Anda di halaman 1dari 28

PANDUAN UMUM KESELAMATAN DAN PENGGUNAAN

PERALATAN LABORATORIUM

KESELAMATAN
Pada prinsipnya, untuk mewujudkan praktikum yang aman diperlukan
partisipasi seluruh praktikan dan asisten pada praktikum yang
bersangkutan. Dengan demikian, kepatuhan setiap praktikan terhadap
uraian panduan pada bagian ini akan sangat membantu mewujudkan
praktikum yang aman.
BAHAYA LISTRIK
• Perhatikan dan pelajari tempat‐tempat sumber listrik (stop‐
kontak dan circuit breaker) dan cara menyala‐matikannya. Jika
melihat ada kerusakan yang berpotensi menimbulkan bahaya,
laporkan pada asisten
• Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan
bahaya listrik (sengatan listrik/ strum) secara tidak disengaja,
misalnya kabel jala‐jala yang terkelupas dll.
• Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya
listrik pada diri sendiriatau orang lain
• Keringkan bagian tubuh yang basah karena, misalnya,
keringat atau sisa air wudhu
• Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas
praktikum Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi
adalah tersengat arus listrik. Berikut ini adalah hal‐hal yang
harus diikuti praktikan jika hal itu terjadi:
✔ Jangan panik
✔ Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di
meja masing‐masing dan di meja praktikan yang tersengat
arus listrik
• Bantu praktikan yang tersengat arus listrik untuk melepaskan
diri dari sumber listrik
• Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan
orang di sekitar andatentang terjadinya kecelakaan akibat
bahaya listrik

BAHAYA API ATAU PANAS BERLEBIH


• Jangan membawa benda‐benda mudah terbakar (korek api,
gas dll.) ke dalam ruangpraktikum bila tidak disyaratkan dalam
modul praktikum
• Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan api,
percikan api atau panas yang berlebihan
• Jangan melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya
api atau panas berlebih pada diri sendiri atau orang lain
• Selalu waspada terhadap bahaya api atau panas berlebih
pada setiap aktivitas praktikum
Berikut ini adalah hal‐hal yang harus diikuti praktikan jika menghadapi
bahaya api atau panas berlebih:
• Jangan panik
• Beritahukan dan minta bantuan asisten, praktikan lain dan
orang di sekitar anda tentang terjadinya bahaya api atau
panas berlebih
• Matikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja
masing‐masing Menjauh dari ruang praktikum

BAHAYA BENDA TAJAM DAN LOGAM


• Dilarang membawa benda tajam (pisau, gunting dan
sejenisnya) ke ruang praktikum bila tidak diperlukan untuk
pelaksanaan percobaan
• Dilarang memakai perhiasan dari logam misalnya cincin,
kalung, gelang dll.
• Hindari daerah, benda atau logam yang memiliki bagian tajam
dan dapat melukai
• Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada
diri sendiri atau orang lain
LAINLAIN
• Dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam ruang
praktikum
Percobaan I
Hambatan Dan Hukum Ohm, Resistor Seri Dan Pararel,
Hukum Kirchoff , Teorema Super Posisi
1. Tujuan
• Untuk mempelajari konsep hambatan dan Hukum Ohm.
• Untuk mempelajari hubungan resistor dalam rangkaian.
• Untuk mempelajari hubungan resisitor seri dan pararel dalam
rangkaian.
• Untuk mempelajari efek dari penggunaan lebih dari satu
sumber tegangan dalam rangkaian.
1. Peralatan yang dibutuhkan
• Resistor dengan variasi besar hambatan
• Multimeter 2 buah
2. Referensi
• Buku “Rangkaian Listrik I” dan “Rangkaian Listrik II” oleh
William Hyat
1. Pendahuluan
4.1 Hambatan dan hukum ohm
Setiap penghantar mempunyai hambatan. Beberapa
penghantar seperti kabel, harus dipilih agar mempunyai nilai
hambatan paling rendah. Komponen yang mempunyai
kegunaan karena nilai hambatan ( resistansi ) disebut
resistor. Resistor banyak dipakai dalam rangkaian listrik dan
elektronika untuk mengatur besar arus yang mengalir.
Dalam resistor energi listrik diubah menjadi energi panas.
Hubungan antara tegangan, arus dan hambatan dalam
rangkaian dinyatakan oleh persamaan :
V=I*R
Persamaan di atas dikenal sebagai Hukum Ohm.
4.2 Hukum Kirchoff
Hubungan antara jumlah dari tegangan yang melintasi suatu
loop tertutup dan jumlah arus pada suatu node dapat
dijelaskan dengan Hukum Kirchoff. Hukum Kirchoff
ditemukan oleh Gustav Robert Kirchoff pada 1840. Hukum
Kirchoff I disebut Hukum Kirchoff Tegangan ( KVL),.
Menyatakan bahwa pada loop tertutup jumlah dari semua
tegangan adalah nol. Sedangkan Hukum Kirchoff kedua,
Hukum Kirchoff Arus ( KCL ). Menyatakan bahwa jumlah
aljabar arus pada suatu node adalah nol.
4.3 Teorema superposisi
Teorema superposisi menyatakan bahwa dalam suatu
rangkaian yang memiliki lebih dari suatu sumber tegangan
maka jumlah arus yang mengalir pada sutu cabang adalah
sama dengan jumlah arus yang mengalir pada cabang
tersebut apabila sumber tegangan yang aktif hanya satu.
Teorema superposisi sering digunakan pada analisis dari
rangkaian listrik dan elektronika. Dengan menggunakan
teorema superposisi maka perhitungan akan menjadi lebih
mudah

