Anda di halaman 1dari 9

Alat Reproduksi pada Gymnospermae

Semua Gymnospermae adalah heterostrop, artinya mempunyai dua macam spora,


yaitu mikrospora dan megaspore. Mikrospora atau polen menghasilkan gametofit
jantan, sedang megaspore yang tunggal menghasilkan gametofit betina, dan pada
gametofit ini terbentuk arkegonia. Kedua macam spora yang dihasilkan di dalam
sporangia yang terdapat pada sporofil yang tersusun spiral pada aksis strobili.

Sporofit yang menghasilkan mikrosporofil dengan mikrospongia disebut


mikrosporangiat atau strobilus jantan (staminate cones), sedangkan yang
menghasilkan megasprofil dengan ovulum (bersama mengasporangia) disebut
mengasporangiat atau strobili betina (pistillate cones). Mokrospora dan
megaspore bersifat haploid, dan berkembang sebagai sebagai hasil pembelahan
miosis sel induk spora. Ukuran dan letak strobili pada tanaman bervarasi.

Ovulum dan gametotif betina

Ovum telanjang dihasilkan pada megsprofil yang biasanya tersusun spiral pada
aksis sentral. Ovulum terdiri dari masa sel yang parenkimatis yang disebut nuselus
atau megasaporangium. Nukleus ini melindungi sel induk mengaspora yang
diploid.

Pada gymnospermae hanya terdapat satu integument yang terdiri dari 3


lapisan sel yaitu:

1). Sarkotesta : Lapisam luar yang merupakan lapisan berdaging.

2). Skierotesta: Lapisan tengah yang terdiri dari sel-sel batu (sel
berdinding tebal).

3). Sarkotesta dalam : Susunanya sama seperti lapisan terluar.

Mikrosfora dan gametofit jantan

Mikropora atau butir polen adalah haploid, bentuk, ukran, serta ornamentasi
dindingnya bervariasi. Gametofit jantan endosporik pertumbuhannya sebagian
didalam mikrosporangium dan sebagian di dalam ruang serbuk sari pada ovulum.

Pada golongan Cycadophyta mikrogametofit mempunyai sel protalus jantan yang


akan menghasilkan sel steril yang besar atau sel tangkai yang diikuti oleh sel
tubuh (sel spermatogen). Sel tubuh membelah menjadi 2 sel gamet yang berflagel
banyak.

1
Polinasi dan pembuahan

Polinasi pada Gymnoispermae dilakukan oleh angin, dan mengantarkan gametofit


yang endosporik pada mikrofil. Pada Coniferae dan Gymnospermae yang lain
polen yang endosporik langsung mengadakan kontak dengan nuselus. Sperma
kemudian berenang menuju keleher arkegonium dan salah satu dari sperma
mengadakan fusi dengan telur membentuk zigot yang diploid. Fase awal
perkembangan embrio ditandai dengan adanya periode inti bebas kemudian
mengalami diferensiasi. Embrio bersifat endoskopik poliembrioni merupakan
keadaan yang umum terjadi pada Gymnospermae.

PERBANDINGHAN ALAT-ALAT REPRODUKSI PADA ANGIOSPERMAE,


GYMNOSPERMAE, PAKU DAN LUMUT

a. Angiospermae

Pada Angiospermae, waktu tumbuhan berbunga dihasilkan mikrospora dan


megaspora. Mikrospora berkembang menjadi gametofit jantan yang memancar
sebagai serbuk sari, sedangkan megaspora berkembang menjadi gametofit betina
yang merupakan kantung embrio yang tetap berada dalam ovarium, dan
merupakan bagian dari bakal biji.

b. Gymnospermae

Gymnospermae merupakan tumbuhan yang berbiji dimana sperma bakal biji tidak
dilindungi oleh dinding ovarium sehingga dikatakan tumbuhan berbiji terbuka.
Megaspora tetap berada dalam bakal biji, megasporangium dilindungi oleh
beberapa integument, kecuali pada bagian ujung memiliki lubang kecil disebut
mikrofil.

c. Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku dapat bersifat heterospor atau homospor. Gametotif dan sporofit
hidup bebas. Alat reproduksi mungkin terdapat pada satu talus yang
sama(homothallic) atau terdapat pada talus yang berbeda (heterotallic). Alat
kelamin berupa anteridium dan arkegonium. Tumbuhan paku tidak berkembang
secara seksual atau aseksual tetapi dengan spora.

d. Tumbuhan Lumut

Perbedaan yang mencolok antara tumbuhan paku dengan lumut yaitu pada lumut
fase gametotif hidup lebih lama, sedang saprofit hidup menumpang pada
gametofit. Sporofit berupa kapsul spora, dengan tangkai panjang atau pendek,
tanpa daun atau cabang. Gametofit pada lumut ada yang berdaun (lumut daun) dan

2
berupa tallus yang pipih (lumut hati) dan perkembangbiakan dapat secara seksual
atau aseksual.

1. Alat reproduksi pada Angiospermae

Alat reproduksinya terdiri atas alat reproduksi jantan yaitu serbuk sari
yang nantinya akan menghasilkan gamet jantan. Sedangkan sel telur yang
merupakan gamet betina terdapat didalam bakal biji.

a). Mikrosporogenesis

Benang sari terdiri dari kepala sari (antera) dan tangkai Sari (filamen). Kepala sari
merupakan organ yang sangat penting karena di dalamnya terdapat
mikrosporangia. Yang merupakan tempat berkembangnya gametofit jantan. Pada
umumnya suatu antera terdiri dari 2 ruang sari (teka) dan masing-masing memiliki
dua ruang lokuli. Lokuli berisi mikrospora disebut sporangium.

Pada awal kepala sari muda didalam lokulomentum (yaitu dibawa epidermis)
tersusun dari jarigan prenkimatis yang homogeny. Sebelum sel-sel induk
mikrospora menjadi mikrospora maka sel-sel ini akan mengalami pembelahan
meosis. Pada pembelahan meosis I menghasilkan dua sel, dan pada pembelahan
ini terjadi reduksi jumlah kromosom yaitu terdiri dari 2n kromosom menjadi n
kromosom untuk masing-masing sel yang dihasilkan yaitu butir polen.

b). Mikrogametogenesis

Mikrospora merupakan awal perkembangan gametofit jantan. Selama


Gametogenesis inti serbuk sari membelah menghasilkan inti vegetative dan inti
generative, yang tidak sama besar. Sel vegetative lebih besar dari sel generative.
Inti sel generative membelah secara mitosis dan menghaslkan 2 sel sperma.

Setelah pembelahan mitosis sel vegeratif melanjutkan pertumbuhan, organel sel


bertambah jumlah dan ukurannya, Vakuola makin lama menghilang. Sel
generative bentuknya speris, setelah lepas dari dinding sel.

2. Megasporogenesis dan Megagametogenesis

a). Megasporogenesis

Beberapa tumbuhan Angiospermae mempunyai megasporofil (daun buah) yang


berkembang ke dalam suatu pistilium. Pistilium biasanya mengalami diferensiasi
menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Bagian basal menggelembung disebut ovarium (bakal buah)

2. Bagian yang memanjang disebut stilus (tangkai putik)

3
3. Bagian ujung stilus yang disebut stigma (kepala putik)

Didalam ovarium terdapat 1, 2 atau lebih bakal biji. Tiap bakal biji terdiri dari
nuselus, integument, khalasan, dan funikulus. Bakal biji yang dewasa digolongkan
ke dalam 5 tipe tergantung aksis bakal biji tersebut, berdasarkan :

1. Orthotropus : Mikrofil menghadap ke atas terletak segaris dengan


hilus

2. Anatropus : Mikropil dua hilus letaknyta sangat berdekatan

3. Kampilotropus : Bakal biji berbentuk kurva

4. Hemiantropus : Apabila nuselus dan integument terletak kurang lebih


disudut funikulus

5. Afitropus : Bakal biji berbentuk seperti sepatu kuda

b). Megagametogenesis

Organisasi kantong embrio yang dewasa terdiri atas 7 sel, yaitu sel sentral yang
besar dengan dua inti kutub, di bagian mikropil 2 sel sinergid dan satu sel telur serta
di bagian khalaza 3 sel antipoda. Perkembangan kantong embrio dimulai dengan
memanjangnya inti megaspore yang berfungsi.

