا ْل َوه‬
‫انص ْرنَا‬ ُ َ‫ار َح ْمنَ ا أَنتَ َم ْوالَنَ ا ف‬ ْ ‫ َواعْفُ َعنَّا َوا ْغفِ ْر لَنَ ا َو‬،‫ َربَّنَا َوالَ ت َُح ِّم ْلنَا َماالَ طَاقَةَ لَنَا بِ ِه‬،‫َعلَى الَّ ِذيْنَ ِمن قَ ْبلِنَا‬
‫ص لِ ْح‬ َ ُ
ْ ‫ َوألِّفْ بَيْنَ قلُ ْوبِ ِه ْم َوأ‬،‫ت‬ َ ِ ‫ت َوا ْل ُم ؤْ ِمنِيْنَ َوا ْل ُمؤْ ِمنَ ا‬ ِ ‫سلِ َما‬ ْ ‫سلِ ِميْنَ َوا ْل ُم‬ ْ ‫ اَللَّ ُه َّم ا ْغفِ ْر لِ ْل ُم‬. َ‫َعلَى ا ْلقَ ْو ِم ا ْل َكافِ ِريْن‬
ْ‫ َوبَ ا ِرك‬،‫ت إِلَى النُّ ْو ِر‬ ِ ‫ظلُ َم ا‬ ُّ ‫سالَ ِم َوأَ ْخ ِر ْج ُه ْم ِمنَ ال‬ َّ ‫سبُ َل ال‬ ُ ‫ َوا ْه ِد ِه ْم‬،‫ص ْر ُه ْم َعلَى َع ُد ِّو َك َو َعد ُِّو ِه ْم‬ ُ ‫َذاتَ بَ ْينِ ِه ْم َوا ْن‬
‫ش ا ِك ِريْنَ لِنِ َع ِم َك ُم ْثنِيْنَ بِ َه ا َعلَ ْي كَ‬ ‫ص ا ِر ِه ْم َوأَ ْز َوا ِج ِه ْم َو ُذ ِّريَ اتِ ِه ْم َم ا أَ ْبقَ ْيتَ ُه ْم‪َ ،‬و ْ‬
‫اج َع ْل ُه ْم َ‬ ‫س َما ِع ِه ْم َوأَ ْب َ‬
‫لَ ُه ْم فِ ْي أَ ْ‬
‫س نَةً َوقِنَ ا‬ ‫س نَةً َوفِي اآل ِخ َر ِة َح َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫قَابِلِيْنَ لَ َها‪َ ،‬وأ ْت ِم ْمها َ َعلَ ْي ِه ْم ِب َر ْح َمتِ َك يَا أ ْر َح َم ال َّرا ِح ِميْنَ ‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َ‬
‫َّ‬
‫اب النا ِر‬ ‫َ‬
‫‪َ .‬عذ َ‬

‫ش آ ِء َوا ْل ُمن َك ِر َوا ْلبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم‬ ‫َن ا ْلفَ ْح َ‬


‫آئ ِذي ا ْلقُ ْربَى َويَ ْن َهى ع ِ‬ ‫سا ِن َوإِيتَ ِ‬‫ِعبَا َد هللاِ‪ ،‬إِنَّ هللاَ يَأْ ُم ُر ُك ْم بِا ْل َعد ِْل َو ْا ِإل ْح َ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫سألُ ْوهُ ِمنْ ف ْ‬
‫ضلِ ِه يُ ْع ِط ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أ ْكبَ ُر‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُر ْونَ ‪ .‬فاذ ُك ُروا هللاَ ا ْل َع ِظ ْي َم يَذ ُك ْر ُك ْم َوا ْ‬
‫َ‬

‫‪SUDAH TERUJIKAH IMAN KITA‬‬


Khutbah Pertama

َ‫ َمنْ يَ ْه ِد هللاُ فَال‬،‫ت أَ ْع َمالِنَا‬ ِ ‫سيِّئَا‬َ ْ‫سنَا َو ِمن‬ ِ ُ‫ش ُر ْو ِر أَ ْنف‬


ُ ْ‫وذ بِاهللِ ِمن‬ ُ ‫ستَ ْغفِ ُر ْه َونَ ُع‬ ْ َ‫إِنَّ ا ْل َح ْم َد هَّلِل ِ نَ ْح َم ُدهُ َون‬
ْ َ‫ست َِع ْينُهُ َون‬
‫س لِّ ْم‬
َ ‫ص ِّل َو‬ ُ ‫ش َه ُد أَنَّ ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر‬
َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.ُ‫س ْولُه‬ ْ َ‫ش َه ُد أَنْ الَ إِلَهَ إِالَّ هللا َوأ‬ْ َ‫ أ‬.ُ‫ي لَه‬َ ‫ضلِ ْل فَالَ هَا ِد‬ ْ ُ‫ض َّل لَهُ َو َمنْ ي‬ ِ ‫ُم‬
ْ َ
.‫ص ْحبِ ِه َو َم ِن ا ْهتَدَى بِ ُهدَاهُ إِلى يَ ْو ِم القِيَا َم ِة‬ َ َ
َ ‫َوبَا ِركْ َعلى ُم َح َّم ٍد َو َعلى آلِ ِه َو‬

ْ ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوتُنَّ إِالَّ َوأَنتُ ْم ُّم‬


. َ‫سلِ ُم ْون‬ َّ ‫يَا أَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح‬

َ ِ‫ث ِم ْن ُه َم ا ِر َج االً َكثِ ْي ًرا َون‬


‫س آ ًء‬ َّ َ‫ق ِم ْن َها ز َْو َج َها َوب‬ َ َ‫س َوا ِح َد ٍة َو َخل‬ٍ ‫ي َخلَقَ ُك ْم ِّمنْ نَ ْف‬ ْ ‫اس اتَّقُ ْوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذ‬ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
َ
.‫سآ َءلُ ْونَ بِ ِه َو ْاأل ْر َحا َم إِنَّ هللاَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبًا‬ َ َ‫ي ت‬ ْ ‫َواتَّقُوا هللاَ الَّ ِذ‬

َ‫ص لِ ْح لَ ُك ْم أَ ْع َم الَ ُك ْم َويَ ْغفِ ْر لَ ُك ْم ُذنُ ْوبَ ُك ْم َو َمنْ يُ ِط ِع هللا‬ َ ً‫يَا أَيُّ َه ا الَّ ِذيْنَ َءا َمنُ وا اتَّقُ وا هللاَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْوال‬
ْ ُ‫ ي‬.‫س ِد ْيدًا‬
‫ أَ َّمابَ ْعدُ؛‬.‫س ْولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَ ْوزًا َع ِظ ْي ًما‬
ُ ‫َو َر‬

‫ش َر األُ ُم و ِر ُم ْح َدثَاتُ َها َو ُك َّل‬


َّ ‫س لَّ َم َو‬
َ ‫ص لَّى هللا َعلَ ْي ِه َو‬
َ ‫ي ُم َح َّم ٍد‬ ُ ‫ْي َه ْد‬ِ ‫ َو َخ ْي َر ال َه د‬،َ‫َاب هللا‬
ُ ‫ث ِكت‬ ِ ‫فَإِنْ َخ ْي َر ا ْل َح ِدي‬
َ
.‫ضالَل ٍة فِي النَّا ِر‬ ٌ َ
َ ‫ضالَلة َو ُك َّل‬ َ ‫ُم ْح َدثَ ٍة بِ ْد َعةٌ َو ُك َّل بِ ْد َع ٍة‬

Hadirin jamaah Jum'at yang berbahagia!

Pada kesempatan Jum'at ini, marilah kita merenungkan salah satu firman Allah
dalam surat Al-'Ankabut ayat 2 dan 3:

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami
telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah
menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah
mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-
orang yang dusta.

Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa salah satu konsekuensi pernyataan iman
kita, adalah kita harus siap menghadapi ujian yang diberikan Allah Subhannahu
wa Ta'ala kepada kita, untuk membuktikan sejauh mana kebenaran dan
kesungguhan kita dalam menyatakan iman, apakah iman kita itu betul-betul
bersumber dari keyakinan dan kemantapan hati, atau sekedar ikut-ikutan serta
tidak tahu arah dan tujuan, atau pernyataan iman kita didorong oleh kepentingan
sesaat, ingin mendapatkan kemenangan dan tidak mau menghadapi kesulitan
seperti yang digambarkan Allah Subhannahu wa Ta'ala dalam surat Al-Ankabut
ayat 10:

Dan di antara manusia ada orang yang berkata: "Kami beriman kepada Allah",
maka apabila ia disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia menganggap fitnah
manusia itu sebagai azab Allah. Dan sungguh jika datang pertolongan dari
Tuhanmu, mereka pasti akan berkata: "Sesungguh-nya kami adalah besertamu."
Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia"?
Hadirin jamaah Jum'at yang berbahagia!

Bila kita sudah menyatakan iman dan kita mengharapkan manisnya buah iman
yang kita miliki yaitu Surga sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah Subhannahu
wa Ta'ala :

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bagi mereka


adalah Surga Firdaus menjadi tempat tinggal. (Al-Kahfi 107).

Maka marilah kita bersiap-siap untuk menghadapi ujian berat yang akan diberikan
Allah kepada kita, dan bersabarlah kala ujian itu datang kepada kita. Allah
memberikan sindiran kepada kita, yang ingin masuk Surga tanpa melewati ujian
yang berat.

Apakah kalian mengira akan masuk Surga sedangkan belum datang kepada
kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian?
Mereka ditimpa malapetaka dan keseng-saraan, serta digoncangkan (dengan
bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang
beriman bersama-nya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah,
sesungguh-nya pertolongan Allah itu amat dekat". (Al-Baqarah 214).

Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam mengisahkan betapa beratnya perjuangan


orang-orang dulu dalam perjuangan mereka mempertahankan iman mereka,
sebagaimana dituturkan kepada shahabat Khabbab Ibnul Arats Radhiallaahu
anhu.

َ ‫ص ِرفُهُ َذلِكَ عَنْ ِد ْينِ ِه َويُ ْو‬


‫ض ُع‬ ْ ‫ب َما َي‬ َ ‫شطُ ِب ِمشَا ِط ا ْل َح ِد ْي ِد َما د ُْونَ ِعظَا ِم ِه ِمنْ لَ ْح ٍم أَ ْو َع‬
ٍ ‫ص‬ َ ‫لَقَ ْد َكانَ َمنْ قَ ْبلَ ُك ْم لَيُ ْم‬
َ
.)‫ (رواه البخاري‬.‫ص ِرفهُ ذلِكَ عَنْ ِد ْينِ ِه‬ ُ ْ
ْ َ‫ق بِاثنَ ْي ِن َما ي‬ ُّ ‫ش‬ َ
ُ َ‫س ِه في‬ِ ‫ق َر ْأ‬
ِ ‫ا ْل ِم ْنشَا ُر َعلَى ِم ْف َر‬

... Sungguh telah terjadi kepada orang-orang sebelum kalian, ada yang di sisir
dengan sisir besi (sehingga) terkelupas daging dari tulang-tulangnya, akan tetapi
itu tidak memalingkannya dari agamanya, dan ada pula yang diletakkan di atas
kepalanya gergaji sampai terbelah dua, namun itu tidak memalingkannya dari
agamanya... (HR. Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari dengan Fathul Bari, cet. Dar
Ar-Royyan, Juz 7 hal. 202).

Cobalah kita renungkan, apa yang telah kita lakukan untuk membuktikan
keimanan kita? cobaan apa yang telah kita alami dalam mempertahankan iman
kita? Apa yang telah kita korbankan untuk memperjuangkan aqidah dan iman
kita? Bila kita memper-hatikan perjuangan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
salam dan orang-orang terdahulu dalam mempertahankan iman mereka, dan
betapa pengorbanan mereka dalam memperjuangkan iman mereka, mereka rela
mengorbankan harta mereka, tenaga mereka, pikiran mereka, bahkan nyawapun
mereka korbankan untuk itu. Rasanya iman kita ini belum seberapanya atau
bahkan tidak ada artinya bila dibandingkan dengan iman mereka. Apakah kita
tidak malu meminta balasan yang besar dari Allah sementara pengorbanan kita
sedikit pun belum ada?

Hadirin sidang Jum'at yang dimuliakan Allah!

Ujian yang diberikan oleh Allah kepada manusia adalah berbeda-beda.

Dan ujian dari Allah bermacam-macam bentuknya, setidak-nya ada empat macam
ujian yang telah dialami oleh para pendahulu kita:

Yang pertama: Ujian yang berbentuk perintah untuk dilaksanakan, seperti


perintah Allah kepada Nabi Ibrahim Alaihissalam untuk menyembelih putranya
yang sangat ia cintai. Ini adalah satu perintah yang betul-betul berat dan mungkin
tidak masuk akal, bagaimana seorang bapak harus menyembelih anaknya yang
sangat dicintai, padahal anaknya itu tidak melakukan kesalahan apapun. Sungguh
ini ujian yang sangat berat sehingga Allah sendiri mengatakan:

Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. (Ash-Shaffat 106).

Dan di sini kita melihat bagaimana kualitas iman Nabi Ibrahim Alaihissalam yang
benar-benar sudah tahan uji, sehingga dengan segala ketabahan dan kesabarannya
perintah yang sangat berat itupun dijalankan.

Apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim Shallallaahu alaihi wa salam dan
puteranya adalah pelajaran yang sangat berat itupun dijalankannya.

Apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan puteranya adalah pelajaran yang
sangat berharga bagi kita, dan sangat perlu kita tauladani, karena sebagaimana
kita rasakan dalam kehidupan kita, banyak sekali perintah Allah yang dianggap
berat bagi kita, dan dengan berbagai alasan kita berusaha untuk tidak
melaksanakannya. Sebagai contoh, Allah telah memerintahkan kepada para
wanita Muslimah untuk mengenakan jilbab (pakaian yang menutup seluruh aurat)
secara tegas untuk membedakan antara wanita Muslimah dan wanita musyrikah
sebagaimana firmanNya:

Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-


isteri orang Mumin" "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang." (Al-Ahzab, 59).

Namun kita lihat sekarang masih banyak wanita Muslimah di Indonesia


khususnya tidak mau memakai jilbab dengan berbagai alasan, ada yang
menganggap kampungan, tidak modis, atau beranggapan bahwa jilbab adalah
bagian dari budaya bangsa Arab. Ini pertanda bahwa iman mereka belum lulus
ujian. Padahal Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam memberikan ancaman
kepada para wanita yang tidak mau memakai jilbab dalam sabdanya:

ِ ‫سا ٌء َكا‬
ٌ‫سيَاتٌ عَا ِريَات‬ َ ِ‫ َون‬،‫اس‬ ِ ‫سيَاطٌ َكأ َ ْذنَا‬
ْ َ‫ب ا ْلبَقَ ِر ي‬
َ َّ‫ض ِربُ ْونَ بِ َها الن‬ ِ ‫ص ْنفَا ِن ِمنْ أَه ِْل النَّا ِر لَ ْم أَ َر ُه َما؛ قَ ْو ٌم َم َع ُه ْم‬
ِ
.)‫ (رواه مسلم‬.‫ت ا ْل َمائِلَ ِة الَ يَد ُْخ ْلنَ ا ْل َجنَّةَ َوالَ يَ ِجدْنَ ِر ْي َح َها‬ ْ َ ‫س ُهنَّ َكأ‬
ِ ‫سنِ َم ِة ا ْلبُ ْخ‬ ُ ‫ُم ِم ْيالَتٌ َمائِالَتٌ ُرؤ ُْو‬

"Dua golongan dari ahli Neraka yang belum aku lihat, satu kaum yang membawa
cambuk seperti ekor sapi, yang dengan cambuk itu mereka memukul manusia,
dan wanita yang memakai baju tetapi telanjang berlenggak-lenggok menarik
perhatian, kepala-kepala mereka seperti punuk unta, mereka tidak akan masuk
Surga dan tidak akan mencium wanginya". (HR. Muslim, Shahih Muslim dengan
Syarh An-Nawawi cet. Dar Ar-Rayyan, juz 14 hal. 109-110).

Yang kedua: Ujian yang berbentuk larangan untuk ditinggalkan seperti halnya
yang terjadi pada Nabi Yusuf Alaihissalam yang diuji dengan seorang perempuan
cantik, istri seorang pembesar di Mesir yang mengajaknya berzina, dan
kesempatan itu sudah sangat terbuka, ketika keduanya sudah tinggal berdua di
rumah dan si perempuan itu telah mengunci seluruh pintu rumah. Namun Nabi
Yusuf Alaihissalam membuktikan kualitas imannya, ia berhasil meloloskan diri
dari godaan perempuan itu, padahal sebagaimana pemuda umumnya ia
mempunyai hasrat kepada wanita. Ini artinya ia telah lulus dari ujian atas
imannya.

Sikap Nabi Yusuf Alaihissalam ini perlu kita ikuti, terutama oleh para pemuda
Muslim di zaman sekarang, di saat pintu-pintu kemaksiatan terbuka lebar,
pelacuran merebak di mana-mana, minuman keras dan obat-obat terlarang sudah
merambah berbagai lapisan masyarakat, sampai-sampai anak-anak yang masih
duduk di bangku sekolah dasar pun sudah ada yang kecanduan. Perzinahan sudah
seakan menjadi barang biasa bagi para pemuda, sehingga tak heran bila menurut
sebuah penelitian, bahwa di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya enam
dari sepuluh remaja putri sudah tidak perawan lagi. Di antara akibatnya setiap
tahun sekitar dua juta bayi dibunuh dengan cara aborsi, atau dibunuh beberapa
saat setelah si bayi lahir. Keadaan seperti itu diperparah dengan semakin
banyaknya media cetak yang berlomba-lomba memamerkan aurat wanita, juga
media elektronik dengan acara-acara yang sengaja dirancang untuk
membangkitkan gairah seksual para remaja. Pada saat seperti inilah sikap Nabi
Yusuf Alaihissalam perlu ditanamkan dalam dada para pemuda Muslim. Para
pemuda Muslim harus selalu siap siaga menghadapi godaan demi godaan yang
akan menjerumuskan dirinya ke jurang kemaksiatan. Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa salam telah menjanjikan kepada siapa saja yang menolak ajakan untuk
berbuat maksiat, ia akan diberi perlindungan di hari Kiamat nanti sebagaimana
sabdanya:

ُ‫ب َو َج َم ا ٍل فَقَ ا َل إِنِّ ْي أَ َخ اف‬ ِ ‫ َو َر ُج ٌل طَلَبَ ْت هُ ا ْم َرأَةٌ َذاتُ َم ْن‬... ُ‫س ْب َعةٌ يُ ِظلُّ ُه ُم هللاُ فِ ْي ِظلِّ ِه يَ ْو َم الَ ِظ َّل إِالَّ ِظلُّه‬
ٍ ‫ص‬ َ
.)‫ (متفق عليه‬... َ‫هللا‬

"Tujuh (orang yang akan dilindungi Allah dalam lindungan-Nya pada hari tidak
ada perlindungan selain perlindunganNya, .. dan seorang laki-laki yang diajak
oleh seorang perempuan terhormat dan cantik, lalu ia berkata aku takut kepada
Allah..." (HR. Al-Bukhari Muslim, Shahih Al-Bukhari dengan Fathul Bari cet.
Daar Ar-Rayyan, juz 3 hal. 344 dan Shahih Muslim dengan Syarh An-Nawawi
cet. Dar Ar-Rayaan, juz 7 hal. 120-121).