A. Hambatan dan hukum ohm


• Buat rangkaian seperti pada gambar.

Gambar 1.1

• Hubungkan pin 1 ke pin catu daya 0 – 12 V dan pin 2 ke


pin GND
• Beri nilai hambatan pada rangkaian di atas sebesar 1K
ohm. Ubahlah tegangan DC variable pada nol dan
nyalakan power supply . Naikkan nilai tegangan sampai
voltmeter membaca nilai 12V dan perhatikan tingkat ke-
terang-an lampu.
• Ulangi langkah kedua dengan nilai hambatan diubah
menjadi 10 KOhm. Periksalah kondisi lampu.
• Hubungkan pin 3 ke pin catu daya 0 – 12 V dan pin 4 ke
pin GND
• Buatlah rangkaian seperti pada gambar.

Gambar 1.2
Set nilai tegangan pada 0V. Secara bertahap naikkan nilai
tegangan sebesar 1 V secara bertahap sampai mencapai
12V. Dan catatlah nilai arus yang mengalir setiap
perubahan nilai tegangan.

• Catatlah dalam tabel 1.1 .

Besar Tegangan ( V ) Besar Arus ( mA )


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

• Gantilah hambatan dengan 10 KOhm dan ulangi langkah


4-5 dengan mengubungkan pin 5 ke pin catu daya 0 – 12
V dan pin 6 ke pin GND
.
Tugas analisa
• Bandingkan tingkat ke-terang-an lampu pada percobaan
pertama, jelaskan mengapa tingkat ke-terang-an lampu
berbeda.
• Buatlah grafik yang menggambarkan hubungan antara
tegangan ( V ) dan arus (I) dengan data dari eksperimen
kedua. Bandingkan antara kedua grafik.

B. Resistor seri dan pararel


• Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah.

Gambar 1.4
• Hubungkan pin 7 ke pin catu daya 0 – 12 V dan pin 8 ke
pin GND
• Hidupkan power supply dan set nilai tegangan pada 2 V.
Ukurlah nilai arus yang mengalir.
• Ubahlah nilai tegangan dari 4 V, 6 V, 8 V, dan 10V
kemudian ukurlah nilai arus yang mengalir. Catatlah pada
tabel 1.4.

Tabel 1.4
Besar Tegangan ( V ) Besar Arus ( A ) R total ( V/I )
2
4
6
8
10

• Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah

Gambar 1.5
• Hubungkan pin 9 ke pin catu daya 0 – 12 V dan pin 10 ke
pin GND
• Hidupkan power supply dan ukurlah arus yang mengalir
pada nilai tegangan 2 V, 4 V, 6 V, 8 V dan 10 V. Catatlah
nilai pada table 1.5. Jika anda menggunakan 1 ampere
meter, maka gunakan secara bergantian. Titik yang tidak
sedang diukur, dihubungkan singkat dengan kabel jumper.

Tabel 1.5
Tegangan ( V ) Arus I (mA ) I1(mA) I2(mA) R total ( V/I )
2
4
6
8
10

Tugas analisa
Gunakan perhitungan teoritis untuk menghitung hambatan dan
arus yang mengalir. Bandingkan dengan hasil pengukuran dan
hitunglah error yang terjadi.

