Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATERNITAS

PENGKAJIAN PADA IBU HAMIL


Pengampu : Sri Aminingsih

Disusun oleh : Kelas IIA

1. Christiana Damayanti 2009.010


2. Devina Kumalasari 2009.100
3. Dwi Lestari 2009.058
4. Ida Lestari 2009.021

AKPER PANTI KOSALA SURAKARTA


2010/201
PENGKAJIAN IBU HAMIL

1. ANAMNESIS
ASPEK PENGETAHUAN
Anamnesis kehamilan adalah tanya jawab yang dilakukan oleh seorang
bidan atau tenaga medis lainnya dengan ibu hamil, untuk menggali data subjektif
yang berkaitan dengan keadaan kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya.
Tujuan dari anamnesis tersebut adalah untuk mendeteksi komplikasi dan
menyiapkan kelahiran sehingga kelahiran atau persalinan sang ibu hamil bisa
direncanakan kebutuhan asuhan yang tepat bagi ibu hamil.
Pelaksanaan anamnesis kehamilan :
1. Pada kunjungan atau pemeriksaan ibu hamil yang pertama. Anamnesis
dilakukan untuk menggali data dengan lengkap, yang melingkup
identitas ibu dan suami, keluhan serta ketidaknyamanan ibu akibat
adanya kehamilan.
2. Pada kunjungan atau pemeriksaan ulang. Anamnesis ditujukan pada
perubahan pada ibu hamil setelah diberi asuhan pada kujungan pertama
dan adakah keluhan lain yang tidak ditemukan pada kunjungan pertama.
Prinsip – prinsip yang perlu diterapkan dalam melaksanakan anamnesis
kehamilan :
1. Mendengarkan keluhan dan ungkapan perasaan ibu hamil, jangan
memotong pembicaraan sebelum ibu selesai berbicara.
2. Memberi kesan dalam mendengarkan dan mencoba memahami apa yang
diungkapkan oleh ibu hamil.
3. Menjawab pertanyaan dengan sabar dan penuh pengertian.
4. Memberi penjelasan secara singkat, lengkap, dan mudah dimengerti.
5. Menggunakan istilah yang mudah dipahami ibu hamil.
6. Menunjukkan isyarat atau komunikasi nonverbal seperti mengangguk
atau tersenyum.
Komponen informasi atau riwayat yang perlu ditanyakan dalam kunjungan
pertama sebagai berikut :
 Identitas ibu dan suami yang meliputi nama, umur, alamat, agama,
pekerjaan.
 Riwayat kehailan sekarang yang meliputi hari pertama haid terakhir
(HPHT) , gerak janin (sejak kapan mulai dirasakan gerakkan bayi), tanda
– tanda bahaya seperti rabun senja, keluhan yang lazim, penggunaan obat
(jamu - jamuan).
 Riwayat kebidanaan lalu meliputi berapa kali hamil, anak yang lahir
hidup, persalinan tepat waktu, persalinan prematur, persalinan dengan
tindakan (forsep, vakum, seksio sesaria), riwayat perdarahan pada
persalinan, pasca persalinan, keadaan bayi.
 Riwayat kesehatan termasuk penyakit dahulu dan sekarang serta
imunisasi yang didapat (tetanus toksoid).
 Riwayat sosial – ekonomi yang meliputi status perkawinan, reaksi orang
tua dan keluarga terhadap kehamilan, riwayat keluarga berencana (KB),
kebisaan makan dan gizi yang dikonsumsi, kebiasaan hidup sehat dan
kegiatan sehari – hari.

Dari data atau informasi di atas dapat membantu dalam mempersiapkan


persalinan yang lebih baik. Sedangkan komponen pada saat kunjungan ulang
meliputi perasaan, kemajuan kondisi ibu setelah kunjungan pertamat,
kekhawatiran yang timbul sejak kunjungan pertama, gerakkan janin dalam 24 jam,
informasi tentang bahaya dan penyulit yang mungkin dialami, pemakaian
suplemen.

