beberapa operasi yang penting dari operasi del atau nabla sebagai operasi
differensial adalah divergensi, curl dan teorema Stokes.
-. Divergensi.
Divergensi suatu vector didefinisikan sebagai :
Divergensi suatu vector adalah limit integrasi permukaan yang melingkupi
volume terhadap setiap satuan volume saat volume yang dilingkupi oleh
permukaan tersebut menuju nol.
Secara matematis didefinisikan sbb :
div . A = ∇. A = lim
∫ A.ds =
1
lim V ∫ A.n.dS
∆V →0 ∆V V →0 S
Terlihat bahwa divergensi adalah merupakan fungsi titik scalar dan terdefinisi pada titik
limit integrasi permukaan. Definisi ini dapat berlaku pada berbagai system koordinat dan
dapat dipergunakan untuk mendapatkan bentuk eksplisit operasi divergensi dalam system
koordinat tertentu.
Gambaran fisis dari divergensi vektor adalah bandingkan antara kecepatan air setelah
lubang kurasnya dibuka, dengan ban yang dicoblos paku, karena air tidak dapat
dimampatkan maka maka divergensi kecepatan arus adalah nol, namun karena udara
dapat dimampatkan maka divergensi kecepatan udara yg keluar ban lebih besar dari nol.
Lebih jelasnya jika kecepatan air adalah v yag merupakan fungsi tempat kedudukan dan
meninggalkan yang meninggalkan isi persatuan waktu yang dilingkupi olah S, jika air
tidak dapat dimampatkan maka integral permukaan merupakan ukuran sumber air
keseluruhan yang dilingkupi oleh permukaan tersebut. Sehingga definisi divergensi dapat
diartikan sebagai limit kekuatan sumber persatuan isi atau kerapatan sumber air yang tak
dapat dimampatkan.
Lebih lanjut divergensi ini dalam penerapannya pada medan electromagnet dinyatakan
sebagai Teorema Divergensi sebagai berikut :
Integral divergensi suatu vektor pada volume V sama dengan integral permukaan
tertutup komponen normal vektor pada permukaan yang melingkupi volume V
17
Secara matematis dituliskan sebagai berikut :
∫∫∫∇. A.dV
V
= ∫∫A.n.dS = ∫∫A.dS
S S
(1)
Definisi dan operasi curl ini ada hubungan dengan divergensi, curl hasil kali perkalian
silang dengan nabla dan divergensi hasil kali perkalian titik dengan nabla.
Lebih lanjut definisi tersebut di atas adalah
Komponen ∇xA pada arah vektor satuan S adalah limit suatu integral garis
per-satuan luas pada saat daerah yang dibatasinya menuju nol, daerah ini tegak
lurus dengan bidang S .
dl
ζ
S
C
.n x S
n dS
Gambar volume karena adanya pergeseran bidang lintasan kurva C pd arah normalnya S
1
Atau S .( ∇xA ) = lim ∫ A.dl (2)
S →0 S C
18
Lintasan kurva C adalah lintasan yang membatasi permukaan S dan merupakan bidang
normal terhadap S. dari definisi dan gambar di atas maka bidang lengkung C dan volume
yang dibatasi oleh lengkungan C tersebut jika digeser sejauh ζ pada arah normal
terhadap bidang tersebut. Jika S normal terhadap bidang itu, maka dengan mengambil
1
hasilkali titik S terhadap definisi curl yang pertama : ∇xA = Vlim
→0 V ∫nxA .dS
S
adalah
1
S . ∇xA = Vlim
→0 V ∫S .nxA .dS
S
1
Dengan menghapus ζ maka persamaan di atas adalah : S .(∇xA ) = lim
S →0 S ∫ A.dl sama
C
Teorema Stokes : integral garis suatu vector sepanjang suatu lengkungan C tertutup
sama dengan integral komponen normal curlnya sepanjang permukaan yang
dibatasi oleh lengkungan tersebut.