Yang ketiga: Ujian yang berbentuk musibah seperti terkena penyakit,


ditinggalkan orang yang dicintai dan sebagainya. Sebagai contoh, Nabi Ayyub
Alaihissalam yang diuji oleh Allah dengan penyakit yang sangat buruk sehingga
tidak ada sebesar lubang jarum pun dalam badannya yang selamat dari penyakit
itu selain hatinya, seluruh hartanya telah habis tidak tersisa sedikitpun untuk biaya
pengobatan penyakitnya dan untuk nafkah dirinya, seluruh kerabatnya
meninggalkannya, tinggal ia dan isterinya yang setia menemaninya dan
mencarikan nafkah untuknya. Musibah ini berjalan selama delapan belas tahun,
sampai pada saat yang sangat sulit sekali baginya ia memelas sambil berdo'a
kepada Allah:

"Dan ingatlah akan hamba Kami Ayuub ketika ia menyeru Tuhan-nya;"


Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan". (Tafsir Ibnu
Katsir, Juz 4 hal. 51).

Dan ketika itu Allah memerintahkan Nabi Ayyub Alaihissalam untuk


menghantamkan kakinya ke tanah, kemudian keluarlah mata air dan Allah
menyuruhnya untuk meminum dari air itu, maka hilanglah seluruh penyakit yang
ada di bagian dalam dan luar tubuhnya. (Tafsir Ibnu Katsir, Juz 4 hal. 52).
Begitulah ujian Allah kepada NabiNya, masa delapan belas tahun ditinggalkan
oleh sanak saudara merupakan perjalanan hidup yang sangat berat, namun di sini
Nabi Ayub Alaihissalam membuktikan ketangguhan imannya, tidak sedikitpun ia
merasa menderita dan tidak terbetik pada dirinya untuk menanggalkan imannya.
Iman seperti ini jelas tidak dimiliki oleh banyak saudara kita yang tega menjual
iman dan menukar aqidahnya dengan sekantong beras dan sebungkus sarimi,
karena tidak tahan menghadapi kesulitan hidup yang mungkin tidak seberapa bila
dibandingkan dengan apa yang dialami oleh Nabi Ayyub Alaihissalam ini.

Sidang jamaah rahima kumullah

Yang keempat: Ujian lewat tangan orang-orang kafir dan orang-orang yang tidak
menyenangi Islam. Apa yang dialami oleh Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi
wa salam dan para sahabatnya terutama ketika masih berada di Mekkah kiranya
cukup menjadi pelajaran bagi kita, betapa keimanan itu diuji dengan berbagai
cobaan berat yang menuntut pengorbanan harta benda bahkan nyawa. Di
antaranya apa yang dialami oleh Rasulullah n di akhir tahun ketujuh kenabian,
ketika orang-orang Quraisy bersepakat untuk memutuskan hubungan apapun
dengan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam beserta Bani Abdul Muththolib
dan Bani Hasyim yang melindunginya, kecuali jika kedua suku itu bersedia
menyerahkan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa salam untuk dibunuh. Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa salam bersama orang-orang yang membelanya terkurung
selama tiga tahun, mereka mengalami kelaparan dan penderitaan yang hebat.
(DR. Akram Dhiya Al-'Umari, As-Sirah An-Nabawiyyah Ash-Shahihah, Juz 1
hal. 182).

Juga apa yang dialami oleh para shahabat tidak kalah beratnya, seperti apa yang
dialami oleh Yasir z dan istrinya Sumayyah dua orang pertama yang meninggal di
jalan dakwah selama periode Mekkah. Juga Bilal Ibnu Rabah Radhiallaahu anhu
yang dipaksa memakai baju besi kemudian dijemur di padang pasir di bawah
sengatan matahari, kemudian diarak oleh anak-anak kecil mengelilingi kota
Mekkah dan Bilal Radhiallaahu anhu hanya mengucapkan "Ahad, Ahad" (DR.
Akram Dhiya Al-Umari, As-Siroh An-Nabawiyyah Ash-Shahihah, Juz 1 hal. 154-
155).

Dan masih banyak kisah-kisah lain yang menunjukkan betapa pengorbanan dan
penderitaan mereka dalam perjuangan mempertahankan iman mereka. Namun
penderitaan itu tidak sedikit pun mengendorkan semangat Rasulullah dan para
shahabatnya untuk terus berdakwah dan menyebarkan Islam.

Musibah yang dialami oleh saudara-saudara kita umat Islam di berbagai tempat
sekarang akibat kedengkian orang-orang kafir, adalah ujian dari Allah kepada
umat Islam di sana, sekaligus sebagai pelajaran berharga bagi umat Islam di
daerah-daerah lain. Umat Islam di Indonesia khususnya sedang diuji sejauh mana
ketahanan iman mereka menghadapi serangan orang-orang yang membenci Islam
dan kaum Muslimin. Sungguh menyakitkan memang di satu negeri yang
mayoritas penduduknya Muslim terjadi pembantaian terhadap kaum Muslimin,
sekian ribu nyawa telah melayang, bukan karena mereka memberontak
pemerintah atau menyerang pemeluk agama lain, tapi hanya karena mereka
mengatakan: ( Laa ilaaha illallaahu ) ُ‫الَ إِلَهَ إِالَّ هللا‬, tidak jauh berbeda dengan apa
yang dikisahkan Allah dalam surat Al-Buruj ayat 4 sampai 8:

"Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit, yang berapi


(dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang
mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang
beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang Mukmin itu melainkan karena
orang-orang Mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Terpuji".

Peristiwa seperti inipun mungkin akan terulang kembali selama dunia ini masih
tegak, selama pertarungan haq dan bathil belum berakhir, sampai pada saat yang
‫‪telah ditentukan oleh Allah.‬‬

‫‪Kita berdo'a mudah-mudahan saudara-saudara kita yang gugur dalam‬‬


‫‪mempertahankan aqidah dan iman mereka, dicatat sebagai para syuhada di sisi‬‬
‫‪Allah. Amin. Dan semoga umat Islam yang berada di daerah lain, bisa mengambil‬‬
‫‪pelajaran dari berbagai peristiwa, sehingga mereka tidak lengah menghadapi‬‬
‫‪orang-orang kafir dan selalu berpegang teguh kepada ajaran Allah serta selalu‬‬
‫‪siap sedia untuk berkorban dalam mempertahankan dan meninggikannya, karena‬‬
‫‪dengan demikianlah pertolongan Allah akan datang kepada kita, firman Allah.‬‬

‫‪"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya‬‬
‫‪Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". (Muhammad: 7).‬‬

‫ستَ ْغفِ ُر ْوهُ‪ ،‬إِنَّهُ ه َُو ا ْل َغفُ ْو ُر ال َّر ِح ْي ُم‪.‬‬ ‫أَقُ ْو ُل قَ ْولِ ْي َه َذا َوأَ ْ‬
‫ستَ ْغفِ ُر هللاَ ا ْل َع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْم‪َ .‬وا ْ‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫اجا َوقَ َم ًرا‬


‫س َر ً‬‫الس َما ِء بُ ُر ْو ًج ا َو َج َع َل ِف ْي َه ا ِ‬ ‫ي َج َع َل ِفي َّ‬ ‫ص ْي ًرا‪ ،‬تَبَ ا َر َك الَّ ِذ ْ‬
‫ي َكانَ ِب ِعبَا ِد ِه َخبِ ْي ًرا َب ِ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذ ْ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ش ْي ًرا َون ِذ ْي ًرا‪َ ،‬ودَا ِعيَ ا إِلى‬ ‫ق بَ ِ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫ي بَ َعثهُ بِال َح ِّ‬ ‫َّ‬ ‫ُ‬
‫سولهُ ال ِذ ْ‬ ‫ش َه ُد اَنَّ ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ ُو َر ُ‬ ‫َ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬
‫ش َه ُد اَنْ الَ إِلهَ إِال هللاُ وأ ْ‬ ‫ُمنِ ْي ًرا‪ .‬أَ ْ‬
‫سلِ ْي ًما َكثِ ْي ًرا‪ .‬أَ َّما بَ ْعدُ؛‬
‫سلِّ ْم تَ ْ‬ ‫ص ِّل َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َو َ‬
‫ص ْحبِ ِه َو َ‬ ‫اجا ُمنِ ْي ًرا‪ .‬اَللَّ ُه َّم َ‬ ‫ق ِبإ ِ ْذنِ ِه َو ِ‬
‫س َر ً‬ ‫ا ْل َح ِّ‬

‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُوا اتَقُوا هللاَ َو ْلتَ ْنظُ ْر نَ ْف ٌ‬
‫س َما قَ َّد َمتْ لِ َغ ٍد َواتَّقُوا هللاَ إِنَّ هللاَ َخبِ ْي ٌر ِب َما تَ ْع َملُ ْونَ ‪.‬‬

‫سلِّ ُم ْوا تَ ْ‬
‫سلِ ْي ًما‪.‬‬ ‫صلُّ ْونَ َعلَى النَّبِ ِّي‪ ،‬يَاأَيُّها َ الَّ ِذيْنَ َءا َمنُ ْوا َ‬
‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫إِنَّ هللاَ َو َمالَئِ َكتَهُ يُ َ‬

‫س ْو ِل هللاِ أَ ْج َم ِعيْنَ ‪.‬‬ ‫ض َي هللاُ تَ َعالَى عَنْ ُك ِّل َ‬


‫ص َحابَ ِة َر ُ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َو َر ِ‬

‫َربَّنَا الَ تُ ِز ْغ قُلُ ْوبَنَا بَ ْع َد إِ ْذ َه َد ْيتَنَا َوه َْب لَنَا ِمن لَّ ُد ْن َك َر ْح َمةً إِنَّ َك أَنتَ ا ْل َوه ُ‬
‫َّاب‪.‬‬

‫ص ْب ًرا َوثَبِّتْ أَ ْقدَا َمنَا َوا ْن ُ‬


‫ص ْرنَا َعلَى ا ْلقَ ْو ِم ا ْل َكافِ ِريْنَ ‪.‬‬ ‫َربَّنَا أَ ْف ِر ْغ َعلَ ْينَا َ‬

‫س لِ ِميْنَ ‪َ ،‬وأَلِّفْ بَيْنَ قُلُ ْوبِ ِه ْم َوأَ ْ‬


‫ص لِ ْح َذاتَ بَ ْينِ ِه ْم َوا ْن ُ‬
‫ص ْر ُه ْم‬ ‫ص لِ ْح ُوالَةَ ا ْل ُم ْ‬ ‫س لِ ِميْنَ ‪َ ،‬وأَ ْ‬ ‫س الَ َم َوا ْل ُم ْ‬ ‫اَللَّ ُه َم أَ ِع َّز ْا ِإل ْ‬
‫سالَ ِم َوا ْل ُم ْ‬
‫سلِ ِميْنَ ‪.‬‬ ‫صالَ ُح ْا ِإل ْ‬ ‫َعلَى َع ُد ِّو َك َو َعد ُِّو ِه ْم َو َوفِّ ْق ُه ْم لِ ْل َع َم ِل ِب َما فِ ْي ِه َ‬

‫سلِّ ْط َعلَ ْينَا بِ ُذنُ ْوبِنَا َمنْ الَ يَ َخافُ َك فِ ْينَا َوالَ َي ْر َح ُمنَا‪.‬‬
‫اَللَّ ُه َم الَ تُ َ‬

‫سنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّا ِر‪.‬‬ ‫سنَةً َوفِي ِ‬
‫اآلخ َر ِة َح َ‬ ‫َربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َ‬

‫سلِيْنَ َوا ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َر ِّب ا ْل َعالَ ِميْنَ‬ ‫صفُ ْونَ ‪َ ،‬و َ‬


‫سالَ ٌم َعلَى ا ْل ُم ْر َ‬ ‫س ْب َحانَ َربِّ َك َر ِّب ا ْل ِع َّز ِة َع َّما يَ ِ‬
‫ُ‬
Mengapa Saya Beragama Islam

Khutbah Pertama

.) َ‫س ْلنَا َك إِاَّل َر ْح َم ةً لِ ْل َع الَ ِمين‬َ ‫(و َما أَ ْر‬ َ :‫ وقال للنبي‬،‫ الَّ ِذي َحبَانَا ِباإْل ِ ْي َما ِن واليقي ِن‬،‫ق ا ْل ُمبِ ْي ِن‬ ِّ ‫اَ ْل َح ْم ُد ِهللِ ا ْل َملِ ِك ا ْل َح‬
ْ
،‫س الَ ِم القَ ِو ْي ِم َوبِال ُه دَي‬ ِ ِ‫س ْولهُ َجا َءنَا ب‬
ْ ‫اإل‬ ُ َ َ َ َ‫ش َه ُد أَنْ الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َو ْح َدهُ ال‬
ْ ‫ش ِر ْي َك لَهُ َوأ‬
ُ ‫ش َه ُد أنَّ ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َر‬ ْ َ‫أ‬
‫َّردَي‬ ‫الش قَا ِء َوال‬ َّ َ‫س نَا ِمن‬ َ ُ‫ِه أَ ْنف‬ ‫ْونُ ِب‬ ‫ص‬ُ َ‫ َون‬،‫َعدَا ِء‬ ‫الس‬
ُّ ‫َرا ِر‬ ‫ِه ِمنَ األَ ْب‬ ِ‫ْونَ ب‬ ‫لِنَ ُك‬.
،‫ وأص حابه األخي ار أجمعين‬،‫ وعلي آل ه الطي بين‬،‫ٍ خ اتم األنبي اء والمرس لين‬،‫س يِّ ِدنا ُم َح َّمد‬ َ َ
َ ‫ص ِّل َعلى‬ َ ‫اَللَّ ُه َّم‬
‫ أَ َّما بَ ْع ُد‬.‫سا ٍن إِلَى يَ ْو ِم ال ِّد ْي ِن‬
َ ‫ َو َمنْ تَبِ َع ُه ْم بِإ ِ ْح‬.

Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah Swt…


Pada kesempatan yang berbahagia ini, di hari jumat yang sangat cerah dan damai
ini, izinkanlah saya berwasiat, baik bagi diri saya sendiri, maupun bagi hadirin
sekalian, untuk selalu dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan diri kita
kepada Allah Swt. Karena hanya dengan bekal iman dan takwa sajalah, kita akan
selamat, baik di dunia, maupun di akhirat.

Dalam khutbah Jum’at kali ini, saya ingin menyampaikan sebuah materi yang
berkaitan dengan akidah dan pemahaman kita tentang kebenaran ajaran Islam.
Karenanya saya merasa perlu untuk sedikit menyinggung kekeliruan-kekeliruan
ajaran agama lain, utamanya ajaran Kristen, karena agama yang satu inilah yang
cukup memberikan penetrasi signifikan bagi kualitas beragama umat Islam
Indonesia.

Di sini saya ingin mengatakan, dalam memeluk agama Islam ini, sudahkah kita
benar-benar meyakini hakikat dan kebenaran risalah Islam? Apakah kita beragama
Islam hanya karena orangtua kita beragama Islam? Ataukah karena memang, kita
telah menemui kebenaran dan kesucian hanya ada di dalam Islam? Saya hanya
ingin berkata, bagaimanakah sekiranya, jika kita dilahirkan dalam sebuah keluarga
yang bukan beragama Islam, akankah kita memeluk agama ini? Akankah kita
berupaya mencari kebenaran? Ataukah malah sebaliknya?

Inilah barangkali, materi yang ingin saya sampaikan, agar paling tidak, sejak
sekarang, keislamanan kita betul-betul tumbuh dari lubuk hati dan keyakinan kita
sendiri, bukan karena pengaruh orangtua, keluarga, teman, atau pergaulan dan
lingkungan. Sebab, kalau keimanan kita hanya berdasarkan orangtua, teman,
pergaulan atau lingkungan, keimanan kita akan mudah rapuh dan luntur, mudah
terombang-ambing di saat badai datang menerpa. Ibarat sebuah pohon, kalau
akarnya kuat menghunjam ke dasar bumi, dia akan mampu berdiri dengan kokoh,
meski badai datang menerpa, meski gempa datang melanda. Karena di saat ini,
ancaman keimanan kaum muslimin semakin berat dan bertubi.

Fitnah yang di arahkan kepada Agama kita ada di mana-mana, entah itu berupa
cemoohan, penghinaan, bahkan intimidasi sangat sering kita jumpai di negeri kita
Indonesia. Setelah Timor-timur atau yang dikenal dengan Timor Leste lepas dari
pangkuan Indonesia, Maluku mulai menampakkan riak-riaknya. Dan kasus
Ambon maupun Poso, masih berlarut, tak kunjung usai hingga kini. Terkadang,
agama yang diturunkan sebagai rahmatan lil’alamin ini begitu mudahnya
dijadikan alat politik, suatu ketika ia dijadikan tumbal dengan label Islam
fundamentalis, Islam identik dengan kekerasan, darah, pedang, dan terorisme. Di
sisi lain, Ia kerap dijadikan tunggangan politik, hanya untuk meraih dukungan
mayoritas.

Cobaan dan fitnah-fitnah tersebut belum lagi selesai, umat ini sudah dihadapakan
oleh sulitnya memenuhi kebutuhan hidup, pada saat yang bersamaan, upaya
pemurtadan dari kalangan misionaris agama lain begitu gencar dan sistematis
dengan berbagai kemudahan dan fasilitas yang mereka tawarkan: uang, makanan,
pakaian, obat-obatan maupun pekerjaan.

Dalam kondisi seperti ini, kalaulah bukan karena pertimbangan negeri akhirat,
kalaulah bukan karena mahalnya iman, kalaulah bukan karena demi mencapai
ridha Allah, niscaya kita akan mudah teromang-ambing dan tergelincir oleh
derasnya ujian dan cobaan tadi.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah....


Dikatakan bahwa agama Islam adalah agama yang paling benar dan paling lurus.
Dari mana kita dapat mengatakan bahwa Islam adalah agama yang paling benar
dan paling lurus? Apa dasarnya? Karena semua agama pasti akan mengaku bahwa
agamanyalah yang paling benar dan paling lurus ketimbang agama yang lainnya!

Dalam posisi seperti ini, maka rasio atau akal menempati urutan paling atas
sebagai parameter yang dapat diterima oleh semua pihak di dalam mengukur
kebenaran suatu agama.

Maka berdasarkan akal-lah kita akan berupaya melihat bukti-bukti kebenaran


agama Islam dibandingkan dengan agama yang lainnya.

Jamaah sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah Swt....


Diantara bukti kebenaran Islam yang dapat diterima oleh akal adalah sebagai
berikut:

Pertama, Islam mempunyai pedoman hidup yang sempurna dan menyeluruh.


Allah Swt berfirman:
)89 :‫ل‬TTTT‫لِ ِمينَ (النح‬TTTT‫ َرى لِ ْل ُم ْس‬TTTT‫ ةً َوب ُْش‬TTTT‫دًى َو َرحْ َم‬TTTTُ‫ ْي ٍء َوه‬TTTT‫ ِّل َش‬TTTT‫ا لِ ُك‬TTTTً‫اب تِ ْبيَان‬TTTTَ
َ ‫ت‬‫ك‬ِ َ‫ك‬TTTT‫ا َعلَ ْي‬TTTTَ‫َونَ َّز ْلن‬
ْ
‫ال‬
“Telah kami turunkan kepadamu Al-Quran untuk menjelaskan segala sesuatu, dan
sebagai petunjuk, rahmat maupun kabar gembira bagi orang-orang yang berserah
diri.” (An Nahl: 89).

Tidak ada satu agama pun di dunia ini, baik Kristen, Yahudi, Sinto, Hindu,
Budha, maupun Konghucu yang mengatur seluruh kehidupan manusia sampai
kepada hal-hal yang paling kecil dan rumit sekalipun, kecuali Islam. Islam sebagai
rahmatan lil’alamin telah memberikan petunjuk dan dan arahan sangat sempurna
dalam berbagai lini kehidupan, mulai dari masalah perorangan dan masyarakat,
moril dan materil, ekonomi dan politik, hukum dan budaya, maupun
permasalahan nasional dan internasional, sampai kepada masalah yang dianggap
ringan dan sepele, semisal tidur, gunting kuku, dan buang hajat Semuanya ada
diatur di dalam Islam. Bagaimana dengan agama lain?

Jika kita menyingung agama Kristen, maka sudah dapat kita pastikan, bahwa
agama yang satu ini tidak mempunyai hukum syariat seperti agama Islam. Tidak
ada dalam sejarah, bahwa umat kristen memiliki produk hukum seperti umat
Islam. Bagaimana bisa kaum kristiani mempunyai kesempurnaan syariat dan
hukum, kalau kitab injilnya sendiri baru ditulis 270 tahun sepeninggal nabi Isa As.
Menggunakan bahasa yunani lagi! bukan bahasa Asli nabi Isa As sebagai
pembawa risalahnya. Umat budha, hindu? Apalagi! Dulu di negeri kita, pernah
marak dengan masalah undang-undang perkawinan Islam, yang ditolak mentah-
mentah oleh rekan-rekan non-Islam. Mengapa mereka menolak, atau tidak
mengusulkan undang-undang perkawinan ala agama mereka? Bukan karena
mereka tidak mau, tapi lebih karena mereka tidak memiliki undang-undang
perkawinan, pidana, maupun perdata dalam agama mereka.

Tetapi sebaliknya, Islam mengatur seluruh kebutuhan manusia, sejak dia lahir
sampai dia meningal dunia, bahkan sampai kehidupan setelah dunia ini.

Kedua: Bersatunya Benda dan Rohani


Islam tidak memisahkan antara kebutuhan benda dan rohani. Malah Islam
memandang hidup ini sebagai satu kesatuan antara kebutuhan materi maupun
spiritual, dan mengajarkan bahwa kebendaan dan kerohanian adalah dua hal yang
selalu harus berdampingan. Sehingga Islam tidak menjadi penghalang antara
manusia dan kepentingan hidupnya. Islam mengajarkan umatnya untuk
menjadikan dunia sebagai sarana menggapai kebahagiaan akhirat dengan jalan
takwa.
Bahkan Al-Qur'an mencela orang-orang yang tidak memanfaatkan ni'mat harta
sebagai karunia Allah:
َ ِ‫ ُّد ْنيَا خَ ال‬T‫ق قُلْ ِه َي لِلَّ ِذينَ آ َمنُوا فِي ْال َحيَا ِة ال‬
‫وْ َم‬Tَ‫ةً ي‬T‫ص‬ ِ ‫ز‬ْ ‫ر‬ِّ ‫ال‬ َ‫ن‬‫م‬ِ ‫ت‬
ِ ‫ا‬ َ ‫ب‬ِّ ‫ي‬َّ ‫الط‬ ‫و‬
َ ‫ه‬
ِ ‫د‬
ِ ‫ا‬َ ‫ب‬‫ع‬ِ ‫ل‬
ِ ‫ج‬
َ ‫ر‬
َ ْ
‫خ‬ َ ‫أ‬ ‫ي‬ ِ ‫ت‬َّ ‫ال‬ ِ ‫هَّللا‬ َ ‫ة‬َ ‫ن‬‫ي‬‫ز‬ ‫م‬
ِ َ َّ
‫ر‬ ‫ح‬
َ ‫قُلْ َم ْن‬
َ
)32 :‫راف‬TTTTTTTTTTTT‫ونَ (األع‬TTTTTTTTTTTT‫وْ ٍم يَ ْعل ُم‬TTTTTTTTTTTT‫ت لِق‬ َ ‫آْل‬
ِ ‫ا‬TTTTTTTTTTTTَ‫ ُل ا ي‬TTTTTTTTTTTT‫ص‬ َ
ِّ ‫ك نف‬ ُ َ ِ‫ ذل‬TTTTTTTTTTTT‫ ِة َك‬TTTTTTTTTTTT‫ْالقِيَا َم‬
َ
“Katakanlah, siapa yang melarang perhiasan Allah yang dikeluarkan-Nya untuk
hamba-hamba-Nya dan rizqi yang baik-baik. Katakanlah, itu untuk orang-orang
yang beriman dalam kehidupan di dunia ini, terlebih pada hari akhirat nanti.
Begitulah Aku menjelaskan ayat-ayat-Ku untuk orang-orang yang mengetahui.”
(Al-A'raf: 32)
Dalam agama lain tidak ada keseimbangan dua unsur ini. Sebagaimana kita tau,
faham kapitalisme begitu mendewa-dewakan materi, bahkan komunisme
melupakan wujud dan keberadaan tuhan sama sekali. Berapa banyak pula agama
semisal Budha dan Hindu, yang lari dari kenyataan hidup ini, dengan menjalani
hidup kerahiban dan pertapaan di goa-goa. Bahkan ada agama yang mengekang
fitrah kemanusiaannya dengan mengharamkan nikah bagi sebagian pemeluknya,
bahkan bagi para pendetanya.
Ketiga: Ada keseimbangan antara perorangan dan kemasyarakatan
Islam menjamin hak-hak azasi manusia dan tidak membenarkan siapapun juga
untuk merobek-robek atau menguranginya. Al-Qur'an menyatakan:
)39 :‫ َعى (النجم‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ا َس‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ا ِن إِاَّل َم‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫نس‬ َ ِ ‫ْس لِإْل‬ َ ‫َوأَن لَّي‬
“Dan bahwasanya seorang manusia tidak akan memperoleh selain apa yang telah
dia usahakan.” (An Najm: 39)
Di lain pihak, Islam selalu menanamkan dalam jiwa manusia rasa tanggung jawab
sosial, mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat dan negara, dan
mengikutsertakan setiap orang dalam usaha menegakkan kemaslahatan umum.
Al-Qur'an menyatakan:
)19 :‫ذاريات‬TTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ُوم (ال‬ ِ ‫ر‬ TTTTTTTTTTTTTTTTTT ْ
‫ح‬ ‫م‬ ْ
‫ال‬ ‫و‬ ‫ل‬
َ َ ِ ِ ‫ئ‬‫ا‬ TTTTTTTTTTTTTTTTTTَّ
‫س‬ ‫ل‬ِّ ‫ل‬ ‫ق‬ ٌّ TTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ح‬ ‫م‬
َ ِْ ِ َ‫ه‬‫ل‬‫ا‬ ‫و‬ TTTTTTTTTTTTTTTTTT ‫َوفِي أَ ْم‬
"Dan dalam harta kekayaan mereka ada bagian hak yang dibutuhkan oleh yang
meminta dan miskin." (Adz-Dzariyat: 19)
Nabi bersabda: “Tidaklah beriman kepadaku orang yang tidur dengan perut
kenyang, sedangkan tetangganya kelaparan, dan dia mengetahuinya.” (Riwayat
Al-Bazar)
Keempat, Stabil dan Berkembang
Al-Qur'an dan Sunnah mengandung petunjuk-petunjuk abadi dari Tuhan pencipta
sekalian alam, Tuhan yang tidak dibatasi oleh rentang waktu dan dimensi tempat
memberi petunjuk-petunjuk yang berkaitan dengan kepentingan perorangan
maupun yang bertalian dengan masyarakat, sampai hal-hal yang paling rinci dan
sepele dalam kehidupan di dunia ini sebagaimana yang telah kita singgung,
apalagi hal-hal besar semacam politik (yang dikenal dalam Islam dengan khilâfah
dan Imâmah), masalah keamanan dan kriminalitas (yang dikenal dalam Islam
dengan hukum Jinayah), maupun pendidikan yang dikenal Islam dengan ilmu
Tarbiyah. Pokok-pokok itu semua telah diajarkan oleh Islam dan ditegaskan
kesempurnaannya pada pada saat nabi melaksanakan haji Wada, ketika wukuf di
padang Arafah, dengan turunnya firman Allah Swt:
)3 :‫دة‬TTTTTTTT‫ا (المائ‬TTTTTTTTً‫اَل َم ِدين‬TTTTTTTT‫يت لَ ُك ُم اإْل ِ ْس‬
ُ TTTTTTTT‫ض‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫ي‬ ‫ت‬
ِ َ َ َِ ِ ْ َ‫م‬ ‫ع‬ْ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ك‬ُ ْ
‫ي‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ت‬ُ ‫م‬ ‫م‬ ْ
‫ت‬ َ ‫أ‬‫و‬
َْ َ ْ ِ ْ‫م‬ ُ
‫ك‬ َ ‫ن‬‫ي‬‫د‬ ‫م‬ ُ
‫ك‬ َ ‫ل‬ ُ
‫ت‬ ‫ل‬ْ َ َ ْ‫و‬TTTTTTTTَ‫ْالي‬
‫م‬‫ك‬ْ َ ‫أ‬ ‫م‬
“Pada hari ini, telah kusempurnakan bagi kalian agama ini, telah kucukupkan
nikmatku, dan telah kuridhai Islam sebagai agama kalian.”
Salah satu kunci kestabilan dan elastisitas Al-Quran yang kekal dan abadi,
sehingga tetap seiring dan sejalan dengan perkembangan zaman ini adalah,
dengan tetap terbukannya pintu Ijtihad dan Qiyas dalam masalah-masalah yang
belum timbul pada zaman nabi, namun Ijtihad dan Qiyas (analogi) harus tetap
berdasarkan dalil dari Al-Quran dan Hadis, tidak boleh menyeleweng
daripadanya, karena pijakan dan dasar-dasarnya telah di atur di dalam Al-Quran
dan Hadis tersebut.
Dalam agama lain methode atau cara semacam ini, tidak ditemukan sama sekali!
Kelima, Universal dan Kemanusiaan
Firman Allah Swt:
َ ْ ً ‫اَّل‬
)107 :‫اء‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ال ِمينَ (األنبي‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ ة لِل َع‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ك إِ َرحْ َم‬ ْ َ
َ ‫لنَا‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ا أرْ َس‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫َو َم‬
“Tidaklah Aku mengutus engkau, melainkan sebagai rahmat untuk seluruh alam.”
(Al-Anbiya 107).
Menurut ajaran Islam, manusia itu semuanya sama, walau berlainan warna kulit,
bahasa, keturunan dan kebangsaannya. Nabi Saw bersabda:
Hadis lain:
)‫ديث‬TTTTTTTTT‫التقوي (الج‬TTTTTTTTT‫ربي علي أعجمي اال ب‬TTTTTTTTT‫ل لع‬TTTTTTTTT‫ ال فض‬،‫راب‬TTTTTTTTT‫كلكم من آدم وآدم من ت‬
“Setiap orang dari kamu berasal dari Adam, dan Adam berasal dari tanah, tidak
ada perbedaan antara yang Arab maupun yang bukan Arab, semuanya sama,
kecuali taqwanya”. (Al hadis).
Islam berpandangan universal, global dan International, karena Islam untuk semua
kalangan dan bangsa. Sangat berbeda dengan agama lain semisal agama Kristen.
Agama kristen hanya diperuntukkan bagi kaum bani Israel. Nabi Isa sendiri yang
telah mengatakan demikian, dan ironisnya, mengapa orang-orang yang mengaku
sebagai pengikutnya menyebarluaskannya bahkan memaksakannya?
Di dalam Matius pasal 15 ayat ayat 24 disebutkan: "Ketika seorang perempuan
dari Kanaan datang di hadapan Kristus mengemis-mengemis padanya supaya
mengobati anaknya, lalu apakah katanya ? Maka jawab Yesus: "Tiadalah aku
disuruhkan kepada yang lain, hanya kepada segala domba yang sesat di antara
Bani Israil".
Demikian juga di dalam Matius pasal 1 ayat 21 disebutkan: "Maka Ia akan
beranakkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamakan Ia Yesus,
karena Ia-lah yang akan melepaskan kaumnya dari pada segala dosanya". Sekali
lagi melepaskan kaumnya. Kata kaum di sini adalah “Bani Israil”, tidak lebih.
Dalam kitab Perbuatan Rasul-rasul pasal 5 ayat 31 juga disebutkan: "Ia inilah
ditinggalkan oleh tangan kanan Allah menjadi Raja dan Juru Selamat akan
mengaruniakan tobat kepada Bani Israil dan jalan ampunan dosa".
Kalau demikian adanya, orang dapat mengatakan, apakah faedahnya orang-orang
Kristen menyebarkan agamanya kepada manusia yang bukan Bani Israil.
Sedangkan Yesus sendiri tidak berbuat demikian. Apakah cara yang demikian
tidak bisa dinamakan melangkahi ajaran Yesus.
Keenam, mudah, rasional dan praktis
Ajaran Islam begitu mudah, masuk akal dan praktis. Baik Al-Qur'an maupun
hadis nabi, memerintahkan manusia untuk menuntut ilmu dan menggunakan akal
sehatnya.
“Dan sungguh telah Aku jadikan untuk isi Jahannam para jin dan manusia, yang
punya hati tidak digunakan untuk mengerti, punya mata tidak digunakan untuk
melihat dan punya telinga tidak digunakan untuk mendengar. Mereka tidak
berbeda dengan hewan ternak, bahkan lebih sesat. Mereka itulah orang-orang
yang lalai.” (Al-A'raf 179).
Konsep agama Islam dalam masalah ketuhanan sangat masuk akal, tidak rumit
dan njlimet seperti agama lain. Salah satu contoh agama yang tidak masuk di akal
adalah agama yang menyembah bebatuan, patung, binatang dan arwah nenek
moyang seperti hindu. Ada juga yang menyembah banyak tuhan seperti budha dan
Kristen.

Menurut ajaran Kristen, nabi Isa adalah Tuhan anak. Dan Allah tuhan Bapak,
sedangkan malaikat Jibril sebagai Roh Qudus, salah satu tuhan dari yang tiga atau
trinitas, satu dalam tiga, tiga dalam satu. Bagaimana bisa dikatakan tuhan itu
tunggal kalau dia ada tiga? Kalau sistem ketuhanan serumit itu dan tidak masuk
akal, sangat bisa dipastikan ada tuhan yang otoritas atau kesewenangannya
terbatas atau dibatasi oleh tuhan lain, masuk akalkah ini?
Karenanya tidak mengherankan kalau ratusan ribu, bahkan jutaan orang-orang
barat kini telah memeluk agama Islam dengan kesadaran sendiri dan tanpa
paksaan. Di Prancis saat ini, umat Islam sudah berjumlah 7 juta jiwa, dan di
Amerika Serikat agama Islam menjadi agama tercepat kedua dalam hal
pertumbuhannya.
Belum lagi masalah dosa warisan, bahwa setiap bayi yang lahir dari perut ibunya
memiliki dosa warisan dari Nabi Adam dan Hawa karena durhaka kepada Allah
Swt dengan memakan buah khuldi, hingga diturunkan ke bumi. Seorang anak
yang tidak tahu-menahu, bukan karena perbuatannya, telah ditimpakan dosa?!
Berarti kalau anak kecil itu meninggal dunia, maka dia akan masuk neraka,
dimanakah keadlilan Tuhan? Sangat kontras dengan Islam, bahwa setiap anak
yang baru dilahirkan adalah suci sampai ia mencapai usia akil-balig.
Bernard Shaw berkata: "Saya menghormati agama Muhammad, karena
vitalitasnya yang mengagumkan. Agama Muhammad adalah satu-satunya agama
yang jelas bagi saya. Saya telah mempelajari kehidupan orang ini, orang yang
sangat mengagumkan, diapun sangat jauh dari sifat anti Kristus, dialah semestinya
yang mendapat gelar Juru Selamat Kemanusiaan.
Ketujuh, Ajaran-ajarannya Terpelihara dari Perubahan
Ajaran-ajaran Islam dalam Al-Qur'an tetap atas dasar dan nash-nya yang semula
sejak 14 abad yang lalu, tanpa berganti satu hurup pun. sebagaimana yang
dijanjikan oleh Allah Swt dalam Al-Quran:
‫افطون‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ه لح‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ا ل‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ذكر وإن‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ا ال‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ا نحن نزلن‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫إن‬
“Kamilah yang telah menurunkan Al-Quran dan kamilah yang akan menjaganya”
Hal ini diakui oleh para kritikus non Muslim. Profesor Reynold A. Nicholson
dalam bukunya "Literary History of the Arabs" pada halama 413 menyatakan:
"Al-Qur'an adalah suatu dokumen kemanusiaan yang luar biasa, menerangkan
setiap phase hubungan Muhammad dengan segala kejadian yang dihadapinya
selama hidupnya, sehingga kita mendapat bahan yang unik dan tahan uji
keasliannya, sehingga kita dapat mengikuti perkembangan Islam sejak
permulaannya sampai sekarang. Semua itu tidak ada bandingannya dalam agama-
agama Buddha atau Kristen, maupun dalam agama-agama lainnya."
Islam adalah agama yang paling sempurna bagi kemanusiaan, dulu, sekarang dan
yang akan datang. Segi-segi itulah yang telah menarik beratus-ratus juta ummat
manusia ke dalamnya dari semua kalangan. Mereka semua yakin bahwa Islam
adalah agama yang hak dan benar, jalan hidup yang lurus yang seharusnya dilalui
oleh manusia. Hal itu akan tetap menarik mereka di waktu-waktu yang akan
datang, para manusia yang jiwanya bersih dan ikhlas dalam mencari kebenaran.
‫ َذا‬T َ‫وْ لِ ْي ه‬TTَ‫وْ ُل ق‬TTُ‫ أَق‬.‫ ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬T ‫ت َوال‬
ِ ‫ا‬TTَ‫ ِه ِمنَ ْاآلي‬T ‫ا فِ ْي‬TT‫ َونَفَ َعنِ ْي َوإِيَّا ُك ْم بِ َم‬،‫رْ آ ِن ْال َع ِظي ِْم‬TTُ‫ك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالق‬
َ ‫ا َر‬TTَ‫ب‬
ِ ‫ر‬TTTTTTT‫وْ ُر ال‬TTTTTTTُ‫و ْال َغف‬TTTTTTTُ
‫َّح ْي ُم‬ َ ْ َ‫ ف‬، َ‫لِ ِم ْين‬TTTTTTT‫ائِ ِر ْال ُم ْس‬TTTTTTT‫تَ ْغفِ ُر هللاَ ْال َع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َس‬TTTTTTT‫ َوأَ ْس‬.
‫تَ ْغفِرُوْ هُ إِنَّهُ ه‬TTTTTTT‫اس‬
Khutbah kedua
‫ر‬TT‫الم علي من نظ‬TT‫ فالصالة والس‬،‫ الذي جعل الصالت مفتاحا لكل باب‬،‫ الجبارالتواب‬،‫الحمد هلل الملك الوهاب‬
‫هَ ُد أَ ْن‬T ‫ أَ ْش‬.‫الي جماله تعالي بال سطر وال حجاب وعلي جميع اآلل واألصحاب وكل وارث لهم الي يوم المآب‬
‫ا بعد‬TTTT‫ أم‬.‫ده‬TTTT‫بي بع‬TTTT‫وْ لُهُ ال ن‬TTTT‫ ُدهُ َو َر ُس‬TTTTْ‫هَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َعب‬TTTT‫هُ َوأَ ْش‬TTTTَ‫ ِر ْيكَ ل‬TTTT‫ َدهُ الَ َش‬TTTTْ‫هَ إِالَّ هللاُ َوح‬TTTTَ‫الَ ِإل‬.

Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah Swt...


Kita merasakan dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia, munkarat masih sangat
merajalela. Tindak Kriminalitas, aksi pornografi dan pendidikan mesum kian
semarak. Baik tabloid, majalah dan CD-CD porno begitu mudahnya didapatkan,
para selebritis dan artis yang ada cenderung meniru gaya Inul, bahkan kian
menjadi dan semakin parah.

Di sini saya hanya ingin mengatakan, bahwa membina diri, keluarga maupun
keturunan kita di jaman ini untuk menjadi manusia-manusia bertauhid dan berbudi
luhur tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, tetapi membutuhkan usaha,
upaya dan kegigihan. Kalaulah kita mempunyai keturunan, marilah kita arahkan
mereka untuk menjadi manusia-manusia yang berbudi luhur dan selamat baik di
dunia maupun di akhirat, namun bukan hanya dengan menitipkannya di sekolah
atau di pengajian, tetapi perlu adanya tindakan pro-aktif dari para orang tua itu
sendiri, sebab pengaruh orangtua atau keluarga sangatlah besar dalam membentuk
watak dan kepribadian anak. Masa depan anak dan keluarga baik di dunia maupun
di akhirat, merupakan tanggungjawab para pimpinan keluarga, karenanya Allah
mengatakan:
)6 :‫ريم‬TTTTTTTTTTTT‫ارًا (التح‬TTTTTTTTTTTTَ‫ ُك ْم َوأَ ْهلِي ُك ْم ن‬TTTTTTTTTTTT‫وا أَنفُ َس‬TTTTTTTTTTTTُ‫وا ق‬TTTTTTTTTTTTُ‫ا الَّ ِذينَ آ َمن‬TTTTTTTTTTTTَ‫ا أَيُّه‬TTTTTTTTTTTTَ‫ي‬
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka”.
‫ار ْك‬T ِ Tَ‫لِّ ْم َوب‬T‫ ِّل َو َس‬T‫ص‬ َ ‫ اَللَّهُ َّم‬.‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‬َ ‫ يَا أَيُّها َ الَّ ِذ ْينَ َءا َمنُوْ ا‬،‫ُصلُّوْ نَ َعلَى النَّبِ ِّي‬ َ ‫إِ َّن هللاَ َو َمالَئِ َكتَهُ ي‬
‫لَّ َم َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم‬T‫صلَّي هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس‬ َ َ‫ك‬ ‫ل‬ ْ‫ُو‬‫س‬
ِ َ ِ َ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫ح‬ ْ‫ص‬ َ ‫أ‬ ‫َا‬ ‫ن‬ ‫ت‬‫َا‬
ِ َ‫د‬ ‫ا‬‫س‬ ْ
‫َن‬ ‫ع‬ ‫ض‬ َ ْ‫ار‬ ‫و‬ ‫د‬ٍ ‫م‬ ‫ح‬
َ َّ َ ُ ِ َ ِ ‫م‬ ‫َا‬ ‫ن‬‫د‬ ِّ ‫ي‬‫س‬ ‫ل‬ ‫آ‬ ‫ى‬َ ‫ل‬‫ع‬َ ‫َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو‬
َّ
‫ اللهُ َّم‬.‫ت‬ َ َ ْ ْ َ
ِ ‫ َوا‬T‫ا ِء ِمنهُ ْم َواأل ْم‬TTَ‫ت األحْ ي‬ ْ ْ ْ
ِ ‫ت َوال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َوال ُم ْؤ ِمنَا‬ ْ ْ ْ َّ
ِ ‫ اللهُ َّم اغفِرْ لِل ُم ْسلِ ِم ْينَ َوال ُم ْسلِ َما‬.‫بِإِحْ َسا ٍن اِلَي يَوْ ِم ال ِّد ْي ِن‬
َ
‫ا‬TTَ‫ا آتِن‬TTَ‫ َربَّن‬.‫ اَللَّهُ َم أَصْ لِحْ أَحْ َوا َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوآ ِم ْنهُ ْم فِ ْي أَوْ طَانِ ِه ْم‬.‫ك ِمنَ ْال َخي ِْر ُكلِّ ِه َما َعلِ ْمنَا ِم ْنهُ َو َما لَ ْم نَ ْعلَ ْم‬ َ ُ‫إِنَّا نَسْأَل‬
‫ار‬ ِ ‫اب الن‬َّ َ ً ً
َ ‫ ذ‬TTTTTTTTTTTTTTTَ‫ا ع‬TTTTTTTTTTTTTTTَ‫نَة َوقِن‬TTTTTTTTTTTTTTT‫ َر ِة َح َس‬TTTTTTTTTTTTTTT‫نَة َوفِي اآل ِخ‬TTTTTTTTTTTTTTT‫دنيَا َح َس‬TTTTTTTTTTTTTTT‫فِي ال‬. ْ ُّ
‫ر َو ْالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم‬T ِ T‫آ ِء َو ْال ُمن َك‬T‫رْ بَى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ َش‬TTُ‫آئ ِذي ْالق‬Tَ ِ ‫ا ِن َوإِيت‬T‫ ْد ِل َو ْا ِإلحْ َس‬T‫أْ ُم ُر ُك ْم بِ ْال َع‬TTَ‫ إِ َّن هللاَ ي‬،ِ‫ا َد هللا‬Tَ‫ِعب‬
‫صالَ ِة‬ َّ ‫وأَقِ ِم ال‬.ُ
َ ‫ فَ ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َواسْأَلُوْ هُ ِم ْن فَضْ لِ ِه يُ ْع ِط ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أَ ْكبَر‬. َ‫!لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ ن‬
KEUTAMAAN HIJAB ATAU JILBAB

Sesungguhnya seorang wanita muslimah akan menemukan dalam hukum Islam


perhatian yang sangat tinggi terhadap dirinya, agar dapat menjaga kesuciannya,
menjadi wanita mulia dan memiliki kedudukan yang tinggi. Dan syarat-syarat
yang diwajibkan pada pakaian dan perhiasannya tidak lain adalah untuk
mencegah kerusakan yang timbul akibat tabarruj (berhias diri). Inipun bukan
untuk mengekang kebebasannya akan tetapi sebagai pelindung baginya agar
tidak tergelincir pada lumpur kehinaan atau menjadi sorotan mata.

Hijab Simbol Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya

Allah SWT telah mewajibkan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya berdasarkan
firman Allah SWT:
َ‫ْص هللا‬ ِ T‫رةُ ِم ْن أ ْم‬T
ِ ‫ر ِه ْم َو َم ْن يَع‬T َ Tَ‫الخي‬ ْ ‫ رًا‬T‫ولُهُ أ ْم‬T ‫ى هللاُ َو َر ُس‬T ‫ض‬
ِ ‫ونَ لهُ ُم‬TT‫أن يَ ُك‬ َ َ‫ ٍة إذاَ ق‬T َ‫ؤ ِم ٍن َوالَ ُم ْؤ ِمن‬T
ْ T‫انَ ل ُم‬TT‫ا َك‬TT‫َو َم‬
ً
‫ضالَال ُمبِينًا‬
َ ‫ض َّل‬ َ ‫َو َرسُولَهُ فَقَ ْد‬
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak pula bagi perempuan
yang mu’minah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan,
akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan
barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah
sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Q.S. Al-Ahzab: 36)

Allah SWT juga memerintahkan kaum wanita untuk menggunakan hijab


sebagaimana firman Allah SWT:
‫ظنَ فُرُو َجه َُّن َوالَ يُ ْب ِدينَ ِزينَتَه َُّن إالَّ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا‬ ْ َ‫ار ِه َّن َويَحْ ف‬
ِ ‫ص‬ ِ ‫َوقُلْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنَا‬
َ ‫ت يَ ْغضُضْ نَ ِم ْن أ ْب‬
“Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluan-nya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (Q.S
An-Nur: 31)
Allah SWT berfirman:
‫َوقَرْ نَ فِي بُيُوتِ ُك َّن َوالَ تَبَرَّجْ نَ تَبَرُّ َج ال َجا ِهلِيَّ ِة األُولَى‬
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah.” (Q.S. Al-Ahzab: 33)

Allah SWT berfirman:

ٍ ‫سأَلُوهُنَّ ِمنْ َو َرا ِء ِح َجا‬


} َّ‫ب َذلِ ُك ْم أ ْط َه ُر لِقُلُوبِ ُك ْم َوقُلُوبِ ِهن‬ ْ ‫سأ َ ْلتُ ُموهُنَّ َمتَاعًا فَا‬
َ ‫{ َوإ َذا‬

“Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka
mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan
hati mereka.” (Q.S. Al-Ahzab: 53)

Allah SWT berfirman:

} َّ‫سا ِء ال ُمؤْ ِمنِينَ يُ ْدنِينَ َعلَ ْي ِهنَّ ِمنْ َجالَبِيبِ ِهن‬


َ ِ‫اجكَ َوبَنَاتِكَ َون‬ ْ ‫{ يَا أيُّ َها النَّبِ ُّي قُ ْل‬
ِ ‫ألز َو‬

“Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-


istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)

Rasulullah SAW bersabda: “Wanita itu aurat” maksudnya adalah bahwa ia harus
menutupi tubuhnya.

Hijab itu ‘iffah

Allah SWT menjadikan kewajiban menggunakan hijab sebagai tanda ‘Iffah


(menahan diri dari maksiat).

Allah SWT berfirman:


“Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-
istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu
mereka tidak diganggu.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)
Itu karena mereka menutupi tubuh mereka untuk menghindari dan menahan diri
dari perbuatan jelek (dosa), “karena itu mereka tidak diganggu”. Maka orang-
orang fasik tidak akan mengganggu mereka. Dan pada firman Allah “karena itu
mereka tidak diganggu” sebagai isyarat bahwa mengetahui keindahan tubuh
wanita adalah suatu bentuk gangguan berupa fitnah dan kejahatan bagi mereka.

Hijab itu kesucian

Allah SWT berfirman:

“Apabila kamu meminta suatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka
mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan
hati mereka.” (Q.S. Al-Ahzab: 53)

Allah SWT menyifati hijab sebagai kesucian bagi hati orang-orang mu’min, laki-
laki maupun perempuan. Karena mata bila tidak melihat maka hatipun tidak
berhasrat. Pada saat seperti ini, maka hati yang tidak melihat akan lebih suci.
Ketiadaan fitnah pada saat itu lebih nampak, karena hijab itu menghancurkan
keinginan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya, Allah SWT
berfirman:
“Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang
yang ada penyakit dalam hatinya.” (Q.S. Al-Ahzab: 32)

Hijab itu pelindung

Rasulullah SAW bersabda:


“Sesungguhnya Allah itu Malu dan Melindungi serta Menyukai rasa malu dan
perlindungan”
Sabda beliau yang lain:
“Siapa saja di antara wanita yang melepaskan pakaiannya di selain rumahnya,
maka Allah Azza wa Jalla telah mengoyak perlindungan rumah itu dari padanya.”

Jadi balasannya setimpal dengan perbuatannya.


Hijab itu taqwa

“Hai anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian


untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa
itulah yang paling baik.” (Q.S. Al-A’raaf: 26)

· Hijab itu iman

Allah SWT tidak berfirman kecuali kepada wanita-wanita beriman: “Dan


katakanlah kepada wanita yang beriman.” (Q.S. An-Nur: 31). Allah SWT juga
berfirman: “Dan istri-istri orang beriman.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)

Dan ketika wanita-wanita dari Bani Tamim menemui Ummul Mu’minin, Aisyah
ra dengan pakaian tipis, beliau berkata: “Jika kalian wanita-wanita beriman, maka
(ketahuilah) bahwa ini bukanlah pakaian wanita-wanita beriman, dan jika kalian
bukan wanita beriman, maka silahkan nikmati pakaian itu.”

· Hijab itu haya’ (rasa malu)

Rasulullah SAW bersabda:


((‫ا ُء‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTTَ‫الحي‬ َ ْ
َ ‫ال ِم‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ق اإلس‬ ُ َّ ً ُ
َ TTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ َوإن خل‬، ‫ا‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ ِّل ِدي ٍن خلق‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫))إن لِ ُك‬
ُ ُ َّ
“Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa
malu.”
Sabda beliau yang lain:
“Malu itu adalah bagian dari iman dan iman itu di surga.”
Sabda Rasul yang lain:
(( ‫ ُر‬TTTTTTTTَ‫ َع اآلخ‬TTTTTTTTِ‫ ُدهُ َما رُ ف‬TTTTTTTT‫أح‬ ْ
َ ‫ َع‬TTTTTTTTِ‫إن ُرف‬TTTTTTTT َ‫ ف‬، ‫ا‬TTTTTTTTً‫ا َج ِميع‬TTTTTTTTَ‫انُ قُ ِرن‬TTTTTTTT‫ا ُء َواإلي َم‬TTTTTTTTَ‫))ال َحي‬
“Malu dan iman itu bergandengan bersama, bila salah satunya di angkat maka
yang lainpun akan terangkat.”

· Hijab itu ghirah (perasaan cemburu)

Hijab itu selaras dengan perasaan cemburu yang merupakan fitrah seorang laki-
laki sempurna yang tidak senang dengan pandangan-pandangan khianat yang
tertuju kepada istri dan anak wanitanya. Berapa banyak peperangan terjadi pada
masa Jahiliyah dan masa Islam akibat cemburu atas seorang wanita dan untuk
menjaga kehormatannya. Ali bin Abi Thalib ra berkata: “Telah sampai kepadaku
bahwa wanita-wanita kalian berdesak-desakan dengan laki-laki kafir orang ‘ajam
(non Arab) di pasar-pasar, tidakkah kalian merasa cemburu? Sesungguhnya tidak
ada kebaikan pada seseorang yang tidak memiliki perasaan cemburu.”
KEJELEKAN TABARRUJ
(berhias bukan untuk suaminya)

· Tabarruj adalah maksiat kepada Allah dan Rasul.

Barangsiapa yang maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya maka ia hanya akan
mencelakakan dirinya sendiri dan tidak akan mencelakakan Allah sedikitpun.
Rasulullah SAW bersabda:
َ َ‫ُول هللاِ َو َم ْن يَأْبَى ؟ ق‬
((‫ َو َم ْن‬، َ‫ َل ال َجنَّة‬Tَ‫ا َعنِي َدخ‬TTَ‫ َم ْن أط‬: ‫ال‬ َ ‫ يَا َرس‬: ‫ قَالُوا‬، ‫ُكلُّ أُ َّمتِي يَ ْد ُخلُونَ ال َجنَّةَ إالَّ َم ْن أبَى‬
‫ ْد أبَى‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTَ‫انِي فَق‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫َص‬
َ ‫))ع‬
“Semua umatku akan masuk surga kecuali orang yang menolak” Mereka
bertanya: “Ya Rasulullah! Siapakah orang yang menolak itu? Beliau menjawab:
“Siapa yang taat kepadaku akan masuk surga dan siapa yang maksiat kepadaku
maka ia telah menolak.”

· Tabarruj menyebabkan laknat dan dijauhkan dari rahmat Allah.

Rasulullah SAW bersabda:


ٌ ْ َّ َّ َ َّ ُ ْ ْ َ َ َّ َ ٌ
ِ ‫ َعلى ُرؤُو ِس ِهن كأ ْسنِ َم ِة البَخ‬، ‫َاريَات‬
((‫ات‬Tَ‫إنهُن َملعُون‬T‫وهُن ف‬T‫ اِل َعن‬، ‫ت‬ ٌ َ ُ
ِ ‫)) َسيَ ُكونُ فِي آ ِخ ِر أ َّمتِي نِ َسا ٌء ك‬
ِ ‫اسيَات ع‬
“Akan ada pada akhir umatku nanti wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang,
kepala mereka bagaikan punuk unta, laknatlah mereka karena mereka adalah
wanita-wanita yang pantas dilaknat.”

· Tabarruj adalah sifat penghuni neraka.

Rasulullah SAW bersabda:


ٌ َ‫ي‬T‫اس‬
((‫ات‬ ِ ‫ا ٌء َك‬T‫ َونِ َس‬، ‫اس‬َ َّ‫ا الن‬TTَ‫ ِربُونَ بِه‬T‫ض‬ْ َ‫ر ي‬T
ِ Tَ ‫ق‬َ ‫ب‬‫ال‬ ‫ب‬
ِ ‫ا‬T
T َ ‫ن‬ ْ
‫أذ‬ َ
‫ك‬ ٌ ‫اط‬َ ‫ي‬T ‫س‬
ِ ‫م‬
ْ ُ ‫ه‬‫ع‬َ ‫م‬
َ ‫م‬
ٌ T
ْ‫و‬T َ ‫ق‬ : ‫ا‬T
T‫م‬َ ُ ‫ه‬ ‫ر‬
َ َ ‫أ‬ ‫م‬
ْ َ ‫ل‬ ‫ار‬
ِ َّ ‫ن‬‫ال‬ ‫ل‬T
ِ Tْ
‫ه‬ ‫أ‬ ‫ ْنفَا ِن ِم ْن‬T‫ص‬
ِ
ٌ‫ات‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTَ‫َاري‬
ِ ‫ ع‬... ))
“Ada dua golongan penghuni neraka yang belum pernah saya lihat; kaum yang
membawa cemeti bagai ekor sapi yang digunakan memukul menusia dan wanita-
wanita yang berpakaian tapi telanjang...”

· Tabarruj penyebab hitam dan gelap di hari kiamat.

Diriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda:


((‫و َر لهَا‬TTTTTُ‫ ِة الَ ن‬TTTTT‫وْ َم القِيَا َم‬TTTTTَ‫ ٍة ي‬TTTTT‫ ِل ظُ ْل َم‬TTTTTَ‫ َك َمث‬، ‫ا‬TTTTTَ‫ر أ ْهلِه‬TTTTTْ
ِ ‫ي‬ َ
‫غ‬ ‫في‬ ‫ة‬
ِ TTTTTَ ‫ن‬‫ي‬‫ز‬ِّ ‫ال‬ ‫في‬ ‫ة‬
ِ TTTTTَ ‫ل‬ِ ‫ف‬ ‫َّا‬
‫ر‬ ‫ ُل ال‬TTTTTَ‫)) َمث‬
“Permisalan wanita yang berhias untuk selain suaminya, adalah bagaikan
kegelapan pada hari kiamat, tidak ada cahaya baginya.”

Maksudnya adalah wanita yang berlenggak-lenggok ketika berjalan dengan


menarik pakaiannya, akan datang pada hari kiamat dalam keadaan hitam dan
gelap, bagaikan berlenggak-lenggok dalam kegelapan. Dan hadits ini walaupun
lemah, tetapi artinya benar, karena kenikmatan dalam maksiat adalah siksaan,
wangi-wangian akan menjadi busuk dan cahaya menjadi kegelapan. Kebalikan
dari taat, bahwa bau mulut orang yang berpuasa dan darah orang yang mati syahid
lebih harum di sisi Allah dari bau minyak kesturi.
· Tabarruj adalah kemunafikan.

