Art EN UNS
Art EN UNS
Abstrak
Persentase terbesar pencemar Kali Surabaya berasal dari limbah cair industri. Sekitar 70 buah industri berlokasi
di daerah aliran Kali Surabaya mulai daerah Mojokerto, Sidoarjo, hingga Surabaya. Empat puluh industri diantaranya
dianggap potensial sebagai sumber pencemaran. Salah satu usulan teknis untuk mengurangi beban pencemaran Kali
Surabaya dan meningkatkan kualitas air sehingga memenuhi baku mutu peruntukan sungai golongan B adalah
pembuatan UPL (Unit Pengelolaan Limbah) komunal. Penentuan titik atau lokasi kritis yang mengalami beban
pencemaran terbesar di sepanjang Kali Surabaya dibutuhkan untuk menentukan lokasi UPL komunal yang terbaik.
Studi ini merupakan penelitian pendahuluan dari penelitian utama mengenai pembuatan UPL Komunal di daerah
Kali Surabaya dalam rangka menurunkan beban pencemaran Kali Surabaya dan meningkatkan kualitas air baku
PDAM Karangpilang.
Penelitian yang dilakukan menggunakan data yang berasal dari data efluen air limbah industri yang berada di
sepanjang Kali Surabaya, yaitu industri yang berada di antara Jembatan Jrebeng hingga Dam Gunungsari serta data
Prokasih Kali Surabaya. Data-data yang digunakan adalah data bulanan parameter BOD, COD dan debit tahun
1994-1998. Data bulanan diuji secara statistik deskriptif dan uji Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S) menggunakan
software Minitab versi 10 dan Statgraph untuk mendapatkan nilai modus parameter pencemaran
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 41 industri yang dapat diinventarisasi di sepanjang Kali Surabaya. Tetapi
hanya 22 industri yang menjadi pemantauan Prokasih. Melalui analisa distribusi frekuensi diperoleh 3 pola distribusi
data pencemaran yaitu distribusi Weibull, distribusi lognormal dan distribusi normal. Perhitungan modus untuk
masing-masing pola distribusi frekuensi dilakukan untuk membuat kurva konsentrasi pencemaran dan kurva beban
pencemaran. Titik-titik kritis pencemaran dapat ditentukan dengan (1) membandingkan kurva konsentrasi
pencemaran efluen limbah industri dan kurva konsentrasi pencemaran Kali Surabaya serta (2) membandingkan kurva
beban pencemaran efluen limbah industri dan kurva beban pencemaran Kali Surabaya. Empat alternatif lokasi yang
diperoleh berdasarkan titik-titik kritis pencemaran adalah : (1) 3 UPLK yang berada di Km 2.30, Km 8.80 dan Km
14.50 dari Dam Gunungsari, (2) 2 UPLK yang berlokasi di Km2.30 dan Km 8.80 dari Dam Gunungsari, (3) 2 UPLK
yang berlokasi di Km 2.30 dan Km 14.50 dari Dam Gunungsari dan alternatif (4) 1 UPLK yang melayani seluruh
industri berlokasi di Km 2.30.
PENDAHULUAN
Sebagai salah satu sumber air minum, Kali Persentase terbesar pencemar berasal dari limbah
Surabaya diharapkan memenuhi standar mutu kualitas cair industri. Sekitar 70 buah industri berlokasi di
air baku kelas B. Padatnya industri di sepanjang daerah aliran Kali Surabaya mulai dari daerah
sungai yang membuang air limbahnya ke Kali Mojokerto, Sidoarjo, sekitar Surabaya dan sekitar 40
Surabaya, pemukiman penduduk, serta rendahnya buah diantaranya dianggap potensial sebagai sumber
kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan pencemaran. Besarnya persentase beban pencemaran
sungai menyebabkan kualitas air baku melebihi dari sektor industri yang masuk ke Kali Surabaya
ambang batas yang telah ditentukan. Terutama di bervariasi dari 20.3% hingga 58.9%(1992-1993) atau
musim kemarau, debit air bendungan di hulu hanya dari 34.56% hingga 77.92% (1993-1994).
mampu menyediakan debit rata-rata 20 m 3/detik Berdasarkan data rata-rata penggunaan air di DPS
selama 3 bulan pertahun. Kondisi ini menyebabkan Kali Brantas (Suprapto dan Indahyani, 1995), sekitar
semakin menurunnya kapasitas purifikasi dan 7.5 % air digunakan untuk penggelontoran maupun
pengenceran Kali Surabaya. pengenceran, yang selama ini terutama dilaksanakan
di Kali Surabaya. Apabila beban pencemar dapat
dikurangi maka penggunaan air untuk keperluan seperti kemiringan data, dan sebagainya (Kececioglu
pengenceran maupun penggelontoran dapat ditekan 1991).
