Anda di halaman 1dari 27

EFEKTIFITAS SISTEM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 

PERBANKAN SYARIAH MELALUI PENERAPAN EVALUASI


PERBANKAN SYARIAH MELALUI PENERAPAN EVALUASI 
MODEL CIPP
MODEL  CIPP

Oleh
Didik Rinan Sumekto,, S.Pd.,, M.Pd.

Dipresentasikan pada sesi Seminar tentang Perbankan Syariah


di Universitas Sriwijaya
j y Palembang
g
Kamis, 22 Juli 2010
Permasalahan di Perbankan Syariah
„ SDM yang memiliki kualifikasi memadai masih minim, baik
secara kuantitas maupun
p kualitas terutama p pada level
menengah dan atas, seperti: Kepala Cabang, Bagian, Divisi
bahkan Direksi. Hal ini terjadi karena sebagian besar SDM bank
syariah merupakan mantan pegawai bank konvensional yang
bekerja di bank Syariah dengan “berbagai motif”.
„ Hal ini yang menyebabkan tidak seriusnya mereka dalam
mempelajari segala hal tentang perbankan Syariah
Syariah, untuk
kemudian memiliki kepercayaan dan ghirah yang tinggi dalam
menerapkan aturan yang ada terkait dengan kesulitan-kesulitan
yang timbul ketika konsep perbankan Syariah yang benar
dijalankan.
„ Pola pikir (mindset), kecakapan (aptitude) dan sikap (attitude)
yang belum
b l maksimal
k i l dari
d i para pelaku
l k iinovasii it
itu sendiri,
di i yaitu
it
SDM bank Syariah terhadap konsep perbankan Syariah sebagai
langkah inovatif atas perbankan konvensional. Artinya, SDM
yang
y g ada masih sulit merubah p paradigma
g dari konsep p
Konvensional ke konsep Syariah. Tanpa adanya reformasi cara
berpikir dan bersikap secara signifikan, maka konsep kehebatan
perbankan Syariah hanya ada di atas kertas dan menjadi
retorika belaka.
belaka
„ Hasil kajian Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia
(LPPI), untuk mencapai pangsa pasar perbankan Syariah
sebesar 5%,, maka perbankan
p Syariah
y masih membutuhan
setidaknya 14.000 SDM. Hal ini didasari pada penghitungan
jumlah SDM bank Syariah di tahun 2006, saat industri
perbankan Syariah masih berpangsa 1,6% dan masih memiliki
8 000 pegawai
8.000 pegawai. Artinya,
Artinya SDM perbankan Syariah harus
mendalami tentang keuangan Syariah dan ragamnya dan
menguasai keterampilan dasar ilmu Syariah.
„ Permasalahan perbankan Syariah akan semakin berat ketika uji
k l
kelayakank d dan kkepatutan
t t untuk t k posisi
i i direksi
di k i bbankkS
Syariah
i h
belum dirancang secara cermat agar menghasilkan direksi bank
Syariah yang benar-benar mempunyai ghirah dan kompetensi
yang
y g tinggi.
gg Hasilnyay adalah ketika mengelola
g bank Syariah,
y ,
mereka seringkali mengeluarkan jurus-jurus konvensionalnya
yang terkadang melanggar kepatuhan Syariah. Seperti masalah
pembiayaan mudharabah dan musyarakah yang seharusnya
ditingkatkan akan tetapi semakin dijauhi oleh perbankan Syariah
dengan berbagai alasan yang sebenarnya mencerminkan sikap
avers to risk dan avers to effort pengelola.
„ Adanya y fenomena beberapa p bank Syariah
y berlomba membuka
jaringan secara masif. Kekhawatiran ini sangat wajar sekali
muncul, apabila langkah manajemen perbankan Syariah yang
dengan serba instan membuka jaringan secara tergesa-gesa,
merekrut dan mendidik SDMnya tidak sesuai program program, serta
tidak berorientasi pada kompetensi. Dengan segala konsekuensi
harus dihadapi di kemudian hari, apabila perbankan Syariah
menemui berbagai masalah, seperti: model pelayanan yang
rendah
d h mutunya
t d kkualifikasi
dan lifik i SDM yang tid tidak
k sesuaii standar
t d
perbankan Syariah.
Pertanyaan terkait dengan Sistem Diklat
di Perbankan Syariah
„ Bagaimanakah kinerja mentor atau trainer dilihat dari
penguasaan materi, antusias dalam mengajar, dan memberi
tugas dan ujian kepada peserta diklat (pegawai) program
pendidikan dan pelatihan?
„ Bagaimanakah pelayanan umum, pemilihan dan penyediaan
materi pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh pengelola
program
p g p
pendidikan dan p
pelatihan?
„ Bagaimanakah persepsi peserta diklat (pegawai) terhadap
