Anda di halaman 1dari 8

1.4. Teorema Divergensi, Curl dan teorema Stokes.

beberapa operasi yang penting dari operasi del atau nabla sebagai operasi
differensial adalah divergensi, curl dan teorema Stokes.
-. Divergensi.
Divergensi suatu vector didefinisikan sebagai :
Divergensi suatu vector adalah limit integrasi permukaan yang melingkupi
volume terhadap setiap satuan volume saat volume yang dilingkupi oleh
permukaan tersebut menuju nol.
Secara matematis didefinisikan sbb :

div . A = ∇. A = lim
∫ A.ds =
1
lim V ∫ A.n.dS
∆V →0 ∆V V →0 S

Terlihat bahwa divergensi adalah merupakan fungsi titik scalar dan terdefinisi pada titik
limit integrasi permukaan. Definisi ini dapat berlaku pada berbagai system koordinat dan
dapat dipergunakan untuk mendapatkan bentuk eksplisit operasi divergensi dalam system
koordinat tertentu.
Gambaran fisis dari divergensi vektor adalah bandingkan antara kecepatan air setelah
lubang kurasnya dibuka, dengan ban yang dicoblos paku, karena air tidak dapat
dimampatkan maka maka divergensi kecepatan arus adalah nol, namun karena udara
dapat dimampatkan maka divergensi kecepatan udara yg keluar ban lebih besar dari nol.
Lebih jelasnya jika kecepatan air adalah v yag merupakan fungsi tempat kedudukan dan

ρ adalah kerapatan air, maka ∫ρ.v.n.dS


S
jelas bahwa jumlah bersih air yang

meninggalkan yang meninggalkan isi persatuan waktu yang dilingkupi olah S, jika air
tidak dapat dimampatkan maka integral permukaan merupakan ukuran sumber air
keseluruhan yang dilingkupi oleh permukaan tersebut. Sehingga definisi divergensi dapat
diartikan sebagai limit kekuatan sumber persatuan isi atau kerapatan sumber air yang tak
dapat dimampatkan.
Lebih lanjut divergensi ini dalam penerapannya pada medan electromagnet dinyatakan
sebagai Teorema Divergensi sebagai berikut :
Integral divergensi suatu vektor pada volume V sama dengan integral permukaan
tertutup komponen normal vektor pada permukaan yang melingkupi volume V

17
Secara matematis dituliskan sebagai berikut :

∫∫∫∇. A.dV
V
= ∫∫A.n.dS = ∫∫A.dS
S S

(lebih jelasnya vector analysis schaum series atau yang lain)


-. Curl.
Operasi lain yang berhubungan dengan operasi nabla adalah Curl yang dituliskan sebagai
∇xA dan didefinisikan sebagai berikut :
Curl suatu vektor adalah limit hasil bagi integral hasilkali perkalian silang
dengan normal yang mengarah keluar, pada suatu permukaan tertutup, terhadap
isi yang dilingkupi permukaan tersebut pada saat volume menuju nol.
1
Persamaan tersebut adalah : ∇xA = Vlim
→0 V ∫nxA .dS
S

(1)
Definisi dan operasi curl ini ada hubungan dengan divergensi, curl hasil kali perkalian
silang dengan nabla dan divergensi hasil kali perkalian titik dengan nabla.
Lebih lanjut definisi tersebut di atas adalah
Komponen ∇xA pada arah vektor satuan S adalah limit suatu integral garis
per-satuan luas pada saat daerah yang dibatasinya menuju nol, daerah ini tegak
lurus dengan bidang S .

dl

ζ
S
C

.n x S

n dS

Gambar volume karena adanya pergeseran bidang lintasan kurva C pd arah normalnya S
1
Atau S .( ∇xA ) = lim ∫ A.dl (2)
S →0 S C

18
Lintasan kurva C adalah lintasan yang membatasi permukaan S dan merupakan bidang
normal terhadap S. dari definisi dan gambar di atas maka bidang lengkung C dan volume
yang dibatasi oleh lengkungan C tersebut jika digeser sejauh ζ pada arah normal
terhadap bidang tersebut. Jika S normal terhadap bidang itu, maka dengan mengambil

1
hasilkali titik S terhadap definisi curl yang pertama : ∇xA = Vlim
→0 V ∫nxA .dS
S
adalah

1
S . ∇xA = Vlim
→0 V ∫S .nxA .dS
S

Jika diperhatikan terlihat bahwa permukaan S x n dS hanya samadengan ζ dl, dimana

dl adalah perpindahan kecil sepanjang C, atau V = ζ S, maka integral volume tersebut :


1
S . ∇xA = Vlim
→0 ζ.S ∫ζ. A.dl
S

1
Dengan menghapus ζ maka persamaan di atas adalah : S .(∇xA ) = lim
S →0 S ∫ A.dl sama
C

dengan persamaan (2) di atas.


