Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH IAPI

Seiiring dengan perkembangan kegiatan perekonomian pasca pendudukan bangsa asing di Indonesia,
perkembangan kebutuhan akan profesi akuntan pun mengalami perkembangan. Dengan didukung
berbagai kebijakan oleh pemerintah di bidang ekonomi, profesi akuntan sedikit demi sedikit mengalami
perkembangan juga. Untuk memenuhi kebutuhan akan profesi akuntan yang terus berkembang, maka
perlu dibentuk suatu wadah bagi para profesional di bidang akuntan ini.

Pengembangan profesi akuntan ini ditujukan untuk meningkatkan pengabdian profesi dalam
Pembangunan Nasional, yang pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia dan
Pembangunan Masyarakat Indonesia. Para akuntan menyadari perlunya dukungan secara sistematis dan
tertib demi pemeliharaan serta peningkatan kompetensi profesionalnya, maka merasa perlu untuk
dibina, dibimbing, difasilitasi, dan diingatkan secara profesional.

Wadah ini akan mewakili akuntan secara keseluruhan, menetapkan standar kualitas, mengembangkan
dan menegakkan etika profesi, memelihara martabat dan kehormatan, membina moral dan integritas
yang tinggi, mewujudkan kepercayaan atas hasil kerja profesi akuntan dan wadah komunikasi,
konsultasi, koordinasi serta usaha-usaha bersama lainnya yang diperlukan.

Pada awalnya organisasi yang secara khusus menampung para akuntan publik tidak ada, tetapi yang ada
adalah organisasi yang menampung keseluruhan akuntan yang disebut sebagai Ikatan Akuntan
Indonesia atau IAI. Akuntan publik merupakan bagian dari IAI ini yang kemudian terus berkembang yang
dimulai dengan adanya Seksi Akuntan Publik ( IAI - SAK ) dan kemudian menjadi Kompartemen Akuntan
Publik ( IAI - KAP ). Kemudian IAI - KAP ini berkembangan menjadi organiasi sendiri yang disebut sebagai
Institut Akuntan Publik Indonesia ( IAPI ) sampai sekarang. IAPI ini sebelumnya merupakan organisasi
yang keanggotaannya orang per orang yang kemudian berkembangan keanggotaannya menjadi sebuah
organisasi akuntan publik.

Berikut ini sejarah singkat perkembangan organiasi akuntan publik di Indonesia yang dimulai dari IAI
sampai berdiri sendiri yang disebut IAPI.

Profesi akuntan publik di Indonesia mulai berkembang setelah Indonesia merdeka. Walaupun pada saat
penjajahan sudah ada akuntan publik, namun profesi ini masih dikuasai oleh Belanda karena pendidikan
secara umum termasuk akuntan masih dikuasai oleh Belanda juga. Pada waktu Indonesia merdeka,
hanya ada satu orang akuntan pribumi, yaitu Prof. Dr. Abutari, sedangkan Prof. Soemardjo lulus
pendidikan akuntan di negeri Belanda pada tahun 1956.

Selain kedua professor di atas, akuntan Indonesia lainnya yang pertama lulus dari pendidikan dalam
negeri adalah Basuki Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe, dan Go Tie Siem, mereka lulus
pertengahan tahun 1957. Prof. Soemardjo bersama dengan keempat akuntan ini mengambil prakarsa
mendirikan perkumpulan akuntan untuk bangsa Indonesia saja. Mereka tidak ingin menjadi anggota
NIVA (Nederlands Institute Van Accountants) atau VAGA (Vereniging Academisch Gevormde
Accountants) yang notabene adalah organisasi akuntan milik Belanda. Mereka menyadari
keindonesiaannya dan berpendapat tidak mungkin kedua lembaga itu akan memikirkan perkembangan
dan pembinaan akuntan Indonesia.

Pada Tanggal 17 Oktober 1957, kelima akuntan tersebut mengadakan pertemuan di aula Universitas
Indonesia (UI) dan bersepakat untuk mendirikan perkumpulan akuntan Indonesia. Karena pertemuan
tersebut tidak dihadiri oleh semua akuntan yang ada maka diputuskan membentuk Panitia Persiapan
Pendirian Perkumpulan Akuntan Indonesia. Kemudian panitia ini melakukan tugas pertamanya dengan
menghubungi akuntan lainnya yang tidak hadir untuk menanyakan pendapat mereka tentang pendirian
perkumpulan ini. Dalam Panitia itu Prof. Soemardjo duduk sebagai ketua, Go Tie Siem sebagai penulis,
Basuki Siddharta sebagai bendahara sedangkan Hendra Darmawan dan Tan Tong Djoe sebagai
komisaris. Rencana mereka akhirnya mendapat persetujuan oleh 6 akuntan lainnya.

Pada Tanggal 23 Desember 1957 yaitu pada pertemuan ketiga yang diadakan di aula UI pada pukul
19.30, akhirnya perkumpulan ini resmi dibentuk dengan nama katan Akuntan Indonesia (IAI).