sistem pendidikan dan pelatihan, motivasi dalam mengikuti
pembelajaran dan kepuasaan setelah mengikuti program
pendidikan
didik dan
d pelatihan?
l tih ?
„ Bagaimanakah dukungan sarana dan prasarana dalam
pelaksanaan sistem pendidikan dan pelatihan di internal institusi
perbankan Syariah?
Bagaimana Efektifitas sistem Diklat
bermanfaat bagi Perbankan Syariah?
„ Secara teoritis
Materi ini diharapkan dapat memberikan kajian terkait dengan
efektifitas sistem pendidikan dan pelatihan perbankan Syariah
melalui penerapan evaluasi model CIPP. Para pegawai,
mentor/trainer dan pihak manajemen dituntut agar dapat
mengintrospeksi diri, sadar dan serius dalam upaya
meningkatkan kinerja dan dedikasinya secara kompeten,
produktif dan profesional.
„ Tatanan praktis/implementasi
Ada upaya tindaklanjut dengan segera melalui beberapa penelitian
untuk mengetahui capaian hasil evaluasi model CIPP dan mampu
dijadikan rekomendasi bagi manajemen perbankan Syariah dalam
membuat kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan SDM
melalui efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan sistem diklat.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai solusi memecahkan
masalah kinerja dalam institusi perbankan Syariah dan langkah
menuju penyempurnaan penyelenggaraan sistem operasional dan
manajerial.
Pengertian Pendidikan dan Pelatihan
„ Pendidikan mempunyai orientasi kepada pengembangan pribadi
seseorang.g Pelatihan mempunyai
p y konotasi menguasai
g
keterampilan-keterampilan tertentu baik keterampilan fisik
maupun mental akademik yang diperlukan dalam profesi
tertentu. Konsep pelatihan dikaitkan dengan dunia kerja dan
produktivitas (Tillar, 2003: 16).
„ Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan
calon pegawai yang diperlukan oleh suatu instansi atau organisasi
organisasi,
sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan
kemampuan atau keterampilan pegawai yang sudah menduduki
suatu pekerjaan atau tugas tertentu (Sukidjo Notoatmojo
Notoatmojo, 1998: 26)
26).
„ Pendidikan meningkatkan keahlian teoritis, konseptual, dan
moral pegawai, sedangkan Pelatihan bertujuan untuk
meningkatkan
i k tk keterampilan
k t il tteknis
k i pelaksanaan
l k pekerjaan
k j
pegawai (Hasibuan, 1995: 76).
Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan
„ Diklat sebagai Bagian Pemenuhan Kebutuhan SDM
Konsep dasar pendidikan bagi pegawai meliputi: (1) pegawai
akan belajar dengan baik apabila dia secara penuh
mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan (dibuat aktif oleh
mentornya), (2) pegawai akan belajar dengan baik apabila
menyangkut hal-hal yang menarik baginya dan ada kaitannya
dengan pekerjaan/kehidupan sehari-hari, (3) pegawai akan
belajar
j dengang baik apabila
p yyangg dipelajarinya
p j y akan
memberikan manfaat, terutama ditempat tugasnya nanti, (4)
pegawai akan belajar dengan baik apabila yang dipelajarinya
disampaikan
p secara menarik,, sistematis dan ppraktis,, (5)
( )
pegawai akan belajar dengan baik apabila sering diberi
motivasi, (6) pegawai akan belajar dengan baik apabila diberi
kesempatan untuk memanfaatkan pengetahuannya,
perasaannya, dan keterampilannya dalam waktu yang cukup,
( ) bahwa pegawai
(7) p g akan belajar
j dengang baik apabila
p ada saling
g
pengertian yang baik antara warga belajar dengan
pengajar/mentor/trainer, (8) saling pengertian yang baik, yang
sesuai dengan
g ciri-ciri utama dari ppegawai
g yyangg akan membantu
pencapaian tujuan belajar, dan (9) proses belajar dipengaruhi
oleh pengalaman-pengalaman masa lalu dan daya pikir serta
daya ingat dari sesama pembelajar (Husaini Usman, 1998: 71).
„ Pelaksanaan Pembelajaran Diklat
Keberhasilan pelaksanaan program diklat akan ditentukan oleh
f kt f kt yang lain
faktor-faktor l i sebagai
b ib
berikut:
ik t Peran
P M t atau
Mentor t
Trainer dalam Program Diklat, Peran Peserta dalam Program
Diklat, Peran Manajemen dalam Program Diklat (seperti: mutu
pelayanan,
l M
Manajemen
j K
Kelas,
l F ilit
Fasilitas, d Sarana
dan S &
Prasarana).
Komponen-Komponen Internal
Penyelenggaraan Program Diklat
„ Mentor atau trainer, meliputi: (a) penguasaan materi; (b)
antusiaisme dalam mengajar atau memfasilitasi; (c)
pemberian ujian ataupun tugas kepada peserta diklat.
„ Peserta diklat
diklat, meliputi (a) persepsi terhadap diklat dalam
menambah pengetahuan dan keterampilan kerja; dan (b)
motivasi mengikuti program pendidikan dan pelatihan,
seperti aktualisasi diri dan beriteraksi.
beriteraksi
„ Pengelola (manajemen) diklat, meliputi: (a) pelayanan
secara umum; dan (b) penyediaan materi selama program
pendidikan
didik d dan pelatihan
l tih b berlangsung.
l
„ Sarana dan Prasarana, meliputi: (a) pendukung langsung
proses belajar
p j mengajar;
g j ((b)) ppenataan ruangg belajar;
j ((c))
kondisi lingkungan selama program pendidikan dan
pelatihan berlangsung.
Evaluasi Model CIPP
„ Evaluasi Konteks (Context Evaluation)
Mendefinisikan konteks institusi, mengidentifikasi sasaran dan
menilai
il i kebutuhan
k b t h mereka, k mengidentifikasi
id tifik i peluang
l untuk
t k
memenuhi kebutuhan, mendiagnosis masalah-masalah utama, dan
menilai apakah tujuan yang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan.
„ Evaluasi Input (Input Evaluation)
Mengidentifikasi dan menilai kemampuan sistem, alternatif program
strategis, prosedur untuk pelaksanaan strategi, anggaran dan
jadwal pelaksanaan.
„ E l
Evaluasi i Prosess
P (P
(Process E l
Evaluation)
i )
Mengidentifikasi atau memprediksi proses, kekurangan-kekurangan
dalam mendesain atau melaksanakan program, menyediakan
informasi untuk pengambilan keputusan awal program,
program dan untuk
merekam dan menilai tahap-tahap kegiatan.
„ Evaluasi Produk (Product Evaluation)
Mengumpulkan
g p deskripsi
p dan p
penilaian keluaran dan hubungan
g
keluaran itu dengan tujuan, konteks, masukan, dan informasi
proses, dan menafsirkan kegunaan dan nilai tambahnya.
Kriteria Efektifitas Diklat
„ Evaluasi konteks
Komponen evaluasi konteks yaitu relevansi program dengan
k b t h peserta
kebutuhan t diklat
dikl t yang digali
di li melalui
l l i metode
t d kkuesioner
i
dan wawancara. Dalam menggali data pada evaluasi konteks,
penelitian menggunakan skala Guttman, di mana jawaban
didapat yang tegas dari responden yaitu “Ya Ya – Tidak
Tidak”..
Instrumen digunakan untuk mengukur berapa tingkat relevansi
kebutuhan peserta terhadap program. Dalam Evaluasi konteks
ditetapkan tiga gradasi yaitu, efektif, cukup efektif, dan kurang
efektif.
efektif
Komponen Evaluasi Indikator Interval Nilai Kriteria
0 – 20 Tidak efektif
Tujuan 21 – 40 Efektiff
41 – 80 Sangat efektif
0 – 70 Tidak efektif
Sasaran 71 – 140 Efektiff
Konteks 141 – 280 Sangat
g efektif
(Context) 0 – 20 Tidak efektif
Manfaat 21 – 40 Efektiff
41 – 80 Sangat efektif
0 – 133 Tidak efektif
Total Nilai 134 – 267 Efektiff
268 – 400 Sangat
S t efektif
f ktif
„ Evaluasi Input
Evaluasi input
input, dimaksudkan untuk mengetahui komponen yang
menunjang program pendidikan dan pelatihan antara lain:
1) Mentor atau trainer, baik dari segi usia, pendidikan, jabatan,
pengalaman mengajar dan pengalaman mengikuti diklat yang
dipersyaratkan untuk mengajar (Training of trainer/ToT), data
dikaji melalui studi dokumentasi.
2) Untuk komponen peserta diklat, dilihat dari segi usia,
pendidikan
didik d dan jjabatan.
b t D
Data
t dik
dikajiji melalui
l l i studi
t di d
dokumentasi.
k t i
3) Untuk pengelola (manajemen) baik dari segi usia, pendidikan,
jabatan, pengalaman menyelenggarakan diklat dan pengalaman
mengikuti diklat yang dipersyaratkan untuk penyelenggara
(MoT). Data dikaji melalui studi dokumentasi.
4) Untuk komponen sarana dan prasarana, dimaksudkan untuk
mengetahui
g ketersediaan sarana dan p prasarana p pendukungg
proses belajar. Data dikaji melalui teknik dokumentasi dan
observasi.
Kriteria Efektifitas Mentor/Trainer

