Latar Belakang
Pembahasan
Permasalahan kemiskinan di Indonesia tidak akan pernah selesai jika pemimpin kita
tidak bisa menemukan cara yang jitu untuk menyelesaikan permasalahan kemiskinan ini.
Apa lagi ditambah dengan maraknya praktek korupsi yang dilakukan oleh para pejabat
yang tidak memiliki moral dan hati nurani. Mereka yang seharusnya memperjuangkan
nasib rakyat, malah memakan uang yang menjadi hak rakyatnya.
Kemiskinan sudah menjadi pemandangan yang biasa di Negara kita tercinta ini. Hal
ini ditunjukan oleh data Badan Pusat Statistik bahwa jumlah penduduk miskin pada bulan
maret 2010 mencapai 31,02 juta jiwa dengan rincian:
1. Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah
Garis kemiskinan) di Indonesia pada Maret 2010 mencapai 31,02 juta (13,33 persen),
turun 1,51 juta dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2009 yang sebesar
32,53 juta (14,15 persen).
2. Selama periode Maret 2009-Maret 2010, penduduk miskin di daerah perkotaan
berkurang 0,81 juta (dari 11,91 juta pada Maret 2009 menjadi 11,10 juta pada Maret
2010), sementara di daerah perdesaan berkurang 0,69 juta orang (dari 20,62 juta pada
Maret 2009 menjadi 19,93 juta pada Maret 2010).
3. Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak
berubah selama periode ini. Pada Maret 2009, 63,38 persen penduduk miskin berada di
daerah perdesaan, sedangkan pada Maret 2010 sebesar 64,23 persen.
4. Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan
peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).
Pada Maret 2010, sumbangan garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan
sebesar 73,5 persen, sedangkan pada Maret 2009 sebesar 73,6 persen.
5. Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan adalah
beras, rokok kretek filter, gula pasir, telur ayam ras, mie instan, tempe, bawang merah,
kopi, dan tahu. Untuk komoditi bukan makanan adalah biaya perumahan, listrik, angkutan,
dan pendidikan.
6. Pada periode Maret 2009-Maret 2010, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks
Keparahan kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Ini mengindikasikan
bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis
Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.
Ada beberapa hal/cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi
kemiskinan di Indonesia, antara lain:
1) Menyediakan tanah baru melalui realokasi atau meningkatkan akses masyarakat
terhadap tanah melalui Land Reform.
2) Menciptakan aset baru dan peluang kerja diberbagai sektor dan bidang pekerjaan
yang di ciptakan langsung oleh pemerintah atau pihak swasta (investor).
3) Perluasan jangkauan kredit mikro dengan bunga rendah dan tanpa jaminan, serta
pemberian akses ke lembaga kredit .
4) Pengembangan kemampuan manajemen dan keuangan serta penguasaan
teknologi dan keahlian (skill) tertentu.
5) Peningkatan pelayanan pemerintah kepada masarakat terutama di bidang
kesehatan , pendidikan , dan layanan publik.
6) Pengembangan struktur-struktur ekonomi ( Jaringan Pasar,koperasi dan organisasi
ekonomi yang lain)
7) Pengembangan wadah dinamika masyarakat yang di bangun dan dilestarikan di
atas bekerjanya keseluruhan
8) Memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia
9) Memberantas praktek korupsi, kolusi dan nepotisme di Indonesia
Kesimpulan
Daftar Pustaka
AFrances Fox Piven, Richard A. Cloward, Regulating the Poor: The Functions of
Public Welfare, Vintage Books 1993