Anda di halaman 1dari 29

Wanita-Wanita Pengukir Sejarah

(bagian ke-1): Khadijah RA.


Dengan menyebut Nama Allah. Segala puji bagi Allah.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada
Rasulullah, segenap keluarga, para sahabat dan generasi
penerusnya.

Sejarah Islam dipenuhi dengan peristiwa besar dan


berpengaruh terhadap peradaban

Kita berada di sini, saat ini, dan dalam kondisi seperti ini
adalah buah dari karya besar para pendahulu kita. Karena
jasa merekalah saat ini kita menikmati kehidupan seperti
sekarang. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah kita
mengenang, mengingat, mempelajari, dan meneladani
kehidupan dan perjuangan mereka.

“Barang siapa yang tidak berterimakasih kepada manusia,


berarti tidak bersyukur kepada Allah.” (HR Ahmad dan
Tirmidzi).

Tak terkecuali orang-orang besar yang telah mengukirkan


karyanya dalam sejarah adalah wanita-wanita Islam. Para
muslimah tersebut bahu membahu, berkontribusi dan
turut berjuang bersama kaum lelaki dalam membela yang
hak.

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat


pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al
Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan
menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan
rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS Yusuf: 111)

Musuh-musuh Islam tahu bahwa wanita merupakan salah


satu unsur kekuatan masyarakat Islam. Musuh-musuh
Islam telah menempuh berbagai cara untuk merusak
wanita muslimah. Oleh karena itulah, kita harus kembali
mengungkap kembali profil dan meneladani perjuangan
wanita-wanita muslimah sebagai bekal untuk mengangkat
harkat dan derajat wanita muslimah. Setiap pejuang
muslimah memiliki keistimewaan dan sarat dengan nilai-
nilai positif yang telah mengukirkan sejarahnya dalam
sejarah Islam.

Berikut kita bisa menyimak beberapa profil dan


meneladani para pejuang wanita Islam sepanjang sejarah.

A. Ummahat Al Mukminin

1. Khadijah RA.

Nama lengkapnya Khadijah binti Khuwailid bin As’ad bin


Abd Al Uzza’. Ia dilahirkan di Makkah tahun 68 sebelum
hijrah. Ia adalah wanita yang sukses dalam perniagaan,
seorang saudagar wanita terhormat dan kaya raya. Pada
masa jahiliyah ia dipanggil Ath Thaharoh (wanita suci)
karena ia senantiasa menjaga kehormatan dan kesucian
dirinya. Orang-orang Quraisy menyebutnya sebagai
pemimpin wanita Quraisy.

Rasulullah bersabda tentang Khadijah, “Allah tidak


menggantikan untukku wanita yang lebih baik darinya. la
beriman kepadaku di saat orang lain ingkar kepadaku, ia
mempercayaiku di saat orang lain mendustakanku, ia
menolongku dengan hartanya di saat orang lain tidak ada
yang menolongku, dan Allah telah mengaruniakan
kepadaku putra (dari hasil perkawinan dengan) nya
sedang wanita-wanita lain tidak.”

Keistimewaan Khadijah:

1. Ia adalah wanita yang pertama kali memeluk Islam. Ia


beriman kepada Nabi disaat semua orang kafir
padanya.
2. Ia adalah wanita pertama yang dijamin masuk surga
bahkan ia mendapat kabar gembira dari Allah, bahwa
Allah telah membangunkan baginya rumah di surga.

Abu Hurairah RA menyatakan bahwa Jibril datang kepada


Nabi SAW seraya berkata, “Wahai Rasulullah, Khadijah
sedang berjalan kemari. Ia membawa wadah yang berisi
kuah, makanan atau minuman. Jika ia sampai kepadamu,
maka katakanlah bahwa Tuhannya dan aku
menyampaikan salam kepadanya. Dan sampaikanlah
kabar gembira kepadanya bahwa ia mendapat sebuah
rumah di dalam surga”. (Mutafaq ‘alaih)

1. Manusia pertama yang mendapat salam dari Allah yang


disampaikan dari langit ke tujuh. Ia pantas menerimanya
karena selalu setia mendampingi Nabi dalam kondisi
seperti apapun.

Anas RA meriwayatkan bahwa ketika Jibril datang kepada


Rasulullah saw yang sedang berduaan dengan Khadijah
RA, Jibril berkata, “Sesungguhnya Allah menyampaikan
salam kepada Khadijah”. Khadijah membalas,
“Sesungguhnya Allah-lah As Salaam (Maha Pemberi
Kesejahteraan). Sebaliknya kuucapkan salam kepada Jibril
dan kepadamu. Semoga Allah melimpahkan
kesejahteraan, rahmat dan berkahNya kepadamu.” (HR An
Nasa’i)

2. Wanita pertama yang layak dikategorikan shiddiq di


antara wanita mukmin lainnya.

3. Mengorbankan seluruh hartanya untuk kepentingan


Nabi.

4. Wanita yang memberikan keturunan bagi Nabi

5. Wanita yang matang dan cerdas, pandai menjaga


kesucian, dan terpandang bahkan sejak masa jahiliyah dan
diberi gelar Ath Thahiroh (wanita yang suci). Ia adalah
orang yang terhormat, taat beragama dan sangat
dermawan.

6. Seluruh hidupnya di berikan untuk mendukung dan


membela dakwah Nabi.

7. Orang yang pertama shalat bersama Nabi SAW

Oleh: Tim Kajian Manhaj Tarbiyah

Publish by : http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A
%2F%2Fwww.dakwatuna.com%2F&h=a634f
TANGIS RASULULLAH SHALALLAAHU ALAIHI
WASALAM
oleh Lathifa Hayya Nunkisya pada 22 September 2010 jam
8:29

Setiap orang pasti pernah menangis, baik kaum pria


maupun wanita. Akan tetapi tahukah kamu, mengapa dan
karena siapa mereka menangis? Rasulullah Shalallaahu
alaihi wasalam juga menangis, padahal dunia berada
dalam genggamannya jika beliau menghendaki. Dan Surga
ada di hadapan beliau, sementara beliau berada di tempat
yang paling tinggi di dalamnya. Benar, beliau memang
sering menangis, sebagaimana tangisan

‘]bermunajat kepada Rabb Subhannahu wa Ta'ala . Beliau


juga menangis ketika mendengarkan tilawah Al-Quran.
Tangisan yang bersumber dari kelembutan hati dan
ketulusan nurani serta dari ma'rifat keagungan Allah
Subhannahu wa Ta'ala .

