a=
∑F
m
3. Hukum III : “Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda ke dua : benda
kedua memberikannya gaya yang sama besar tapi berlawanan arah terhadap
benda petama”. Dinyatakan dengan F aksi = F reaksi
Dari persamaan-persamaan Newton dapat diturunkan rumus untuk
mencari percepatan dengan gaya yang konstan yaitu :
2x
x = ½ a t2 maka a =
t2
PESAWAT ATWOOD
(E-1)
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan percepatan katrol
2. Menentukan kecepatan jatuh beban
Sesuai dengan Hukum III Newton, untuk setiap aksi yang ditimbulkan
oleh suatu benda maka akan terjadi reaksi yang sama besarnya dan berlawanan
arah atau aksi timbal balik satu terhadap yang lain antara dua benda selalu sama
besar dan berarah yang berlawanan. Sesuai persamaan Faksi = −Freaksi , maka jika
benda A melakukan gaya FA terhadap benda B, maka benda B pun akan
melakukan gaya FB yang sama besarnya namun berlawanan arah.
GERAK ROTASI
Bila sebuah benda mengalami gerak rotasi melalui porosnya, ternyata pada
gerak ini akan berlaku persamaan gerak yang ekuivalen dengan persamaan gerak
linier. Analogi antara besaran linier dan besaran sudut (anguler) :
Keterangan :
- momen Inersia (I) suatu benda adalah keengganan benda itu untuk
diputar. Jika suatu benda yang dapat berputar melalui suatu poros perputaran,
ternyata sukar sekali dirotasikan, maka momen Inersia benda terhadap poros
itu besar sekali. Objek yang I-nya kecil mudah dirotasikan
- Torsi (τ ) dan percepatan sudut (α ) : apabila torsi bekerja pada benda yang
momen Inersianya adalah I, maka dalam benda ditimbulkan percepatan sudut
sebesar :
τ
α=
I
I dihitung terhadap poros yang sama.
τ dinyatakan dalam satuan N. m, I dalam kg.m2 dan α harus dinyatakan
dalam satuan rad/s2.
- Momentum sudut adalah satu besaran vektor, besarnya adalah I
dan arahnya searah dengah arah putaran.kalau torsi resultan pada benda adalah
nol, maka baik besaran maupum arah momentum sudut benda tidak berubah.
Ini disebut hukum kekekalan sudut.
- Impuls sudut.
Besar Impuls adalah τ t, di mana t adalah lamanya torsi t bekerja pada benda.
Σ F=0
-T1.-M + T2 + N = 0
-T1 + T2 = 0
T1 = T2
Bila beban berputar dan katrol pun dapat berputar maka geraknya dapat
dianalisis sebagai berikut :
(Gambar 2)
Σ τ =Iα
T1 R – T2 R = I α
Dalam sistem ini juga terdapat percepatan tangensial (at) tepi katrol.
Percepatan ini sama dengan percepatan tali penggantung yang dililitkan dalam
katrol tanpa slip. Bila suatu digantungkan pada tali seperti gambar 2, maka
percepatan benda dapat diturunkan dengan persamaan sebagai berikut :
Σ τ =Iα
T2 R – T1 R = I α
a1 = a2 = a
a
α =
R
T2 – M2.g = M2.g ……….. (1)
(m – M1) . g –T1 = (M1 + m) . a ……….. (2)
a
(T2 – T1) . R =I ……….. (3)
R
a
(T2 – T1)= I ……….. (4)
R2
Sesatan rumus :
1
Δd =
n
∑x
1 2
xt = at
2
xt = v.t
v.t = ½ at
2v
a =
t
∂a ∂a
∗ Δa = ∂v ∆v + ∂t ∆t
2 − 2v
Δa = ∆v + ∆t
t t2
∆a 2∆v ( − 2v∆t ) 1
= +
a t t2 a
∆a 2∆v ( − 2v∆t ) t
= +
a t t2 2v
∆v ∆t
Δa = − a
v t
∂v ∂v
∗ Δv = ∂a ∆a + ∂t ∆t
t a
Δv = ∆a + ∆t
2 2
∆v t∆a a∆t 1
= +
v 2 2 v
∆v t∆a a∆t 2
= +
v 2 2 at
∆a ∆t
Δv = − v
a t
∗ t =
∑v
a
∂t ∂t
Δt = ∂v ∆v + ∂a ∆a
2 2v
Δt = ∆v + 2 ∆a
a a
∆t 2∆v 2 v∆a 1
= + 2
t a a t
∆t 2∆v 2v∆a a
= + 2
t a a av
∆v ∆a
Δt = − t
v a
∆a ∆v ∆t
= -
a v t
∆t ∆v ∆a
= -
t v a
∆v ∆a
Δt = − t
v a
Percobaan II :
1. Menyiapkan percobaan seperti prosedur 1–3 pada percobaan I. Buat
jarakPB 40 cm dan atur penyangga silinder di titik C sehingga BC = 20 cm.