dan penggunaannya dapat dialokasikan bagi Pengukuran ketiga dari tendensi sentral suatu
pemanfaat lain. Perincian penggunaan air dapat distribusi frekuensi adalah modus. Modus pada
dilihat pada tabel 1. sekumpulan data atau distribusi yang terdiri dari
variabel deskrit adalah variat yang terjadi pada
Tabel 1. Rincian penggunaan air Kali Brantas
frekuensi yang paling banyak. Sedangkan pada suatu
No Uraian Volume distribusi yang terdiri dari variabel kontinyu, modus
(m3x1000) adalah variat yang mempunyai kerapatan peluang
1 Irigasi 2 373 000 maksimum.
2 Air minum 128 170 Menurut Soewarno (1995), untuk menentukan
3 Industri 131 655 kecocokan (the goodness of fit test) distribusi
4 Penggelontoran 233 000 frekuensi dari data terhadap fungsi distribusi peluang
5 Lain-lain 144 185 yang diperkirakan dapat mewakili distribusi frekuensi
Total 3 109 910 tersebut diperlukan pengujian kecocokan. Ada dua
Sumber: Suprapto dan Indahyani (1995)
cara pengujian distribusi yang biasa digunakan yaitu
SK Gubernur No.136 Tahun 1994 mengenai baku
uji chi-kuadrat (chi-square) dan uji Kolmogorov-
mutu limbah cair industri belum sepenuhnya mampu
Smirnov (Uji K-S). Kedua uji tersebut dimaksudkan
memecahkan persoalan. Karena tinjauan peraturan
untuk menentukan apakah persamaan distribusi
adalah berdasarkan kemampuan industri untuk
peluang yang telah dipilih dapat mewakili distribusi
menurunkan konsentrasi limbahnya, sehingga apabila
statistik data yang dianalisis. Uji K-S mempunyai
industri yang ada di sepanjang sungai cukup padat,
ketelitian yang lebih tinggi dibanding uji chi-kuadrat.
jaraknya berdekatan, maka beban pencemar yang
Menurut Sprent (1989), pengujian kecocokan
diterima oleh sungai masih besar. Salah satu usulan
distribusi didasarkan pada asumsi normalitas dengan
teknis untuk mengurangi beban pencemaran Kali
data diasumsikan berdistribusi normal. Uji K-S tidak
Surabaya dan meningkatkan kualitas air sehingga
menggunakan fungsi densitas peluang tetapi
memenuhi baku mutu peruntukan sungai golongan B
berdasarkan fungsi distribusi kumulatif. Pada studi
adalah pembuatan UPL (Unit Pengelolaan Limbah)
ini, pengambilan keputusan pada uji K-S
komunal.
menggunakan p-value dari output komputer.
Penentuan titik atau lokasi kritis yang mengalami
beban pencemaran terbesar di sepanjang Kali Tahapan Penelitian
Surabaya dibutuhkan untuk menentukan lokasi UPL Penelitian yang dilakukan menggunakan data
komunal yang terbaik. Studi ini merupakan yang berasal dari data efluen air limbah industri yang
penelitian pendahuluan dari penelitian utama berada di sepanjang Kali Surabaya, yaitu industri
mengenai pembuatan UPL Komunal di daerah Kali yang berada di antara Jembatan Jrebeng hingga Dam
Surabaya dalam rangka menurunkan beban Gunungsari serta data Prokasih Kali Surabaya. Data-
pencemaran Kali Surabaya dan meningkatkan data yang digunakan adalah data bulanan tahun 1994-
kualitas air baku PDAM Karangpilang. 1998 yaitu data BOD, COD dan debit.