Lebih lanjut dari Curl ini diperoleh teorema penting dalam medan elektromagnet adalah
teorema Stokes :

∫ A.dl = ∫∫(∇xA ).ndS = ∫∫(∇xA ).dS


C S S

Teorema Stokes : integral garis suatu vector sepanjang suatu lengkungan C tertutup
sama dengan integral komponen normal curlnya sepanjang permukaan yang
dibatasi oleh lengkungan tersebut.

19
1.5. Sistem Koordinat
Karena dalam pembahasan medan tidak bisa dilepaskan dari ruang dimana benda
yang diselidiki berada serta bentuk benda yang tidak beraturan maka diperlukan
pengetahuan mengenai system koordinat untuk memudahkan untuk intrespretasikan dan
memberikan gambaran terhadap benda yang diteliti. Tiga system koordinat yang akan
dibahas pada bab ini diantara sekian banyak system koordinat. Ketiga system koordinat
tersebut adalah Sistem Koordinat Cartesian, Sistem Koordinat Tabung dan Sistem
Koordinat Bola.
System koordinat Cartesian .
Supaya dapat menyatakan sebuah vector dengan tepat, harus diketahui panjangnya;
arahnya, sudutnya atau komponennya dalam ruang dimana dilakukan pembahasan. Cara
paling sederhana diantara sekian banyak system koordinat untuk dapat melakukannya
yaitu system koordinat kartesian.
Menggunakan tiga sumbu koordinat saling tegak lurus yaitu x, y dan z.

z F( 0 ,0 , z1)
) E( 0 , y1 , z1)

Titik asal

B(x1, 0 , z1)
G(x1, y1, z1) y
C( 0 , y1 ,0 )

A( x1, 0 ,0 )
x D( x1, y1 ,0 )

Sistem koordinat Cartesian tiga dimensi dengan sumbu, x, y dan z.


Suatu titik ditentukan dengan jarak dari sumbu koordinat x, y dan z (dari titik asal), harga
tersebut menyatakan jarak dari titik asal (sumbu koordinat) ke perpotongan dari garis
lurus yg ditarik dari titik tersebut tegak lurus terhadap masing-masing sumbu x, y dan z.
Lebih jelasnya dari gambar terlihat titik yang berimpit pada sumbu x A(x1,0,0), titik yang

20
terletak pada bidang xz adalah B(x1,0,z1), titik yang berimpit pada sumbu y C(0,y1,0),
titik yg terletak pada bidang xy adalah D(x1,y1,0), titik yg terletak pada bidang yz adalah
E(0,y1,z1), titik yang berimpit pada sumbu z adalah F(0,0,z1), titik G adalah (x1,y1,z1).
Menghitung volume system koordinat Cartesian.

z
.dx.dy.
.dx .z2
.dy.dz
.dy
.z1
.dy.dz
.dz y
.x1 .y1 .y2
.x2
x

Bidang-bidang yang melingkupi Volume V.


Dari gambar terlihat terdapat 6 bidang/luasan melingkupi balok yang mempunyai volume

f ( x, y , z )dx .dy .dz


z2 y2 x2
∫ ∫ ∫
z1 y1 x1
dan ke enam bidang tersebut adalah bidang

f ( x, y , z ) z =z1 .dx .dy


y2 x2
∫ ∫
y1 x1
pada z1 (bidang alas), bidang

f ( x, y , z ) z =z 2 .dx .dy
y2 x2
∫ ∫
y1 x1
pada z2 (bidang atas balok), bidang

f ( x, y , z ) y =y1 .dx .dz


z2 x2
∫ ∫
z1 x1
pada y1 (samping kiri balok), bidang

f ( x, y , z ) y =y 2 .dx .dz
z2 x2
∫ ∫
z1 x1
pada y2 (samping kanan balok), bidang

f ( x, y , z ) x =x1 .dy .dz


z2 y2
∫ ∫
z1 y1
pada x1 (belakang balok) dan bidang

f ( x, y , z ) x =x 2 .dy .dz
z2 y2
∫ ∫
z1 y1
pada x2 (depan balok).