ASPEK KETRAMPILAN
Aspek ketrampilan meliputi menyiapkan alat pada saat melakukan
pengkajian seperti alat tulis, ruangan yang jauh dari kebisingan dan nyaman untuk
ibu hamil beserta suaminya. Menginformasikan tujuan anamnesis sehingga ibu
dan suami tidak merasa bingung dan canggung dalam menginformasikan keadaan
seperti menjelaskan biodata dan keluhan yang biasa dirasakan. Di dalam
anamnesis diusahakan antara tenaga medis atau bidan dengan ibu hamil
mempunyai hubungan yang baik sehingga menghasilkan interaksi yang baik pula
serta dapat menggali data – data yang diperlukan untuk asuhan keperawatan bagi
ibu hamil dengan tepat. Disisi lain bidan atau tenaga medis harus bersikap yang
ramah, sopan dan terbuka sehingga ibu hamil dan suaminya tidak merasa tegang.

ASPEK SIKAP
a) Aspek sikap yang harus tampak dalam setiap kegiatan anamnesis yaitu :
b) Sopan dan ramah seperti memberi penghargaan dan penjelasan yang akurat
sehingga ibu akan tertarik untuk konsultasi lagi.
c) Menunjukkan niat membantu,supaya ibu hamil dapat yakin untuk mendapat
pelayanan yang baik.
d) Menghargai martabat ibu sesuai dengan kondisinya.
e) Tanggap dalam mengenali kondisi ibu.
f) Menjaga privasi ibu dalam memberi asuhan.

2. KOMPLIKASI MEDIS SELAMA KEHAMILAN

A. Anemia
Anemia adalah defisiensi pada kualitas atau kuantitas sel darah merah yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pembawa oksigen darah.
Anemia didefinisikan sebagaikonsentrasi hemoglobin kurang dari normal.
Anemia dapat ditemukan pada kehamilan karena dapat bersifat herediter atau
menurun.
Klasifikasi anemia :
1.Anemia didapat
a.Anemia Defisiensi Zat Besi
Patologi : Pada saat kehamilan zat besi meningkat karena kebutuhan
maternal dan janin. Anemia defisiensi zat besi dapat bersifat menurun (herediter)
akibat adanya peningkatan fotikasi zat besi pada tepung dan sereal. Faktor
penentu lain seperti :
• Periode pertumbuhan cepat
• Nutrisi buruk
• Kehamilan jarak dekat
• Gestasi multiple
• Riwayat perdarahan menstruasi hebat
• Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim yang baru
• Kehilangan darah saluran pencernaan
• Pendapatan rendah

Tanda dan Gejala : Anemia yang berat dapat mengalami dispnea dan
palpitasi,membrane mukosa pucat,bibir pecah,glositis dan kuku rapuh jika
ditemukan.

b.Anemia Megaloblastik
Patologi : Anemia megaloblastik akibat dari defisiensi asam folat. Pada
masa kehamilan membutuhkan asam folat yang banyak. Akibatnya terjadi
pembentukkan megaloblas oleh sumsum tulang. Faktor yang meningkatkan resiko
defisiensi asam folat adalah
1. Nutrisi buruk
2. Kehamilan jarak dekat
3. Gestasi multiple
4. Terapi antikoagulan
5. Penggunaan jangaka panjang sulfonamide atau anti konvulsan
6. Penggunaan alcohol berat
Anemia megaloblastik juga dapat disebabkan oleh defisiensi vitamin B12.
Tanda dan Gejala : Anemia yang berat dapat dikaitkan dengan keletihan dan
defisiensi vitamin B12 yang bisa juga dikaitkan dengan gejala neurologist yang
termasuk dalam kehilangan proprioseptif ekstremitas bawah dan dapat kehilangan
indra penciuman.

2.Anemia Herediter
a. Hemoglobinopati Sel Sabit
Patologi : Anemia sel sabit (SS), penyakit Hb C-sel sabit (SC), dan
talasemia sel sabit B (talasemia S-B) dikaitkan dengan peningkatan mortalitas dan
morbiditas pada maternal dan perinatal. Sifat sel sabit adalah tipe
hemoglobinopati paling umum.Sel sabit berulang atau luas menimbulkan nekrosis
dan kerusakan organ. Krisis sumbatan vascular meningkat pada kehamilan, yang
mengakibatkan penurunan perfusi dan hepoksia.
Tanda dan Gejala : pada kasus berat, pasien mengeluh keletihan, dispnea, dan
palpitasi, serta membrane mukosa pucat.
b.Talasemia
Patologi : talasemia adalah determinan genetic gangguan hematologist
yang dikarakteristikan oleh gangguan kecepatan produksi satu atau lebih rantai
peptide yang ditemukan dalam globin (Gant dan Cunningham, 1993). Talasemia –
beta homozigot biasanya didiagnosis pada masa kanak – kanak awal ketika anak
gagal bertumbuh. Gen yang terkena tidak mampu menghasilkan Hb, dan
mengakibatkan anemia hebat. Talasemia – alfa mayor mengakibatkan empat gen
alfa defektif dan menghasilkan hidrops fetalis dan inkompatibillitas dengan
kehidupan ekstrauterin. Talasemia paling umum paada individu dari mediterania
atau turunan asia.