B. Hukum Kirchoff
• Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah
Gambar 1.3
• Hubungkan pin 9 ke pin catu daya 0 – 12 V dan pin 10 ke
pin GND. Set-lah nilai tegangan supply pada 12V.
• Dengan menggunakan voltmeter ukurlah nilai tegangan
pada R7. Perhatikan polaritas dari tegangan. Ukurlah nilai
tegangan pada resistor yang lain. Catatlah pada tabel 1.6.
Tabel 1.6
Hambatan Besar Tegangan ( V )
R7
R8
R9
R10
R11

• Dengan menggunakan amperemeter ukurlah nilai arus


yang mengalir pada R7 atau A1.
• Dengan cara yang sama ukurlah nilai arus yang mengalir
pada R8, R9, R10, dan R11. Catatlah hasil yang didapat
pada tabel 1.7.

Hambatan Besar Arus ( mA )


R1
R2
R3
R4
R5
Tugas analisa
Gunakanlah perhitungan teoritis dan bandingkanlah dengan data
percobaan. Hitunglah nilai error.
D. Teorema superposisi
• Buatlah rangkaian seperti pada gambar.

Gambar 1.6
• Lepaskan semua jumper
• Hubungkan pin 13 ke pin catu daya 12 V dan pin 15 ke
pin catu daya 15 V dan pin 14 ke pin GND. Hidupkan
power supply.
• Ukur nilai arus pada masing-masing cabang dengan
menggunakan amperemeter .
• Catatlah nilai arus yang mengalir pada I1, I2, I3. Perhatikan
besar dan arah arus.
• Sekarang lepaskan pin 15 dengan sumber tegangan +15
V dan sambungkan resistor R15 dan R16 dengan
menghubungkan pin 14 dengan pin 15.
Catat arus pada I`1, I`2, I`3.
Gambar 1.7
• Hubungkan kembali sumber tegangan +15 V, dan
putuskan sumber tegangan 12V (short circuit), hubungkan
R13 dan R15. Catatlah nilai arus I``1 , I``2 dan I``3

Gambar 1.8

Tugas analisa
Gunakan hasil perhitungan secara teoritis dan bandingkanlah
hasilnya dengan hasil pengukuran.

Tugas Pengembangan
1. Pada percobaan hukum ohm bandingkan antara nyala lampu
pada eksperimen I dengan nilai hambatan yang berbeda-beda.
Apakah sama atau berbeda, jelaskan alasannya.
2. Dari gambar 1.3 carilah hubungan tegangan dalam rangkaian
percobaan, pada loop I ( kiri ) dan loop II ( kanan ). Apakah
keduanya mempunyai persamaan, jelaskan.
3. Pada percobaan teorema super posisi Carilah hubungan
antara I1, I`1 dan I``1, juga pada I2, I`2 , I``2, dan I3, I`3 dan I``3.
PERCOBAAN I

DIODA

I. Tujuan

1. Mengenal dioda dan pemakaiannya


2. Memahami polaritas dan cara perangkaian yang benar

II. Tugas Pendahuluan

1. Gambarkan rangkaian half wave rectifier dan fullwave


rectifier.
2. Gambarkan gelombang output dari no 1.
3. Jelaskan tentang dioda zener dan karakteristiknya !

III. Referensi

Boyslestad, R.Nashelsky, L. 1996 “Electronics Devices and


Circuit Theory”, Englewood Cliffs, New Jersey, Prentice Hall

IV. Peralatan yang dibutuhkan

• Modul 1 dan 2 board praktikum elektronika dasar


• Voltmeter
• Amperemeter
• Function Generator
• Osiloskop
V. Percobaan

A. Karakteristik dioda 1

gambar 1.1.

