Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Prinsip adhesi :
Terjadi apabila dua substansi bergabung atau berkontak karena adanya gaya tarik
menarik antara keduanya. Material adhesif adalah material yang digunakan untuk
menghasilkan adhesi, sedangkan adheren adalah tempat dilekatkannya material adhesif.
Kualitas adhesi tergantung pada sifat permukaan dan material adhesif. Adhesi yang baik
dapat diperoleh apabila permukaan struktur gigi cukup kasar secara mikroskopis dan
makroskopis, serta bersih dari debris.
Agar diperoleh suatu perlekatan yang baik maka hendaknya :
1. Permukaan substrat harus bersih
2. Material adhesif dapat membasahai subsrat dengan baik, mempunyai sudut kontak
kecil, dan mengalir ke seluruh permukaan
3. Adaptasi dari substrat menghasilkan perelekatan material tanpa adanya udara
yang terperangkap.
4. Interface mempunya sifat fisik, mekanik yang cukup atau kekuatan mekanik
yang dapat menahan kekuatan debonding (pelepasan)
5. Adhesif harus bisa sempurna dibawah kondisi yang direkomendasikan dalam
penggunaannya
Mekanisme debonding :
Debonding : terjadi oleh karena proses dari terbentuknya keretakan dan
perambatan keretakan yang menyebabkan kegagalan perlekatan.
Berbagai macam tes dapat dikembangkan untuk mengukur kekuatan ikatan
anatara dua material. Contoh : semen dengan metal, porselin dengan metal (lab), atau
bahan adhesive dengan email atau dentin gigi.
Contoh pemakaian bonding :
Adhesi komposit pada email yang dietsa antara 20 sampai 24 Mpa.
Komposisi :
Etchants
1. (Maleic, tartaric, citric, EDTA, monomer asam)
2. Asam poliakrilat (polyacrylic acid)
3. Mineral (asam hidroklorik, asam nitra dan asam hydrofluorik)
Tetapi asam phosphat baik dalam bentuk cairan maupun dalam bentuk gel (37 %, 35 %
serta 10 %) memperlihatkan hasil etsa yang baik. Etsa asam juga disebut conditioners.
Primers :
Monomer hidrofilik biasanya tercampur dalam pelarut (solvent). Asam primer yang
berisis kelompok karbosiklik digunakan dalam bonding self-etchant. Solven yang
digunakan adala : aceton, ethanol-air atau air saja. Dalam beberapa pimers, solvent bisa
mencapai 90 % tetapi untuk bonding generasi 4 dan 5 tidak mengandung solvent. Primers
mempunyai perbedaan dalam : derajad penguapan, pola penegingan, dan karakteristik
penetrasi yang semua ini akan berpengaruh dalam perlekatan.
Tabel keuntungan dan kerugian berbagai macam solvent
Adhesif
Fillers
Sebagian besar bonding tidak mengandung filler, tetapi ada sebaian produk yang
menggunakan filler anorganik yang bevariasi 0,5 % sampai 40 % berat. Partikel filler
adalah mikrofiller, juga disebut nanofillers dan sub-micron glass. Filler dalam material
bonding cenderung untuk mengahsilkan perlekatan in vitro yang lebih tinggi.
Kandungan lain
Bonding mungkin mengandung fluoride atau material antimikroba. Salah satunya
mengandung glutaraldehyde sebagai desensitizer.
Kekuatan fatique :
Merupakan kombinasi dari kekuatan meknikal dan stress dari thermal cycling,
dapat menghasilkan sekitar satu jenis juta cyles pada interface sebanyak I jta
pertahun.kekuatan dalaminterface yang leah akan menyebabkan debonding dan terjadi
mikroleakage cairan mengalir. Selanjutnya menyebabkan sakit.
Sifat biologi
Solvent dan monomer dalam bonding mempunyai sifat mengiritasi kulit yang
ringan sepertti matral 2-hyroxyethylmetacrylate(HEMA), tidak sekompatibel monomer.
Material bonding mungkin menyebabkan reaksi lokal dan sistematik pada dokter gigi
atau perawat gigi. Untuk mengatasi hal tersebut dianjurkan menggunakan sarung tangan,
menyipan botol dalam tutupan yang rapat, penggantian udara. Tetapi apabila material
sudah terpolimerisasi, efeknya akan berkurang.
Sifat klinik
Bonding email akan suskses apabila email teretsa dengan baik, terbentuk
mikrotag material terpolimerisasi dengan baik.
Ukuran keberhasilan bonding adalah :
1. Sensitifitas setelah penumpatan
2. Pewarnaan interfasial
3. Sekunder karies
4. Retensi atau fraktur setelah 18 bulan
7.4. Bonding Untuk Bahan lain
Amalgam
Sistem ini digunakan untuk adhesi amalgam dengan struktur gigi, amalgam
dengan amalgam atau amalgam dengan logam lain. Sistem ini membutuhkan dua
karakteristik untuk mendapatkan pembasahan yang optimal, karena amalgam hidropob
dan email hidrofilik. Monomer 4-META sering digunakan sebagai amalgam bonding.
Komposit
Bonding meliputi dua material yaitu struktur gigi dan bagian bawah restorasi
komposit indirek. Biasanya digunakan semen resin komposit. Untuk menambah kekuatan
biasanya dilakukan blasting (microetching) menggunakan aluminium oxide, asam
hidrofluide gel atau menggunakan primers. Sandblaasting akan mengasarkan permukaan,
etsa akan menghilangkan smear layer dan sedikit melarutkan partikel filler. Sedangkan
primers akan menghasilkan pembasahan yang baik dan perlekatan kimiawi.
Primers yang dihasilkan pabrik biasanya mengandung kombinasi silane-
monomer. Bonding semen komposit umumnya menghasilkan kekuatan perlekatan 20-35
MPa.
Ceramik
Restorasi ceramik dilekatkan pada email dan dentin menggunakan sistem
bonding. Pada bagian permukaan dalam/bawah ceramik (onlay, inlay mahkota atau
jembatan) dietsa dengan asam hidrofluorik gel 5 % sampai 9 %. PH gel biuasanya
sangant rendah dan dapat menghilangkan smear layer. Kecuali pada ceramik dengan
kandungan aluminium atau circonia.
Cara lain adalah dengan menggunakan blasting (micro etsa) permukaaan dengan
50 µ m partyikel aluminium oxide.
Setelah permukaan ceramik di preparasi kemudian diikuti dengan aplikasi silane
untuk menambah wettingh dan ikatan kimia.
Fungsi silane :
1. Mampu bereaksi dengan hidroksil pada phase silikat sepanjang permukaan restorasi
2. Kopolimerisasi dengan semen komposit resin
Bonding semen komposit biasanya menggunakan sistem light cured tetapi lebih sering
dual cured atau self-cured. Besarnya kekuatan perlekatan berkisar 20-40 MPa.