Penyerbukan (polinasi)

Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari ke kepala putik untuk tumbuhan biji
tertutup, atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji untuk tumbuhan biji
terbuka. Sedangkan pembuahan adalah terjadinya persatuan atau peleburan inti sel
telur dengan inti sel sperma didalam kantung lembaga.

Pembuahan

Pada Angiospermae gametofit betina terletak jauh disebelah dalam ruang ovarium,
dan jauh dari stigma. Pada Angiospermae butir polen tertimbun pada stigma. Sel-
sel stigma mengeluarkan cairan yang seperti lendir disebut eksulat. Pada umumnya
hanya ada satu tabung polen pada butiran polen yang disebut monosifonous.

Setelah tabung polen tumbuh, tabung polen tersebut akan melalui papilla stigma
dan menembus jaringan stillus. Stillus dibagi menjadi 3 tipe yaitu :

1. Terbuka

2. Setengah tertutp

4
3. Tertutup

Setelah tabung polen sampai pada bagian atas ovarium kemudian masuk
kedalam gametofit betina. Berdasarkan cara masuknya tabung polen kedalam
ovulum ada 3 macam pembuahan yaitu :

a). Porogami : Tabung polen masuk melalui mikropil

b). Khalasogami : Bulu masuk melalui Khalaza

c). Mesogami : Bulu masuk melalui funikulus

Embriogenesis

Telur yang sudah dibuahi disebut zigot, ini merupakan sel tunggal yang bersifat
diploid. Pembelahan zigot yang pertama [ada kebanyakan Angiospermae adalah
dengan dinding melintang, sehingga menghasilkan proembrio 2 sel. Dari proembrio
sel ini :

a). Sel bagian atas disebut sel terminal (sel apikal), merupakan sel yang jauh dari
mikrofil.

b). Sel bagian bwah disebut sel bawah, merupakan sel yang letaknya dekat dengan
mikropil.

Pembelahan zigot dengan dinding tegak lurus atau miring adalah jarang.
Perkembangan awal proembrio pada monokotil dan dikotil adalah sama sampai
stadium aktant (8 sel).

Pada tumbuhan berbiji, istilah mikrospora merupakan serbuk sari,


mikrosporangium merupakan kantung serbuk sari, dan mikrosporofil merupakan
benangsari. Istilah megaspora merupakan kandung lembaga (kantung embrio),
megasporangium merupakan bakal biji, dan megasporofil merupaka daun buah
(karpela).

Embrio

Embrio memilik 3 bagian penting:


a. tunas embrionik yaitu calon batang dan daun
b. akar embrionik yaitu calon akar
c. kotiledon yaitu cadangan makanan

5
Gbr. Embrio Tumbuhan (0054 Bio 2-3a.htm,2000)

Endosperm

Endosperm adalah jaringan nutritious (bergizi) yang


akan menjadi makanan awal bagi embrio untuk tumbuh menjadi
tumbuhan baru (seedling).

Endosperm berfungsi memberi makan embrio yang sedang berkembang. Ada tiga
tipe endosperm berdasarkan cara per-kembangannya, yaitu endosperm seluler,
endosperm nuklear, dan endosperm helobium.

Apomiksis

Apomiksis adalah terbentuknya individu baru yang berasal dari biji yang tidak
mengalami fertilisasi. Berdasarkan asal embrio dalam biji tersebut, apomiksis
dibagi menjadi dua macam, yaitu gametophytic apomixes, embrio dibentuk dari
sel inti induk megaspore, dan sporophitic apomixes, jika embrio dibentuk dari sel
gametofik lain, embrionya disebut adventiv embrioni, misalnya pada jeruk dan
manggis. Ada empat tipe apomixes yaitu
non-recurrent apomixes, recurrent apomixes, adventives embryonic dan
vegetative apomixes.

