Anda di halaman 1dari 6

BAB II

Pembahasan kasus

Identitas

Nama : Anak X

Umur : 10 tahun

Jenis Kelamin : laki-laki

Alamat : tidak diketahui

Pekerjaan : pelajar

Keluhan utama : sakit kedua telinga

Keluhan tambahan : demam, sakit menelan, disertai dengan batuk pilek

Masalah

1. Pasien anak berumur 10 tahun karena sistem anatomi berbeda


2. Sakit menelan (odinofagia) kemungkinan adanya peradangan didaerah nasofaring,
orofaring dan hipofaring
3. Demam  kemungkinan adanya infeksi
4. Batuk, pilek  kemungkinan adanya ISPA, Batuk merupakan refleks tubuh terhadap benda
asing
5. Sakit pada kedua telinga  karena adanya hubungan antara tuba eustachius dengan
nasofaring, bisa juga karena adanya nyeri alih dari N.IX

Hipotesis masalah tersebut adalah :

1. Infeksi
Tonsilitis : nyeri menelan, nyeri telinga (nyeri alih), nyeri sendi, demam
Faringitis : batuk-batuk, odinofagia, demam
Otitis media akut : nyeri di telinga, demam, batuk pilek
2. Kongenital
Disingkirkan karena umur pada pasien tersebut sudah 10 tahun.
3. Trauma
Disingkirkan karena dalam anamnesis tidak didapatkan riwayat ataupun keluhan.
4. Neoplasma
Disingkirkan karena pada pasien ini di dapatkan demam dan batuk pilek.

Anamnesis tambahan: dilakukan kepada orang tua pasien ( alloanamnesis)

Riwayat penyakit sekarang :

- Sejak kapan gejala-gejala tersebut dirasakan?


- Bagaimana sifat demamnya? Apakah demamnya muncul mendadak ataupun perlahan?
( perlahan disebabkan karena bakteri dan jika munculnya mendadak disebabkan karena
virus)
- Apakah disertai mual muntah?
- Apakah pada telinga keluar cairan (sekret) atau tidak ada? Jika ada bagaimana warna
dan konsistensi cairannya?
- Apakah ada riwayat nyeri sendi ? ( mendukung adanya tonsilitis)
- Apakah pernah menderita sesak nafas ? ( mendukung diagnosis tonsilitis membranosa)

Riwayat penyakit dahulu :

- Apakah pernah mengalami gejala-gejala tersebut sebelumnya?

Riwayat pengobatan :

- Apakah pernah berobat sebelumnya? Jika pernah obat-obatan apa saja yang pernah
dikonsumsi?

Riwayat lingkungan :

- Bagaimana kondisi lingkungan tempat tinggal anak?

Pemeriksaan fisik

Status generalis

Keadaan umum : ( tidak diketahui )

Tanda vital : TD

Nadi

Pernapasan

suhu : 38 OC

berat badan

tinggi badan

Kepala : mata  konjungtiva anemis ? sclera ikterik ?

Hidung  hiperemis atau tidak?

Rongga mulut  yang dilihat uvula,tonsil, mukosa pipi, gusi, dan gigi geligi
apakah hiperemis atau tidak? Apakah terdapat selaput putih pada lidah?

Pada kasus: tidak didapatkan trimus


Leher : apakah ada pembesaran KGB? ( Diketahui : KGB tidak membesar
diagnosis tonsilitis)

Thorax : lihat pergerakan dinding thorax?

Cardio dan pulmo ?

Abdomen : hepar lien ?

Exremitas : (tidak diketahui)

Kesimpulan : adanya tanda-tanda infeksi (demam)

Status lokalis

Telinga :

Telinga kanan :

- Auricula dan retroauricula tenangmenandakan tidak ada kelainan di telinga luar


- terisi lendir mukopurulen  menun jukkan adanya rasa penuh di telinga (autofoni)
- terdapat pulsasi (+) menandakan adanya ruptur pada membran timpani karena cairan
yang terakumulasi dalam auris media tersebut berkurang sehingga menyebabkan
demam berkurang .
- membran timpani belum dapat terlihat kemungkinan sudah terdapat ruptur membran
timpani
- setelah sekret dibersihkan tampak perforasi sentral  membran timpani ruptur
mengakibatkan fungsi resonator terganggu sehingga suara langsung diteruskan ke
tulang-tulang pendengaran dan foramen ovale. Fungsi resonasi sebagai pengeras suara
terganggu sehingga suara yang dihasilkan nada rendah yang bisa menyebabkan tuli
konduktif.

