Anda di halaman 1dari 3

ROH KUDUS DI JAMAN TESALONIKA

Sebelum kita membahas ada apa tidaknya ron kudus di jaman Tesalonika, ada
baiknya bagi kita untuk terlebih dahulu mengetahui sejarah kekristenan di Tesalonika.
Tesalonika (sekarang Salonika) terletak pada jalan besar utama yang terbentang dari Roma ke
negeri daerah Timur Tengah bagian timur. Tesalonika merupakan kota terbesar dalam
wilayah Macedonia, menempati posisi strategis sebagai pusat kebudayaan dan perekonomian.
Karl P. Donfried menyebutkan, Penduduk kota ini terdiri atas berbagai kelompok pemuja
pagan. Diantaranya pemuja Isis, Dionisyus, Zeus, Asceptus, Aphrodite, Demeter, tetapi
kebanyakan adalah pemuja Kabirus yang merupakan dewa tertinggi kota ini. Pendirian
Gereja di kota ini direkam dalam Kisah Rasul 17:1-9, Paulus mendirikanya saat mengadakan
perjalanan misinya yang kedua. Saat itu ia didampingi oleh beberapa pengikut setianya
(Timotius dan Silas).
Kaum Yahudi Tesalonika merasa asing dengan ajaran Paulus, sehingga mereka
memutuskan untuk bergabung dengan beberapa penentang Paulus lainnya. Karena situasi
telah menjadi begitu menegangkan, Paulus melarikan Timotius dan Silas secara sembunyi-
sembunyi pada malam hari menuju Berea. Tetapi Paulus tidak menigaalkan kota ini dengan
percuma, ia telah mendirikan suatu gereja atas namanya sendiri. Pendirinya adalah beberapa
Gentile, diantaranya Jason (Kis Ras 17:9), Aristarkus dan Secundus (Kis Ras 20:4).
Karena singkatnya pelayanan Paulus di Tesalonika, maka timbullah kecemasan dari
Paulus mengenai kondisi iman dari orang-orang / jemaat (selama di Tesalonika hanya ada1
jemaat yang berdiri) yang ada di Tesalonika. Apakah mereka masih bisa bertahan, sedangkan
mereka belum benar-benar berakar. Injil juga belum disampaikan seluruhnya. Kebenaran2
belum disampaikan sepenuhnya. Apalagi dengan orang-orang yang bermaksud menghambat
dan membasmi kekristenan pada waktu itu. Akhirnya Paulus mengutus Timotius untuk
mengecek kondisi orang-orang yang pernah dia layani di Tesalonika. Setelah Timotius
kembali, ternyata tidak seperti yang dicemaskan oleh Paulus.
Timotius membawa kabar baik: “Perasaan orang-orang Tesalonika terhadap Paulus
masih tetap kuat dan mereka tetap berdiri teguh dalam iman. Pelayanan Paulus walaupun
singkat, tapi rupanya sangat membekas di hati orang-orang Tesalonika. Pengajarannya
walaupun belum sempat mendalam ,tapi sudah cukup membuat orang-orang Tesalonika bisa
berdiri teguh dalam iman mereka.”
Dan dari pernyataan Timotiuskita dapat mengetahui bagaimana iman jemaat
Tesalonika yang berkembang dengan sangat baiknya. Ada hal-hal menarik yang kita bisa
temui di dalam jemaat Tesalonika seperti yang tertulis di kitab Tesalonika. “Kami selalu
mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami” 1
Tesalonika 1:2” ayat tersebut ditulis oleh Paulus sebagai ucapan syukurnya karena ia
mendapati gereja yang dibangunnya sebagai gereja yang hidup. Mari kita lihat apa yang
membuat Paulus mengatakan bahwa gereja di Tesalonika sebagai gereja yang hidup.
Cepat menerima firman Tuhan “Dan kamu telah menjadi penurut kamu dan penurut
Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang
dikerjakan oleh Roh Kudus” (ayat ke-6). Walaupun jemaat di Tesalonika pada waktu itu
adalah jemaat yang baru, mereka tetap kuat dalam penindasan yang mereka alami; dan
mereka cepat menerima dan menangkap firman Tuhan dengan penuh sukacita. Ini adalah ciri
pertama dari gereja yang hidup, orang Kristen yang hidup cepat menerima firman.
Cepat melakukan firman Tuhan “…sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua
orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya” (ayat ke-7). Orang-orang percaya di
Tesalonika bukan hanya cepat menerima firman Tuhan, namun mereka juga cepat dalam
melakukan firman yang sudah mereka terima itu. Jemaat Tesalonika menjadi teladan untuk
orang-orang percaya di sekeliling mereka. Ini adalah ciri kedua dari gereja yang hidup.
Cepat memberitakan firman Tuhan “Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema
bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar
tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu”
(ayat ke-8). Ciri ketiga dari gereja yang hidup adalah cepat dalam memberitakan firman
Tuhan. Gereja yang melakukan perintah Tuhan Yesus: “Karena itu pergilah, jadikanlah
semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
dan ajarkanlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu”
(Matius 28: 19-20a). Inilah yang dilakukan oleh jemaat Tesalonika. Mereka cepat dalam hal
memberitakan injil kebenaran!
Suatu gereja dapat hidup dan dikatakan Gereja yang hidup, apabila ada campur tangan
Roh Kudus di dalamnya. Seperti yang dipaparkan di atas bahwa Gereja di Tesalonika
merupakan gerja yang hidup. Jadi dapt kita simpulkan adalah bahwa Roh Kudus hadir di
tengah-tengah jemaat Tesalonika dan bekerja di tengah-tengah persekutuan mereka. Roh
Kudus menjadikan iman jemaat di Tesalonika kuat walaupun mereka mengalami penindasan
karena iman mereka kepada Yesus, namu mereka tidak goyah.
Paulus hanya sebentar berada di Tesalonika. Namun jemaaat yang hanya mendapat
bimbingan dari Paulus selama 3 minggu dapat bertahan disituasi yang sulit bagi iman mereka.
Itu merupakan bukti bagaimana bukan karena Paulus yang menanamkan akar kuat bagi
mereka, namun karena Roh Kudus sendiri yang menjadi kekuatan mereka untuk dapat
bertahan. Karena Paulus sendiri pun khawatir dengan keadaan iman jemaat Tesalonika, oleh
karena itu ia mengutus Timotius untuk kembali ke Tesalonika. Dan kabar baik yang didapat
dari Timotius inilah yang menyadarkan Paulus bahwa semua pekerjaan yang ia mulai di
Tesalonika di selesaikan oleh Roh Kudus.
Dan dari sinilah berawal penyebaran iman kristen ke seluruh dunia. Karena pekerjaan
Roh Kudus lah maka semuanya dapat terjadi. Dan karena Paulus sadar betul akan pekerjaan
Roh Kudus di Tesalonika, maka ia memperingatkan jemaat di Tesalonika untuk tidak
mendukakan hati Roh Kudus dan memadamkan Roh Kudus.

Anda mungkin juga menyukai