Data bulanan tingkat pencemaran Kali Surabaya
METODOLOGI dan karakteristik efluen air limbah industri diuji
dengan metode statistik (Uji K-S dan perhitungan
Pendekatan Teori modus) menggunakan software Statgraph dan
Menurut Gilbert (1987), jika suatu studi dilakukan Minitab versi 10. Menurut Haan (1982), Ho untuk uji
untuk mendapatkan informasi dalam rangka kecocokan distribusi adalah : distribusi peluang yang
menurunkan dan mengontrol polusi lingkungan, maka dipilih sesuai dengan data. Pada uji K-S, p-value
studi tersebut haruslah efektif dari segi biaya dan data yang lebih besar dari taraf nyata menunjukkan Ho
dianalisis secara statistik sehingga sebanyak mungkin diterima.
informasi dapat diperoleh. Informasi dari sejumlah Nilai modus tingkat pencemaran Kali Surabaya
data diperoleh dengan mengubah data-data tersebut dan efluen air limbah industri digunakan untuk
menjadi suatu pernyataan yang lebih berarti seperti membuat kurva beban pencemaran sehingga dapat
nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median), nilai diketahui titik-titik kritis pencemaran yang terjadi di
yang sering muncul (modus), standar deviasi, Kali Surabaya.
distribusi frekuensi, parameter distribusi frekuensi Diagram alir penelitian dapat dilihat pada
gambar 1.
Data bulanan konsentrasi pencemar Kali Surabaya
Analisa Distribusi
Nilai Informatif
Analisa Distribusi
Nilai Informatif
Berdasarkan jenis produk serta limbah yang dihasilkan oleh 41 industri di atas, dapat dibagi menjadi 12
katagori, yaitu perusahaan tahu, industri minyak nabati, pembuatan produk karet, produk hewani, tekstil dan
penyamakan kulit, mie, deterjen dan korek api, tegel dan keramik, plastik, kertas, produk-produk logam serta
minuman dan MSG. Pembagian 12 macam industri serta polutan yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jenis Industri Dan Polutan Yang Dihasilkan
No Jenis Industri Polutan Dominan
1. Perusahaan tahu Padatan tersuspensi
Padatan terlarut
Bahan organik yang membutuhkan oksigen
2. Industri minyak nabati Padatan tersuspensi dan koloid
Minyak
Bahan organik yang membutuhkan oksigen
3. Karet Koloid
Zink
4. Produk hewani Padatan terendap
Padatan tersuspensi
Padatan terlarut
Bahan organik yang membutuhkan oksigen
5. Tekstil dan penyamakan Padatan tersuspensi
kulit Padatan terlarut
Bahan organik yang membutuhkan oksigen
Kromium
6. Mie Padatan tersuspensi
Padatan terlarut
7. Deterjen dan korek api Padatan tersuspensi
Padatan terlarut
Bahan organik yang membutuhkan oksigen
8. Tegel dan keramik Padatan terendap
Padatan tersuspensi
Logam timbal dan zink
9. Plastik Padatan tersuspensi
Padatan terlarut
10. Kertas Padatan tersuspensi dan koloid
Padatan terlarut
Bahan organik yang membutuhkan oksigen
Merkuri (diduga)
11. Produk-produk logam Padatan tersuspensi
Padatan terlarut
Kromium, timbal, merkuri, tembaga dan sianida
12. Minuman dan MSG Padatan tersuspensi
Padatan terlarut
Bahan organik yang membutuhkan oksigen
Pemantauan pencemaran yang terjadi di Kali Surabaya dilakukan dengan mengambil sampel air Kali Surabaya
di beberapa titik di sepanjang Kali Surabaya (KS3 hingga KS 8) serta mengambil sampel buangan limbah cair di
lokasi pembuangan limbah cair industri.
Lokasi 41 industri dan lokasi titik pengambilan sampel air di sepanjang Kali Surabaya dapat dilihat pada
gambar 2.
1. UD Jawa Jaya
1. PT Sosro
2. Potong Hewan KMS
2. PT WIM Cycle
3. PT Priscolin 1. PT Sarimas Permai 1. FA Cemara Agung 3. Karet Asean
2. Pabrik Mie TLH 4. PT Rejeki Baru
1. PT Hueychyi 4. PT Mekabox 2. PT Asia Victory
1. PT Adiprima Suraprinta 3. Karet Sriwijaya 5. Tahu Halim Jaya
2. PT SAK 5. PT Surabaya Wire 3. PT IKI Mutiara
2. Tahu Sidomakmur 1. Tegel Jombang 4. PT Gawerejo 6. Tahu Gunungsari
3. PT Miwon 1. PT Haka 6. PT Kedawung Setia 4. Tahu H. So'ud
3. PT Sidomulyo
2. PT Timur Megah Steel 7. PT Spindo 2. CV Bangun 5. PT Sumber Sarih 7. Tahu Kedurus
1. PT Suparma
= 1 km
60
50
40
Debit (m /det)
3
30
28.1573
20
10
0
25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 0.0
Jarak dari Dam Gunungsari
60
50
Debit (m 3/det)
40
30
20
10
0
25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 0.0
Berdasarkan hasil uji K-S, ada beberapa industri yang belum memenuhi syarat kesesuaian distribusi untuk
keseluruhan nilai parameter. Sehingga tidak menggunakan nilai s.l tertinggi. Enam industri tersebut dapat dilihat
pada tabel 8.