Rasulullah SAW bersabda:


ُ ُ ُ َّ َ ُ ُ ُ َ ‫َخ ْي ُر نِ َسائِ ُك ُم‬
((‫ ات ال ُمتَ َخيِّالَت َوه َُّن‬T‫ائِك ُم ال ُمتَبَ ِّر َج‬T‫رُّ نِ َس‬T‫ َو َش‬،َ‫ إذا اتقَ ْينَ هللا‬، ‫ة‬Tَ‫ ال ُم َواتِي‬، ‫ ال ُم َوا ِسيَة‬، ‫الودُو ُد ال َولو ُد‬
َ ‫ب األ ْع‬
‫ص ِم‬ ِ ‫ الَ يَ ْد ُخ ْلنَ ال َجنَّةَ إالَّ ِم ْث َل ال ُغ َرا‬، ‫ات‬
ُ َ‫))ال ُمنَافِق‬

“Sebaik-baik wanita kalian adalah yang memiliki kasih sayang, subur (banyak
anak), suka menghibur dan siap melayani, bila mereka bertakwa kepada Allah.
Dan sejelek-jelek wanita kalian adalah wanita pesolek dan penghayal mereka itu
adalah wanita-wanita munafik, mereka tidak akan masuk surga kecuali seperti
ghurab a’sham.”

Yang dimaksud ghurab a’sham adalah burung gagak yang memiliki cakar dan
kaki merah, pertanda minimnya wanita masuk surga, karena burung gagak yang
memiliki sifat seperti ini sangat jarang ditemukan.

· Tabarruj mengoyak tirai pelindung dan membuka aib.

Rasulullah SAW bersabda:


(( ‫ َّل‬TT‫ َّز َو َج‬TTَ‫ا َوبَ ْينَ هللاِ ع‬TTَ‫ا بَ ْينَه‬TT‫ ْت َر َم‬TT‫ت ِس‬
ْ ‫ ْد هَتَ َك‬TTَ‫ فَق‬،‫ا‬TTَ‫ت زَ وْ ِجه‬
ِ ‫ر بَ ْي‬TTْ
ِ ‫ي‬ َ
‫غ‬ ‫ي‬ِ ‫ف‬ ‫ا‬TTَ ‫ه‬َ ‫ب‬‫ا‬َ ‫ي‬ِ ‫ث‬ ْ
‫ت‬ ‫ع‬
َ TT‫ض‬
َ ‫و‬
َ ‫ة‬
ٍ َ ‫أ‬ َ TT‫ا ا ْم‬TT‫))أيَّ َم‬
‫ر‬
“Siapa saja di antara wanita yang menanggalkan pakaian-nya di selain rumah
suaminya, maka ia telah mengoyak tirai pelindung antara dirinya dan Allah Azza
wa Jalla.”

· Tabarruj adalah perbuatan keji.

Wanita itu adalah aurat, dan membuka aurat adalah keji dan dibenci. Allah SAW
berfirman:
} ‫ا ِء‬TTT‫أْ ُم ُر بِالفَحْ َش‬TTTَ‫إن هللاَ الَ ي‬
َّ ْ‫ل‬TTTُ‫ا ق‬TTTَ‫ا بِه‬TTTَ‫ا َوهللاُ أَ َم َرن‬TTTَ‫ا آبَا َءن‬TTTَ‫ ْدنَا َعلَ ْيه‬TTT‫الُوا َو َج‬TTTَ‫ةً ق‬TTT‫وا فَا ِح َش‬TTTُ‫{ َوإ َذا فَ َعل‬
“Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: “Kami
mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah
menyuruh kami mengerjakan-nya.” Katakanlah: “Sesungguhnya Allah tidak
menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.” (Q.S. Al-A’raf: 28)
Sebenarnya setanlah yang memerintahkan manusia melakukan perbuatan keji itu,
sebagaimana firman Allah:
} ‫ا ِء‬TTTTTTTTTTTTTTTTT‫أْ ُم ُر ُك ْم بِالفَحْ َش‬TTTTTTTTTTTTTTTTTَ‫ َر َوي‬TTTTTTTTTTTTTTTTT‫ ُد ُك ُم الفَ ْق‬TTTTTTTTTTTTTTTTT‫ ْيطَانُ يَ ِع‬TTTTTTTTTTTTTTTTT‫{ ال َّش‬
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh
kamu berbuat kejahatan (kikir).” (Q.S. Al-Baqorah: 268)

· Tabarruj adalah ajaran iblis.

Sesungguhnya kisah Adam dengan Iblis memberikan gambaran kepada kita


bagaimana musuh Allah, Iblis itu membuka peluang untuk melakukan perbuatan
dosa dan mengoyak tirai pelindung dan bahwa Tabarruj itulah tujuan asasi
baginya. Allah SWT berfirman:
َ َ‫ا لِب‬TT‫ع َع ْنهُ َم‬
} ‫وْ َءاتِ ِه َما‬T ‫ا َس‬TT‫هُ َما لِي ُِريَهُ َم‬T ‫اس‬ ُ ‫ز‬T
ِ Tْ
‫ن‬ َ ‫ي‬ ‫ة‬
ِ َّ ‫ن‬‫ج‬َ ‫ال‬ َ‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫م‬
ْ ُ
‫ك‬ ْ
‫ي‬ ‫و‬
َ T َ ‫ب‬َ ‫أ‬ ‫ج‬
َ ‫ر‬َ T ْ
‫أخ‬ ‫ا‬T
T‫م‬َ َ
‫ك‬ ُ‫ان‬َ ‫ط‬ ْ
‫ي‬ T َّ
‫الش‬ ‫م‬
ُ ُ
‫ك‬ َّ ‫ن‬َ ‫ن‬ِ ‫ت‬‫ف‬ْ َ ‫ي‬ َ ‫ال‬ ‫ا بَنِي آ َد َم‬TTَ‫{ ي‬
“Hai anak Adam! Janganlah kamu sekali-kali dapat ditipu oleh setan sebagaimana
ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari
keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya.” (Q.S.
Al-A’raf: 27)
Jadi iblislah yang mengajak kepada Tabarruj dan buka-bukaan. Dialah pemimpin
utama bagi para pencetus apa yang dikenal dengan Tahrirul Mar’ah (pembebasan
wanita).

· Tabarruj adalah jalan hidup orang-orang Yahudi.

Orang-orang Yahudi memiliki peran yang sangat besar dalam menghancurkan


umat ini melalui wanita, dan kaum wanita sejak dulu memiliki pengalaman di
bidang ini, di mana Rasulullah SAW bersabda:
ْ ‫ان‬TTTTTT‫ َرائِي َل َك‬TTTTTT‫إس‬
((‫ا ِء‬TTTTTT‫َت في النِّ َس‬ ْ ‫ ِة بَنِي‬TTTTTTَ‫إن أ َّو َل فِ ْتن‬TTTTTT
َّ َ‫ ف‬، ‫ا َء‬TTTTTT‫وا النِّ َس‬TTTTTTُ‫ ُّد ْنيَا َواتَّق‬TTTTTT‫اتَّقُوا ال‬TTTTTTَ‫))ف‬
“Takutlah pada dunia dan takutlah pada wanita karena fitnah pertama pada Bani
Israel adalah pada wanita.”

· Tabarruj adalah Jahiliyah busuk.

Allah SWT berfirman:


} ‫الجا ِهلِيَّ ِة األُولَى‬
َ َ‫ج‬ ُّ‫ر‬TTTTTTTTTTTTTTTTT ‫ب‬َ
َ َ‫ن‬‫ت‬ ْ‫َّج‬‫ر‬ TTTTTTTTTTTTTTTTT ‫ب‬َ
َ َ ‫ت‬ َ ‫ال‬‫و‬ ‫ن‬َّ ُ
‫ك‬ ِ ‫ت‬‫و‬TTTTTTTTTTTTTTTTTُ ‫ي‬ُ ‫ب‬ ‫ي‬ ‫ف‬
ِ َ‫ن‬ ْ‫ر‬TTTTTTTTTTTTTTTTTَ‫{ َوق‬
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah.” (Q.S. Al-Ahzab: 33)
Nabi SAW telah menyifati ajakan Jahiliyah sebagai ajakan busuk dan kotor. Jadi
ajakan Jahiliyah adalah saudara kandung Tabarruj Jahiliyah. Rasulullah SAW
bersabda:
((‫ َد ِمي‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTَ‫ع تَحْ تَ ق‬ ٌ ‫و‬TTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ض‬ُ ْ‫ر ال َجا ِهلِيَّ ِة َمو‬TTTTTTTTTTTTTTTTTT
ِ ‫ ْي ٍء ِم ْن أ ْم‬TTTTTTTTTTTTTTTTTT‫لُّ َش‬TTTTTTTTTTTTTTTTTT‫)) ُك‬
“Semua yang merupakan perkara Jahiliyah tersimpan di bawah telapak kakiku.”
Baik itu bernama Tabarruj Jahiliyah, ajakan Jahiliyah ataupun kesombongan
Jahiliyah.

· Tabarruj adalah keterbelakangan.

Buka-bukaan dan telanjang adalah fitrah hewan ternak, tidak seorangpun yang
condong kepadanya kecuali dia akan terperosok jatuh ke derajat yang paling
rendah dari pada derajat manusia yang telah dimuliakan Allah. Dari sini
nampaklah bahwa Tabarruj adalah tanda kerusakan fitrah, ketiadaan ghirah dan
mati rasa:

Anda mengangkat baju hingga lutut


Demi Tuhanmu, sungai apa yang akan anda seberangi
Baju itu bagaikan naungan di waktu pagi
Yang semakin pendek, waktu demi waktu
Anda mengira bahwa laki-laki itu tidak memiliki perasaan
Padahal anda sendiri yang mungkin tidak punya perasaan

· Tabarruj adalah pintu adzab yang merata.

Seseorang yang memperhatikan nash-nash syare’at dan sejarah (Islam) akan


meyakini adanya kerusakan yang ditimbulkan oleh Tabarruj dan bahayanya atas
agama dan dunia, apalagi bila diperparah dengan Ikhtilath (percampurbauran
antara laki-laki dan wanita).

Akibat dan bahaya Tabarruj

Wanita-wanita yang melakukan Tabarruj berlomba-lomba menggunakan


perhiasan yang diharamkan untuk menarik perhatian kepadanya. Sesuatu yang
justru akan merusak akhlak dan harta serta menjadikan wanita sebagai barang hina
yang diperjualbelikan, dan di antara bahayanya adalah:
1. Rusaknya akhlak kaum lelaki khususnya para pemuda yang terdorong
melakukan zina yang diharamkan ini.
2. Memperdagangkan wanita sebagai sarana promosi atau untuk meningkatkan
usaha perdagangan dan sebagainya.
3. Mencelakan diri wanita sendiri, karena Tabarruj itu menunjukkan niat jelek dari
apa yang ia suguhkan untuk menggoda orang-orang jahat dan bodoh.
4. Tersebarnya penyakit, seperti sabda Rasulullah SAW:
ْ ‫ع الَّتِي لَ ْم تَ ُك ْن فِي‬
(( ‫الَفِ ِه ُم‬T‫أس‬ ُ ‫ ا‬T‫ا فِي ِه ُم الطَّاعُونُ َواألوْ َج‬T‫ا إالَّ فَ َش‬TTَ‫وا بِه‬TTُ‫ط َحتَّى يُ ْعلِن‬T ُّ Tَ‫َظهَ ِر الفَا ِح َشةُ فِي قَوْ ٍم ق‬ ْ ‫لَ ْم ت‬
‫وْ ا‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ض‬ َ ‫)) الَّ ِذينَ َم‬
“Tidaklah suatu perbuatan zina itu nampak pada suatu kaum hingga mereka
mengumumkannya kecuali akan tersebar di antara mereka penyakit menular dan
penyakit-penyakit lain yang belum pernah ada pada orang-orang dulu.”
5. Mempermudah mata melakukan maksiat, Rasulullah SAW bersabda: “Kedua
mata zinanya adalah melihat.” Serta menyulitkan ketaatan ghadhul bashar
(menundukkan pandangan) yang merupakan sesuatu yang lebih berbahaya dari
ledakan bom atom dan gempa bumi. Allah SWT berfirman: “Dan jika Kami
hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang
yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan
kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya
perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu dengan
sehancur-hancurnya.” (Q.S. Al-Isra’: 16)
Dalam hadits juga disebutkan:
((‫ب‬ ٍ ‫ َذا‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫أن يَ ُع َّمهُ ُم هللاُ بِ َع‬
ْ ‫ك‬َ TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ َر فَلَ ْم يُ َغيِّرُوهُ أوْ َش‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫اس إ َذا َرأَوْ ا ال ُم ْن َك‬
َ َّ‫))إن الن‬
َّ
“Sesungguhnya manusia bila melihat kemungkaran dan tidak merubahnya,
dikhawatirkan Allah akan menimpakan mereka adzab.”

Wahai ukhti muslimah! Tidakkah anda memperhatikan hadits nabi SAW:


“Buanglah duri dari jalan kaum muslimin.” Dan bila membuang duri dari jalan
termasuk cabang iman, maka duri manakah yang lebih berat, batu di jalan atau
fitnah yang merusak hati, menerbangkan akal dan menyebarkan kekejian di antara
orang-orang mu’min.

Sesungguhnya tidaklah seorang lelaki muslim terkena fitnah pada hari ini karena
anda yang telah memalingkannya dari mengingat Allah dan menghalanginya dari
jalan yang lurus -padahal anda sanggup mencegahnya dari fitnah itu- kecuali di
hari esok nanti Allah akan menghukum anda dengan adzab yang sangat pedih.

Segeralah taat kepada Allah, tinggalkan kritikan dan ejekan manusia, karena
perhitungan Allah kelak sangat ketat.
Beberapa syarat hijab yang harus terpenuhi:
1. Menutupi seluruh anggota tubuh wanita -berdasarkan pendapat yang paling
rojih.
2. Hijab itu sendiri pada dasarnya bukan perhiasan.
3. Tebal dan tidak tipis atau trasparant.
4. Longgar dan tidak sempit atau ketat.
5. Tidak memakai wangi-wangian.
6. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir.
7. Tidak menyerupai pakaian laki-laki.
8. Tidak bermaksud memamerkannya kepada orang-orang.

Jangan berhias terlalu berlebihan

Bila anda memperhatikan syarat-syarat tersebut di atas akan nampak bagi anda
bahwa banyak di antara wanita-wanita sekarang ini yang menamakan diri sebagai
wanita berjilbab, padahal pada hakekatnya mereka belum berjilbab. Mereka tidak
menamakan jilbab dengan nama yang sebenarnya. Mereka menamakan Tabarruj
sebagai hijab dan menamakan maksiat sebagai ketaatan.

Musuh-musuh kebangkitan Islam berusaha dengan sekuat tenaga menggelincirkan


wanita itu, lalu Allah menggagalkan tipu daya mereka dan meneguhkan orang-
orang Mu’min di atas ketaatan kepada Tuhannya. Mereka memanfaatkan wanita
itu dengan cara-cara kotor untuk memalingkannya dari jalan Tuhan dengan
memproduksi jilbab dalam berbagai bentuk dan menamakannya sebagai “jalan
tengah” yang dengan itu ia akan mendapatkan ridha Tuhannya -sebagaimana
pengakuan mereka- dan pada saat yang sama ia dapat beradaptasi dengan
lingkungannya dan tetap menjaga kecantikannya.

Kami Dengar lalu Kami Ta'ati (sami'na wa atha'na)

Seorang muslim yang jujur akan menerima perintah Tuhannya dan segera
menerjemahkannya dalam amal nyata, karena cinta dan perhomatannya terhadap
Islam, bangga dengan syariat-Nya, mendengar dan taat kepada sunnah nabi-Nya
dan tidak peduli dengan keadaan orang-orang sesat yang berpaling dari kenyataan
yang sebenarnya, serta lalai akan tempat kembali yang ia nantikan.
Allah menafikan keimanan orang yang berpaling dari ketaatan kepada-Nya dan
kepada rasul-Nya:
َ Tِ‫ا أُولَئ‬TT‫ك َو َم‬
} ‫) َوإ َذا‬47( َ‫ال ُم ْؤ ِمنِين‬TTِ‫ك ب‬ ٌ T‫ َولَّى فَرْ ي‬Tَ‫َويَقُولُونَ آ َمنَّا بِاهللِ َوبِال َّرسُو ِل َوأَطَ ْعنَا ثُ َّم يَت‬
َ Tِ‫ ِد َذل‬T‫ق ِم ْنهُ ْم ِم ْن بَ ْع‬
)48( َ‫ْرضُون‬ ِ ‫ق ِم ْنهُ ْم ُمع‬ٌ ‫{ ُدعُوا إلَى هللاِ َو َرسُولِ ِه لِيَحْ ُك َم بَ ْينَهُ ْم إ َذا فَ ِري‬

“Dan mereka berkata: “Kami telah beriman kepada Allah dan rasul, dan kami
menaati (keduanya).” Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu,
sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. Dan apabila mereka
dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, agar rasul menghukum (mengadili) di
antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang.” (Q.S. An-
Nur: 47-48)

Firman Allah yang lain:


َ ِ‫أن يَقُولُوا َس ِم ْعنَا َوأطَ ْعنَا َوأُولَئ‬
} َ‫ك هُ ُم ال ُم ْفلِحُون‬ ْ ‫إنَّ َما كاَنَ قَوْ َل ال ُم ْؤ ِمنِينَ إ َذا ُدعُوا إلَى هللاِ َو َرسُولِ ِه لِيَحْ ُك َم بَ ْينَهُ ْم‬
)52( َ‫ك هُ ُم الفَائِ ُزون‬ َ ِ‫ش هللاَ َويَتَّقِ ِه فَأُولَئ‬
َ ‫) َو َم ْن يُ ِط ِع هللاَ َو َرسُولَهُ َويَ ْخ‬51( {

“Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada


Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah
ucapan: “Kami mendengar dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung.” Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut
kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang
mendapatkan kemenangan.” (Q.S. An-Nur: 51-52)

Dari Shofiyah binti Syaibah berkata: “Ketika kami bersama Aisyah ra, beliau
berkata: “Saya teringat akan wanita-wanita Quraisy dan keutamaan mereka.”
Aisyah berkata: “Sesungguhnya wanita-wanita Quraisy memiliki keutamaan, dan
demi Allah, saya tidak melihat wanita yang lebih percaya kepada kitab Allah dan
lebih meyakini ayat-ayat-Nya melebihi wanita-wanita Anshor. Ketika turun
kepada mereka ayat: “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke
dadanya.” (Q.S. An-Nur: 31) Maka para suami segera mendatangi istri-istri
mereka dan membacakan apa yang diturunkan Allah kepada mereka. Mereka
membacakan ayat itu kepada istri, anak wanita, saudara wanita dan kaum
kerabatnya. Dan tidak seorangpun di antara wanita itu kecuali segera berdiri
mengambil kain gorden (tirai) dan menutupi kepala dan wajahnya, karena percaya
dan iman kepada apa yang diturunkan Allah dalam kitab-Nya. Sehingga mereka
(berjalan) di belakang Rasulullah SAW dengan kain penutup seakan-akan di atas
kepalanya terdapat burung gagak.”

WASSALAMU’ALAIKUM WR.WB
Ceramah Peringatan Isra dan Mi'raj (1)

ISRA DAN MI’RAJ


(untuk ceramah di masyarakat)
Oleh: Marhadi Muhayar, Lc., M.A.