Jumlah Diklat yang Pengalaman Kriteria


Pernah Diikuti Mengajar

≥3 kali ToT ≥10 kali Sangat Baik


2 kali ToT 6-9 kali Baik
0-1 kali ToT 1-5 kali Kurang Baik
Kriteria Efektifitas Peserta Diklat

Jabatan Kriteria
Staf Supervisor
Staf, Supervisor, Kepala Bagian
Bagian, Manager Sangat Sesuai

Kepala Divisi, Kepala Cabang Sesuai

Direksi Kurang Sesuai


Kriteria Efektifitas Pengelola/Manajemen

Jumlah Diklat Pengalaman Kriteria


yang Pernah Menyelenggarakan
Diikuti Diklat
≥3 kali MoT ≥10 kali Sangat Baik
2 kali MoT 6-9 kali Baik
0-1 kali MoT 1-5 kali Kurang Baik
Kriteria Efektifitas Sarana & Prasarana

Jumlah Sarana dan Prasarana Kriteria

≥3 Sangat Memadai

2-3 Memadai

0-1 Kurang
g Memadai
„ Evaluasi Proses
Evaluasi proses dimaksudkan untuk mengetahui berfungsinya
komponen-komponen yang menunjang keterlaksanaan program
diklat antara lain mentor atau trainer, peserta (pegawai), pengelola
(manajemen) dan juga sarana prasarana
prasarana.
1) Komponen mentor atau trainer
Untuk mengukur efektifitas komponen mentor atau trainer pada
indikator p
penguasaan
g materi, antusias dalam mengajar,
g j dan
pemberian tugas atau ujian.
2) Komponen peserta diklat
Untuk mengukur efektifitas komponen peserta diklat pada indikator
persepsi terhadap diklat
diklat, dan motivasi belajar
belajar.
3)Komponen pengelola (manajemen)
Untuk mengukur efektifitas komponen pengelola pada pelayanan
umum dan penyediaan bahan ajar (materi pendidikan dan
umum,
pelatihan).
4) Komponen sarana dan prasarana
Untuk mengukur
g keefektifan komponen
p sarana dan pprasarana
pada indikator sarana pendukung pembelajaran, kondisi kelas,
dan kondisi lingkungan.
Kriteria Efektifitas Kualitas Mentor/Trainer