Apomiksis adalah suatu bentuk reproduksi non-seksual pada tumbuhan melalui


biji. Pada apomiksis, kecambah muncul dari biji tetapi bukan berasal dari embrio
(lembaga), melainkan dari jaringan maternal (asal tetua betina). Akibatnya, secara
genetik tumbuhan-tumbuhan baru yang muncul adalah identik dengan tetua
betinanya (klon). Walaupun demikian, sekarang ditemukan kasus "apomiksis
jantan" yang terjadi pada sejenis sipres (Cupressus dupreziana).

Kasus apomiksis banyak terjadi pada tumbuhan tropika. Beberapa varietas


manggis dan kerabatnya (marga Garcinia) dapat memperbanyak hanya melalui
apomiksis. Contoh tumbuhan lain yang diketahui memiliki perilaku ini adalah
berbagai jenis jeruk dan duku.

6
Apomixis (apo= tanpa + mixis, campuran) : Meosis dan fertilisasi merupakan
proses yang regular dan konstan dari amphimixis. Adakalanya, proses fertilisasi
tidak terjadi, bahkan keduanya, yaitu fertilisasi dan meosis tidak terjadi. Apomixis
dapat didefinisikan sebagai berikut :
“Apomixis adalah reproduksi seksual abnormal (proses aseksual) embrio
berkembang dari sel telur tanpa fertilisasi dan dengan atau tanpa meosis”.

Macam-macam tipe apomixis seperti :

a. Parthenogenesis : Parthenogenesis merupakan perkembangan embrio langsung


dari sel telur atau gamet jantan. Parthenogenesis haploid normal diperlihatkan
dalam telur embrio Solanum nigrum.L. dan dikatakan parthenogenesis haploid.
Tanaman yang dihasilkan oleh embrio yang haploid biasanya steril.
Parthenogenesis haploid diketahui pula dalam Nicotiana dan Crepis yang
embrionya seperti yang dimiliki gamet jantan (Androgenesis). Tipe kedua dari
parthenogenesis, disebut parthenogenesis diploid. Dimana kantung embrio
berkembang tanpa pembelahan reduksi begitu juga kantung embrio dan semua sel
diploid dan dimiliki pula dalam Teraxacum dan lainnya.

b. Apogamy : Suatu embrio kadang-kadang dihasilkan dari sel lain bukan sel
telur, yakni sel-sel synergid atau antipodal dari kantung embrio, disebut
Apogamy. Sel-sel synergid dan antipodal mungkin haploid atau diploid. Jika
embrio berkembang dari dari sel-sel synergid atau antipodal yang haploid, disebut
Apogamy haploid dan jika berkembang dari diploid, disebut Apogamy diploid.
Apogamy dapat dilihat dalam Antennaria, Alchemilla, Allium, dan beberapa
tanaman lainnya.

c. Apospory : Berkembang dari sel lain bukan sel-sel kantung embio, yakni
integumen dan nucleus. Embrio-embrio itu selalu diploid dan menghasilkan
embrio cadangan.

Spora, mikrospora, sporofit ,sel induk mikrospora

Tahap-tahapan dalam siklus hidup tumbuhan termasuk proses fertilisasi dan


perkembangan embrio, merupakan hal mendasar dalam pemuliaan tanaman.
Siklus hidup tumbuhan menunjukkan periode yang berselang-seling antara fase
haploid dan fase diploid. Pada tanaman, sel haploid dibentuk melalui meiosis dan
disebut ‘spora’. Tanaman haploid ini membentuk gamet yang disebut gametofit.
Tanaman diploid yang memproduksi spora disebut sporofit.

7
Meiosis menghasilkan dua macam spora. Spora yang diproduksi di antera disebut
mikrospora. Mikrospora dibentuk dari sel khusus yang disebut sel induk
mikrospora. Sel induk mikrospora adalah sel-sel diploid yang membelah
membentuk empat mikrospora yang haploid. Gametofit jantan menjadi matang,
setelah inti sel membelah menjadi 2 sel sperma.
Spora yang dihasilkan ovul disebut megaspore, pada tiap ovul, sel diploid (sel
induk megaspore) mengalami pembelahan meiosis, membentuk empat megaspore
yang haploid. Tiga dari empat megaspore terdisintegrasi sedang satu megaspore
menjadi megaspore yang fungsional. Inti sel dari megaspore fungsional membelah
melalui mitosis sebanyak tiga kali, menghasilkan empat nukleus.