KOMPLIKASI OBSTETRIK PADA PERIODE PRENATAL

a. Aborsi Spontan
Patologi : Aborsi spontan (keguguran) adalah terminasi kehamilan
sebelum periode viabilitas janin atau sebelum gestasi minggu ke-20 atau berat
badan 500 gram. Aborsi spontan akibat dari perkembangan abnormal produk
konsepsi. Aborsi spontan terjadi pada trimester pertama disebabkan oleh
abnormalitas kromosom. Aborsi spontan biasanya digabarkan sebagai berikut :
• Aborsi Terancam : pendarahan atau bercak darah tanpa perubahan
serviks
• Aborsi Inevitabel : pendarahan dan kram pada dilatasi serviks.
• Aborsi Komplet : perdarahan dan pengeluaran komplet produk konsepsi.
• Missed Aborsi : penghentian perkembangan atau kematian janin dengan
retensi produk konsepsi yang mati.
Aborsi habitual (aborsi berulang) didefinisikan sebagai aborsi sppontan
tiga atau lebih secara berturut – turut. Tanda dan Gejala :
Aborsi terancam :
• Bercak tanpa perubahan serviks.
• Ada gerakan jantung janin bila lebih dari gestasi 6 minggu.
• Gonadotropin korionik manusia (hCG) beta dalam serum rentan normal.

Aborsi Inevitable :
• Bercak, kram, dan atau pecah ketuban.
• Dialtasi serviks.
• Tidak ada gerakan jantung janin.

Aborsi Komplet :
• Pasase produk konsepsi.
• Tidak ada produk konsepsi yang teridentifikasi pada pemeriksaan
ultrasuara.
• Uterus padat.
• Kadar Hcg turun.
Missed aborsi :
• Bercak mungkin ada
• Kurang pertumbuhan uterin dalam pemeriksaan seri.
• Tidak ada gerakan jantung janin.
• Kantung kosong pada pemeriksaan ultrasuara.

b. Kehamilan Ektopik
Patologi : kehamlan ektopik terjadi ketika blastokista berimplantasi pada
tuba. Faktor resiko untuk kehamilan ektopik adalah kehamilan ektopik
sebelumnya, riwayat patologi tubal dan pemajanan dietilstilbestrol (DES) in utero.
Tanda dan gejala seperti ukuran uteri kecil, periode menstruasi yang tidak lzim,
nyeri abdomen atau pelvis.

c. Plasenta Previa
Patologi : plasenta previa adalah implantasi plasenta di atas atau di sekitar os
serviks internal. Faktor yang terkait mencakup riwayat jaringan parut uetrin
bawah, riwayat endometriosis puerperal, gestansi ganda. Tiga klasifikasi plasenta
previa :
• Plasenta previa total : total menutupi os serviks internal.
• Plasenta previa parsial : menutupi sebagian.
• Plasenta previa marjinal : menutupi tepi seputar os serviks.
Tanda dan gejala perdarahan per vagina yang tidak menimbulkan nyeri.
Perdarahan awal mungkin sedikit namun sesuai kemajuan kehamilan terdapat
kemungkinan hemoragia yang besar.

d. Gestasi Multipel
Patologi : gestasi multiple terjadi ketika satu telur fertile terbagi menjadi dua
individu (monozigotik) atau ketika dua atau lebih ova fertile (dizgotik).Gestasi
multiple juga dikaitkan dengan peningkatan angka plasenta previa, malpresentasi,
dab anomali kongenital.