Susunan pengurus pertama terdiri dari:

Ketua Prof. Dr. Soemardjo Tjitrosidojo

Panitera Drs. Mr. Go Tie Siem

Bendahara Drs. Sie Bing Tat (Basuki Siddharta)

Komisaris Dr. Tan Tong Djoe

 
Drs. Oey Kwie Tek (Hendra Darmawan)

Keenam akuntan lainnya sebagai pendiri IAI adalah

1. Prof. Dr. Abutari

2. Tio Po Tjiang

3. Tan Eng Oen

4. Tang Siu Tjhan

5. Liem Kwie Liang

6. The Tik Him

Konsep Anggaran Dasar IAI yang pertama diselesaikan pada 15 Mei 1958 dan naskah finalnya selesai
pada 19 Oktober 1958. Menteri Kehakiman mengesahkannya pada 11 Pebruari 1959. Namun demikian,
tanggal pendirian IAI ditetapkan pada 23 Desember 1957.

Ketika itu, tujuan IAI adalah:


1. Membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan akuntan.

2. Mempertinggi mutu pekerjaan akuntan.

Sejak pendiriannya 49 tahun lalu, kini IAI telah mengalami perkembangan yang sangat luas. Hal ini
merupakan perkembangan yang wajar karena profesi akuntan tidak dapat dipisahkan dari dunia usaha
yang mengalami perkembangan pesat. Salah satu bentuk perkembangan tersebut adalah meluasnya
orientasi kegiatan profesi, tidak lagi semata-mata di bidang pendidikan akuntansi dan mutu pekerjaan
akuntan, tetapi juga upaya-upaya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan peran dalam
perumusan kebijakan publik.

Misi

 memelihara integritas, komitmen, dan kompetensi anggota dalam pengembangan manajemen


bisnis dan publik yang berorientasi pada etika, tanggungjawab, dan lingkungan hidup;

 mengembangkan pengetahuan dan praktek bisnis, keuangan, atestasi, non-atestasi, dan


akuntansi bagi masyarakat; dan

 berpartisipasi aktif di dalam mewujudkan good governance melalui upaya organisasi yang sah
dan dalam perspektif nasional dan internasional.

Visi

Visi IAI adalah menjadi organisasi profesi terdepan dalam pengembangan pengetahuan dan praktek
akuntansi, manajemen bisnis dan publik, yang berorientasi pada etika dan tanggungjawab sosial, serta
lingkungan hidup dalam perspektif nasional dan internasional.

Ikatan Akuntan Indonesia – Seksi Akuntan Publik (IAI-SAP)

Di masa pemerintahan orde baru, terjadi banyak perubahan signifikan dalam perekonomian Indonesia,
antara lain seperti terbitnya Undang-Undang Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal
Dalam negeri (PMDN) serta berdirinya pasar modal. Perubahan perekonomian ini membawa dampak
terhadap kebutuhan akan profesi akuntan publik, dimana pada masa itu telah berdiri banyak kantor
akuntan Indonesia dan masuknya kantor akuntan asing yang bekerja sama dengan kantor akuntan
Indonesia. 30 tahun setelah berdirinya IAI, atas gagasan Drs. Theodorus M. Tuanakotta, pada tanggal 7
April 1977 IAI membentuk Seksi Akuntan Publik sebagai wadah para akuntan publik di Indonesia untuk
melaksanakan program-program pengembangan akuntan publik.

Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP)

Dalam kurun waktu 17 tahun sejak dibentuknya Seksi Akuntan Publik, profesi akuntan publik
berkembang dengan pesat. Seiring dengan perkembangan pasar modal dan perbankan di Indonesia,
diperlukan perubahan standar akuntansi keuangan dan standar profesional akuntan publik yang setara
dengan standar internasional. Dalam Kongres IAI ke VII tahun 1994, anggota IAI sepakat untuk
memberikan hak otonomi kepada akuntan publik dengan merubah Seksi Akuntan Publik menjadi
Kompartemen Akuntan Publik.

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

Setelah hampir 50 tahun sejak berdirinya perkumpulan akuntan Indonesia, tepatnya pada tanggal 24
Mei 2007 berdirilah Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) sebagai organisasi akuntan publik yang
independen dan mandiri dengan berbadan hukum yang diputuskan melalui Rapat Umum Anggota Luar
Biasa IAI – Kompartemen Akuntan Publik.

Berdirinya Institut Akuntan Publik Indonesia adalah respons terhadap dampak globalisasi, dimana Drs.
Ahmadi Hadibroto sebagai Ketua Dewan Pengurus Nasional IAI mengusulkan perluasan keanggotaan IAI
selain individu. Hal ini telah diputuskan dalam Kongres IAI X pada tanggal 23 Nopember 2006. Keputusan
inilah yang menjadi dasar untuk merubah IAI – Kompartemen Akuntan Publik menjadi asosiasi yang
independen yang mampu secara mandiri mengembangkan profesi akuntan publik. IAPI diharapkan
dapat memenuhi seluruh persyaratan International Federation of Accountans (IFAC) yang berhubungan
dengan profesi dan etika akuntan publik, sekaligus untuk memenuhi persyaratan yang diminta oleh IFAC
sebagaimana tercantum dalam Statement of Member Obligation (SMO).

Pada tanggal 4 Juni 2007, secara resmi IAPI diterima sebagai anggota asosiasi yang pertama oleh IAI.
Pada tanggal 5 Februari 2008, Pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 17/PMK.01/2008 mengakui IAPI sebagai organisasi profesi akuntan publik yang berwenang
melaksanakan ujian sertifikasi akuntan publik, penyusunan dan penerbitan standar profesional dan etika
akuntan publik, serta menyelenggarakan program pendidikan berkelanjutan bagi seluruh akuntan publik
di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai