KPKM Subsidi Pupuk 2008: Nia Rahmawati (2307100022), Winda Hayu Pratiwi (2307100118), Ayyu Fityatin L. H. (2307100147)
KPKM Subsidi Pupuk 2008: Nia Rahmawati (2307100022), Winda Hayu Pratiwi (2307100118), Ayyu Fityatin L. H. (2307100147)
Diusulkan oleh :
Di susun oleh :
NIA RAHMAWATI 2307100022
WINDA HAYU PRATIWI 2307100118
AYYU FITYATIN L. H. 2307100147
Kebutuhan petani akan pupuk ibarat kebutuhan manusia akan makanan. Namun
pemakaian pupuk yang berlebihan juga tidak dianjurkan, karena hal tersebut justru akan
berdampak buruk bagi tanaman itu sendiri.
Selama ini untuk memenuhi kebutuhan pupuk nasional, Pemerintah memberikan
subsidi pupuk kepada para petani dengan pemotongan harga, hal tersebut dilakukan agar
harga pupuk dapat dijangkau oleh para petani. Namun, selalu ada masalah terkait denagn
ketersediaan pupuk. Setiap tahun bahkan ada kelangkaan pupuk, pemalsuan pupuk pun
juga merebak. Disisi lain, sektor pertanian di Indonesia juga tidak mengalami kemajuan
yang berarti. Padahal terkait pupuk, sudah ada kebijakan pemerintah yang mengaturnya,
namun masih saja terjadi ketidakberesan terkait pendistribusiaan pupuk dan keberadaan
pupuk itu sendiri. Oleh karena itu, kami mengangkat permasalahan ini sebagai karya tulis
dengan judul “Efektifitas Kebijakan Subsidi Pupuk bagi Kelangsungan Pertanian di
Indonesia”.
Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas terselesaikannya karya tulis ini. Terdapat
berbagai pihak yang membantu dalam penyelesaian karya tulis ini.Oleh karena itu,penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu diantaranya:
1. Bapak Prof. Dr. Suasmoro selaku Pembantu Rektor III ITS
2. Bapak Prof. Drs. Nur Iriawan, M. Ikom, PhD selaku Dosen Pembimbing
3. Orang tua dan Wali Mahasiswa yang telah memberi dukungan
4. Seluruh keluarga besar ITS yang telah mendukung
5. Serta berbagai pihak yang tidakdapat disebutkan satu per satu
Dalam penulisan karya tulis ini, kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
kami harapkan.
Penulis
RINGKASAN
1. 2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam
penulisan karya tulis ini antara lain :
1. Bagaimanakah pelaksanaan kebijakan subsidi pupuk di Indonesia?
2. Bagaimanakah meningkatkan efektifitas kebijakan subsidi pupuk dalam
mengatasi permasalahan pertanian di Indonesia?
1. 3. Batasan Masalah
Penulisan ini hanya dibatasi pada masalah efektifitas pelaksanaan
kebijakan subsidi pupuk di Indonesia dan usaha untuk meningkatkan efektifitas
kebijakan subsidi pupuk dalam mengatasi masalah pertanian di Indonesia.
1. 4. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan penulisan karya tulis ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui permasalahan pelaksanan kebijakan subsidi pupuk di
Indonesia.
2. Mengetahui usaha peningkatan efektifitas kebijakan subsidi pupuk dalam
mengatasi permasalahan pertanian di Indonesia.
1. 5. Manfaat Penulisan
a. Kontribusi Teoritis
Menambah pengetahuan tentang permasalahan dalam pelaksanaan
kebijakan subsidi pupuk di Indonesia, dan usaha apa saja yang bisa dilakukan
untuk meningkatkan efektifitas kebijakan subsidi pupuk dalam mengatasi
permasalahan pertanian di Indonesia, serta sebagai referensi untuk penelitian
dimasa yang akan datang.
b. Kontribusi Praktis
Membantu pemerintah dalam upaya evaluasi kebijakan subsidi pupuk di
Indonesia sehingga sektor pertanian di Indonesia mengalami kemajuan dan
menguntungkan semua pihak, baik pihak pemerintah sebagai penentu kebijakan,
maupun pihak petani dan produsen selaku pelaksana kebijakan.
c. Kontribusi Kebijakan
Membantu pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam
memaksimalkan pelaksanaan kebijakan mengenai subsidi pupuk di Indonesia.
Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat ditemukan solusi untuk mengurangi
tingkat penyelewengan distribusi pupuk setip tahunnya sebagai upaya peningkatan
produksi pertanian.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1. Pupuk
2. 1. 1 Definisi Pupuk
Pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang mempunyai peranan
penting dalam peningkatan produksi dan mutu hasil budidaya tanaman ( Peraturan
Pemerintah RI No. 8 Tahun 2001 tentang Pupuk Budidaya Tanaman).
2. 1. 2 Definisi Pupuk Bersubsidi
Pupuk bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan dan penyalurannya
ditataniagakan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan di tingkat
pengecer resmi atau kelompok tani (Peraturan Menteri Pertanian No.
76/Permentan/OT.140/12/2007)
2. 2. 5 Pengawasan
Sesuai dengan Buku Petunjuk Pengawasan Pupuk Bersubsidi yang
dikeluarkan Deptan (2007), Obyek pengawasan pupuk meliputi :
1. Jumlah dan jenis pupuk yang diproduksi atau diimpor, diedarkan dan
digunakan petani.
2. Mutu pupuk (meliputi kondisi fisik pupuk (bentuk, warna, bau), masa
kadaluarsa (untuk pupuk mikroba), kemasan, wadah pembungkus pupuk dan
kandungan hara pupuk)
3. Harga pupuk subsidi
4. Legalitas pupuk
Sedangkan petugas pengawas meliputi: Petugas Pengawas Pusat, Timgkat
Provinsi dan Tingkat kota.
2. 3. Fakta di Lapangan
2. 3. 1. Kelangkaan
Beberapa kelangkaan pupuk masih saja terjadi meski sudah
diberlakukannya subsidi pupuk, sebagaimana termuat dalam berbagai harian di
bawah ini:
1. Kelangkaan pupuk masih dirasakan para petani di Kabupaten Kerinci, Jambi.
Mereka kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi jenis SP-36, NPK, dan ZA.
Bahkan pupuk jenis NPK tidak beredar lagi di Kabupaten Kerinci (Suara
Pembaruan, 2005).
2. Sejumlah pupuk di Bondowoso, Jatim, Selasa (13/12/06) mengatakan
terjadinya kelangkaan pupuk jenis urea dikarenakan berkurangnya pasokan
(Subandriyo, 2007).
3. Petani di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, kesulitan memperoleh pupuk.
Kesulitan mendapatkan pupuk mulai dirasakan petani sejak awal bulan hingga
menjelang musim tanam yang jatuh pada mei ini. Menurut petani, jenis pupuk
tertentu, seperti urea, sulit diperoleh dikawasan Tegal dan sekitarnya
(Metronews, 2007).
4. Memasuki musim tanam pada tahun 2007, semua kabupaten/kota di Jateng
mengalami kelangkaan pupuk SP-36 dan ZA, kelangkaan pupuk SP-36 dan
ZA kali ini merupakan dampak dari kurangnya alokasi kedua jenis pupuk
bersubsidi tersebut. Tahun 2007 ini alokasi pupuk SP-36 dan ZA diseluruh
kabupaten/kota se-Jateng hanya mencapai 25% dari rencana kebutuhan yang
diajukan masing-masing daerah (Subandriyo, 2007).
5. Berbagai jenis pupuk bersubsidi langka di pasaran Soppeng, Sulawesi Selatan
dalam beberapa tahun terakhir. Kelangkaan itu disebabkan jatah pupuk yang
diterima Soppeng berkurang. Kelangkaan terjadi untuk pupuk jenis Urea dan
ZA (www.fajar.co.id, 2008).
6. Petani di beberapa daerah di Kabupaten Lebak, Pandeglang, dan Serang,
Provinsi Banten kembali dipusingkan oleh kelangkaan pupuk bersubsidi jenis
urea, SP-36, KCl dan NPK (Utomo W, 2008).
1. 2. 3. 2. Penyelewengan
A. Pemalsuan Pupuk
Fakta-fakta pemalsuan pupuk antara lain:
1. Sebanyak 7,3 ton pupuk ZA disita kepolisian Resor Malang karena dalam
setiap kemasan pupuk tersebut didapatkan adanya campuran garam dapur.
Sementara yang terlanjur beredar ke masyarakat sebanyak 56 ton
(www.kompas.com, 2006).
2. Memasuki musim tanam 2007, pupuk palsu jenis SP-36, ditemukan beredar
luas di wilayah Lombok Tengah, kandungan Phosphat yang ada dalam pupuk
tersebut dibawah standar (www.balipost.co.id, 2007).
3. Di Kabupaten Serang, terdapat pupuk palsu seperti jenis KCl dan SP-36 yang
ternyata hanya berisi kapur (www.kapanlagi.com, 2008).
4. Di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, ditemukan banyaknya pestisida dan
pupuk palsu yang beredar di pasaran. Pupuk palsu yang ditemukan bermerek
Champion, SP BG, Agrosupermix, pupuk Pak Tani dan Pacul
(www.dgip.go.id, 2008).
5. Banyak pupuk palsu jenis SP-36 dan Phonska ditemukan di beberapa daerah
di Kabupaten Lebak (www.media-indonesia.com, 2008).
B. Penyelundupan
Fakta-fakta penyelundupan pupuk antara lain:
1. Kantor Wilayah (Kanwil) IV Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)
Jakarta menggagalkan penyelundupan tiga container pupuk urea bersubsidi
dengan tujuan Johor, Malaysia (DJBC, 2006).
2. Aparat Bea dan Cukai Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta kembali
membongkar kasus penyelundupan pupuk urea bersubsidi. Apabila
dibandingkan total volume pupuk bersubsidi tahun 2007 sebanyak 6,7 juta ton,
penyelundupan 220 ton bukanlah perkara besar. Akan tetapi siapa yang bisa
dengan mudah meyakini bahwa benar-benar hanya 220 ton urea yang akan
diselundupkan. Boleh jadi volume besar lainnya sudah diselundupkan lebih
awal (kompas, 2007).
2. 4. Pupuk Organik
Pupuk organik merupakan hasil penguraian bahan organik oleh jasad renik
atau mikroorganisme yang berupa zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh
tanaman. Misal Kompos, pupuk kandang, dan pupuk hijau. Kompos atau pupuk
kandang sudah cukup lama dikenal dan dipergunakan, tetapi baru sebatas
menggunakan apa adanya, belum sampai pada usaha untuk meningkatkan kualitas
dari kompos dan pupuk kandang tersebut. (Moses, S, 2008)
BAB III
PEMBAHASAN
4.1. Simpulan
Simpulan yang dapat ditarik dari pembahasan tersebut adalah :
1. Pelaksanaan kebijakan perberasan di Indonesia dengan ditetapkannya HPP
(Harga Pembelian Pemerintah) gabah maupun beras dinilai tidak efektif
untuk mendukung kesejahteraan pertanian di Indonesia. Hal tersebut
terbukti dengan Nilai Tukar Petani (NTP) yang cenderung menurun.
Kenaikan HPP tidak menjamin secara langsung kesejahteraan petani
karena panjangnya distribusi gabah dan beras yang mengakibatkan HPP
tidak langsung jatuh ke tangan petani.
2. Terdapat beberapa kendala yang menyebabkan ketidakefektifan penetapan
HPP oleh pemerintah kerena beberapa hal:
a. Jumlah petani dengan lahan sempit yang merupakan
mayoritas petani padi di Indonesia hanya dapat menjual
hasil panennya pada tengkulak sehingga berakibat tidak
diterimanya HPP yang sewajarnya di tingkat petani.
b. Penetapan HPP yang tidak tepat waktu mengakibatkan
keberadaan HPP tidak begitu bermakna.
c. Rendahnya nilai tawar petani terhadap komoditas hasil
pertanian.
3. Upaya untuk meningkatkan efektifitas kebijakan perberasan Nasional
adalah sebagai berikut:
Difungsikannya kembali peran KUD (Koperasi Unit Desa) sebagai
distributor yang menghubungkan petani dengan Bulog.
Memberikan pinjaman usaha tani kepada petani gurem yang rata-
rata tanahnya sangat kecil.
Penggalakan pembentukan kelompok tani untuk mengokohkan
nilai tawar petani tehadap komoditas hasil pertanian.
Menaikkan HPP dan GKP pada saat panen raya agar HPP
dinikmati petani sehingga sistem distribusi menjadi lancar.
Mengaktifkan lumbung desa sebagai penyedia pangan saat musim
paceklik tiba.
Pemerintah juga perlu menjamin adanya ketersediaan benih dan
pupuk dengan harga terjangkau.
Memfasilitasi petani dengan berbagai fasilitas teknologi pasca
panen kepada petani, termasuk teknologi pengeringan dan
penggilingan padi.
Meningkatkan peran Bulog sebagai pengaman harga dasar
pembelian gabah.
Restrukturisasi lembaga pertanian baik pusat maupun daerah.
Membatasi konversi lahan untuk melindungi kepentingan semua
pihak.
Meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian dengan cara
mengefektifkan kembali program intensifikasi dan ekstensifikasi
pertanian
4. 2. Rekomendasi
Berdasarkan karya tulis ini, terdapat beberapa hal yang sebaiknya
dilakukan oleh pemerintah, yaitu sebagai berikut:
1. Pemerintah melakukan perbaikan terhadap sistem distribusi
perberasan dengan memotong panjanganya distribusi beras dan
gabah.
2. Pemerintah memberikan pinjaman usaha tani kepada petani gurem
yang rata-rata tanahnya sangat kecil.
3. Pemerintah menggalakan pembentukan kelompok tani untuk
mengokohkan nilai tawar petani tehadap komoditas hasil pertanian.
4. Pemerintah menaikkan HPP dan GKP pada saat panen raya agar
HPP dinikmati petani sehingga sistem distribusi menjadi lancar.
5. Pemerintah juga perlu menjamin adanya ketersediaan benih dan
pupuk dengan harga terjangkau.
6. Pemerintah memfasilitasi petani dengan berbagai fasilitas
teknologi pasca panen kepada petani, termasuk teknologi
pengeringan dan penggilingan padi.
7. Pemerintah meningkatkan peran Bulog sebagai pengaman harga
dasar pembelian gabah.
8. Pemerintah melakuakn restrukturisasi lembaga pertanian baik pusat
maupun daerah.
DAFTAR PUSTAKA
DATA PRIBADI
Nama Nia Rahmawati
Tempat dan tanggal Malang, 23 November 1988
lahir
Alamat JL. Lempung Perdana 3B/24 Sby
No HP 081357245663
Jurusan Teknik Kimia
Semester 2 (Dua)
PENDIDIKAN
1995 - 2001 SDN Tandes Kidul 1 Sby
2001- 2004 SMP Negeri 3 Sby
2004 - 2007 SMA Negeri 5 Sby
2007- Sekarang Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Jurusan Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri
PRESTASI
Juara Harapan II ACI Praja 2004
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Winda Hayu Pratiwi
Tempat dan tanggal Gresik, 9 Desember 1989
lahir
Alamat Jl. Pendidikan 01 KetapangLor Uj.Pangkah, Gresik
No HP 085232508076
Jurusan Teknik Kimia
Semester 2 (Dua)
PENDIDIKAN
1995 - 2001 SDN Ketapang Lor
2001- 2004 SMP Negeri 1 Sidayu
2004 - 2007 SMA Negeri 1 Gresik
2007- Sekarang Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Jurusan Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri
DATA PRIBADI
Nama Ayyu Fityatin L. H
Tempat dan tanggal Ngawi, 21 April 1987
lahir
Alamat Dsn. Nguluh Rt. 01 Rw. 15 Ds. Babadan Pangkur
NGAWI
No HP 085233576988
Jurusan Teknik Kimia
Semester 2 (Dua)
PENDIDIKAN
1994- 2000 MIN Babadan
2000 - 2003 SLTP Ma’arif-1 Ponorogo
2003 - 2006 SMU Negeri 2 Madiun
2007- Sekarang Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Jurusan Teknik Kimia - Fakultas Teknologi Industri
PRESTASI
Juara III Lomba Menulis Cerpen Islami FOKSI Fak. Perikanan
UNIBRAW
Juara I Lomba Menulis Cerpen Islami dalam Kegiatan Muslimah Day
JMMI ITS