Kesimpulan : OMA stadium perforasi

Telinga kiri :

- Auricula dan retroauricula tenangmenandakan tidak ada kelainan di telinga luar


- liang telinga lapang dan membran timpani hiperemis merupakan tanda radang

kesimpulan : OMA stadium hiperemis

Hidung :

- cavum nasi sempit terisi lendir mukopurulen  kemungkina lendir berasal dari stadium
perforasi pada telinga.
- Konka inferior edema dan hiperemis merupakan tanda dari reaksi radang dan akibat
dari common cold
- Tidak terdapat deviasi septum normal
Tenggorok :

- Faring :
 Arkus faring simetris tepi hiperemis merupakan tanda radang
 Dinding posterior faring hiperemis namun tidak menonjol tanda radang ringan
- Uvula : terletak ditengahnormal
- Tonsil :
 T3-T3 hiperemis  lebar tonsil melebihi setengah dan tanda dari tonsilitis
 Terdapat dendritus dan kripta yang melebar dendritus merupakan kumpulan
leukosit bakteri yang mati dan epitel yang lepas; kripta merupakan muara dari setiap
saluran folikel tonsil menandakan peradangan pada tonsilitis kronis

Kesimpulan : tonsilitis kronis

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan lab : darah rutin

Kultur dan uji resistensi antibiotik untuk menentukan terapi antibiotik yang diberikan

Telinga : audiometri untuk gangguan pendengarannya

Diagnosis kerja

Otitis media akut stadium perforasi aurikula dekstra dan otitis media akut stadium hiperemis
aurikula sinistra ad causa tonsilitis kronis eksaserbasi akut

Patofisiologi

Awal : Infeksi saluran pernafasan atas  mengakibatkan tonsil membesar sebagai


mekanisme pertahanan tubuh tonsilitis akut karena pengobatan yang tidak adekuat,
oral hygiene buruk dan sistem pertahanan tubuh menurun lebih dari 2 bulan mengakibatkan
terjadinya tonsilitis kronis eksaserbasi akut ditandai dengan adanya kripta yang melebar dan
demam kuman masuk ke telinga karena adanya saluran yang menghubungkan antara tuba
eustachius dengan nasofaring mengakibatkan otitis media akut (OMA)  pada auricula
dekstra terdapat OMA stadium perforasi kemungkinan disebabkan karena pengobatan
antibiotik yang terlambat, virulensi kuman yang tinggi dan daya tahan tubuh berkurang.
Pada stadium perforasi terjadi ruptur membran timpani sehingga sekret keluar sehingga
suhu tubuh menurun dan anak yang tadinya gelisah menjadi tenang pada auricula sinistra
terdapat OMA stadium hiperemis tampak pembuluh darah melebar di membran dan odema,
sekret kemungkinan telah terbentuk namun masih eksudat yang serous sehingga sukar
terlihat.

Terapi

Medikamentosa

 Simptomatik : antipiretik (paracetamol) untuk demam, analgesik untuk nyeri


 Kausal :
Auricula dekstra H2O2 3% selama 5 hari sebagai obat cuci telinga
Eritromisin 40mg/kgBB selama 3 minggu (oral)
Auricula sinistra tetes hidung HCL Efedrin 0,5% untuk membuka kembali saluran
tuba eustachius yang tersumbat, Dekongestan hidung, jika ada bulging (membran
timpani yang menonjol) dilakukan miringotomi yaitu insisi pada pars tensa membran
timpani agar terjadi drainase sekret.
Tonsil  tonsilektomi dilakukan apabila ada indikasi tonsilektomi yang tepat
Indikasi tonsilektomi :
 Indikasi tonsilektomi absolut
 Pembengkakkan tonsil : obstruksi saluran nafas, disfagia berat,
gangguan tidur, komplikasi kardiopulmoner.
 Abses peritonsil
 Tonsilitiskejang demam
 Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk PA
 Indikasi relatif
 Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil pertahun denganterapi
antibiotik yang adekuat
 Halitosis (bau mulut)
 Tonsilitis kronis/berulang pada karier Streptococcus yang tidak baik
dengan antibiotik B-Laktamase resistensi

Non medikamentosa

- Tirah baring untuk meningkatkan daya tahan tubuh


- Meningkatkan oral hygiene
- Selama membran timpani masih ruptur disarankan pasien tidak boleh berenang
- Diet TKTP (tinggi kaloti tinggi protein) untuk mempercepat proses pertumbuhan
- Jangan makan makanan sembarangan yang memperburuk tonsilitis

Komplikasi dari tonsil sebagai fokus infeksi:

1. Otitis media akut jika berlanjut yaitu sekret keluar lebih dari 3 minggu akan
mengakibatkan terjadinya otitis media supuratif sub akut bila perforasi menetap, sekret
tetap keluar ( lebih dari 1,5-2 bulan) akan terjadi otitis media supuratif kronis (OMSK)
2. Sinusitis ditandai dengan lendir mukopurelen di cavum nasi dan konka inferior odem dan
hiperemis

Prognosis

Ad vitam : bonam

Ad fungsionam : dubia ad bonam

Ad sanationam : dubia ad malam

Anda mungkin juga menyukai