Langkah percobaan :

1. Hubungkan titik 3 dengan titik 4


2. Pasang voltmeter di titik 6 dan 7
3. Pasang amperemeter di titik 8 dan 9
4. Nyalakan catu daya dan atur potensiometer ADJUST
sedemikian rupa sehingga voltmeter terbaca 10 V
5. Catat nilai arus yang terbaca pada amperemeter !
6. Matikan catu daya
7. Lepas sambungan di titik 4 dan pindahkan ke titik 5
sehingga titik 3 terhubung dengan titik 5 dan lakukan seperti
pada no 4 dan 5
8. Isi tabel berikut :

Rangkaian Arus (mA)


Forward bias
Reverse bias
B. Karakteristik dioda 2

gambar 1.2

Langkah percobaan :

1. Hubungkan titik 14 dengan titik 15


2. Pasang voltmeter di titik 10 dan 11 dan di titik 12 dan 13
atau jika hanya terdapat 1 voltmeter, gunakan secara
bergantian.
3. Pasang amperemeter di titik 17 dan 18
4. Nyalakan catu daya dan atur potensiometer ADJUST
sedemikian rupa mengikuti tabel di bawah ini.
5. Catat nilai arus yang terbaca pada amperemeter !

V Vr Vd = V - Vr I (mA)
0.0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0

6. Gambarkan grafik I terhadap Vd (I : sumbu Y, Vd : sumbu X)


7. Matikan catu daya, lepas hubungan di titik 14 dan 15 dan
pindahkan ke titik 14 dan 16. Ulangi lagi percobaan di atas
dan isilah tabel berikut:

V Vr Vd = V - Vr I (mA)
0.0
2.0
4.0
6.0
6.5
7.0
7.5
8.0
8.5
9.0
10.0
15.0

8. Gambarkan grafik I terhadap Vd (I : sumbu Y, Vd : sumbu X)

Pertanyaan :
1. Pada percobaan A, mengapa saat dioda forward bias arus
yang dialirkan lebih besar daripada di reversed.
2. Pada percobaan B, pada nilai berapakah I mulai naik
secara signifikan ? Jelaskan !

C. Dioda Zener
gambar 1.3

Langkah percobaan :

1. Hubungkan titik 23 dengan titik 24


2. Pasang voltmeter di titik 19 dan 20 dan di titik 21 dan 22
atau jika hanya terdapat 1 voltmeter, gunakan secara
bergantian.
3. Pasang amperemeter di titik 26 dan 27
4. Nyalakan catu daya dan atur potensiometer ADJUST
sedemikian rupa mengikuti tabel di bawah ini.
5. Catat nilai arus yang terbaca pada amperemeter !

Tugas:

1. Dari percobaan di atas, jelaskan cara kerja dari dioda zener !

V Vr Vd = V - Vr I (mA)
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0

6. Ulangi lagi untuk titik 23 dan 25


7. Gambarkan grafik untuk percobaan di atas.

D. Penyearah setengah gelombang (Half wave rectifier)


Perhatikan gambar berikut:

gambar 1.4

Langkah percobaan

1. Pasang osiloskop dan taruh probe di titik 29 dan 30.


Gambarkan !
2. Pasang osiloskop dan taruh probe di titik 31 dan 34.
Gambarkan !
3. Hubungkan titik 31 dan 32, dan pasang osiloskop dan taruh
probe di titik 33 dan 34. Gambarkan !

Tugas:

1. Dari percobaan di atas, jelaskan cara kerja penyearah 1/2


gelombang !

E. Penyearah gelombang penuh (Full wave rectifier)


Perhatikan gambar berikut:

gambar 1.5

Langkah percobaan

1. Pasang osiloskop dan taruh probe di titik 35 dan 36.


Gambarkan !
2. Pasang osiloskop dan taruh probe di titik 37 dan 40.
Gambarkan !
3. Hubungkan titik 37 dan 38, dan pasang osiloskop dan taruh
probe di titik 39 dan 40. Gambarkan !

Tugas:

1. Dari percobaan di atas, jelaskan cara kerja penyearah


gelombang penu

F. Series Clipper
Perhatikan gambar berikut:

gambar 1.6

Langkah percobaan :

1. Hubungkan titik 41 dan 42 ke function generator , tetapi


generator masih dalam keadaan off.
2. Hubungkan titik 43 dengan 44 dan 45 dengan 48
3. Taruh probe osiloskop di titik 49 dan 50 dan taruh probe
yang lain di titik 41 dan 42 atau digunakan secara
bergantian
4. Nyalakan function generator dan catatlah gambarnya di titik
41 dan 42 serta 49 dan 50.
5. Matikan function generator, pindah hubungan menjadi 43
dan 46 serta 47 dan 48
6. Nyalakan function generator dan catatlah gambar pada
kedua titik

