Anda di halaman 1dari 5

ENDOMETRIOSIS

TINJAUAN TEORI

I. Defenisi

Endometriosis merupakan suatu kondisi yang dicerminkan dengan


keberadaan dan pertumbuhan jaringan endometrium di luar uterus.
Jaringan endometrium itu bisa tumbuh di ovarium, tuba falopii,
ligamen pembentuk uterus, atau bisa juga tumbuh di apendiks, colon,
ureter dan pelvis.

II. Etiologi

Ada beberapa faktor resiko penyebab terjadinya endometriosis, antara


lain:

1. Wanita usia produktif ( 15 – 44 tahun )


2. Wanita yang memiliki siklus menstruasi yang pendek (7 hari)
4. Spotting sebelum menstruasi
5. Peningkatan jumlah estrogen dalam darah
6. Keturunan : memiliki ibu yang menderita penyakit yang sama.
7. Memiliki saudara kembar yang menderita endometriosis
8. Terpapar Toksin dari lingkungan

Biasanya toksin yang berasal dari pestisida, pengolahan kayu dan


produk kertas, pembakaran sampah medis dan sampah-sampah
perkotaan.

III. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala endometriosis antara lain :

Nyeri :
Dismenore sekunder
Dismenore primer yang buruk
Dispareunia
Nyeri ovulasi
Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan
nyeri pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.
Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual
Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter

Perdarahan abnormal
Hipermenorea
Menoragia
Spotting sebelum menstruasi
Darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum
menstruasi atau di akhir menstruasi

Keluhan buang air besar dan buang air kecil


Nyeri sebelum, pada saat dan sesudah buang air besar
Darah pada feces
Diare, konstipasi dan kolik

IV. Patofisiologi

Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki


ibu atau saudara perempuan yang menderita endometriosis memiliki
resiko lebih besar terkena penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya
gen abnormal yang diturunkan dalam tubuh wanita tersebut.

Gangguan menstruasi seperti hipermenorea dan menoragia dapat


mempengaruhi sistem hormonal tubuh. Tubuh akan memberikan
respon berupa gangguan sekresi estrogen dan progesteron yang
menyebabkan gangguan pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya
dengan pertumbuhan sel endometrium biasa, sel-sel endometriosis ini
akan tumbuh seiring dengan peningkatan kadar estrogen dan
progesteron dalam tubuh.

Faktor penyebab lain berupa toksik dari sampah-sampah perkotaan


menyebabkan mikoroorganisme masuk ke dalam tubuh.
Mkroorganisme tersebut akan menghasilkan makrofag yang
menyebabkan resepon imun menurun yang menyebabkan faktor
pertumbuhan sel-sel abnormal meningkat seiring dengan peningkatan
perkembangbiakan sel abnormal.

Jaringan endometirum yang tumbuh di luar uterus, terdiri dari fragmen


endometrial. Fragmen endometrial tersebut dilemparkan dari
infundibulum tuba falopii menuju ke ovarium yang akan menjadi
tempat tumbuhnya. Oleh karena itu, ovarium merupakan bagian
pertama dalam rongga pelvis yang dikenai endometriosis.
Sel endometrial ini dapat memasuki peredaran darah dan limpa,
sehingga sel endomatrial ini memiliki kesempatan untuk mengikuti
aliran regional tubuh dan menuju ke bagian tubuh lainnya.
Dimanapun lokasi terdapatnya, endometrial ekstrauterine ini dapat
dipengaruhi siklus endokrin normal. Karena dipengaruhi oleh siklus
endokrin, maka pada saat estrogen dan progesteron meningkat,
jaringan endometrial ini juga mengalami perkembangbiakan. Pada
saat terjadi perubahan kadar estrogen dan progesteron lebih rendah
atau berkurang, jaringan endometrial ini akan menjadi nekrosis dan
terjadi perdarahan di daerah pelvic.

Perdarahan di daerah pelvis ini disebabkan karena iritasi peritonium


dan menyebabkan nyeri saat menstruasi (dysmenorea). Setelah
perdarahan, penggumpalan darah di pelvis akan menyebabkan
adhesi/perlekatan di dinding dan permukaan pelvis. Hal ini
menyebabkan nyeri, tidak hanya di pelvis tapi juga nyeri pada daerah
permukaan yang terkait, nyeri saat latihan, defekasi, BAK dan saat
melakukan hubungan seks.

Adhesi juga dapat terjadi di sekitar uterus dan tuba fallopii. Adhesi di
uterus menyebabkan uterus mengalami retroversi, sedangkan adhesi di
tuba fallopii menyebabkan gerakan spontan ujung-ujung fimbriae
untuk membawa ovum ke uterus menjadi terhambat. Hal-hal inilah
yang menyebabkan terjadinya infertil pada endometriosis.

V. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang dilakukan untuk membuktikan adanya


endometirosis ini antara lain:

1. Uji serum
- Sensitifitas atau spesifisitas berkurang
- Protein plasenta, mungkin meningkat pada endometriosis yang
mengalami infiltrasi dalam, namun nilai klinis tidak
diperlihatkan.
- Antibodi, endometrial
- Sensitifitas dan spesifisitas berkurang
2. Teknik pencitraan
- Ultrasound, dapat membantu dalam mengidentifikasi
endometrioma dengan sensitifitas 11%
- MRI, 90% sensitif dan 98% spesifik, pembedahan, melalui
laparoskopi dan eksisi.

VI. Terapi

Terapi yang dilakukan ditujukan untuk membuang sebanyak mungkin


jaringan endometriosis, antara lain:

1. Pengobatan Hormonal
Pengobatan hormaonal dimaksudkan untuk menghentikan ovulasi,
sehingga jaringan endometriosis akan mengalami regresi dan mati.
Obat-obatan ini bersifat pseudo-pregnansi atau pseudo-menopause,
yang digunakan adalah :

- Derivat testosteron, seperti danazol, dimetriose


- Progestrogen, seperti provera, primolut
- GnRH
- Pil kontrasepsi kombinasi, namun pengobatan ini jugaϖ
mempunyai beberapa efek samping.

2. Pembedahan
Bisa dilakukan secara laparoscopi atau laparotomi, tergantung luasnya
invasi endometriosis.

KONSEP ASUHAN KEFARMASIAN

1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pernah terpapar agen toksin berupa pestisida, atau pernah ke
daaerah pengolahan katu dan produksi kertas, serta terkena
limbah pembakaran sampah medis dan sampah perkotaan.
b. Riwayat kesehatan sekarang
- Dysmenore primer ataupun sekunder
- Nyeri saat latihan fisik
- Dispareunia
- Nyeri ovulasi
- Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha,
dan nyeri pada bagian abdomen bawah selama siklus
menstruasi.
- Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan
seksual
- Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter
- Hipermenorea
- Menoragia
- Feces berdarah
- Nyeri sebelum, sesudah dan saat defekasi
- Konstipasi, diare, kolik

a. Riwayat kesehatan keluarga


Memiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara
kembar) yang menderita endometriosis.
b. Riwayat obstetri dan menstruasi
Mengalami hipermenorea, menoragia, siklus menstruasi
pendek, darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar
sebelum menstruasi atau di akhir menstruasi.

Anda mungkin juga menyukai