Dari Mutharrif –yakni bin Abdillah bin Asy Syikhkhir- dari


bapaknya –yakni Abdullah bin Asy Syikhkhir Radhiallaahu
anhu - ia berkata: Aku datang menemui Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam ketika beliau sedang shalat.
Dari rongga dada beliau keluar suara seperti bunyi air
yang tengah mendidih di dalam kuali, disebabkan tangis
beliau." (HR. Abu Daud)

Abdullah bin Mas'ud Radhiallaahu anhu menuturkan:


"Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam pernah berkata
kepadaku: "Bacalah Al-Qur'an untukku" aku berkata:
"Wahai Rasulullah, apakah aku yang harus membacanya,
sedangkan Al-Qur'an itu diturunkan kepadamu?" beliau
m’;];

]enimpali: "Aku lebih suka mendengarkannya dari orang


lain." Akupun ];membacakan surat An-Nisaa' untuk beliau.
Hingga telah sampai pada ayat: "Maka bagaimanakah
(halnya orang-orang kafir nanti), apabila kami
mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat
dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi
atas mereka itu (sebagai umatmu)." (QS. An-Nisa: 41) Aku
lihat air mata beliau menetes." (HR. Al-Bukhari)

Cobalah perhatikan uban yang menghiasi rambut beliau.


Jumlahnya lebih kurang delapan belas helai di kepala dan
janggut beliau. Camkanlah dengan mata hatimu,
dengarkanlah kisah uban putih tersebut dari penuturan
beliau. Abu Bakar Radhiallaahu anhu pernah bertanya:
"Wahai Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , sungguh
Anda telah beruban." Beliau menjawab: "Surat Hud, surat
Al-Waqi'ah, surat Al-Mursalat, surat 'Amma yatasaa`aluun
dan surat Idzasy Syamsu kuwwirat telah menyebabkan aku
beruban." (HR. At-Tirmdzi)

];
HAK-HAK ISTRI DALAM POLIGAMI
oleh Bintu Muksin pada 21 September 2010 jam 19:59

Hak-Hak Istri dalam Poligami

Poligami merupakan syariat Islam yang akan berlaku


sepanjang zaman hingga hari akhir. Poligami
diperbolehkan dengan syarat sang suami memiliki
kemampuan untuk adil diantara para istri, sebagaimana
pada ayat yang artinya:

“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil


terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana
kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-
wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau
empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat
berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau
budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu
adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”

Berlaku adil dalam bermuamalah dengan istri-istrinya,


yaitu dengan memberikan kepada masing-masing istri
hak-haknya. Adil disini lawan dari curang, yaitu
memberikan kepada seseorang kekurangan hak yang
dipunyainya dan mengambil dari yang lain kelebihan hak
yang dimilikinya. Jadi adil dapat diartikan persamaan.
Berdasarkan hal ini maka adil antar para istri adalah
menyamakan hak yang ada pada para istri dalam perkara-
perkara yang memungkinkan untuk disamakan di
dalamnya.

Adil adalah memberikan sesuatu kepada seseorang sesuai


dengan haknya. Apa saja hak seorang istri di dalam
poligami?

Diantara hak setiap istri dalam poligami adalah


sebagai berikut:

A. Memiliki rumah sendiri


Setiap istri memiliki hak untuk mempunyai rumah sendiri.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al Ahzab
ayat 33, yang artinya, “Menetaplah kalian (wahai istri-
istri Nabi) di rumah-rumah kalian.”

Dalam ayat ini Allah Azza wa Jalla menyebutkan rumah


Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam bentuk jamak,
sehingga dapat dipahami bahwa rumah beliau tidak hanya
satu.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Aisyah


Radhiyallahu ‘Anha menceritakan bahwa ketika Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sakit menjelang wafatnya,
beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya, “Dimana aku
besok? Di rumah siapa?’ Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam menginginkan di tempat Aisyah Radhiyallahu
‘Anha, oleh karena itu istri-istri beliau mengizinkan beliau
untuk dirawat di mana saja beliau menginginkannya, maka
beliau dirawat di rumah Aisyah sampai beliau wafat di sisi
Aisyah. Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meninggal di
hari giliran Aisyah. Allah mencabut ruh beliau dalam
keadaan kepada beliau bersandar di dada Aisyah
Radhiyallahu ‘Anha.

Ibnu Qudamah rahimahullah menjelaskan dalam


kitab Al Mughni bahwasanya tidak pantas seorang
suami mengumpulkan dua orang istri dalam satu
rumah tanpa ridha dari keduanya. Hal ini
dikarenakan dapat menjadikan penyebab
kecemburuan dan permusuhan di antara keduanya.
Masing-masing istri dimungkinkan untuk mendengar
desahan suami yang sedang menggauli istrinya,
atau bahkan melihatnya. Namun jika para istri ridha
apabila mereka dikumpulkan dalam satu rumah,
maka tidaklah mereka. Bahkan jika keduanya ridha
jika suami mereka tidur diantara kedua istrinya
dalam satu selimut tidak mengapa. Namun seorang
suami tidaklah boleh menggauli istri yang satu di
hadapan istri yang lainnya meskipun ada keridhaan
diantara keduanya.
Tidak boleh mengumpulkan para istri dalam satu rumah
kecuali dengan ridha mereka juga merupakan pendapat
dari Imam Qurthubi di dalam tafsirnya dan Imam Nawawi
dalam Al Majmu Syarh Muhadzdzab.

B. Menyamakan para istri dalam masalah giliran

Setiap istri harus mendapat jatah giliran yang sama. Imam


Muslim meriwayatkan hadits yang artinya Anas bin Malik
menyatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
memiliki 9 istri. Kebiasaan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bila menggilir istri-istrinya, beliau mengunjungi
semua istrinya dan baru behenti (berakhir) di rumah istri
yang mendapat giliran saat itu.

Ketika dalam bepergian, jika seorang suami akan


mengajak salah seorang istrinya, maka dilakukan undian
untuk menentukan siapa yang akan ikut serta dalam
perjalanan. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Aisyah
Radhiyallahu ‘Anha menyatakan bahwa apabila Nabi
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hendak safar, beliau
mengundi di antara para istrinya, siapa yang akan beliau
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sertakan dalam safarnya.
Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam biasa menggilir setiap
istrinya pada hari dan malamnya, kecuali Saudah bintu
Zam’ah karena jatahnya telah diberikan kepada Aisyah
Radhiyallahu ‘Anha.