19
1.5. Sistem Koordinat
Karena dalam pembahasan medan tidak bisa dilepaskan dari ruang dimana benda
yang diselidiki berada serta bentuk benda yang tidak beraturan maka diperlukan
pengetahuan mengenai system koordinat untuk memudahkan untuk intrespretasikan dan
memberikan gambaran terhadap benda yang diteliti. Tiga system koordinat yang akan
dibahas pada bab ini diantara sekian banyak system koordinat. Ketiga system koordinat
tersebut adalah Sistem Koordinat Cartesian, Sistem Koordinat Tabung dan Sistem
Koordinat Bola.
System koordinat Cartesian .
Supaya dapat menyatakan sebuah vector dengan tepat, harus diketahui panjangnya;
arahnya, sudutnya atau komponennya dalam ruang dimana dilakukan pembahasan. Cara
paling sederhana diantara sekian banyak system koordinat untuk dapat melakukannya
yaitu system koordinat kartesian.
Menggunakan tiga sumbu koordinat saling tegak lurus yaitu x, y dan z.
z F( 0 ,0 , z1)
) E( 0 , y1 , z1)
Titik asal
B(x1, 0 , z1)
G(x1, y1, z1) y
C( 0 , y1 ,0 )
A( x1, 0 ,0 )
x D( x1, y1 ,0 )
20
terletak pada bidang xz adalah B(x1,0,z1), titik yang berimpit pada sumbu y C(0,y1,0),
titik yg terletak pada bidang xy adalah D(x1,y1,0), titik yg terletak pada bidang yz adalah
E(0,y1,z1), titik yang berimpit pada sumbu z adalah F(0,0,z1), titik G adalah (x1,y1,z1).
Menghitung volume system koordinat Cartesian.
z
.dx.dy.
.dx .z2
.dy.dz
.dy
.z1
.dy.dz
.dz y
.x1 .y1 .y2
.x2
x
f ( x, y , z ) z =z 2 .dx .dy
y2 x2
∫ ∫
y1 x1
pada z2 (bidang atas balok), bidang
f ( x, y , z ) y =y 2 .dx .dz
z2 x2
∫ ∫
z1 x1
pada y2 (samping kanan balok), bidang
f ( x, y , z ) x =x 2 .dy .dz
z2 y2
∫ ∫
z1 y1
pada x2 (depan balok).
21
maka dengan melakukan analogi dan manipulasi matematis maka dapat diselesaikan
dengan menggunakan koordinat tabung. Hal ini dapat dilihat dari gambar berikut.
z ρ
φ
y
ρ ρ cos
ρ sin φ
x
φ
x = ρ cos φ
z= z
Luas permukaan yang melingkupi volume tabung adalah ∫∫ S
f(ρ ,φ ,z) ρ dρ
dφ adalah permukaan atas dan bawah tabung (kedua tutup penutup tabung) dan ∫∫
S
22
Sistem Koordinat Bola.
Untuk menyelesaikan persoalan fungsi yang mempunyai bentuk fisik seperti bola dan
sejenisnya, misalnya antena tertentu yang memancarkan gelombang elektromagnetik
kesegala arah dan pada jarak tertentu mempunyai daya dan intensitas medan magnet
maupun intensitas medan listrik yang sama maka akan sangat sulit bila diselesaikan
dengan menggunakan system koordinat Cartesian maupun kordinat tabung, maka dengan
melakukan analogi dan manipulasi matematis maka dapat diselesaikan dengan
menggunakan koordinat bola. Hal ini dapat dilihat dari gambar berikut.
.z
θ .
r .y
.x
x = ρ. sin θ. cos φ
z = r cos θ
23
r= x2 + y2 +z2
z
θ = cos −1
x + y2 + z2
2
y
φ = tan −1
x
Sedang untuk menghitung volume bola adalah dengan mengintegralkan ketiga variable
24