2. Membaskan silinder a1 dari penjepit. Tepat pada saat piringan beban
tersangkut pada penyangkut beban, hidupkan stopwatch. Silinder a2 akan terus
melanjutkan geraknya ke titik C dengan kecepatan yang bisa dikatakan
konstan.
3. Mematikan Stopwatch tepat pada saat a2 mencapai puncak titik C dan
mencatat waktu yang ditunjukkan oleh stopwatch. Ulangi percobaan di atas 2
kali lagi.
4. Mengulangi prosedur 1–3 di atas untuk BC yang lain. (BC = 25 cm, 30
cm, 35 cm, 40 cm, 45 cm, 50 cm, 55 cm, 60 cm).
V. TUGAS PENDAHULUAN
1. Turunkan rumus percepatan untuk pesawat Atwood tersebut dengan
mengabaikan momen inersia katrol
Jawab:
Penggunaan Hukum II Newton untuk gerak rotasi katrol memberikan,
∑τ = I α
T2 R −T1 R = I α
a1 = a 2 = a
a
α=
R
T1 − m1 g = m1 a........ (1)
m 2 g −T2 = m 2 a......... ( 2 )
a
(T2 −T1 ) R = I ....... ( 3)
R
a
(T2 −T1 ) = I ......... ( 4 )
R2
Dengan menjumlahkan persamaan (1) dan (2) didapatkan,
T2 − M 2 g = M 2 a
( m + M 1 ) g − T1 = ( m + M 1 ) a +
T2 − T1 + ( m + M 1 ) g − M 2 g = ( M 2 a ) + ( M 2 + m ) a
T2 − T1 + ( ( m + M 1 ) − M 2 ) g = ( M 2 + M 1 + m ) a
T2 − T1 = −( ( m + M 1 ) − M 2 ) g + ( M 2 + M 1 + m ) a.......... ..( 5)
Dengan memasukan T2 – T1 dari persamaan (4) ke persamaan (5) maka
diperoleh,
a
−I = −( ( m + M 1 ) − M 2 ) g + ( M 2 + M 1 + m ) a
R2
( m + M 1 − M 2 ) g = ( M 2 + M 1 + m ) a + I a2
R
( m + M 1 − M 2 ) g = ( M 2 + M 1 + m ) + I a2 a
R
( m + M1 − M 2 )
a= g
a
M 2 + M1 + m + I 2
R
2. Jika massa katrol m dan jari-jari katrol R, turunkanlah rumus momen inersia
katrol
Jawab:
∫R
2
I = . dm
r =R . cos i +R . sin j
dm = ρ .dA
m = ρ . π . R2
m
ρ=
π R2
dm = ρ . r . dr . dθ
∫∫ R . ρ. r . dr . dθ
2
I =
m R 2
π R2 ∫
= . R3 . dr . ∫ dθ
0 0
R
m 1 4
R . θ ]0
2π
= 2
.
πR 4 0
1
I = m R2
2