Imam Ibnul Qoyyim menjelaskan bahwa seorang suami


diperbolehkan untuk masuk ke rumah semua istrinya pada
hari giliran salah seorang dari mereka, namun suami tidak
boleh menggauli istri yang bukan waktu gilirannya.

Seorang istri yang sedang sakit maupun haid tetap


mendapat jatah giliran sebagaimana yang dilakukan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, bahwa Aisyah
Radhiyallahu ‘Anha menyatakan bahwa jika Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ingin bermesraan dengan
istrinya namun saat itu istri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam sedang haid, beliau memerintahkan untuk
menutupi bagian sekitar kemaluannya.
Syaikh Abdurrahman Nashir As Sa’dy rahimahullah, ulama
besar dari Saudi Arabia, pernah ditanya apakah seorang
istri yang haid atau nifas berhak mendapat pembagian
giliran atau tidak. Beliau rahimahullah menyatakan bahwa
pendapat yang benar adalah bagi istri yang haid berhak
mendapat giliran dan bagi istri yang sedang nifas tidak
berhak mendapat giliran. Karena itulah yang berlaku
dalam adat kebiasaan dan kebanyakan wanita di saat nifas
sangat senang bila tidak mendapat giliran dari suaminya.

C. Tidak boleh keluar dari rumah istri yang


mendapat giliran menuju rumah yang lain

Seorang suami tidak boleh keluar untuk menuju rumah istri


yang lain yang bukan gilirannya pada malam hari kecuali
keadaan darurat. Larangan ini disimpulkan dari hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang menceritakan
bahwa ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di
rumah Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, tidak lama setelah
beliau berbaring, beliau bangkit dan keluar rumah menuju
kuburan Baqi sebagaimana diperintahkan oleh Jibril alaihi
wa sallam. Aisyah Radhiyallahu ‘Anha kemudian mengikuti
beliau karena menduga bahwa Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam akan pergi ke rumah istri yang lain.
Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pulang dan
mendapatkan Aisyah Radhiyallahu ‘Anha dalam keadaan
terengah-engah, beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bertanya kepada Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, “Apakah
Engkau menyangka Allah dan Rasul-Nya akan berbuat
tidak adil kepadamu?”

Imam Ibnu Qudamah Rahimahullah menyatakan tidak


dibolehkannya masuk rumah istri yang lain di malam hari
kecuali darurat, misalnya si istri sedang sakit. Jika suami
menginap di rumah istri yang bukan gilirannya tersebut,
maka dia harus mengganti hak istri yang gilirannya diambil
malam itu. Apabila tidak menginap, maka tidak perlu
menggantinya.

Syaikh Abdurrahman Nashir As Sa’dy rahimahullah pernah


ditanya tentang hukum menginap di rumah salah satu dari
istrinya yang tidak pada waktu gilirannya.
Beliau rahimahullah menjawab bahwa dalam hal tersebut
dikembalikan kepada ‘urf, yaitu kebiasaan yang dianggap
wajar oleh daerah setempat. Jika mendatangi salah satu
istri tidak pada waktu gilirannya, baik waktu siang atau
malam tidak dianggap suatu kezaliman dan ketidakadilan,
maka hal tersebut tidak apa-apa. Dalam hal tersebut, urf
sebagai penentu karena masalah tersebut tidak ada
dalilnya.

D. Batasan Malam Pertama Setelah Pernikahan

Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu


bahwa termasuk sunnah bila seseorang menikah dengan
gadis, suami menginap selama tujuh hari, jika menikah
dengan janda, ia menginap selama tiga hari. Setelah itu
barulah ia menggilir istri-istri yang lain.

Dalam hadits riwayat Muslim disebutkan bahwa Ummu


Salamah Radhiyallahu ‘Anha mengkhabarkan bahwa ketika
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menikahinya, beliau
menginap bersamanya selama tiga hari dan beliau
bersabda kepada Ummu Salamah, “Hal ini aku lakukan
bukan sebagai penghinaan kepada keluargamu. Bila
memang engkau mau, aku akan menginap bersamamu
selama tujuh hari, namun aku pun akan menggilir istri-
istriku yang lain selama tujuh hari.”

E. Wajib menyamakan nafkah

Setiap istri memiliki hak untuk mempunyai rumah sendiri-


sendiri, hal ini berkonsekuensi bahwa mereka makan
sendiri-sendiri, namun bila istri-istri tersebut ingin
berkumpul untuk makan bersama dengan keridhaan
mereka maka tidak apa-apa.

Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa bersikap adil dalam


nafkah dan pakaian menurut pendapat yang kuat,
merupakan suatu kewajiban bagi seorang suami.

Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Anas bin Malik


Radhiyallahu ‘Anhu mengabarkan bahwa Ummu Sulaim
mengutusnya menemui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam dengan membawa kurma sebagai hadiah untuk
beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Kemudian kurma
tersebut untuk dibagi-bagikan kepada istri-istri beliau
segenggam-segenggam.

Bahkan ada keterangan yang dibawakan oleh Jarir bahwa


ada seseorang yang berpoligami menyamakan nafkah
untuk istri-istrinya sampai-sampai makanan atau gandum
yang tidak bisa ditakar / ditimbang karena terlalu sedikit,
beliau tetap membaginya tangan pertangan.

F. Undian ketika safar Bila seorang suami hendak


melakukan safar dan tidak membawa semua
istrinya, maka ia harus mengundi untuk
menentukan siapa yang akan menyertainya dalam
safar tersebut.

Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan bahwa


kebiasaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bila
hendak safar, beliau mengundi di antara para istrinya,
siapa yang akan diajak dalam safar tersebut.

Imam Ibnu Qudamah menyatakan bahwa seoarang yang


safar dan membawa semua istrinya atau menginggalkan
semua istrinya, maka tidak memerlukan undian.

Jika suami membawa lebih dari satu istrinya, maka ia


harus menyamakan giliran sebagaimana ia menyamakan
diantara mereka ketika tidak dalam keadaan safar.

G. Tidak wajib menyamakan cinta dan jima’ di


antara para istri

Seorang suami tidak dibebankan kewajiban untuk


menyamakan cinta dan jima’ di antara para istrinya. Yang
wajib bagi dia memberikan giliran kepada istri-istrinya
secara adil.

Ayat “Dan kamu sekali-kali tiadak dapat berlaku adil di


antara isteri-isteri (mu), walaupun kamu sangat ingin
demikian” ditafsirkan oleh Ibnu Katsir rahimahullah bahwa
manusia tidak akan sanggup bersikap adil di antara istri-
istri dari seluruh segi. Sekalipun pembagian malam demi
malam dapat terjadi, akan tetapi tetap saja ada perbedaan
dalam rasa cinta, syahwat, dan jima’.