A. Mukaddimah (prolog)

ْ ‫س َرى بِ َع ْب ِد ِه لَ ْيال ِمنَ ا ْل َم‬


‫س ِج ِد‬ ْ َ‫ الحم د هلل الَّ ِذي أ‬.‫ السالم عليكم ورحمة هللا وبركات ه‬.‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
‫ الحم د‬.)1 :‫صي ُر (اإلسراء‬ ِ َ‫س ِمي ُع ا ْلب‬ َ ‫س ِج ِد األ ْق‬
َّ ‫صى الَّ ِذي بَا َر ْكنَا َح ْولَهُ لِنُ ِريَهُ ِمنْ آيَاتِنَا إِنَّه ُه َو ال‬ ْ ‫ا ْل َح َر ِام إِلَى ا ْل َم‬
‫ والص الة والس الم على من نظ ر الى‬.‫هلل الملك الوهاب الجبار التواب الذى جع ل الص الة مفتاح ا لك ل ب اب‬
‫ أش هد أن ال ال ه إال‬.‫جماله بال ستر وال حجاب وعلى جميع اآلل واألصحاب وكل وارث لهم الى ي وم الم آب‬
‫ أما بعد‬.‫هللا وأشهد أن محمدا عبده ورسوله ال نبى بعده‬.

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah Swt…


Bapak-bapak, Ibu-ibu yang saya hormati.
Remaja-remaji yang saya cintai.
Ade-ade sekalian yang saya kasihi.
Dan rekan-rekan yang saya banggakan.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun pun berlalu. Tidak terasa
peringatan demi peringatan Isra miraj, sering kita laksanakan setiap tahun.
Walaupun peristiwa yang sangat bersejarah ini telah berulang kali kita peringati,
namun hal ini tidak pernah membosankan kita sebagai seorang mukmin. Karena
dengan adanya peringatan Isra mi’raj ini, sangat banyak manfaat yang akan kita
dapatkan, baik itu berupa pelajaran, hikmah bagi kita, maupun sebagai siraman
rohani dan pemantapan iman di dalam dada-dada kita.

Mengapa saya katakan sebagai siraman rohani dan pemantapan iman? Karena Isra
dan Mi’raj merupakan peristiwa maha ghaib yang menuntut umat manusia, bukan
hanya umat Islam, untuk mengimaninya.

Sebagaimana kita tau, Isra dan mi’raj merupakan fenomena ilahiyah (atau sebuah
kenyataan yang sengaja tuhan ciptakan) yang telah muncul sejak masa awal
kelahiran Islam itu sendiri, di tengah masyarakat yang memiliki gaya berpikir
sangat primitif dan sederhana, belum mampu menemukan discovery atau
penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern sepeti zaman sekarang ini.
Sehingga sangat sulit bagi seseorang di zaman itu untuk percaya terhadap
peristiwa Isra dan mi’raj ini. Oleh karenanya, bukan sesuatu yang aneh, jika tidak
sedikit orang-orang yang telah memeluk Islam, akhirnya kembali menjadi kafir,
karena peristiwa yang mereka anggap tidak masuk akal ini.

Isra dan mi’raj adalah mu’jizat ilahiyah yang memang tidak mesti terjangkau oleh
akal manusia. Akal manusia sangatlah terbatas untuk bisa menelusuri eksistensi
Isra dan miraj itu sendiri, karena Isra dan miraj adalah termasuk urusan ghaib
yang tidak bisa dicapai oleh sesuatu yang bersifat inderawi (Al hawas). Dalam hal
inderawi ini akal hanya diperintahkan untuk meyakini dan tunduk kepada apa saja
yang difirmankan oleh Allah swt, dan disabdakan oleh nabi Muhammad saw.

Di sinilah kita bisa membuktikan kelemahan akal manusia. Dari mana kita coba
buktikan? Contoh..., kalau kita berandai untuk membawa akal kita kembali ke
zaman dahulu, ke zaman dimana belum ditemukan saintis, tekhnologi, dan
ilmu-ilmu pengetahuan modern seperti zaman sekarang ini. Di zaman kolot yang
kalo kata anak sekarang, “zaman kuda masih gigit besi”.

Kalau pada waktu itu ada orang yang bercerita tentang radio, televisi, komputer,
internet. Adanya listrik yang sekali sentuh bisa terang, sekali sentuh bisa gelap
dengan seketika. Pastilah ia dibilang tukang sihir. Kemudian bercerita pula
tentang seseorang yang mampu menjelajah angkasa raya, bahkan sampai
mendarat di bulan dan sebagainya. Maka dapat kita bayangkan apa yang akan
terjadi terhadap seseorang yang bercerita seperti ini. Tidak pelak lagi, dia pasti
akan dituduh sebagai seorang pengkhayal, seorang yang aneh, bahkan dianggap
gila. Hal-hal semacam ini, meskipun masih termasuk ke dalam ruang lingkup
alam dunia yang bersifat inderawi, tapi kita teramat yakin, pada saat itu akal
manusia tidak akan mampu menerimanya. Apalagi dengan hal-hal yang berbau
alam ghaib? Tentunya akal lebih sulit untuk menganalogikan dan menerimanya,
kecuali hanya dengan satu hal, “iman!”, bagi orang-orang yang hatinya bersih.

Hal inilah yang dialami oleh baginda Rasulullah Saw ketika menyampaikan
peristiwa ini, secara spontan orang-orang Qurays mengatakan bahwa beliau
adalah seorang pembohong, pengkhayal dan bahkan dituduh sebagai seorang yang
telah gila, Sehingga tidak sedikit orang-orang yang masih tipis imannya menjadi
murtad kembali dari agama Islam.

Pada zaman kita sekarang, tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita, bila
seseorang mampu mendeteksi kondisi luar angkasa hanya melalui sebuah layar
komputer, yang sama sekali tidak mempunyai sambungan kabel ke luar angkasa
sana. Betapa banyak ilmu-ilmu baru yang masih akan ditemukan oleh manusia di
masa mendatang, yang mungkin pada saat ini masih kita anggap sebagai sesuatu
yang mustahil. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt yang mengatakan:

.‫هيد‬TT‫يء ش‬TT‫ل ش‬TT‫ه علي ك‬TT‫ك أن‬TT‫ف برب‬TT‫ أو لم يك‬،‫ق‬TT‫ه الح‬TT‫ لهم أن‬T‫بين‬TT‫سنزيهم آيتنا في اآلفاق وفي أنفسهم حتي يت‬
)53 :‫لت‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫(فص‬
"Akan Kami perlihatkan kepada mereka tanda- tanda (kekuasaan) Kami di
segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri. Sehingga jelas bagi mereka, bahwa
AI-Qur'an itu adalah benar. Apakah Tuhanmu tidak cukup bagi kamu bahwa
sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu”. (QS. 41:53).

B. Beberapa Peristiwa Penting Menjelang Isra` dan Mi’raj


Sebagian ulama berpendapat, bahwa tujuan Isra dan mi'rai adalah merupakan
hiburan untuk mengangkat hati Rasulullah Saw yang sebelumnya telah
mengalami berbagai cobaan dan ujian dalam mengemban dakwah Islam.
Setidaknya ada tiga cobaan besar yang pernah dialami Rasulullah Saw sebelum
peristiwa Isra' dan Mi'raj ini, yaitu: pengasingan sosial yang dilakukan kaum
Qurays terhadap Bani Abdul Muthalib dan Bani Hasyim, Wafatnya dua orang
yang sangat dicintai Rasulullah Saw dan yang selama itu senantiasa menjadi
penopang dakwah nabi, yaitu pamannya Abu Thalib dan Istrinya Khadijah binti
Khuwailid yang senantiasa setia mendampingi Rasulullah dalam pahit getirnya
mengemban risalah dakwah. Sehingga tahun terjadinya cobaan ini sering
diistilahkan dengan tahun kesedihan (Âm al Huzni), dan soal penolakan
masyarakat Thaif terhadap dakwah Islam yang dibawa oleh Rasulullah Saw.
Bukan hanya sekedar penolakan, bahkan lebih dari itu, dimana Rasulullah Saw
dilempari dengan batu sehingga mengakibatkan kaki beliau bersimbah darah.
Selanjutnya akan kita uraikan tiga cobaan itu secara lebih terperinci.

1. Pengasingan
Pada tahun ketujuh sejak kenabian Muhammad saw, seluruh kabilah musyrikin
Qurays berkumpul dan sepakat untuk memboikot Bani Abdul Muthalib dan Bani
Hasyim dari kegiatan sosial. Bentuk kesepakatan blokade ini adalah: larangan
berhubungan jual beli, dan berbicara dengan mereka. Menurut kesepakatan,
pengasingan ini hanya bisa dicabut apabila Bani Abdul Muthalib dan Bani
Hasyim menyerahkan Muhammad ke tangan mereka untuk dibunuh. Dokumen
kesepakatan pengasingan ini ditempelkan pada dinding dalam Ka'bah agar tidak
bisa dilihat dan dicabut oleh siapapun.

Dengan ini berarti Qurays telah mengumumkan mulai berlakunya resolusi


pengasingan sosial terhadap nabi Muhammad Saw dan para pengikutnya, dan
yang telah memeluk ajaran Islam secara khusus, juga terhadap Bani Abdul
Muthallib dan Bani Hasyim secara umum walaupun belum masuk agama Islam.
Mereka dihimpun disebuah lembah kering yang jauh dari sumber makanan, yang
disebut sebagai lembah Abu Thalib. Pengasingan yang tidak berperikemanusiaan
ini berjalan selama tiga tahun lebih. Dalam jangka waktu sepanjang itu, Bani
Abdul Muthallib dan Bani Hasyim tidak diperkenankan menjual atau membeli
barang apapun di pasar. Sehingga rintihan kelaparan dan tangisan kehausan, selalu
terdengar dari kaum tertindas ini. Tidak sedikit diantara mereka yang mengikatkan
batu pada perut sekedar untuk menahan rasa lapar yang mereka derita, tidak
sedikit diantara mereka yang makan dedaunan untuk sekedar menyumpal perut
kosong. Sementara Abu Jahal dan para pengikutnya selalu awas dan waspada
terhadap siapa saja yang berani melanggar ketentuan resolusi yang telah
disepakati bersama ini. Abu Jahal tidak pernah merasa tersentuh mendengar
tangisan bayi dan rintihan orang tua yang sedang menderita kelaparan. Yang
terpenting bagi Abu Jahal hanyalah, bagaimana Bani Abdul Muthallib dan Bani
Hasyim bersedia menyerahkan nabi Muhammad untuk dibunuh atau mau berhenti
dari kegiatan dakwah yang diembannya.

Pada tahun kesepuluh dari kenabian, atas kebesaran Allah Swt, Rasulullah
bermimpi, bahwa dokumen kesepakatan yang terdapat di dalam ka'bah itu telah
terhapus dimakan rayap, kecuali sedikit tulisan nama Allah yang masih tersisa di
dokumen terlaknat itu. Mimpi ini beliau ceritakan kepada pamannya Abu Thalib,
Abu Thalib pun mempercayainya. Akhirnya Abu Thalib mendatangi kumpulan
kafir Qurays dan menceritakan apa yang telah ia dengar dari keponakannya.
Selanjutnya ia mengatakan: "Allahlah yang telah menghancurkan dokumen kalian
yang biadab dan terlaknat itu. Jika benar apa yang dikatakan oleh keponakanku,
maka kalian harus menghentikan pengucilan dan pengasingan yang tak
berperikemanusiaan ini, dan jika ia berbohong maka akan aku serahkan ia kepada
kalian untuk dibunuh".

Kafir Qurays menerima syarat yang diajukan oleh Abu Thatib itu dengan senang,
dan mereka merasa bahwa kemenangan segera akan mereka peroleh. Karena
mereka sangat yakin, bahwa apa yang dikatakan Muharnmad adalah tidak benar
dan mustahil terjadi, sebab dokumen yang dicap dengan tiga stempel itu selalu
berada dalam perut ka'bah dan belum pernah dilihat dan disentuh manusia.
Mereka bersama-sama pergi ke ka'bah untuk membuktikan siapa yang akan
menang. Sesampai mereka di sana, ternyata yang mereka temui sesuai dengan apa
yang dikatakan oleh Rasulullah Saw. Akhirnya, dengan perasaan marah mereka
terpaksa menghapus kesepakatan pengasingan itu. Bani Abdul Muthalib dan Bani
Hasyim diperbolehkan kembali ke rumah mereka masing-masing dan bergaul
seperti sedia kala.

2. Tahun Kesedihan (‘Âm AI Huzni)


Belum lama Rasulullah merasakan kebebasan dari cobaan pedih berupa
pengasingan sosial, yang dilakukan oleh kafir Qurays, cobaan baru yang tak kalah
pedihnya pun menimpa. Yaitu wafatnya Abu Thalib, sang paman dan sekaligus
sebagai wali bagi baginda Rasul yang ditinggal ayahnya, Abdullah, semenjak
beliau berada dalam kandungan ibunya. Abu Thaliblah yang bertanggung jawab
atas keselamatan Rasulullah dan selalu melindungi dan menjaganya dari usaha
pembunuhan kafir Qurays. Selang beberapa hari setelah wafatnya Abu Thalib,
menyusul lagi cobaan yang sangat sulit ditanggung Rasululah, yaitu wafatnya
sang istri tercinta Khadijah binti Khuwailid. Maka komplitlah sudah kesedihan
yang dialami oleh Rasulullah. Beliau kehilangan penolong dakwah dengan
kematian Abu Thalib, dan kehilangan pendamping setia dengan kematian
Khadijah binti Khuwailid. Di masa hidupnya, Abu Thalib boleh dikatakan sebagai
perisai bagi keberhasilan dakwah Rasulullah. Beliau selalu tampil sebagai
pembela tatkala Rasulullah menghadapi ancaman pembunuhan dan penyiksaan
dari kafir Qurays. Sementara Khadijah selalu menjadi penyejuk hati dikala
gundah, dan menjadi penghibur dikala mendapat kesulitan.

Dengan kepergian Abu Thalib dan Khadijah, berarti Rasulullah telah ditimpa oleh
dua musibah besar, yaitu kehilangan penolong dan kehilangan orang sebagai
tempat bercerita dan berbagi duka. Pada masa inilah kesedihan yang dialami
Rasulullah sampai pada puncaknya. Sehingga tahun ini dikenal sebagai tahun
kesedihan (Âm al Huzni).
Memang sebuah kenyataan bahwa kematian Abu Thalib adalah musibah besar
dalam kehidupan Rasulullah, karena setelah kepergian beliau, kafir Qurays
semakin leluasa menyiksa dan merealisasikan usaha pembunuhan terhadap
baginda Rasul, yang tidak pernah bisa mereka lakukan ketika Abu Thalib masih
hidup.

Demikian juga halnya dengan kepergian Khadijah, merupakan musibah yang


besar dalam kehidupan dakwah Rasulullah saw. Perasaan sedih meliputi beliau,
tatkala berada di luar rumah tak didapati lagi Abu Thalib sebagai penjaga dari
kejahatan kafir Qurays, dan pulang kerumah hanya menemui sebuah kekosongan,
tidak ditemui lagi sang istri yang selalu mengucapkan kata sabar dan selalu
mendorong untuk tetap bersemangat malanjutkan perjuangan dakwah. Dimana
sekarang hati yang sangat besar itu? Yang bisa menjadi tempat mengadu tatkala
butuh pengaduan, yang bisa menyejukkan perasaan dikala kepanasan. Dimanakah
akal yang cerdas itu? Yang bisa memberikan solusi dalam berbagai kesulitan,
yang selalu membantu dalam menyelesaikan setiap problem yang dihadapi.
Dimana jiwa yang wilas asih itu? Yang selalu bersedia menanggung penderitaan
dan beban berat dalam memperjuangkan kebenaran. Dimana Khadijah sang istri
yang setia? Yang menyatakan iman tatkala orang-orang mengingkarinya, yang
membenarkan tatkala orang-orang mendustakannya. Dimana sang dermawan itu?
Yang menginfakkan hartanya untuk kepentingan agama Allah. Dimana suasana
kemesraan itu? Yang selalu diliputi rasa cinta dan kasih sayang, yang selalu
mendorong untuk tetap berjuang dengan tegar dan kekuatan. Semuanya telah
pergi, seiring dengan kepergian Khadijah menemui Tuhannya. Alangkah
mengharukannya, ketika Khadijah sakit ia melihat Rasulullah dalam keadaan
sedih, karena membayangkan bagaimana Khadijah yang dulunya hidup mewah
dan kaya raya, sekarang terbaring sakit dengan tidak memiliki apa-apa. Namun
apa yang terucap dari mulut wanita yang ikhlas ini? "Wahai Rasulullah, janganlah
engkau bersedih, kalaupun ada jalan yang terputus untuk keberhasilan dakwah ini,
dan tidak ada papan sebagai jembatannya, saya bersedia menyerahkan tubuh ini
sebagai penggantinya!". Siapakah kiranya yang tidak akan bersedih ditinggal
seorang istri mulia seperti ini? Rasulullah sebagai manusia biasa (Basyar), juga
tidak luput dari perasaan sedih bila ditimpa musibah yang amat besar seperti ini.

Penulis buku "Sîrah Nabawiyyah wa Atsar Muhammadiyyah" mengatakan:


"Setelah Abu Thalib meninggal, permusuhan kafir Qurays semakin menjadi-jadi
terhadap Rasulullah. Berbagai penyiksaan diarahkan kepadanya tanpa ada lagi
yang membela. Pada suatu hari Rasulullah pulang ke rumahnya dengan kepala
penuh dikotori tanah bekas Iemparan kafir Qurays, sehingga salah seorang
putrinya membersihkan kepala yang mulia itu sambil menangis. Rasulullah
berkata: "Wahai anakku, janganlah engkau menangis! Karena Allahlah yang akan
melindungi bapakmu ini". Sehingga akhirnya Rasulullah mengatakan: "Belum
pernah Kafir Qurays melakukan hal seperti ini kepadaku, hingga wafatnya Abu
Thalib".
3. Berdakwah ke Thaif
Dengan diliputi kesedihan yang tiada taranya di kota Mekah, Rasululah tidak
pernah merasa putus asa menyebarkan dakwahnya. Setelah lebih kurang sepuluh
tahun berdakwah di Mekah, namun tidak mendapat hasil positif dari kaumnya,
beliau berfikir untuk berdakwah di luar Mekah. Tempat yang terpikir oleh beliau
adalah daerah Thaif, daerah dimana sewaktu Rasulullah masih bayi pemah disusui
oleh Halimatus Sa'diyah. Beliau berharap kalau masyarakat Thaif mau menerima
dakwahnya, sehingga bisa menjadi basis bagi perjuangan dakwah untuk
masa-masa mendatang.

Namun antara apa yang dibayangkan dengan realita yang beliau temui ternyata
sangat bertolak belakang. Dengan rasa kebencian peminpin Thaif menolak
dakwah Rasulullah, seraya mengatakan: "Keluarlah engkau dari negeri kami ini,
cari tempat lain yang engkau sukai. Kami sangat takut akan terjadi kekacauan di
tengah masyarakat dan kerusakan terhadap agama mereka".

Sebagaimana masyarakat Thaif tidak ramah menyambut kedatangan Rasulullah,


begitu pula halnya Rasulullah keluar dari Thaif dengan pengusiran dan kekerasan.
Pemimpin Thaif mengerahkan masyarakatnya yang bodoh-bodoh beserta anak-
anaknya untuk mengusir Rasulullah dengan lemparan batu. Sehingga kedua kaki
Rasulullah penuh luka, berlumuran darah.