Sistem Koordinat tabung.


Untuk menyelesaikan persoalan fungsi yang mempunyai bentuk fisik seperti tabung dan
sejenisnya, misalnya penghantar dengan diameter tertentu dan panjang tertentu maka
akan sangat sulit bila diselesaikan dengan menggunakan system koordinat Cartesian,

21
maka dengan melakukan analogi dan manipulasi matematis maka dapat diselesaikan
dengan menggunakan koordinat tabung. Hal ini dapat dilihat dari gambar berikut.

z ρ

φ
y
ρ ρ cos
ρ sin φ
x
φ

System koordinat tabung


Titik di dalam koordinat tabung adalah P(ρ , φ , z) dimana dρ adalah perubahan garis
(jari-jari tabung), dz adalah perubahan garis sepanjang sumbu z namun dφ bukan garis
adalah perubahan sudut putar dari ujung jari-jari yang diputar sepanjang sudut putar φ ,
sehingga yang merupakan adalah garis adalah ρ dφ , yaitu garis keliling lingkaran
dimana ujung jari-jari diputar sepanjang perubahan sudut putar dφ .
Adapun analogi terhadap sumbu x, y dan z adalah :
y = ρ sin φ

x = ρ cos φ

z= z
Luas permukaan yang melingkupi volume tabung adalah ∫∫ S
f(ρ ,φ ,z) ρ dρ

dφ adalah permukaan atas dan bawah tabung (kedua tutup penutup tabung) dan ∫∫
S

f(ρ ,φ ,z)ρ dρ dz adalah sisi-sisi tabung,.


Sedang untuk menghitung volume tabung adalah dengan mengintegralkan ketiga variable

tersebut yaitu ∫∫∫f ( ρ, φ, z )ρ.dρ.dφ.dz


V

22
Sistem Koordinat Bola.
Untuk menyelesaikan persoalan fungsi yang mempunyai bentuk fisik seperti bola dan
sejenisnya, misalnya antena tertentu yang memancarkan gelombang elektromagnetik
kesegala arah dan pada jarak tertentu mempunyai daya dan intensitas medan magnet
maupun intensitas medan listrik yang sama maka akan sangat sulit bila diselesaikan
dengan menggunakan system koordinat Cartesian maupun kordinat tabung, maka dengan
melakukan analogi dan manipulasi matematis maka dapat diselesaikan dengan
menggunakan koordinat bola. Hal ini dapat dilihat dari gambar berikut.

.z

θ .
r .y

.x

System koordinat Bola


Titik di dalam koordinat Bola adalah P(r, φ, θ ) dimana dr adalah perubahan garis (jari-
jari tabung), namun dφ bukan garis adalah perubahan sudut putar dari ujung jari-jari
yang diputar sepanjang φ , sehingga yang merupakan adalah garis adalah rdφ , yaitu
garis keliling lingkaran dimana ujung jari-jari diputar sepanjang perubahan sudut putar
mendatar dφ dan dθ juga bukan garis adalah perubahan sudut putar dari ujung jari-jari
yang diputar sepanjang θ , sehingga yang merupakan adalah garis adalah rdθ , yaitu
garis keliling lingkaran dimana ujung jari-jari diputar sepanjang perubahan sudut putar
vertikal dθ . Adapun analogi terhadap sumbu x, y dan z adalah :
y = r sin θ. sin φ

x = ρ. sin θ. cos φ

z = r cos θ

23
r= x2 + y2 +z2

z
θ = cos −1
x + y2 + z2
2

y
φ = tan −1
x

Luas permukaan yang melingkupi volume bola adalah ∫∫


S
f(r,φ , θ ).r dr.dθ adalah

permukaan vertical bola dan ∫∫


S
f(r,φ , θ ) r sin θ dr.dφ adalah permukaan horisontal

bola dan luas permukaan luar bola adalah ∫∫


S
f(r,φ , θ ) r 2 sin θ dθ .dφ

Sedang untuk menghitung volume bola adalah dengan mengintegralkan ketiga variable

∫∫∫f ( r , φ, θ)r sin θ.dr .dφ.dθ


2
tersebut yaitu
V

24

Anda mungkin juga menyukai