Nuselus

Nuselus merupakan suatu jaringan yang terbentuk bersamaan dengan


perkembangan suatu biji tanaman. Sel-sel jaringan ini mempunyai sifat somatik
embriogenesis, yaitu sel-sel yang berkembang menjadi kalus, kalus berdiferensiasi
dan berkembang menjadi tanaman melelui fase embrio, dan plantlet yang
dihasilkan akan terbebas dari virus.

Sporofit, gametofit

Generasi sporofit adalah tumbuhan yang menghasilkan spora sedangkan generasi


gametofit adalah tumbuhan yang menghasilkan sel gamet (sel kelamin).

Mikrosporogenesis.

Proses terbentuknya mikrospora dari sel induk mikrospora atau perkembangan


polen disebut Mikrosporogenesis.

Mikrosporangium

Mikrosporangium merupakan tempat berlangsungnya proses perkembangan


gametofit jantan. Pada tumbuhan Angiospermae umumnya mempunyai empat
mikrosporangia (tetrasporangiat). Pada waktu kepala sari masih muda tersusun
oleh jaringan parenkimatis yang homogen. Pada keempat sisi akan terbetuk
jaringan arkesporium, yang mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda dengan
sel-sel di sekitarnya. Jaringan arkesporium membelah menghasilkan sel sporogen
di bagian dalam, yang nantinya akan menjadi sel induk mikrospora. Di bagian luar
menghasilkan sel parietal yang nantinya membentuk 2 5 lapisan, merupakan
dinding kepala sari. Dinding kepala sari dari arah luar ke dalam tersusun atas
epidermis, endotesium, lapisan tengah, dan tapetum. Mikrospora (serbuk sari)
yang merupakan hasil pembelahan meiosis dari sel induk mikrospora, akan
mengalami perkembangan lebih lanjut. Inti mikrospora, menghasilkan dua inti
yang berbeda ukuran, yaitu inti vegetatif dan inti generatif. Inti generatif akan
membelah lagi dan menghasilkan dua sel sperma. Pembelahan inti generatif dapat
terjadi di dalam serbuk sari atau di dalam buluh serbuk sari.

8
Megaspora

Pada Angiospermae di dalam ovarium terdapat 1, 2 atau lebih ovulum. Tiap


ovulum terdiri dari nuselus, integumen, kalaza, dan funikulus. Nuselus dilindungi
oleh satu atau dua integumen. Pada waktu biji dewasa, integumen menyusun kulit
biji. Pada awal perkembangannya pada plasenta terdapat inisial yang disebut
jaringan arkesporium. Sel ini akan membelah ke arah luar menghasilkan sel
parietal, yang nantinya menjadi integumen dan ke arah dalam menghasilkan sel
sporogen yang akan membentuk sel induk megaspora. Sel induk megaspora
melalui pembelahan meiosis menghasilkan tetrad linier megaspora, di bagian atas
mengalami degenerasi dan hanya satu inti megaspora yang berfungsi. Pada tipe
normal, inti sel megaspora yang berfungsi di dalam kantong embrio membelah
secara mitosis tiga kali berturut-turut menghasilkan delapan inti, yang akan
terdiferensiasi menjadi sel sentral yang besar dengan dua inti kutub, di bagian
mikropil dua sel sinergid dan satu sel telur serta di bagian kalaza tiga sel antipoda.
Berdasarkan jumlah inti megaspora yang berfungsi, gametofit betina dapat bertipe
monosporik, bisporik atau tetrasporik.

Ovarium

Ovarium pada tumbuhan, juga disebut bakal buah, adalah bagian dari organ
kelamin betina yang dimiliki bunga yang membungkus dan melindungi (bakal-
bakal) biji.

Anda mungkin juga menyukai