Rasulullah hanya mampu menadahkan tangannya kepada Allah ketika


meninggalkan Thaif, beliau adukan semua kelemahan dan ketidak berdayaannya
kepada yang Maha Perkasa. Pengaduan Rasulullah ini terabadikan dalam do'anya
yang sangat masyhur: "Ya..Allah, aku mengadukan kepada-Mu tentang
kelemahanku.., ketidak berdayaan yang aku miliki.., rendahnya aku di hadapan
manusia. Ya..Allah, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.., Engkau
adalah Tuhan orang-orang yang tertindas.., dan Engkau adalah Tuhanku..kepada
siapa akan Engkau serahkan diriku ini? Apakah kepada orang jauh yang akan
memberengutku..? Ataukah kepada musuh yang akan menguasai diriku? Asalkan
Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli.., akan tetapi ampunan-Mu yang
Maha Luas sangat aku harapkan. Aku berlindung dengan cahaya wajah-Mu yang
menerangi segala kegelapan, Yang dengan itu urusan dunia dan akhirat ini akan
menjadi baik, dari kemarahan-Mu kepadaku, dan dari kemurkaan-Mu yang akan
Engkau timpakan kepada diriku, serta dari seluruh cela yang aku miliki, sehingga
Engkau ridha kepadaku. Tidak ada kekuatan dan daya upaya kecuali hanya
milik-Mu, ya..Allah!'

Maka dari sekian banyak ujian dan cobaan yang dialami baginda Rasul di tahun
sepuluh kenabian ini, kemudian dinamakan sebagai tahun kepedihan dan
kesedihan. Namun Kondisi seperti ini terus berlanjut dengan perjuangan dan
pengorbanan Rasulullah yang tak mengenal putus asa. Sementara para musuh
Allah, terus saja melancarkan makarnya kepada Rasulullah Saw.

Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana, semua peristiwa diatas terjadi
dengan kehendak-Nya. Dan perlindungan Allah Swt selalu menyertai Nabi
Muhammad. Karena itu, Allah memerintahkan agar Rasulullah bersabar, demi
memantapkan hati beliau terhadap kebenaran janji-janji Allah, seperti yang kita
temui dalam AI-Qur'an.

Alangkah mulianya seorang da'i yang telah mengorbankan dirinya untuk


kepentingan umat manusia, menahankan berbagai kepedihan dan penderitaan dari
sikaan musuh-musuh AIlah yang durjana. Sebagai seorang manusia, tentu saja
Rasulullah tidak luput dari rasa sedih dan duka bila menemui orang-orang yang
menolak dakwahnya, sementera beliau sangat ingin agar mereka mendapat
hidayah, dan berada dalam keimanan.

Maka telah tiba saatnya Rasulullah mendapatkan udara baru, untuk mengurangi
kesedihan yang tak terperikan ini, guna membangkitkan kembali kekuatan jiwa
dan semangat juang untuk menyebarkan agama Allah di muka bumi ini.

Maka menginjak tahun sebelas kenabian, suatu peristiwa besar terjadi, peristiwa
yang sempat menghebohkan kota Mekah, dan menjadi buah pembicaraan yang tak
putus-putusnya hingga sekarang. Yaitu perjalanan unik yang dilakukan oleh
seorang hamba di muka bumi pada malam hari, yang dilanjutkan dengan
perjalanan ke langit. Itulah peristiwa Isra' dan Mi'raj nabi besar Muhammad saw,
yang selalu diperingati oleh umat Islam setiap tahunnya di seantero dunia.
Perjalanan ini, Allah sendiri yang menentukan waktu, tempat, tujuan, dan
maksudnya. Hal ini temaktub dalam firman Allah dalam surat Al-Isra Ayat 1 yang
berbunyi:
‫ه‬TT‫ا إن‬TT‫ه من آياتن‬TT‫سبحان الذي أسري بعبده ليال من المسجد الحرام الي المسجد األقصي الذي باركنا حوله لنري‬
)1 :‫راء‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ (اإلس‬.‫ير‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ميع البص‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫و الس‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ه‬.

" aha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari
M
Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha, yang Kami berkahi sekelilingnya. Untuk
Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda- tanda kebesaran Kami.
Sesungguhnya Dialah Tuhan yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS.
17: 1).

Waktunya adalah pada malam hari (Lailan). Tempatnya adalah dari Al Masjidil
Haram di Mekah ke Al Masjidil Aqsha di Palestina (Minal Masjidil Haram iIaI
MasjidiI Aqsha) untuk perjalanan di atas bumi, dan dari Al Masjidil Aqsha ke
Sidratul Muntaha untuk perjalan ke langit sampai ke al Mala` al A'la bertemu
dengan Allah Swt. Sementara tujuannya adalah untuk memperlihatkan
tanda-tanda kebesaran Allah kepada nabi Muhammad serta keagungan
kekuasaan-Nya (Linuriyahu min aayaatinaa).

Dari sini jelaslah bagi kita rahasia dan hikmah yang terdapat pada peristiwa Isra'
dan Mi'raj ini, bukan hanya sekedar mujizat bagi Rasulullah, akan tetapi juga,
merupakan penghormatan kepada Rasulullah untuk sampai ke Al Mala` AI A'la
dan sebagai hiburan, serta pelajaran penempaan iman bagi beliau. Lebih dari itu
untuk Iebih menenangkan hati baginda Rasul serta lebih menambah keyakinannya
dengan bisa melihat langsung tanda-tanda kebesaran Allah, sesuai dengan firman
Allah yang mengatakan: "Linuriyahû min âyyâtinâ" (Agar Kami perlihatkan
kepadanya dari tanda-tanda kebesaran Kami) serta dalam firman-Nya dalam ayat
yang lain "Laqad ra`aa min aayyati rabbihil kubro" (Sungguh ia telah melihat
tanda-tanda kekuasaan Tuhannya yang amat besar).

4. Persiapan fisik dan mental Muhammad saw


Menjelang keberangkatan Rasul melakukan Isra' dan Mi'raj, beliau didatangi oleh
utusan Tuhan, yang membedah dada dan membersihkan hati beliau dengan air,
sebagai persiapan menghadapi perjalanan rabbaniyah yang amat aneh. Selanjutnya
hati yang bersih itu, dipenuhi dengan hikmah dan keimanan. Setelah itu barulah
Rasulullah diperjalankan ke Baitul Maqdis sampai ke Sidratul Muntaha menemui
Allah.

Sebagian pengkaji rasionalis, mengingkari eksistensi peristiwa pembedahan dada


Rasul ini. Padahal kalau kita perhatikan perkembangan ilmu pengetahuan di era
teknologi canggih sekarang, dimana seorang astronot harus dibekali dengan
oksigen atau bekal lain justru memperkuat peristiwa itu sendiri. Apalagi bagi kita
seorang muslim beriman terhadap hadits-hadits shahih Rasulullah Saw yang
berkenaan dengan peristiwa ini.

Kita melihat peristiwa ini, tidak lebih dari sebuah kehendak Allah yang ingin
memperjalankan hamba-Nya, dengan aturan-aturan Allah itu sendiri. Peristiwa ini
sendiri hanyalah salah satu mujizat dari sekian banyak mujizat yang diberikan
Allah kepada para nabi.

Isra' dan mi’raj adalah sebuah perjalanan dengan aturan Allah, yang juga menurut
sunnatullah tetap membutuhkan persiapan tertentu yang matang, baik dari segi
fisik maupun mental. Sedangkan seorang astronot pada zaman sekarang, untuk
pergi ke bulan saja membutuhkan berbagai persiapan dan latihan yang sangat
pelik, agar mampu menghadapi berbagai kondisi. Maka tidak heran jika
Rasulullah yang akan menempuh sebuah perjalan, yang diatur langsung menurut
skenario Tuhan, juga membutuhkan persiapan menurut aturan Tuhan pula, yang
barangkali sulit dicerna oleh sebagian akal manusia.

Menurut penelitian para ahli hadis, seluruh hadis Nabi yang berbicara tentang
pembedahan dada nabi ini dapat diterima, sesuai dengan syarat syahnya suatu
hadits. Kalaulah demikian halnya, dan mayoritas periwayat hadits sepakat
membenarkannya, maka gugurlah semua pernyataan orang-orang yang
mengingkari keberadaan peristiwa itu.

Menurut para ahli sejarah Islam, peristiwa pembedahan ini telah terjadi sebanyak
empat kali bagi Rasulullah saw, yaitu:
Pertama, ketika menginjak umur tiga tahun, yaitu sebulan setelah kembali dari
rumah Halimatus Sa'diyah, Ibu susuannya. Peristiwa ini terjadi dalam lingkungan
perumahan Bani Saad.

Kedua, ketika berumur sepuluh tahun, dan peristiwa ini terjadi di Makkah Al
Mukarramah.
Ketiga, ketika berumur empat puluh tahun, yaitu menjelang menerima wahyu
pertama kali, sebagai penobatan beliau menjadi utusan Allah.

Keempat, ketika berumur lima puluh tahun, yaitu pada malam Isra' dan Mi'raj.
Seluruh peristiwa ini, bisa kita temui dalam hadits-hadits nabi yang shahih.
Mungkin saja sebagian orang bertanya, apa hikmah dari berulang kalinya
peristiwa pembedahan dada rasul ini? Secara ringkas, di sini dapat penulis
kemukakan pendapat ulama tentang itu:
Dari pembedahan pertama adalah, agar Rasulullah tumbuh sebagai manusia
sempurna, dan terbebas (ma'shum) dari godaan setan.

Dari peristiwa kedua adalah, untuk menambah kesucian hati nabi memasuki usia
dewasa yang lebih banyak menghadapi tantangan hawa nafsu.

Dari pembedahan ketiga, menjelang pertama kali menerima wahyu, hikmahnya


adalah bahwa yang akan diturunkan Allah kepadanya adalah Kalam suci, oleh
sebab itu hendaklah tempat bersemayamnya harus juga suci secara sempurna,
yaitu hati nabi.

Pada peristiwa keempat, yaitu ketika beliau akan berangkat Isra' dan Mi'raj.
Hikmahnya adalah agar beliau dalam menghadap dan bertemu Tuhan tidak
memiliki sedikit nodapun.
Demikianlah diantara hikmah pembedahan dada nabi, dan tentu saja tidak terbatas
pada hal-hal yang telah kita sebutkan itu saja.

C. Peristiwa Isra' dan Mi'raj


Peristiwa Isra' dan Mi'raj termasuk peristiwa sejarah yang sangat banyak
mendapat perhatian dan perbincangan para ilmuwan sosial. Diantara ahli sejarah,
ada yang sangat berlebihan dalam memandang kedudukan nabi Muhammad
berikut mu’jizatnya, ada pula sebaliknya, mengingkari sama sekali keberadaan
mujizat dalam perjalanan sejarah hidup seorang nabi.

Menurut Dr. Muhammad Said Ramadhan Al Buty, dalam bukunya "Fiqhus Sîrah
An Nabawiyyah". Bahwa adanya pandangan yang mengingkari mu’jizat Nabi
dalam peristiwa Isra' dan mi'raj ini, berasal dari para orientalis yang turut
mengkaji peristiwa Isra' dan Mi'raj tanpa terlebih dahulu didasari keimanan
terhadap hal-hal yang ghaib. Sehingga fenomena apapun dalam sejarah, selalu
mereka ukur dengan logika akal yang terbatas. Diantara para orientalis yang
memiliki pandangan seperti ini adalah Gustaf Lobon, Ougust Comte, Hume, Gold
Ziher dan banyak lagi yang lainnya. Sebagai sebab utama dari pandangan mereka
seperti ini adalah, karena tiadanya iman terhadap pencipta mujizat itu sendiri.
Karena jika iman kepada Allah telah tertanam di dalam jiwa seseorang, maka akan
mudah untuk mengimani segala sesuatu yang Iebih mudah dari pada itu.

Sayangnya, pemikiran seperti ini tidak hanya dimiliki oleh para orientalis kafir
saja. Akan tetapi telah diadopsi juga oleh sebagian pengkaji dari kalangan kaum
muslimin sendiri, yang terlalu silau dengan istilah metodologi ilmiyah –padahal
subjektif-- yang digembar-gemborkan Eropa. Sehingga akhirnya mereka
berpandangan bahwa yang melakukan Isra' dan Mi'raj itu hanyalah ruh nabi,
bukan fisiknya (jasadnya). Karena menurut mereka, mustahil tubuh nabi yang
material dan terbuka itu bisa menembus lapisan langit dalam waktu yang sangat
terbatas.

Namun pandangan seperti ini telah banyak dibantah ole para ulama Islam, bahwa
kata-kata ‘abdihi (hamba-Nya) dalam surat AI-Isra' ayat 1 itu adalah terdiri dari
unsur ruh dan tubuh. Karena dalam bahasa Arab, ruh saja tidak cukup untuk bisa
dikatakan sebagai hamba, begitu sebaliknya bahwa tubuh saja tidak bisa dikatakan
sebagai hamba. Yang dikatakan sebagai seorang hamba mesti terdiri dari
gabungan unsur ruh dan tubuh.
Selanjutnya di bawah ini kita masuk ke dalam pembahasan peristiwa Isra' dan
mi’raj menurut pandanga ulama Islam.

1. Mulai Perjalanan Isra (Dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha)


Sumber kisah-kisah tentang perjalanan yang penuh misteri itu adalah kata-kata
pada permulaan Surah Al-isra yang berbunyi:
‫ه‬TT‫ا إن‬TT‫ه من آياتن‬TT‫سبحان الذي أسري بعبده ليال من المسجد الحرام الي المسجد األقصي الذي باركنا حوله لنري‬
)1 :‫راء‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ (اإلس‬.‫ير‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ميع البص‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫و الس‬TTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT‫ه‬.

"Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba Nya dari Al Masjidil Haram
ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia adalah Tuhan yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat".

Dalam kitab sirahnya, Ibnu Ishaq menggambarkan kisah Isra' dan mi'raj ini
sebagai berikut: Suatu malam Jibril membawa nabi naik ke atas punggung samawi
yang disebut Buraq; lalu Muhammad Saw mengadakan perjalanan bersama Jibril.
Dan dalam perjalanan malam ke Yerussalem, Rasulullah diperlihatkan dengan
berbagai keajaiban. Dan sesampainya di Masjidil Aqsha, Rasulullah bertemu
dengan nabi-nabi terdahulu, sekaligus mendapatkan penghormatan untuk
mengimami shalat bersama mereka.

AI Buroq, dalam bahasa Arab menurut sebagian pendapat berasal dari kata "Al
Barq" yang berarti kilat. Boleh ditafsirkan bahwa penggunaan nama ini dalam Al
Qur'an adalah untuk menunjukkan kecepatan yang tiada tara dari jenis kendaraan
ini.

Di dalam buku-buku hadis, Al buroq ini digambarkan sebagai kuda putih yang
sangat indah. Oleh sebab itu logika orang Arab pada zaman Rasulullah Saw tidak
dapat menerima peristiwa Isra dan mi'raj yang diceritakan oleh baginda Rasul ini.
Karena mereka mengetahui bahwa seseorang yang mengendarai kuda pulang
pergi dari Mekah ke PaIestina akan memakan waktu selama lebih kurang dua
bulan. Sementara Rasulullah mengatakan kepada mereka, bahwa beliau telah
pergi ke Masjidil Aqsha dan di lanjutkan lagi dengan perjalanan mi'raj ke langit
tinggi, hanya dalam waktu satu malam. Sehingga berita yang disampaikan oleh
rasul tercinta ini, menjadi bahan tertawaan dan cemoohan bagi orang-orang yang
mempunyai penyakit dalam hatinya, yaitu orang-orang kafir Qurays yang
mengingkari kebenaran ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah saw.

Lain dengan kita yang hidup pada era teknologi canggih sekarang ini, dimana para
ilmuwan telah mampu menemukan kecepatan sebuah teknologi yang melebihi
kecepatan cahaya dan suara, yang secara aksiomatis sudah pasti akan mengurangi
panjangnya masa dalam menempuh sebuah perjalanan, dan secara otomatis
manusia pada zaman sekarang dapat memahami bahwa sesuatu perjalanan sejauh
manapun bisa dilakukan dalam waktu yang lebih singkat dari yang terjadi pada
masa-masa sebelumnya.

Seandainya saja orang-orang kafir yang menentang Rasulullah itu masih hidup
bersama kita sekarang ini, tentu saja mereka akan melihat kebenaran apa yang
disampaikan Rasulullah kepada mereka. Ternyata hal itu bukan merupakan
sesuatu yang mustahil dalam kehidupan kita sebagai manusia biasa di zaman ini,
apatah lagi kiranya bagi seorang rasul Allah yang dikehendaki sendiri oleh Allah
sebagai Sang Pencipta.

Dalam waktu yang sangat singkat, Rasulullah telah sampai di "Al Bait Al
Maqdis". Di sana beliau bertemu dengan para nabi terdahulu, dan mengimami
shalat. Sesungguhnya Isra' dan Mi'raj adalah perjalanan yang penuh dengan
keberkahan, antara Masjidil Haram yang dibangun ole Nabiyullah Ibrahim dan
anaknya Isma'il ‘Alaihimassalam di Mekah dan Masjidil Aqsha yang dibangun
oleh Nabiyullah Daud dan Sulaiman ‘AlaihimassalamI di Palestina. Kedua rumah
suci ini telah diberkahi oleh Allah swt. Demikian juga dengan apa yan terdapat
disekitarnya, demikian yang termaktub dalam firman Allah. Sehingga tempat ini
benar-benar menjadi pusat peribadatan dan pengesaan kepada Allah Swt, dan pada
kedua tempat suci inilah wahyu-wahyu Allah diturunkan kepada para rasul-Nya.

Dalam perjalanan menuju Masjidil Aqsha, Rasulullah Saw sempat singgah di


suatu bukit yang penuh berkah, dimana Nabi Musa As pernah menerima wahyu
langsung dari All swt, yaitu "Bukit Tursina", dan rasulullah shalat dua rakaat di
tempat itu. Disamping itu rasulullah juga mampir di tempat kelahiran nabi Isa As,
yaitu di sebuah bukit mubarakah yan disebut "Betlehem (“baitullhami”, bahasa
Arabnya)" dan beliau pun shalat dua rakaat. Akhirnya sampai di "Baitul Maqdis".
Di tempat suci inilah, beliau bertemu dengan nabi Ibrahim dan Musa di tengah
kumpulan para nabi dan rasul Allah yang lain. Di tempat ini juga Rasulullah Saw
shalat sebagai imam bagi para nabi. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim, disebutkan bahwa malaikat Jibril datang kepada Rasulullah dengan
membawa dua gelas minuman, satu berisi anggur, dan satu lagi berisi susu.
Kemudian Rasulullah memilih gelas yang berisi susu. Jibril berkata: "Engkau
telah memilih Fithrah”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Selanjutnya barulah Rasulullah melanjutkan perjalanan ke langit, yang disebut


dengan "mi’raj'. Dalam peristiwa mi'raj inilah rasulullah melihat tanda-tanda
kebesaran Allah yang Maha Agung (min aayaati Rabbihil Kubra).

Wallahul muwafiq ilaa aqwamittariq


Wassalamu’alaikum WR. WB
SIKAP ISLAM

TERHADAP ROKOK

Sesungguhnya Allah ta’ala mengutus nabi Muhammad dengan petunjuk-Nya dan


agama yang hak, untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya dan
membersihkan serta mensucikan hati mereka dari kotoran kekufuran dan
kefasikan dan membebaskan mereka dari belenggu penghambaan kepada selain
Allah ta’ala.