Ayat ini turun pada Aisyah Radhiyallahu ‘Anha. Nabi


Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sangat mencintainya melebihi
istri-istri yang lain. Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
berkata, “Ya Allah inilah pembagianku yang aku mampu,
maka janganlah engkaucela aku pada apa yang Engkau
miliki dan tidak aku miliki, yaitu hati.”

Muhammad bin Sirrin pernah menanyakan ayat tersebut


kepada Ubaidah, dan dijawab bahwa maksud surat An
Nisaa’ ayat 29 tersebut dalam masalah cinta dan
bersetubuh. Abu Bakar bin Arabiy menyatakan bahwa adil
dalam masalah cinta diluar kesanggupan seseorang. Cinta
merupakan anugerah dari Allah dan berada dalam tangan-
Nya, begitu juga dengan bersetubuh, terkadang bergairah
dengan istri yang satu namun terkadang tidak. Hal ini
diperbolehkan asal bukan disengaja, sebab berada diluar
kemampuan seseorang.

Ibnul Qoyyim rahimahullah menyatakan bahwa tidak wajib


bagi suami untuk menyamakan cinta diantara istri-istrinya,
karena cinta merupakan perkara yang tidak dapat
dikuasai. Aisyah Radhiyallahu ‘Anha merupakan istri yang
paling dicintai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dari
sini dapat diambil pemahaman bahwa suami tidak wajib
menyamakan para istri dalam masalah jima’ karena jima’
terjadi karena adanya cinta dan kecondongan. Dan
perkara cinta berada di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Zat yang membolak-balikkan hati. Jika seorang suami
meninggalkan jima’ karena tidak adanya pendorong ke
arah sana, maka suami tersebut dimaafkan. Menurut Imam
Ibnu Qudamah rahimahullah, bila dimungkinkan untuk
menyamakan dalam masalah jima, maka hal tersebut lebih
baik, utama, dan lebih mendekati sikap adil.

Penulis Fiqh Sunnah menyarankan; meskipun demikian,


hendaknya seoarang suami memenuhi kebutuhan jima
istrinya sesuai kadar kemampuannya.
Imam al Jashshaash rahimahullah dalam Ahkam Al Qur’an
menyatakan bahwa, “Dijadikan sebagian hak istri adalah
menyembunyikan perasaan lebih mencintai salah satu istri
terhadap istri yang lain.”

Saran

Seorang suami yang hendak melakukan poligami


hendaknya melihat kemampuan pada dirinya
sendiri, jangan sampai pahala yang dinginkan ketika
melakukan poligami malah berbalik dengan dosa
dan kerugian. Dalam sebuah hadits disebutkan
(yang artinya) “Barangsiapa yang mempunyai dua
istri, lalu ia lebih condong kepada salah satunya
dibandingkan dengan yang lain, maka pada hari
Kiamat akan datang dalam keadaan salah satu
pundaknya lumpuh miring sebelah.” (HR. Lima)

Allahu A’lam; Semoga bermanfaat

——————————————————————————–

Referensi: ü Al-Sheikh, Abdullah bin Muhammad bin


Abdurrahman bin Ishaq, 2003, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2,
Pustaka Imam asy-Syafi’i, Bogor ü Al-Wazan, Amin bin
Yahya, 2004, “Fatwa-Fatwa tentang Wanita Jilid 2”, Darul
Haq, Jakarta ü As Sa’dani , As Sayyid bin Abdul Aziz, 2004,
“Istriku Menikahkanku”, Darul Falah, Jakarta ü As Salafiyah
, Ummu Salamah, 1425 H, Persembahan Untukmu Duhai
Muslimah, , Pustaka Haura, Jogjakarta ü Sabiq, Sayyid, tt,
“Fikih Sunnah 6”, cet. Ke-15, PT Al Ma’arif, Bandung ü Tim
Konsultan Majalah Nikah, 2004, “Nyerobot Bisa Bikin
Repot, “ , Majalah Nikah Vol.3, No.9, Desember 2004,
Sukoharjo

[Kontributor : Abah Utik, 13 Juni 2005 ]

Sumber : http://www.perpustakaan-islam.com/mod.php?
mod=publisher&op=viewarticle&artid=113
DAFTAR ISTILAH ARAB SEHARI-HARI
oleh Bintu Muksin pada 22 September 2010 jam 19:04

Alaihis Salam

biasa digunakan untuk menyingkat lafaz yang bermakna


Semoga keselamatan dilimpahkan kepadanya. Ungkapan
ini biasanya diberikan kepada para nabi dan Rasul
termasuk juga para malaikat. [37:181]

‘Azza wa Jalla

ungkapan yang disematkan pada lafaz Allah selain Ta’ala.


Lafaz ‘Azza makanya adalah yang Maha Aziz atau Perkasa.
Sedangkan lafaz Jalla maknanya adalah Agung. [2:209]
[55:27]

Jazzakumullah Khoiran Katsiro

maknanya adalah Semoga Allah memberikan balasan


kepada Anda yang lebih baik dan lebih banyak. Ungkapan
ini adalah bentuk doa dan sekaligus rasa sykur kepada
manusia yang telah berjasa kepada kita. Ungkapan ini
lebih sempuirna dari sekedar mengucapkan kalimat terima
kasih. Karena didalamnya selain ungkapan terima kasih
juga ada doa untuk memberikan yang lebih baik dan lebih
banyak lagi. [18:44]

Naudzubillahi mindzalik

ungkapan meminta perlindungan kepada Allah dari bahaya


atau madharat sesuatu hal. “… maka mintalah
perlindungan kepada Allah. [40:56]

Radhiyallahu ‘anhu/’anha /’anhum

Lafaz ini merupakan ungkapan dan doa yang disematkan


kepada para shahabat Rasulullah SAW. Maknanya adalah
Semoga Allah meredhainya. Bila kata terakhirnya ‘anhu
maka dhamirnya untuk dia satu orang laki-laki. Bila kata
terakhirnya ‘anhum maka dhamirnya mereka (jama’) dan
bila kata teakhirnya ‘anha maka dhamirnya untuk dia
seorang wanita. [9:100] [48:18]

Shallallahu `alaihi Wa Sallam

sebuah lafaz yang disunnahkan keada kita untuk


mengucapkannya ketika menyebut nama Rasulullah
,Artinya adalah semoga Allah memberikan shalawat dan
salam kepadanya.[33:56]

Wallahu a’lam bishshowab

ungkapan untuk menyatakan bahwa kita mengembalikan


kebenaran itu hanya kepada Allah. Makna lafaz itu adalah
Dan hanya Allah saja lah yang lebih mengetahui
Kebenarannya.

Hadits

Tuntunan dan tradisi yang diajarkan Rasulullah shallallahu


'alaihi wa sallam melalui sabda, sikap, perbuatan dan
persetujuan beliau; sesuatu yang dinisbatkan kepada Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam baik berupa perkataan,
perbuatan, sikap atau persetujuan.

Jahiliyyah, jahiliah Kebodohan,

sebutan untuk suatu zaman yang ciri utamanya ialah


mengagungkan selain Allah dengan disembah, dipuja,
dipatuhi dan ditaati; ciri lainnya dari zaman ini adalah
kebobrokan mental dan kerusakan akhlak, seperti zaman
sebelum agama Islam muncul dengan dibawa oleh
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Ta'ala

Mahatinggi.

Ta'awwudz

Meminta perlindungan kepada Allah dengan mengucapkan


"A'udzubillah min ..." (aku berlindung kepada Allah dari ...).

Tahmid
Memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan mengucapkan
"Alhamdulillah" (segala puji hanya milik Allah).

Tahrif

Menyelewengkan suatu nash dari al-Qur'an atau Hadits


dengan mengubah lafazhnya atau membelokkan
maknanya dari makna yang sebenarnya (memberikan
tafsiran yang menyimpang dari makna sebenarnya yang
dikandung oleh nash tersebut).

Takbir

Mengagungkan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan


mengatakan "Allahu Akbar" (Allah Mahabesar). Allahu
akbar

Takyif

Mempertanyakan bagaimana sifat Allah itu; atau


menentukan bahwa hakikat sifat Allah itu begini atau
begitu.

Tamimah

Sesuatu yang dikalungkan pada leher anak-anak sebagai


penangkal atau pengusir penyakit, pengaruh jahat yang
disebabkan rasa dengki seseorang, dsb. Dan termasuk
dalam hal ini apa yang dinamakan haikal.

Tamtsil= Menyerupakan sifat Allah dengan sifat


makhlukNya.

Tathayyur= Berfirasat buruk, merasa bernasib sial; atau


meramal nasib buruk karena melihat burung, binatang lain
atau apa saja.
Ta'thil= Mengingkari seluruh atau sebagian sifat-sifat
Allah. Sedang perbedaannya dengan tahrif, bahwa ta'thil
tidak mengakui makna sebenarnya yang dikandung oleh
suatu nash dari al-Qur'an atau Hadits.

Ta'wil

Ta'wil memiliki tiga pengertian; (1) Hakikat atau kenyataan


yang sebenarnya dari sesuatu perkataan atau berita.
Seperti kata-kata ta'wil yang terdapat dalam al-Qur'an
surat al-A'raf : 3, az-Zumar : 10, an-Najm : 7 dan
sebagainya. (2) Tafsiran seperti kata-kata para ahli tafsir:
"Ta'wil dari firman Allah...", artinya "tafsiran dari firman
Allah...". (3) Penyimpangan suatu kata dari makna yang
sebenarnya ke makna yang lain. Dan inilah yang dimaksud
dengan ta'wil yang disebutkan dalam pembahasan
teologis.

Tiwalah= Guna-guna, sesuatu yang dibuat supaya


seorang suami mencintai istrinya atau sebaliknya.

Thaghut, = thoghut Setiap yang diagungkan selain Allah


dengan disembah, ditatati atau dipatuhi, baik yang
diagungkan itu batu, manusia atau setan. Ibnul Qayyim
rahimahullah berkata; "Thaghut adalah sesuatu yang
membuat seorang hamba melampaui batas terhadapnya,
baik berupa sesembahan, sesuatu yang diikuti ataupun
ditaati." Thaghut itu sangat banyak jumlahnya. Gembong
thaghut itu ada lima; (1) Iblis la'anahullah, (2) yang
disembah selain Allah dan ia ridha dengan penyembahan
tersebut, (3) sesuatu yang disembah oleh manusia, (4)
orang yang mengaku mengetahui perkara yang ghaib, dan
(5) orang yang berhukum dengan hukum selain hukum
Allah.

Tharq =Meramal atau membuat garis di atas tanah.


Caranya antara lain, seperti dilakukanj orang-orang
Jahiliyah, yaitu dengan membuat garis-garis yang banyak
secara acak (sembarangan), kemudian dihapus dua-dua,
apabila yang tersisa dua garis maka itu tandanya akan
sukses atau bernasib baik, akan tetapi apabila tinggal satu
garis saja maka itu tandanya akan gagal atau bernasib
sial.

Assalamu 'alaikum (‫)السلم عليكم‬

Ucapan selamat masyarakat Islam; secara harfiahnya


bermaksud "Sejahtera kepada anda"; dengan tambahan,
"Wa Rahmatullahi wa Barakatuhu" bermaksud "dengan
Rahmat Tuhan dan Keberkatan-Nya". Jawapan bagi ucapan
ini ialah "Wa Alaikumus Salam wa Rahmatullahi wa
Barakatuhu"--'Dan kepadamu juga Sejahtera dan Rahmat
Tuhan dan Keberkatan-Nya'.

Ia juga salah satu bentuk zikir akan Kekuasaan Tuhan,


apabila orang Islam mengucapkannya kepada orang Islam
lain, ia bersamaan 30 pahala dan 30 pahala juga bagi yang
menjawapnya (10 pahala bagi setiap perkataan).

ma fi musykilah= tiada masalah@ no problem

syafakillah=mg ALLAH menyembuhkan kamu (untuk


laki-laki syafakalloh)

barokallohu fiikum/barokallohu fiika/barokallohu


fiiki cara membalasnya wa fiik** barokalloh

ana uhibbuka (untuk laki2) fillah/uhibbuki fillah(untuk


perempuan)/ uhibbukum fillah(jamak, lebih dari satu),
maka kita membalas dengan mengucapkan
"AHABBAKALADZI AHBABTANILLAH" (untuk perempuan
"ahabbakiladzi")
Ajaran Gado-gado (Hindu-Islam)

Kita mengenal sebuah ritual keagamaan di dalam


masyarakat muslim ketika terjadi kematian adalah
menyelenggarakan selamatan kematian/kenduri
kematian/tahlilan/yasinan (karena yang biasa dibaca
adalah surat Yasin) di hari ke 7, 40, 100, dan 1000
harinya. Disini kami mengajak anda untuk mengkaji
permasalahan ini secara praktis dan ilmiah.

Sebagai langkah awal kita mencoba mencari dari


manakah ajaran ini berasal. Setelah diteliti ternyata
amalan ini bukan berasal dari AlQuran, Hadits (sunah
rasul) dan juga Ijma Sahabat, malah kita bisa
melacaknya dikitab-kitab agama hindu. disebutkan
bahwa kepercayaan yang ada pada sebagian ummat
Islam, orang yang meninggal jika tidak diadakan
selamatan (kenduri: 1 hari, 3 hari, 7 hari, 40 hari dst, /red )
maka rohnya akan gentayangan adalah jelas-jelas berasal
dari ajaran agama Hindu. Dalam agama Hindu ada
syahadat yang dikenal dengan Panca Sradha (Lima
Keyakinan). Lima keyakinan itu meliputi percaya kepada
Sang Hyang Widhi, Roh leluhur, Karma Pala,
Samskara, dan Moksa. Dalam keyakinan Hindu roh
leluhur (orang mati) harus dihormati karena bisa menjadi
dewa terdekat dari manusia [Kitab Weda Smerti Hal. 99
No. 192]. Selain itu dikenal juga dalam Hindu adanya
Samskara (menitis/reinkarnasi).

Dalam Kitab Manawa Dharma Sastra Weda Smerti


hal. 99, 192, 193 yang berbunyi : "Termashurlah
selamatan yang diadakan pada hari pertama,
ketujuh, empat puluh, seratus dan seribu.

Dalam buku media Hindu yang berjudul : "Nilai-nilai


Hindu dalam budaya Jawa, serpihan yang tertinggal"
karya : Ida Bedande Adi Suripto, ia mengatakan :
"Upacara selamatan untuk memperingati hari
kematian orang Jawa hari ke 1, 7, 40, 100, dan 1000
hari, jelas adalah ajaran Hindu."

Telah jelas bagi kita pada awalnya ajaran ini berasal dari
agama Hindu, selanjutnya umat islam mulai memasukkan
ajaran-ajaran islam dicampur kedalam ritual ini.
Disusunlah rangkaian wirid-wirid dan doa-doa serta
pembacaan Surat Yasin kepada si mayit dan dipadukan
dengan ritual-ritual selamatan pada hari ke 7, 40, 100, dan
1000 yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi dan para
sahabatnya. Apakah mencampur-campur ajaran seperti ini
diperbolehkan??

Allah berfirman "Dan janganlah kamu


mencampuradukkan Kebenaran dengan Kebatilan
dan janganlah kamu sembunyikan kebenaran sedangkan
kamu mengetahuinya" (QS Al Baqarah 42)

Allah menyuruh kita untuk tidak boleh


mencampuradukkan ajaran agama islam (kebenaran)
dengan ajaran agama Hindu (kebatilan) tetapi kita
malah ikut perkataan manusia bahwa mencampuradukkan
agama itu boleh, Apa manusia itu lebih pintar dari
Allah???

Selanjutnya Allah berfirman" Ya Ayyuhaladzina amanu,


udkhulu fi silmi kaffah" (wahai orang-orang yang
beriman masuklah agama islam secara sempurna)
menyeluruh tidak setengah-setengah...

Tidak setengah Hindu...setengah Islam...


"Saudariku,,,,yang Sedang dalam
Masa Penantiannya...."
oleh Ummu Nayra pada 18 September 2010 jam 12:12
ijinkanlah saya berbagi dalam goresan tulisan ini... jika
menurut teman-teman, baik...maka ambillah... dan jika
menurut teman-teman, buruk...maka tinggalkanlah....

saudariku...muslimah...

wanita muslimah…laksana bunga….yang menawan… wanita


muslimah yang sholehah….bagaikan sebuah perhiasan yang
tiada ternilai harganya…. Begitu indah… begitu berkilau...
begitu menentramkan...

teramat banyak yang ingin meraih bunga tersebut… Namun


tentunya....tak sembarang orang berhak
meraihnya….menghirup sarinya….

”Wahai Robb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan


kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami),
dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang
bertakwa.”(QS. Al-Furqoon:74)

hanya yang dia yang benar-benar terpilihlah...yang dapat


memetiknya... yang dapat meraih pesonanya... dengan
harga mahal yang teramat suci… sebuah ikatan amat
indah…bernama pernikahan… karena itu…sebelum saatmu
tiba….sebelum orang terpilih itu datang dan
menggandengmu dalam istananya… janganlah engkau
biarkan dirimu layu sebelum masanya… jangan kau biarkan
serigala liar menjadikanmu bahan permainan dalam
keisengannya… jangan kau biarkan kumbang berebutan
menghisap madumu… jangan kau biarkan mereka
mengintipmu diam-diam…dan menikmati pesonamu dalam
kesendiriannya…. Jangan kau biarkan ia permainkan hatimu
yang rapuh….atas nama taaruf…atas nama cinta...

Ya…atas nama cinta…

Jangan kau biarkan ia permainkan hatimu yang rapuh….atas


nama taaruf…atas nama cinta
Kau tau saudariku…?? Jika seseorang jatuh cinta….maka
cinta akan membungkus seluruh aliran darahnya…
membekuknya dalam jari-jarinya…dan menutup semua
mata…hati dan pikirannya…. Membuat seseorang lupa akan
prinsipnya…. Membuat seseorang lupa akan besarnya fitnah
ikhwan-akhwat… Membuat seseorang lupa akan apa yang
benar dan apa yang seharusnya ia hindarkan… Membuat
seseorang itu lupa akan apa yang telah ia pelajari
sebelumnya tentang batasan-batasan pergaulan ikhwan
akhwat… Membuat seseorang menyerahkan apapun…
supaya orang yang ia cintai…”bahagia” atau ridho terhadap
apa yang ia lakukan…

Membuat orang tersebut lupa…bahwa….cinta mereka belum


tentu akan bersatu dalam pernikahan….

Ya saudariku….ukhty fillah…

Jangan sampai cinta menjerumuskanmu dalam lubang yang


telah engkau tutup rapat sebelumnya…

Karena itu…jika engkau mulai menyadari adanya benih-


benih cinta mulai tertanam lembut dalam hatimu yang
rapuh…segeralah…buat sebuah benteng yang tebal…yang
kokoh… Tanam rumput beracun disekelilingnya… Pasang
semak berduri di muara-muaranya

Cinta sejati hanyalah pada Rabbul Izzati. Cinta yang takkan


bertepuk sebelah tangan. Namun Allah tidak egois
mendominasi cinta hamba-Nya. Dia berikan kita cinta
kepada anak, istri, suami, orang tua, kaum muslimin...

Cinta begitu dasyat pengaruhnya…jika engkau tau…. Karena


itu…jika engkau mulai menyadari adanya benih-benih cinta
mulai tertanam lembut dalam hatimu yang rapuh…
segeralah…buat sebuah benteng yang tebal…yang kokoh…
Tanam rumput beracun disekelilingnya… Pasang semak
berduri di muara-muaranya….

Berlarilah menjauhinya…menjauhi orang yang kau cintai….


Buat jarak yang demikian lebar padanya….

jangan kau berikan ia kesempatan untuk menjajaki hatimu...


Biarlah air mata mengalir untuk saat ini… Karena kelak yang
akan kalian temui adalah kebahagiaan… biarlah sakit ini
untuk sementara waktu... biarlah luka ini mengering dengan
berjalannya kehidupan...

Karena…cinta tidak lain akan membuat kalian sendiri yang


menderita… Kalian sendiri…

Saudariku…. tentunya sudah mengerti dan paham...


bagaimana rasanya jika sedang jatuh cinta... jika dia
jauh..kita merasa sakit karena rindu... jika ia dekat...kita
merasa sakit...karena takut kehilangan....

padahal...ia belum halal untukmu...dan mungkin tidak akan


pernah menjadi yang halal...

karena itu...jauhilah ia... jangan kau biarkan dia


menanamkan benih-benih cinta di hatimu....dan kemudian
mengusik hatimu... jangan kau biarkan dia
mempermainkanmu dalam kisah yang bernama cinta...

maka...bayangkanlah keadaan ini...tentang suamimu kelak...

Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata: Rasulullah .


bersabda: Tidak seorang pun yang lebih sabar mendengar
sesuatu yang menyakitkan selain Allah, karena meskipun
Allah disekutukan dan dianggap memiliki anak, tetapi Allah
tetap memberikan kesehatan dan rezeki kepada mereka.
(Shahih Muslim No.5016)

sahabatku... sukakah engkau..?? apabila saat ini ternyata


suamimu (kelak) sedang memikirkan wanita yang itu bukan
engkau..???

sukakah engkau..?? bila ternyata suamimu (kelak) saat ini


tengah mengobrol akrab...tertawa riang...becanda... saling
menatap... saling menggoda... saling mencubit... saling
memandang dengan sangat... saling menyentuh...??? dan
bahkan lebih dari itu...??

sukakah engkau saudariku...??


sukakah engkau bila ternyata saat ini suamimu (kelak)
sedang jalan bersama gadis lain yang itu bukan engkau...??
sukakah engkau...?? bila saat ini suamimu (kelak) tengah
berpikir dan merencanakan pertemuan berikutnya...??
tengah disibukkan oleh rencana-rencana...apa saja yang
akan ia lakukan bersama gadis itu...??

tidak cemburukah engkau temanku..?? bila saat ini suamimu


(kelak) sedang makan bareng bersama gadis lain...atau
bahkan segerombolan gadis lain..? suamimu (kelak) saat ini
sedang digoda oleh gadis-gadis.. suamimu (kelak) sedang
ditelepon dengan mesra... suamimu (kelak) saat ini sedang
dicurhatin gadis-gadis... yang berkata..."aku tak bisa jika
sehari tak mengobrol dengamu..."

tidak cemburukah...?? tidak cemburukah...?? tidak


cemburukaaaaahhhh......???

tidak terasa bagaimanakah.. jika suamimu (kelak) saat ini


tengah beradu pandangan... bercengkrama.. bercerita
tentang masa depannya... dengan gadis lain yang bukan
engkau...???

sukakah engkau kiranya suamimu (kelak) saat ini tidak bisa


tidur karena memikirkan gadis tersebut...?? menangis untuk
gadis tersebut...?? dan berkata dengan hati hancur..."aku
sangat mencintamu...aku sangat mencintaimu...???" tidak
patah hatikah engkau...??? sukakakah engkau bila suamimu
(kelak ) berkata pada gadis lain.."tidak ada orang yang lebih
aku cintai selain engkau...??" menyebut gadis tersebut
dalam doanya... memohon pada Allah supaya gadis tersebut
menjadi istrinya...

dan ternyata engkaulah yang kelak akan jadi istrinya...dan


bukan gadis tersebut...???

jika engkau tidak suka akan hal itu... jika engkau merasa
cemburu.... maka demikian halnya dengan suamimu
(kelak)...

dan...Allah jauh lebih cemburu daripada suamimu.... Allah


lebih cemburu...saudariku... melihat engkau
sendirian...namun pikirannmu enggan berpindah dari laki-
laki yang telah mengusik hatimu tersebut....

saudariku....kalian percaya takdir bukan..?

saudariku....kalian percaya takdir bukan..?

apabila dua orang telah digariskan untuk dapat hidup


bersama... maka... sejauh apapun mereka... sebanyak
apapun rintangan yang menghalangi... sebesar apapun beda
diantara mereka... sekuat apapun usaha dua orang tersebut
untuk menghindarkannya...

meski mereka tidak pernah komunikasi sebelumnya... meski


mereka sama sekali tidak pernah membayangkan
sebelumnya... meski mereka tidak pernah saling bertegur
sapa...

PASTI tetap saja mereka akan bersatu.... seakan ada magnet


yang menarik mereka... akan ada hal yang datang...untuk
menyatukan mereka berdua.... akan ada suatu
kejadian...yang membuat mereka saling mendekat...dan
akhirnya bersatu...

Dari Usamah bin Zaid, Rosulullah shollallahu’alaihi wasallam


bersabda: “Tidak pernah kutinggalkan sepeninggalku
godaan yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki selain
daripada godaan wanita.”

namun... apabila dua orang telah ditetapkan untuk tidak


berjodoh... maka... sebesar apapun usaha mereka untuk
saling mendekat... sekeras apapun upaya orang disekitar
mereka untuk menyatukannya... sekuat apapun perasaan
yang ada diantara mereka berdua... sebanyak apapun
komunikasi diantara mereka sebelumnya... sedekat
apapun...

PASTI...akan ada hal yang membuat mereka akhirnya saling


menjauh... ada hal yang membuat mereka saling merasa
tidak cocok... ada hal yang membuat mereka saling
menyadari bahwa memang bukan dia yang terbaik.... ada
kejadian yang menghalangi mereka untuk bersatu...
bahkan ketika mereka mungkin telah menetapkan tanggal
pernikahan...

namun...yang perlu dicatat disini adalah... yakinlah...bahwa


yang diberikan oleh Allah... yakinlah...bahwa yang digariskan
oleh Allah... yakinlah...bahwa yang telah ditulis oleh Allah
dalam KitabNya.. adalah...yang terbaik untuk kita....
adalah....yang paling sesuai untuk kita... adalah...yang
paling membuat kita merasa bahagia,,,,

karena Dialah...yang paling mengerti kita...lebih dari kita


sendiri... Dialah...yang paling menyayangi kita...
Dialah...yang paling mengetahui apa-apa yang terbaik untuk
kita... sementara kita hanya sedikit saja
mengetahuinya...dan itupun hanya berdasarkan pada
persangkaan kita...

dan....yang perlu kita catat juga adalah... JIKA KITA TIDAK


MENDAPATKAN SUATU HAL YANG KITA INGINKAN...ITU
BUKAN BERARTI BAHWA KITA TIDAK PANTAS UNTUK
MENDAPATKANNYA....NAMUN JUSTRU BERARTI BAHWA...KITA
PANTAS...KITA PANTAS MENDAPATKAN YANG LEBIH BAIK
DARI HAL TERSEBUT... KITA PANTAS MENDAPATKAN YANG
LEBIH BAIK...SAUDARIKU.... LEBIH BAIK.... meskipun saat
ini...mata manusia kita tidak memahaminya... meskipun saat
itu...perasaan kita memandangnya dengan sebelah mata...
meskipun saat itu...otak kita melihatnya sebagai sesuatu
yang buruk....

Tidak...jangan terburu-buru menvonis bahwa engkau telah


diberikan sesuatu yang buruk....bahwa engkau tidak
pantas.... karena kelak...engkau akan menyadarinya...
engkau akan menyadarinya perlahan...bahwa apa yang telah
hilang darimu....bahwa apa yang tidak engkau
dapatkan....bukanlah yang terbaik untukmu...bukanlah yang
pantas untukmu...bukanlah sesuatu yang baik ,,,,untukmu....

Dari Abu Huroiroh dari Rosululloh bersabda : "Berwasiatlah


kalian yang baik kepada kaum wanita, karena mereka
tercipta dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling
bengkok adalah yang paling atas, maka kalau engkau
meluruskannya berarti engkau mematahkannya, namun jika
engkau membiarkannya maka dia akan selamanya bengkok,
oleh karena itu berwasiatlah yang baik kepada wanita.” (HR.
Bukhori 5168, Muslim : 1468)

karena itu...saudariku... jangan mubazirkan perasaanmu...air


matamu... jangan kau umbar semua perasaan cintamu
ketika engkau tengah menjalin proses taarufan... jangan kau
umbar semua kekuranganmu...jangan kau ceritakan
semuanya... jangan kau terlalu ngotot ingin dengannya...jika
engkau mencintainya... karena belum tentu dia adalah
jodohmu... pun jangan takut bila ternyata kalian tidak
merasa cocok... karena Allah telah menetapkan yang terbaik
untuk kalian...

maka...memohonlah padaNya... mintalah padanya diberikan


petunjuk...dan dijauhkan dari segala godaan yang ada...
karena...cinta sebelum pernikahan...pada hakekatnya adalah
sebuah cobaan yang berat...

apakah kalian sering merasa takut…?? Karena hanya


memiliki sedikit saja atau bahkan tidak memiliki teman laki-
laki…???

kemudian saudariku…. apakah kalian sering merasa


takut…?? Karena hanya memiliki sedikit saja atau bahkan
tidak memiliki teman laki-laki…??? Apakah kalian merasa
khawatir…??? Apakah kalian sering merasa iri melihat gadis-
gadis lain yang banyak yang mencintai…banyak yang
melamar…banyak yang menginginkannya…?? Pernahkan
terlintas rasa iri tersebut pada kalian…??? Atau sekedar
ungkapan…”hmm…enak ya..kamu…punya banyak temen
laki-laki….” “hmm..kamu sih enak…banyak yang mau…
tinggal milih…?” Saudariku…ketahuilah…. Kelak…kita hanya
akan memiliki satu orang suami… Hanya satu saudariku…
atau kadang lebih…jika cerai dan menikah lagi…namun saat
yang bersamaan…kita hanya akan punya satu suami
bukan,,,,??? Jadi seberapa banyak pun laki-laki yang
menyukai kita.. Seberapa banyak teman laki-laki kita…
Seberapa banyak kenalan kita…. Pada akhirnya kita hanya
akan menikah dengan satu orang laki-laki… Pada akhirnya
kita hanya akan jadi milik satu orang laki-laki…
Dan…percayalah…semua itu tidak ada kaitannya dengan
banyak sedikitnya kenalan…banyak sedikitnya teman laki-
laki

sama sekali tidak... karena jika wanita yang terjaga maka


Allahlah yang akan mengirimkan pendamping untuknya...
karena wanita yang terjaga adalah wanita yang banyak
didamba oleh seorang ikhwan sejati... jadi...jagalah
dirimu...hatimu...kehormatanmu...sebelum saatnya tiba...

perbanyak bekalmu...dan doamu... yakinlah...bahwa Allah


yang akan memilihkan yang terbaik untukmu... amien...

"saudariku,,,,yang sedang dalam masa penantiannya...." di


bawah samping kanan gambar untuk membuka & membaca
note tsb. Smga bermanfaat, Insya Allah...Allahumma Amin...

*Ya Allah...karuniakanlah kami seorang suami yang sholeh...


yang menjaga dirinya... yang menjaga hatinya hanya untuk
yang halal baginya... yang senantiasa memperbaiki dirinya...
yang senantiasa berusaha mengikuti sunnah Rasulullah...
yang baik akhlaknya... yang menerima kami apa adanya...
yang membimbing kami dengan lemah lembut... yang akan
membawa kami menuju JannahMu Ya Rabb...

kabulkan ya Allah... amien... dan segerakanlah...karena hati


kami teramat lemah...dan cinta sebelum menikah adalah
sebuah cobaan yang berat...

al wakrah, penghujung tahun, 11 Desember 2009


Dicopas dari note Ukhtina Inur Masih Dhaif Ilmunya (Nur
Laela Ummu Hannan)

Anda mungkin juga menyukai