Tabel 8. Pertimbangan Yang Digunakan Dalam Penentuan Distribusi
Nama Industri Parameter Pertimbangan
PT. Adiprima Suraprinta COD Distribusi Weibull tidak bisa digunakan karena α <1
PT. Sosro BOD,COD Distribusi Weibull tidak bisa digunakan karena α <1
PT. Wim Cycle BOD,COD Distribusi Weibull tidak bisa digunakan karena α <1
PT. Spindo BOD Distribusi Weibull tidak bisa digunakan karena α <1
UD. Sumber Agung COD Nilai COD dari distribusi Weibull lebih kecil
(216.52) dari nilai BOD (219.73) sehingga
mengambil nilai COD dari distribusi lognormal
(495.38)
Pers. Tahu Gunungsari BOD Nilai s.l yang memenuhi hanya pada distribusi
normal pada parameter COD, sehingga penentuan
modus BOD juga menggunakan distribusi normal
5000
4500
4000
3000 3500
2000
2500
Tingkat BOD
Tingkat COD
1000
0 1500
-1000
500
-2000
-3000 -500
25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 0.0
35.0
30.0
25.0
Tingkat Pencemaran
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 0.0
20000
17000
15000 15000
10000 13000
11000
Beban COD
5000
Beban BOD
9000
0 7000
-5000 5000
3000
-10000
1000
-15000 -1000
25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 0.0
Jarak Dari Dam Gunungsari (km )
Beban BOD (kg/hari) Beban COD (kg/hari)
100000
90000
80000
70000
Beban Pencemar
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 0.0
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 41 industri yang dapat diinventarisasi di sepanjang Kali Surabaya. Tetapi
hanya 22 industri yang menjadi pemantauan Prokasih. Melalui analisa distribusi frekuensi diperoleh 3 pola distribusi
data pencemaran yaitu distribusi Weibull, distribusi lognormal dan distribusi normal. Perhitungan modus untuk
masing-masing pola distribusi frekuensi dilakukan untuk membuat kurva konsentrasi pencemaran dan kurva beban
pencemaran. Titik-titik kritis pencemaran dapat ditentukan dengan (1) membandingkan kurva konsentrasi
pencemaran efluen limbah industri dan kurva konsentrasi pencemaran Kali Surabaya serta (2) membandingkan kurva
beban pencemaran efluen limbah industri dan kurva beban pencemaran Kali Surabaya. Empat alternatif lokasi yang
diperoleh berdasarkan titik-titik kritis pencemaran adalah : (1) 3 UPLK yang berada di Km 2.30, Km 8.80 dan Km
14.50 dari Dam Gunungsari, (2) 2 UPLK yang berlokasi di Km2.30 dan Km 8.80 dari Dam Gunungsari, (3) 2 UPLK
yang berlokasi di Km 2.30 dan Km 14.50 dari Dam Gunungsari dan alternatif (4) 1 UPLK yang melayani seluruh
industri berlokasi di Km 2.30.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum. (1989) Industrial Study Based on A Water Quality Monitoring and Pollution Control
Program for Brantas River Basin Master Plan, Volume 6, PU, Indonesia.
Departemen Pekerjaan Umum. (1989) Industrial Questionaires Based on A Water Quality Monitoring and
Pollution Control Program for Brantas River Basin Master Plan, Volume 6, PU, Indonesia.
Gilbert, Richard O. (1987) Statistical Methods For Environmental Pollution Monitoring. Van Nostrand Reinhold,
New York.
Haan, Charles, T. (1982) Statistical Methods in Hidrology. The Iowa State University Press, Iowa.
Kececioglu, Dimitri. (1991) Reliability Engineering Handbook. Volume 1. Prentice Hall, New Jersey.
Soewarno. (1995) Hidrologi, Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data. Nova, Bandung.
Sprent, P. (1989) Applied Nonparametric Statistical Methods. Chapman and Hall, London.
Suprapto, S dan T. Indahyani. (1995) Instrumen Ekonomi Sebagai Pendukung Upaya Hemat Air (Studi Kasus di
DSP Brantas). Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XII HATHI (Surabaya), Nopember 21-23, pp 448-457.