Anda di halaman 1dari 3

Visi : Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi adalah sumber nilai

dan pedoman dalam pengembangan dan penyelengggaraan program


studi, guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya
sebagai manusia seutuhnya.
Hal ini berdasarkan pada suatu realitas yang dihadapi, bahwa maha-
siswa adalah sebagai generasi bangsa yang harus memiliki visi
intelektual, religius, berkeadaban, berkemanusiaan, cintah tanah air
dan bangsanya.
Misi : Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi adalah untuk mem-
bantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten
mampu mewujudkan nilai-nilai Pancasila, Rasa Kebangsaan dan Cinta
Tanah Air dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan teknologi dan seni dengan rasa tanggung jawan dan
bermoral.

Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuh-


Kan wawasan dan kesadaran bernegara, serta membentuk sikap dan
prilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan dan filsafat
bangsa.

Negara Amerika Serikat

Pelajaran Civics mulai  diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1790 dalam rangka
“mengamerikakan bangsa Amerika” atau yang terkenal dengan nama “Theory of Americanization”.
Sebab seperti diketahui, bangsa Amerika berasal dari berbagai bangsa yang datang di Amerika Serikat
dan untuk menyatukan menjadi bangsa Amerika maka perlu diajarkan Civics bagi warga negara Amerika
Serikat. Dalam taraf tersebut, pelajaran Civics membicarakan masalah ”government”, hak dan kewajiban
warga negara dan Civics merupakan bagian dari ilmu politik . Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di
Amerika yang lebih menekankan pada pentingnya hak dan tanggung jawab individu serta sistem
dan proses demokrasi, HAM dan ekonomi pasar.

Negara Jepang

Pendidikan kewarganegaraan di Jepang yang dikenal dalam terminologi social studies, living


experience and moral education (Kerr, 1999), berorientasi pada pengalaman, pengetahuan, dan
kemampuan warga negara berkaitan dengan upaya untuk membangun bangsa Jepang. Dalam
tulisan ini, kajian pendidikan kewarganegaraan di Jepang akan memfokuskan diri kepada kajian
tentang konteks kelahiran, landasan pengembangan, kerangka sistemik, dan kurikulum dan
bahan ajar pendidikan kewarganegaraan di Jepang.
Tujuan : Pendidikan Jepang mengubah orientasinya dari yang bersifat militer ke arah
pendekatan yang lebih demokratis. Demikian pula perubahan dirasakan dalam Pendidikan
Kewarganegaraan, mata pelajaran ini telah bergeser penekanannya dari pendidikan untuk para
warganegara dan pengajaran disiplin ilmu-ilmu sosial yang terkait dengan upaya untuk
membangun bangsa Jepang, ke arah Pendidikan Kewarganegaraan untuk semua warganegara
(Ikeno, 2005:93).

Kementerian Pendidikan menggambarkan tujuan inti Pendidikan Kewarganegaraan sebagai


berikut:

1. to develop an awareness and understanding of Japan as a nation and the principle of
sovereignty (Untuk mengembangkan kesadaran dan pemahaman tentang Jepang sebagai
sebuah negara dan prinsip kedaulatan)

2. to develop a concept of local community and the state and ways in which the individual can
contribute to the work of the community and the state (Untuk mengembangkan suatu konsep
tentang masyarakat lokal dan negara serta cara bagaimana setiap individu dapat berkontribusi
dalam satu pekerjaan di masyarakat dan negara)

3. to appreciate rights and responsibilities and duties of the individual in the community and
wider society (Untuk menghargai hak dan tanggungjawab serta tugas dari individu dalam suatu
komunitas dan masyarakat yang lebih luas)

4. to develop an ability to act positively in relation to rights and duties (untuk mengembangkan
kemampuan untuk bertindak secara positif dalam hubungan antara hak dan kewajiban)

Negara Prancis

Di Perancis, Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship Education) secara tradisional telah


menjadi salah satu agenda politik yang penting, disebabkan oleh kebutuhan untuk
mengkonsolidasikan dukungan nasional bagi Republik Ketiga (Third Republic) ketika demokrasi
dikembalikan pada tahun 1871.

Pendidikan kewarganegaraan bukanlah subyek akademik konvensional. Subyek-subyek lain,


seperti sejarah dan geografi, memperlengkapinya dengan referensi kultural dan saintifik.
Pendidikan kewarganegaraan mengambil arti penuhnya ketika ia dihubungkan dengan
kehidupan sekolah, dan khususnya ketika berkenaan dengan aturan-aturan pemerintah yang
mengatur hak-hak pelajar dan dewan sekolah lanjutan atas.

Negara Inggris
Inggris misalnya sejak 1997 telah melakukan program pendidikan kewargaan yang mereka namakan
democratic citizenship yang diadakan oleh lembaga pendidikan warga negara demokratis, the Education
for Democratic Citizenship (EDC). Program serupa dijumpai pula di Amerika, Kanada, Australia dan
sejumlah negara Eropa dengan nama yang berbeda namun memiliki kesamaan tujuan yakni bagaimana
menjadikan demokrasi sebagai kultur dan mekanisme bermasyarakat warganegara mereka. Civic
education bukanlah sesuatu yang baru di Indonesia. Pada tingkat pendidikan dasar dan menengah
pendidikan ”demokrasi” Indonesia itu dirumuskan dalam bermacam model dan nama.

Pendidikan Kewarganegaraan itu penting di Indonesia


Karena Dalam pendidikan kewarganegaraan dipelajari pula Hak dan Kewajiban, Bela Negara, HAM,
pertahanan nasional. Yang akan menjadi acuan utama untuk menempatkan diri dalam kedudukan
sebagai warganegara yang sadar terhadap tujuan nasional Indonesia. Setiap generasi adalah masyarakat
baru yang harus memperoleh pengetahuan, mempelajari keahlian, dan mengembangkan karakter atau
watak publik maupun privat yang sejalan dengan demokrasi konstitusional. Sikap mental ini harus
dipelihara dan dipupuk melalui perkataan dan pengajaran serta kekuatan keteladanan. Demokrasi
bukanlah “mesin yang akan berfungsi dengan sendirinya”, tetapi harus selalu secara sadar direproduksi
dari suatu generasi ke generasi berikutnya

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu upaya untuk membangkitkan kembali


semangat kebangsaan generasi muda, khususnya para mahasiswa, dalam menghadapi pengaruh
globalisasi dan mengukuhkan kesadaran bela negara. Kita sebagai warganegara harus memahami
mengenai hak dan kewajiban, HAM, bela negara. Misalkan wujud bela negara di jaman sekarang
yang berbeda dengan masa lalu, karena di masa lalu saat negara ini dijajah mungkin kita akan
ikut membela dengan jalan berperang melawan penjajah. Sedangkan di era sekarang wujud bela
negara misal dalam bidang ekonomi bisa dilakukan dengan mengkonsumsi produk dalam negeri
sehingga tidak akan mematikan pasar dalam negeri karena dalam penilaian saya disaat ini bangsa
Indonesia dijajah dengan cara seperti itu. Contoh lain yaitu hak dan kewajiban warga negara,
yaitu hak mendapatkan pendidikan, pekerjaan dan pengidupan yang layak, hak memeluk agama
dan juga kewajiban bela negara, taat pada hukum dan pemerintahan karena belum memahaminya
warganegara tentang hukum yang berlaku sehingga masih banyak terjadi penyimpangan dalam
masyarakat, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai