Anda di halaman 1dari 2

Terima Hadiah Usai Menghina Raja

http://kisahpetualanganabunawas.blogspot.com/2010/09/terima-hadiah-usai-menghina
-raja.html
Ada saja siasat Abu Nawas agar terhindar dari hukuman Sang Raja meski ia jelas-j
elas telah menghina rajanya.
Dengan berbagai alasan yang masuk akal, Abu Nawas justru mendapatkan hadiah dari
Raja.
Berikut kisahnya:
Konon di jaman Raja Harun Al-Rasyid sebelum ada yang namanya toilet, yang ada ha
nya sungai untuk buang hajat.
Suatu ketika Sang Raja merasa perutnya sedang sakit dan sudah tidak bisa lagi un
tuk di ajak kompromi.
Seketika itu juga Raja meminta para pengawal untuk mendampinginya ke sungai demi
menuntaskan hajatnya.
Kebetulan sungai di situ mengalir ke arah selatan.
Sudah menjadi kebiasaan di kalangan masyarakat, jika sang Raja sedang buang haja
t di sungai, maka rakyat di larang keras buang hajat di sebelah utaranya Raja, k
arena dikhawatirkan kotoran tersebut akan mengalir ke arah selatan dan mengenai
badan sang Raja.
Bagi yang melanggar, maka akan mendapatkan hukuman berat dari sang Raja.
Tata Krama
Namun kali ini, peraturan tersebut tidak di indahkan oleh Abu Nawas.
Abu Nawas dengan santainya juga ikut buang hajat di sebelah utara agak jauh dari
sang Raja.
Di saat asyik buang hajat, tiba-tiba saja ada suatu benda yang menyenggol pantat
Raja.
Tanpa berpikir panjang, benda tersebut langsung di pegang dan di lihat oleh sang
Raja.
Dan alangkah kagetnya ternyata benda tersebut adalah kotoran manusia.
Kontan saja hal itu membuat Sang Raja naik pitam, dan seketika itu juga Raja men
yuruh para pengawalnya untuk menelusuri sungai di belahan utara dan menangkap or
ang yang buang hajat.
Benar saja, di sebelah utara agak jauh dari posisi Sang Raja terlihat sosok Abu
Nawas sedang buang hajat dengan santainya.
Saat itu juga para pengawal langsung menagkap dan membawanya ke hadapan Raja unt
uk di hukum.
Ketika di hadapan Raja, Abu Nawas memprotes pada Raja kenapa dia ditangkap dan a
kan di hukum.
Raja pun menjawab bahwa perbuatan Abu Nawas itu telah melecehkan privasinya dan
menginjak-injak harga dirinya sebagai Raja.
"Kamu memang tidak punya tata krama, berani-beraninya kamu buang hajat di sebela
h utaraku sehingga kotoranmu mengenai badanku.
Kini kamu harus menerima hukuman dariku," bentak Sang Raja.
"Ma'af, tunggu sebentar wahai Raja," sela Abu Nawas.
"Ada apa? kali ini tidak ada lagi ampunan bagimu Abu Nawas," sahut Sang Raja ger
am.
"Tunggu sebentar, tolong beri saya kesempatan untuk menjelaskannya.Saya melakuka
n itu semua karena saya sangat menghargai Engkau wahai Raja," kata Abu Nawas.
Diberi Hadiah
Mendengar hal itu, Raja Harun Al Rasyid langsung sedikit tertegun dengan apa yan
g disampaikan oleh Abu Nawas.
"Perbuatan seperti itu kamu bilang malah menghormati aku?" tanya Raja keheranan.
"Begini Raja, selama ini jika Raja tengah mengadakan perjalanan dengan rakyat at
au bersama pengawal, tidak ada satu pun dari rakyat atau pengawal yang berani me
ndahului jalannya Raja.
Begitu juga dengan saya, ketika saya ikut rombongan Raja, posisi ketika berjalan
tidak berani mendahului Raja.
Itu saya lakukan karena saya menjaga tata krama dan sopan santun kepada Raja," b
ela Abu Nawas.
"Ya bagus, tapi apa hubungannya dengan perbuatanmu sekarang ini?" tanya Raja.
"Begini Raja, saya menghormati engkau tidak setenga-setengah.
Ketika saya buang hajat, saya memilih di sebelah utara Raja dan hal ini saya lak
ukan karena saya khawatir jika di sebelah selatan Raja, maka nanti kotoran saya
tidak sopan kepada kotoran Raja karena sudah berani berjalan mendahului kotoran
Raja.
Ini semua saya lakukan demi tata krama saya kepada kotoran Raja," jelas Abu Nawa
s.
Mendengar penjelasan Abu Nawas, Raja pun tersenyum
Dia tidak jadi marah dan menghukum Abu Nawas, tetapi Abu Nawas malah diberi hadi
ah karena alasannya masuk akal.

Anda mungkin juga menyukai