Komponen Evaluasi Indikator Interval Nilai Kriteria


0 – 70 Tidak Baik
Penguasaan 71 – 140 Baik
Materi
141 – 280 Sangat Baik
Antusias 0 – 59 Tidak Baik
dalam
60 – 118 Baik
Mentor/Trainer Mengajar
119 – 236 Sangat
S t Baik
B ik
Pemberian 0 – 60 Tidak Baik
Tugas
61 – 120 Baik
dan/atau
Ujian 121 – 340 Sangat Baik
0 – 133 Tidak Baik
Total Nilai 134 – 267 Baik
B ik
268 – 400 Sangat Baik
Kriteria Efektifitas Komponen Peserta Diklat

Komponen Evaluasi Indikator Interval Nilai Kriteria


0 – 59 Tidak Baik
Persepsi 60 – 120 Baik
terhadap
Diklat 121 – 242 Sangat Baik
Motivasi 0 – 59 Tidak Baik
Belajar
60 – 120 Baik
Peserta Diklat
121 – 242 Sangat Baik
0 – 90 Tidak Baik
Total Nilai 91 – 180 Baik
181 – 360 Sangat Baik
Kriteria Efektifitas Komponen Pengelola

Komponen
p Evaluasi Indikator Interval Nilai Kriteria
0 – 39 Tidak Baik
Pelayanan 40 – 79 Baik
Umum
80 – 220 Sangat
S t Baik
B ik
Penyedian 0 – 26 Tidak Baik
Bahan
27 – 53 Baik
Pengelola Ajar/Materi
Diklat 54 – 80 Sangat Baik
0 – 66 Tidak Baik
Total Nilai 6 – 133 Baik
67
134 – 200 Sangat Baik
Kriteria Efektifitas Komponen Sarana & Prasarana

Komponen Evaluasi Indikator Interval Nilai Kriteria


0 – 30 Tidak Baik
Sarana 31 – 60 Baik
Pendukung
61 – 120 Sangat Baik
Kondisi 0 – 30 Tidak Baik
Kelas
31 – 60 Baik
Sarana &
61 – 120 Sangat Baik
Prasarana
Kondisi 0 – 20 Tidak Baik
Lingkungan
21 – 40 Baik
41 – 80 Sangat Baik
0 – 99 Tidak Baik
Total Nilai 100 – 198 Baik
199 – 396 Sangat Baik
„ Evaluasi Produk
Dalam evaluasi produk, dimaksudkan untuk mengetahui dan
mengukur hasil yang diperoleh peserta baik dilihat dari indikator,
nilai akademis
akademis, nilai sikap dan perilaku
perilaku, dan kepuasan mengikuti
diklat. Data digali dengan studi dokumentasi dan kuesioner.
Komponen Evaluasi Indikator Interval Nilai Kriteria
<70 Kurang
Nilai 70 - 80 Cukup
Akademis
>80 Tinggi
<70 Kurang
Hasil Nilai Sikap 70 - 80 Cukup
(P d t)
(Product) dan
Perilaku >80 Tinggi

0 – 59 Kurang
Kepuasan 60 – 118 Cukup
terhadap
Diklat 119 – 236 Tinggi
Rekomendasi
„ Melaksanakan suatu penelitian (Kuantitatif & Kualitatif)
terhadap efektifitas sistem pendidikan dan pelatihan di
ranahh perbankan
b k S Syariah
i hddengan menggunakank evaluasi
l i
model CIPP (Context, Input, Process, and Product).
„ Melaksanakan pengembangan penelitian di masa datang
d
dengan menambahkan
b hk instrumen
i t pada
d evaluasi
l i model
d l
CIPP ke arah CIPPO (Context, Input, Process, Product,
and Outcome). Kata terakhir, outcome yang berarti terkait
dengan kepentingan eksternal dapat dipergunakan untuk
mengetahui respon, seperti: tingkat kepuasan pelanggan
terhadap pelayanan dan produk bank Syariah dan masalah
krusial lainnya
y yyangg masih dihadapi
p oleh p
perbankan
Syariah dalam menjalankan dan mengembangkan sektor
bisnisnya.
Terima kasih...

Anda mungkin juga menyukai