Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pengertian
Semua biaya yang akan terpengaruh oleh oleh suatu pengambilan keputusan sehingga biaya tersebut
harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan digolongkan menjadi
2:
1. Pengambilan keputusan yang berhubungan dengan jangka pendek
2. Pengambilan keputusan yang berhubungan dengan jangka panjang
Biaya relevan adalah data biaya yang diharapkan dimasa akan dating yang berdeda dalam beberapa
alternative keputusan.
1. Biaya diferensial
Biaya diferensial adalah selosih biaya atau biaya yang berbeda dalam beberapa alternative pilihan.
Biaya diferensial disebut juga dengan biaya marginal atau biaya incremental.
2. Biaya kesempatan
Biaya kesempatan adalah kesempatan yang dikorbankan dalam memilih suatu alternative
3. Biaya tersamar
Biaya tersamar adalah biaya yang tidak kelihatan dalam catatan akuntansi tetapi mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan. Biaya tersamar ini akan diperhitungkan pada saat pengambilan keputusan
tentang penggantian suatu peralatan
4. Biaya nyata
Biaya nyata adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan akibat memilih suatu alternative.
Contoh : biaya yang dikeluarkan akibat memilih jika menerima pesanan dari pelanggan
Biaya dapat dilacak adalah biaya yabg dapat dilacak kepada produk selesai.
6. Biaya Penggantian
Biaya penggantian adalah biaya timbul akibat pemilihan penggantian mesin lama dengan mesin baru.
Pengertian biaya tidak relevan
Biaya tidak relevan adalah data buaya masa lalu yang tidak relevan karena tidak berbeda dalam
beberapa alternative keputusan.
Data masa lalu mungkin bisa membantu didalam merumuskan ramalan tetapi angka-angka
tersebut bukanlah data yang diharapkan untuk masa akan datang, yang harus digunakan oleh manajer
dalam membuat keputusan karena angka-angka masa lalu sama sekali tidak relevan dengan keputusan
itu sendiri.
Secara umum tujuan perusahaan adalah mencari atau menghasilkan laba dengan mengerahkan sumber-
sumber ekonomi dalam berbagai bentuk dengan pengelolaan yang baik dan terarah. Akan tetapi pada
beberapa perusahaan sering terjadi sumber-sumber ekonomi tidak dimanfaatkan secara penuh sehingga
timbul kapasitas menganggur (Idle capacity), yang disebabkan oleh bermacam-macam faktor antara
lain keterbatasan pasar menampung produksi, sehingga perusahaan hanya bekerja/berproduksi atas
dasar daya serap pasar tersebut. Persoalan sekarang adalah bagaimana menajemen dapat memanfaatkan
kapasitas itu sehingga mampu menaikkan contribution margin yang dapat meningkatkan laba
perusahaan secara keseluruhan. Atau apakah kapasitas tadi dibiarkan menganggur tanpa menghasilkan
sesuatu ?
Ada dua konsep biaya produksi yang menjadi pemikiran para ahli akuntansi biaya. Konsep Full
Costing dan Varible Costing. Konsep ini menjadi berbeda akibat adanya perbedaan pengakuan terhadap
biaya overhead pabrik tetap (BOPT). Dalam konsep
full costing BOPT diakui sebagai bagian integral biaya produksi (harga pokok produksi). Sedangkan
variable costing sebaliknya, yaitu tidak menganggap BOPT sebagai bagian biaya produksi yang
elementer.
Alasan yang kahir mengakibatkan timbulnya pertentangan yang tajam antara pembela kedua konsep
tersebut adalah BOPT merupakan period cost , yaitu biaya-biaya yang harus dibebankan langsung pada
tahun yang berjalan dan tidak ada gunanya lagi ditangguhkan, karena hal yang sama akan dibebankan
pada periode mendatang. Machvoedz ( 1988 : 102 ) “ biaya- biaya
seperti
depresiasi,
asuransi- asuransi,
dan
pajak- pajak
merupakan fungsi waktu, jadi tidak tepat kalau dibebankan kepada produk.”
IAI ( 1984 :
24 ) dalam Prinsip Akuntansi Indonesia juga mengisyaratkan demikian, yaitu full costing dianggap
sebagai metode yang tepat untuk penentuan harga pokok. AICPA menyatakan dalam Accounting
Research Bulletin No. 43, statement 3, bahwa “ Harus diketahui pengeluaran semua overhead dari
biaya persediaan tidak merupakan prosedur akuntansi yang diterima “ (Hadibroto : 1982:24 ).
Pernyataan ini secara eksplisist tidak bertentangan dengan keinginan metode VC, karena VC tidak
mengeluarkan semua overhead dari komponen biaya produksi, tetapi hanya BOPT saja. dAn ini akan
sangat berbeda dengan apa yang dianut PAI yang secara implisit menolak metode VC.
Perkembangan pemikian teori akuntansi kedepan menginginkan gerak perkembangan teori yang lebih
maju dan objektif. Itu berarti pertentangan pemikiran yang demikian dapat
di-terima. Hadibroto (1982 : 24 ) dalam disertainya tidak berani mengambil sikap atas perbedaan
pendapat ini, terbukti dengan pernyataan “ Bukanlah tujuan penulis ini untuk menentukan sikap dalam
pertentangan ini. Akan tetapi, harus ditegaskan bahwa nampaknya ada persesuaian paham bahwa “
direct costing “ adalah metode yang berguna bagi pengambilan keputusan manajemen “. walapun
secara