Dia (Rasulullah e membersihkan manusia dari kesyirikan dan kehinaan kepada


selain Allah dan memerintahkannya untuk beribadah hanya kepada Allah semata
dengan merendahkan diri dan mencintai-Nya dan meminta serta memohon
kepada-Nya dengan penuh harap dan takut. Dia juga mensucikan manusia dari
setiap kebusukan maksiat dan perbuatan dosa, maka dia melarang manusia atas
setiap perbuatan keji dan buruk yang dapat merusak hati seorang hamba dan
mematikan cahayanya dan agar menghiasinya dengan akhlak mulia dan budi
perkerti luhur serta pergaulan yang baik untuk membentuk pribadi muslim yang
sempurna. Maka dari itu dia menghalalkan setiap sesuatu yang baik dan
mengharamkan setiap yang keji, baik makanan, minuman, pakaian, pernikahan
dan lainnya.

Termasuk yang diharamkan karena dapat menghilangkan kesucian adalah


merokok, karena berbahaya bagi fisik dan mengdatangkan bau yang tidak sedap,
sedangkan Islam adalah (agama) yang baik, tidak memerintahkan kecuali yang
baik. Seyogyanya bagi seorang muslim untuk menjadi orang yang baik, karena
sesuatu yang baik hanya layak untuk orang yang baik, dan Allah ta’ala adalah
Maha Baik tidak menerima kecuali yang baik.

Berikut akan kami kemukakan beberapa fatwa dari para ulama terkemuka tentang
hukum rokok :

` “Merokok hukumnya haram, begitu juga memperdagangkannya. Karena


didalamnya terdapat sesuatu yang membahayakan, telah diriwayatkan dalam
sebuah hadits :

ِ َ‫ض َر َر َوال‬
} ‫ض َرا َر { أخرجه اإلمام أحمد في المسند ومالك في الموطأ وابن ماجة‬ َ َ‫ال‬

“ Tidak (boleh melakukan/menggunakan sesuatu yang) berbahaya atau


membahayakan” (Riwayat Ahmad dalam Musnadnya, Malik dan Atturmuzi)

Demikian juga (rokok diharamkan) karena termasuk sesuatu yang buruk


(khabaits), sedangkan Allah ta’ala ketika menerangkan sifat nabi-Nya e
berfirman: “dia menghalalkan bagi mereka yang baik dan mengharamkan yang
buruk“ (al A’raf : 175)

Panitia Tetap Lembaga Riset Ilmiah dan Fatwa Kerajaan Saudi Arabia.

Ketua: Abdul Aziz bin Baz Wakil Ketua: Abdurrazzak Afifi

Anggota: Abdullah bin Ghudayyan, Abdullah bin Quud.


` “Merokok diharamkan, begitu juga halnya dengan Syisyah, dalilnya
adalah firman Allah ta’ala: “Jangan kalian bunuh diri kalian sendiri,
sesungguhnya Allah maha penyayang terhadap diri kalian “ (An-Nisa : 29)

“ Jangan kalian lemparkan diri kalian dalam kehancuran” (Al-Baqarah : 195)

Dunia kedokteran telah membuktikan bahwa mengkonsumsi barang ini dapat


membahayakan, jika membahayakan maka hukumnya haram. Dalil lainnya adalah
firman Allah ta’ala:

) 5 : ‫َوالَ تُ ْؤتُوا ال ُّسفَهَا َء أَ ْم َوالَ ُك ْم الَّتِى َج َع َل هللاُ لَ ُك ْم قِيَا ًما ( النساء‬

“ Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna


akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah
sebagai pokok kehidupan..” (An Nisa:5)

Kita dilarang menyerahkan harta kita kepada mereka yang tidak sempurna
akalnya karena pemborosan yang mereka lakukan. Tidak diragukan lagi bahwa
mengeluarkan harta untuk membeli rokok atau syisyah merupakan pemborosan
dan merusak bagi dirinya, maka berdasarkan ayat ini hal tersebut dilarang.

Sunnah Rasulullahe juga menunjukkan pelarangan terhadap pengeluaran harta


yang sia-sia, dan mengeluarkan harta untuk hal ini (rokok dan syisyah) termasuk
menyia-nyiakan harta. Rasulullah e bersabda:

ِ َ‫ض َر َر َوال‬
} ‫ض َرا َر‬ َ َ‫{ ال‬
Syekh Muhammad bin Sholeh bin ‘Utsaimin

Anggota Lembaga Majlis Ulama Kerajaan Saudi Arabia

` “Telah dikeluarkan sebuah fatwa dengan nomor: 1407, tanggal


9/11/1396H, dari Panitia Tetap Lembaga Riset Ilmiah dan Fatwa di Riyadh,
sebagai berikut:[7]

“Tidak dihalalkan memperdagangkan rokok dan segala sesuatu yang diharamkam


karena dia termasuk sesuatu yang buruk dan mendatangkan bahaya pada tubuh,
rohani dan harta. Jika seseorang hendak mengeluarkan hartanya untuk pergi haji
atau menginfakkannya pada jalan kebaikan, maka dia harus berusaha
membersihkan hartanya untuk dia keluarkan untuk beribadah haji atau diinfakkan
kepada jalan kebaikan, berdasarkan umumnya firman Allah ta’ala:

َ ‫ض َوالَ تَيَ َّم ُموا ْال َخبِي‬


) َ‫وْ ن‬Tُ‫هُ تُ ْنفِق‬T‫ْث ِم ْن‬ ِ ْ‫ت َما َك َس ْبتُ ِم َو ِم َّما أَ ْخ َرجْ نَا لَ ُك ْم ِمنَ ْاألَر‬
ِ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوا أَ ْنفِقُوا ِم ْن طَيِّبَا‬
)267:‫َولَ ْستُ ْم بِآ ِخ ِذ ْي ِه إِالَّ أَ ْن تُ ْغ ِمضُوا فِ ْي ِه ( (ألبقرة‬

“ Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari


hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan untuk
kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan
daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memicingkan mata darinya “ (Al Baqarah: 267)

Rasulullah berasabda:
“ Sesungguhnya Allah Maha Baik, tidak akan menerima kecuali yang baik “ (al
Hadits)

‫وباهلل التوفيق وصلى هللا على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم‬.

KEUNTUNGAN MENINGGALKAN ROKOK

1. Kecil kemungkinan menderita pembekuan pembuluh darah.

2. Kecil kemungkinan menderita pembekuan hati.

3. Kecil kemungkinan menderita kanker paru-paru dan kandung kemih.

4. Memperbaiki pernafasan dan saluran darah, serta meningkatkan kemampuan


bergerak dan kelenturan tubuh.

5. Meningkatkan kekebalan tubuh yang dapat menangkal berbagai macam alergi


dan penyakit pencernaan.

6. Memperbaiki aroma dan kecukupan materi.

7. Terwujudnya udara rumah yang bersih yang dapat melindungi anak-anak dari
berbagai penyakit.

BAGAIMANA MENGHINDARI ROKOK ?

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari kebiasaan buruk yang
telah menggerogoti tubuh masyarakat dan menggiring mereka kepada kehancuran.

Kami sebutkan beberapa yang paling penting diantaranya:


1. Berdoa.

* Allah ta’ala berfirman:

” Berdoalah kepadaKu niscaya akan Aku kabulkan “ (Ghafir : 60)

* Dari Abi Hurairah radiallahuanhu berkata: Rasulullah e bersabda :

} ‫ْس َش ْي ٌء أَ ْك َر ُم َعلَى هللاِ ِمنَ ال ُّدعَا ِء { أخرجه أحمد والترمذى والحاكم‬


َ ‫لَي‬

“ Tidak ada yang lebih mulia disisi Allah selain doa” (Riwayat Ahmad, Turmuzi
dan Hakim)

* Rasulullah e bersabda:

‫براني فى‬TT‫بيهقي والط‬TT‫صنُوا أَ ْم َوالَ ُك ْم بِال َّز َكا ِة َوأَ ِع ُّدوا لِ ْلبَالَ ِء بِال ُّدعَا ِء { أخرجه ال‬ َّ ‫ضا ُك ْم بِال‬
ِّ ‫ص َدقَ ِة َو َح‬ َ ْ‫} دَا ُووا َمر‬
.‫الكبير‬

“ Obatilah orang-orang sakit diantara kalian dengan shodaqoh dan lindungilah


harta kalian dengan zakat dan bersiaplah menghadapi cobaan dengan doa”
(Riwayat Baihaqi dan Tabrani)

* Dari Aisyah dia berkata: Rasulullah e bersabda :


‫ ِة‬T‫وْ ِم ْالقِيَا َم‬TTَ‫ ا ِن إِلَى ي‬T‫َر َوال ُّدعَا ُء يَ ْنفَ ُع ِم َّما نَ َز َل َو ِم َّما لَ ْم يَ ْن ِزلْ َوإِ َّن ْالبَالَ َء فَيَتَلَقَّاهُ ال ُّدعَا ُء فَيَ ْعتَلِ َج‬
ٍ ‫لَ ْن يَ ْنفَ َع َح َذ ٌر ِم ْن قَد‬
‫أخرجه الحاكم‬

“ Kewaspadaan tidak berpengaruh bagi takdir, sedangkan doa bermanfaat


terhadap apa yang telah diturunkan dan yang belum diturunkan, sesungguhnya
cobaan jika disambut dengan doa akan bertarung sampai hari kiamat” (Riwayat
Hakim)

2. Tawakkal Kepada Allah ta’ala.

Tawakkal memiliki kedudukan yang tinggi dan pengaruh yang besar, Allah ta’ala
memerintahkan dan menganjurkan hambanya untuk bertawakkal pada ayat-ayat-
Nya yang banyak. Dalam surat Ibrahim Dia berfirman:

“Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang mu’min bertawakkal “


(Ali Imran : 122).

Dan Allah ta’ala telah menjamin bagi orang yang bertawakkal untuk
mengurusi segala urusannya dan mencukupi segala keinginannya, sebagaimana
firman-Nya: “Siapa yang bertawakkal kepada Allah maka Dia akan mencukupi
segala keinginannya” (at Thalaq: 3)

Ibnu Rajab berkata dalam kita Jami’ al-Ulum, hal 409: “Hakikat tawakkal adalah
bersandarnya hati secara benar kepada Allah ta’ala dalam rangka
mendatangkan manfaat dan menjauhkan mudharat (bahaya) dalam urusan dunia
ataupun akhirat, dia mewakilkan segala permasalahannya kepada Allah,
Imannya dia wujudkan dengan (keyakinan) bahwa tidak ada yang memberi dan
mencegah, mendatangkan mudharat atau manfaat selain Dia (Allah)”

Banyak orang yang berkeyakinan bahwa tawakkal kepada Allah berarti tidak
perlu melakukan sesuatu yang menjadi sebab. Ini merupakan keyakinan yang
keliru, Rasulullah e ketika ditanya seseorang: “Yaa Rasulullah apakah saya
lepaskan (binatang) tunggangan saya dan kemudian saya bertawakkal ?“ beliau
menjawab:” Ikatlah dahulu baru kemudian bertawakkal” (diriwayatkan oleh
Thabrani , al Hakim dan Ibnu Hibban).

Seorang hamba wajib mengusahakan sebab segala sesuatu dan jangan berpangku
tangan dalam rangka mewujudkan segala keinginannya tapi bertawakkallah
kepada Allah pemilik segala urusan

Semoga Allah ta’ala merahmati seorang penyair yang berkata:

‫تَ َو َّكلْ َعلَى الرَّحْ َمـ ِن فِي ُك ِّل َحا َجـ ٍة‬

ِ َ‫َوالَ تُ َؤثِّ َر َّن ْال َعجْ زَ يَوْ مـًا َعلَى الطَّل‬


‫ب‬

‫أَلَـ ْم تَ َر أَنَّ اللَّــهَ قَــا َل لِ َم ْريَـ َم‬


‫الرطَ َب‬ ُّ ُ‫ساقِط‬َ ُ‫ي ا ْل َج ْذ َع ي‬
ْ ‫إِلَـ ْي ِك فَ ُه ِّز‬
ِّ َ َ
‫َول ْو شَـا َء أنْ ت َْجنِ ْي ِه ِمـنْ غ ْي ِر هَـزهَا‬ َ
َ َ‫ـن ُك َّل َشـْي ٍء لَهُ َسب‬
‫ـب‬ ْ ‫َجنَ ْتهُ َولَ ِك‬

Bertawakkallah kepada Ar-Rahman (Allah) dalam setiap keperluan.

Janganlah biarkan kelemahan walaupun sehari untuk merusaha.


Bukankah kamu mengetahui apa yang Allah katakan kepada Maryam

Guncangkanlah pangkal pohon korma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan
menggugurkan buah korma yang masak kepadamu

Seandainya Allah menghendaki dia mendapatkan buah korma tanpa harus


menggoyang pohonnya

Niscaya dia mendapatkannya, tetapi segala sesuatu harus ada sebabnya.

3. Menghentikannya secara spontan.


Upaya ini membutuhkan tekad yang kuat setelah tawakkal kepada Allah ta’ala,
sebetulnya perkaranya mudah sekali tidak seperti yang dibayangkan banyak
orang, hal tersebut dapat kita perhatikan pada bulan suci Ramadhan di siang hari
(dimana banyak para perokok yang dengan mudah menghentikan kegiatan
merokoknya). Disamping itu ada beberapa hal yang dapat membantu dalam cara
ini, diantaranya:

1. tidak bergaul dengan orang-orang yang merokok.

2. tidak meminum sesuatu yang biasa diminum perokok saat merokok.

3. melakukan olah raga secukupnya.

4. banyak memakan sayur-sayuran dan buah-buahan.

4. Pengobatan kejiwaan (Psychotheraphy)

Psychotheraphy merupakan salah satu cara pengobatan yang dapat membantu para
perokok menghentikan kebiasaan merokoknya, yaitu dengan cara mengetahui
faktor apa saja yang merangsang seseorang untuk merokok dan kemudian
mengambil tindakannya atasnya, atau dengan cara mengurangi tindakan merokok
dan meningkatkan kemampuan melakukan sesuatu tanpa harus menyalakan
sebatang rokok, sebagaimana mungkin juga menimbulkan keengganan merokok
dengan memberikan setruman listrik bertegangan rendah ketika dia hendak
menyalakan sebatang rokok, demikian juga para dokter ahli jiwa melakukan
beberapa terapi kejiwaan kepada para perokok yang dapat mengontrol prilakunya
dan kemudian dapat menyembuhkannya.

5. Mencari altertanif lain selain rokok.

Karena nikotin merupakan unsur yang menyebabkan seseorang perokok menjadi


ketagihan, maka sesuatu yang memungkinkan bagi perokok untuk menghindari
rokok dengan mengunyah sejenis permen yang mengandung nikotin atau sejenis
benda yang mirip nikotin reaksinya akan tetapi tidak terus menerus, atau
menggunakan larutan pencuci mulut atau sejenis tablet yang mengandung unsur
yang dapat membantu para perokok menghentikan kebiasaannya. Atau dapat juga
menggunakan siwak dengan selalu meletakkannya di mulut sebagai pengganti
bagi perokok -secara kejiwaan- rokok yang biasa dia hisapnya..

Akan tetapi semua cara tersebut harus dilakukan dibawah pengawasan dokter dan
pada umumnya hal ini akan memberikan hasil positif jika diiringi dengan terapi
kejiwaan.
6. Menghentikannya Secara Bertahap

Seorang perokok dapat menghentikan kegiatan merokoknya dengan bertahap. Hal


tersebut dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah konsumsi rokok sebatang
atau dua batang setiap harinya. Juga dengan cara menggunakan filter yang dapat
mengurangi kadar nikotin. Akan tetapi menghentikannya secara total lebih besar
kemungkinan berhasilnya daripada cara bertahap.

7. Klinik Pemberantasan rokok.

Didirikannya sejumlah klinik pemberantasan rokok adalah untuk membantu para


perokok menghentikan kebiasaan merokok dengan menggunakan cara akupunktur
China misalnya dilengkapi dengan berbagai metode yang membantu upaya
tersebut seperti sentuhan setrum listrik yang dapat melahirkan perasaan kejiwaan
berupa reaksi negatif bagi perokok terhadap bau dan rasa rokok.

8. Keluar dari lingkungan perokok sementara waktu.

Sekali waktu seorang perokok dapat meninggalkan dunianya yang sunyi dari
rokok, hal tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan perjalanan bersama
teman-teman yang baik dengan maksud menghindari rokok bersama-sama sambil
berusaha mengisi waktu yang luang sebaik-baiknya sehingga tidak timbul
kesempatan untuk berkeinginan merokok, dan dengan berusaha berulang kali
untuk dapat meninggalkannya dalam beberapa hari terus menerus sambil
menguatkan tekad untuk menghentikannya sama sekali dan menumbuhkan
kesadaran akan kemampuannya untuk itu sehingga menumbuhkan usaha yang
berlipat ganda
9. Memperbanyak bergaul dengan orang-orang yang tidak merokok, menghadiri
pertemuan-pertemuan dan acara-acara mereka sehingga timbul rasa malu dalam
dirinya (untuk merokok) dihadapan mereka.

10. Tidak Putus Asa jika Mengalami Kegagalan.

Diketahui bahwa lebih dari 60% orang yang berusaha untuk menghentikan
kegiatan merokoknya kembali melakukannya, akan tetapi upaya yang terus
menerus serta mempelajari berbagai kelemahan pada akhirnya akan membuahkan
keberhasilan. Orang yang memiliki tekad yang kuat adalah orang yang bersedia
belajar dari kesalahan-kesalahannya dan tidak mengenal kata menyerah
selamanya.
SELAMAT…
Jika anda telah mengambil sikap untuk berhenti dari merokok, itu berarti anda
adalah orang yang memiliki kesadaran dan memahami apa yang akan mengancam
anda dari berbagai penyakit akibat merokok. Anda juga orang yang memiliki

tekad kuat dengan memilih tidak menjadi budak

dari kebiasaan buruk tersebut.

Kini tinggal anda bersiap-siap menghadapi tantangan berat yang ada di hadapan
anda, yaitu: menahan keinginan (untuk melakukannya kembali) dan
mengalahkannya.

Sesungguhnya hal ini adalah sebuah prestasi yang layak anda banggakan, maka
segeralah mengumumkannya kepada rekan-rekan anda dan anggota keluarga
anda, tetapkanlah waktu untuk melaksanakannya, jadikanlah sebagai sejarah yang
anda rayakan karena kemenangan anda terhadap rokok. Jika telah tiba waktunya,
robeklah bungkus rokok didepan teman-teman anda dan keluarga anda, dan
injaklah dengan kedua kaki anda lalu ucapkanlah Takbir.

Boleh jadi pada awalnya anda akan mendapati kesulitan dan rintangan karena
orang-orang yang dahulu adalah teman anda kini menjadi musuh anda, tidur anda
menjadi tidak nyenyak, gelisah atau mungkin mengalami kegundahan. Tapi
ingatlah bahwa manisnya sebuah kemenangan tidak akan dapat

dirasakan jika dapat dilakukan dengan mudah, dan musuhnya lemah, maka siapa
yang terakhir tertawa

dialah yang dapat tertawa lebih banyak

SEKALI LAGI, SELAMAT…

Terimakasih atas segala perhatiannya,

Wassalamu’alaikum WR. WB

Anda mungkin juga menyukai