Anda di halaman 1dari 3

KEMISKINAN MENJADI SALAH SATU

CIRI BANGSA INDONESIA


DIMATA DUNIA

EKO NUGROHO, S.Pt, M.Sc Nama : Eko Atma Pratama


NIM : 105050100111147
Mata Kuliah : Sosiologi Pedesaan
Kelas :C

Latar Belakang

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi


kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan
dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan
merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan
komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang
lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori , yaitu Kemiskinan absolut dan
Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten ,
tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran
absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang
kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa).
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
 penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
 penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
 penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan
kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
 penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain,
termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;
 penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari
struktur sosial.
Dalam penulisan essay ini, penulis mengharapkan pada pembaca agar bisa
menyumbangkan ide-ide kreatifnya agar bagaimana permasalahan kemiskinan di
Indonesia bisa tuntas dan masyarakat Indonesia bisa hidup sejahtera. kemudian harapan
yang lain semoga para koruptor memiliki kesadaran bahwa apa yang mereaka lakukan itu
salah dan membawa kesengsaraan bagi banyak orang.

Pembahasan

Permasalahan kemiskinan di Indonesia tidak akan pernah selesai jika pemimpin kita
tidak bisa menemukan cara yang jitu untuk menyelesaikan permasalahan kemiskinan ini.
Apa lagi ditambah dengan maraknya praktek korupsi yang dilakukan oleh para pejabat
yang tidak memiliki moral dan hati nurani. Mereka yang seharusnya memperjuangkan
nasib rakyat, malah memakan uang yang menjadi hak rakyatnya.
Kemiskinan sudah menjadi pemandangan yang biasa di Negara kita tercinta ini. Hal
ini ditunjukan oleh data Badan Pusat Statistik bahwa jumlah penduduk miskin pada bulan
maret 2010 mencapai 31,02 juta jiwa dengan rincian:

1. Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah
Garis kemiskinan) di Indonesia pada Maret 2010 mencapai 31,02 juta (13,33 persen),
turun 1,51 juta dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2009 yang sebesar
32,53 juta (14,15 persen).
2. Selama periode Maret 2009-Maret 2010, penduduk miskin di daerah perkotaan
berkurang 0,81 juta (dari 11,91 juta pada Maret 2009 menjadi 11,10 juta pada Maret
2010), sementara di daerah perdesaan berkurang 0,69 juta orang (dari 20,62 juta pada
Maret 2009 menjadi 19,93 juta pada Maret 2010).
3. Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak
berubah selama periode ini. Pada Maret 2009, 63,38 persen penduduk miskin berada di
daerah perdesaan, sedangkan pada Maret 2010 sebesar 64,23 persen.
4. Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan
peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).
Pada Maret 2010, sumbangan garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan
sebesar 73,5 persen, sedangkan pada Maret 2009 sebesar 73,6 persen.
5. Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan adalah
beras, rokok kretek filter, gula pasir, telur ayam ras, mie instan, tempe, bawang merah,
kopi, dan tahu. Untuk komoditi bukan makanan adalah biaya perumahan, listrik, angkutan,
dan pendidikan.
6. Pada periode Maret 2009-Maret 2010, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks
Keparahan kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Ini mengindikasikan
bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis
Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.
Ada beberapa hal/cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi
kemiskinan di Indonesia, antara lain:
1) Menyediakan tanah baru melalui realokasi atau meningkatkan akses masyarakat
terhadap tanah melalui Land Reform.
2) Menciptakan aset baru dan peluang kerja diberbagai sektor dan bidang pekerjaan
yang di ciptakan langsung oleh pemerintah atau pihak swasta (investor).
3) Perluasan jangkauan kredit mikro dengan bunga rendah dan tanpa jaminan, serta
pemberian akses ke lembaga kredit .
4) Pengembangan kemampuan manajemen dan keuangan serta penguasaan
teknologi dan keahlian (skill) tertentu.
5) Peningkatan pelayanan pemerintah kepada masarakat terutama di bidang
kesehatan , pendidikan , dan layanan publik.
6) Pengembangan struktur-struktur ekonomi ( Jaringan Pasar,koperasi dan organisasi
ekonomi yang lain)
7) Pengembangan wadah dinamika masyarakat yang di bangun dan dilestarikan di
atas bekerjanya keseluruhan
8) Memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia
9) Memberantas praktek korupsi, kolusi dan nepotisme di Indonesia
Kesimpulan

Kemiskinan di Indonesia disebabkan para pemimpin yang tidak mempunyai moral


dan hati nurani dan juga kesalahan dalam berbagai sistem, seperti sistem pendidikan dan
juga sistem-sistem yang lain.

kemiskinan dapat ditanggulangi dengan banyak cara/solusi, seperti:

1) Menyediakan tanah baru melalui realokasi atau meningkatkan akses masyarakat


terhadap tanah melalui Land Reform.
2) Menciptakan aset baru dan peluang kerja diberbagai sektor dan bidang pekerjaan yang
di ciptakan langsung oleh pemerintah atau pihak swasta (investor).
3) Perluasan jangkauan kredit mikro dengan bunga rendah dan tanpa jaminan, serta
pemberian akses ke lembaga kredit .
4) Pengembangan kemampuan manajemen dan keuangan serta penguasaan teknologi
dan keahlian (skill) tertentu.
5) Peningkatan pelayanan pemerintah kepada masarakat terutama di bidang kesehatan ,
pendidikan , dan layanan publik.
6) Pengembangan struktur-struktur ekonomi ( Jaringan Pasar,koperasi dan organisasi
ekonomi yang lain)
7) Pengembangan wadah dinamika masyarakat yang di bangun dan dilestarikan di atas
bekerjanya keseluruhan
8) Memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia
9) Memberantas praktek korupsi, kolusi dan nepotisme di Indonesia
ditanggulangi dengan banyak cara/solusi, seperti

Daftar Pustaka

Warta Warga 2007

AFrances Fox Piven, Richard A. Cloward, Regulating the Poor: The Functions of
Public Welfare, Vintage Books 1993

Jean Swanson, Poor-Bashing: The Politics of Exclusion, 2001

Anda mungkin juga menyukai