KOMPLIKASI PERIODE PASCAPARTUM

Perdarahan pascapartum lanjutan


Kehilangan darah sebanyak lebih dari 500 ml setelah persalinan. Perkiraan
penyebabnya adalah mengelupasnya luka plasenta, tertinggalnya bagian plasenta.

Infeksi
a. Endometritis
Faktor resiko meliputi rupture membran yang lama, persalinan yang
panjang, pemerikasaan vagina, persalinan dengan pembedahan dan
anemia.Endometritis terjadi lebih dari 1 minggu diakibatkan oleh Chlamydia
trachomatis, merupakan infeksi polimikrobial.
b. Syok Sepsis
Organisme yang menyebabkan adalah E.Coli, Klebsiella pneumoniae dan
Proteus spp. Organisme anaerob gram negative melepasakan ebdotoksin ke dalam
system peredaran darah mengakibatkan perubahan hemodinamika yang
menyebabkan kegagalan multiorgan.
c. Infeksi Luka
Faktor terjadinya infeksi meliputi teknik menjahit yang tidak tepat, proses
persalinan yang panjang, obesitas, gangguan defisiensi imun, dan status ekonomi
rendah. Organisme yang umum adalah S.aureus, streptokokus anaerob dan basil
anerob maupun aerob.
d. Mastitis
Merupakan peradangan jaringan payudara pada wabita menyusui. S.aureus
merupakan organisme yang sering menyebabkan mastitis, jika tidak ditangani
akan menjadi abses payudara.
e. Tiroiditis
Merupakan sindrom hipertiroidisme atau hipotiroidisme yang bersifat
sementara yang terjadi pada tahun pertama persalinan.

3. PEMERIKSAAN OBSTETRI DAN GENIKOLOGI

Inspeksi pada genetalia eksternal memperlihatkan perubahan warna tipikal


pada pembuluh darah vulva menjadi kebiruan.
a. Pengukuran panggul eksterna : menentukan jarak antara penonjolan tulang yang
spesifik. Teknik pengukuran :
- Diameter interspinarum : jarak antara spina iliaka anterior-superior.
- Diameter interkristarum : jarak antara puncak iliaka.
- Diameter intertrokanterika : jarak antara kedua tulang trokanter.
- Konjugata eksterna : jarak antara batas atas jajaran genjang Michaeli dengan
puncak simfisis.
b. Tinggi fundus uteri : tinggi fundus uteri bergantung pada umur kehamilan.
Tinggi fundus normal :
- Kehamilan 16 minggu : 1 - 2 lebar jari di atas simfisis.
- Kehamilan 20 minggu : 2 – 3 jari di bawah umbilicus.
- Kehamilan 24 minggu : setinggi umbilicus.
- Kehamilan 28 minggu : 2 – 3 jari di atas umbilicus.
- Kehamilan 32 minggu : pertengahan antara umbilicus dengan prosesus xifoideus
- Kehamilan 36 minggu : pada batas iga
- Kehamilan 40 minggu : 1 – 2 jair di bawah batas iga
c. Pengukuran lingkar abdomen : mencatat ukuran uterus yang dilakukan pada
kehamilan 20 minggu. Angka lingkar abdomen normal adalah 100 – 105 cm.
Angka yang lebih tinggi kemungkinan janinyang besar, kehamilan kembar,
penumpukkan lemak. Untuk hasil yang pasti menggunkan ultrasonografi.

d. Palpasi Leopold merupakan metode standart untuk melakukan palpasi abdomen


dan digunakan untuk menentukan tinggi fundus, letak janin. Tahap - tahap
dengan urutan sebagai berikut :
a. Tahap pertama adalah menentukan tinggi fundus dan secara sepintas lalu
menentukan umur kehamilan.
b. Menentukan letak punggung dan ekstremitas janin.
c. Menentukan bagian terendah janin.
d. Menentukan kedudukan bagian terendah janin dengan penggul.

e. Palpasi Zangemeister merupakan metode palpasi untuk menunjukkan setiap


kemungkinan disporposi antara kepala dan panggul.

f. Auskulatasi Denyut Jantung Janin menggunakan doptone atau fetoskop dan


dopler, sedangkan tempat atau areanya ada di punggung janin, denyut janin
normal adalah 120 – 140 x/menit.

Anda mungkin juga menyukai