Tugas:
1. Apakah fungsi dari series clipper dan bagaimana cara
kerjanya
G. Shunt Clipper
Perhatikan gambar berikut:

gambar 1.7

1. Hubungkan titik 51 dan 52 ke function generator , tetapi


generator masih dalam keadaan off.
2. Hubungkan titik 53 dengan 54
3. Taruh probe osiloskop di titik 56 dan 57 dan taruh probe
yang lain di titik 51 dan 52 atau digunakan secara
bergantian
4. Nyalakan function generator (SQUARE WAVE) dan catatlah
gambarnya di titik 51 dan 52 serta 56 dan 57.
5. Matikan function generator, pindah hubungan menjadi 53
dan 55
6. Nyalakan function generator dan catatlah gambar pada
kedua titik

Tugas:
1. Apakah fungsi dari shunt clipper dan bagaimana cara
kerjanya ?
H. Clamper

Perhatikan gambar berikut:


gambar 1.8

1. Hubungkan titik 58 dan 59 ke function generator , tetapi


generator masih dalam keadaan off.
2. Hubungkan titik 60 dengan 61
3. Taruh probe osiloskop di titik 63 dan 64 dan taruh probe
yang lain di titik 58 dan 59 atau digunakan secara
bergantian
4. Nyalakan function generator (SQUARE WAVE) dan catatlah
gambarnya di titik 63 dan 64 serta 58 dan 59.
5. Matikan function generator, pindah hubungan menjadi 60
dan 62
6. Nyalakan function generator dan catatlah gambar pada
kedua titik

Tugas:

1. Apakah fungsi dari clamper dan bagaimana cara kerjanya ?


Percobaan 2

Single Stage Amplifier


1. Tujuan

Memahami cara kerja amplifier

2. Tugas Pendahuluan

1. Jelaskan mengapa terjadi perbedaan fase pada


amplifier CE (Common Emitter)
2. Apa pengaruh feedback pada rangkaian amplifier
3. jelaskan pengaruh suhu terhadap transistor

3. Referensi

Boyslestad, R.Nashelsky, L. 1996 “Electronics Devices


and Circuit Theory”, Englewood Cliffs, New Jersey,
Prentice Hall

4. Peralatan yang dibutuhkan

• Modul 3
• Voltmeter
• Amperemeter
• function generator
• Osiloskop

5 Percobaan

A. DC Current Gain

Perhatikan gambar berikut:


gambar 2.1 DC Current Gain

Langkah Percobaan

1. Pasang amperemeter 67 - 68 dan 69 - 70.


2. Dengan mengatur potensiometer, isilah tabel berikut
ini :
3. Carilah gainnya dengan rumus :

∆I c
gain =
∆I B

No IB (uA) IC (mA)
1 10
2 20

B. AC Gain

Perhatikan gambar berikut:


gambar 2.2. AC Gain

Langkah Percobaan :

1. Matikan catu daya terlebih dulu. Begitupula pada function


generator dan osiloskop.
2. Hubungkan titik 71 dengan function generator (+) dan titik 72
dengan function generator (-)
3. Hubungkan titik 74 dengan osiloskop (+) dan titik 75 dengan
osiloskop (-)
4. Nyalakan catu daya. dan aturlah potensiometer agar
tegangan di titik A = 0. (Tidak ada arus basis, Ib = 0)
5. Hidupkan function generator dan osiloskop. Pilih frekuensi
sembarang pada function generator. Amati pada osiloskop
perubahan yang terjadi pada saat amplitudo function
generator dinaikkan dan diturunkan.
6. Kemudian aturlah potensiometer sehingga ada tegangan di
titik A, ukur tegangan di titik A dan B kemudian hitunglah Ib
dengan rumus :
V A − VB
IB =
100 K

7. Aamati pula pada osiloskop apabila arus basis dinaikkan


dan diturunkan dengan mengatur potensiometer pada
modul. Carilah gambar yang paling baik dan paling besar
amplitudonya. Kemudian hitunglah gainnya!

Pertanyaan:

• Apakah fungsi dari arus basis ?

Pertanyaan:

• Jelaskan apa yang anda ketahui tentang penguatan sinyal


DC pada transistor bipolar !
• Jelaskan apa yang anda ketahui tentang penguatan sinyal
AC pada transistor bipolar !
• Apakah penguatan sinyal AC tergantung pada nilai resistor ?
Jelaskan
• Jelaskan apa yang anda ketahui tentang impedansi input
pada transistor bipolar dan jelaskan pula hubungannya
dengan penguatan sinyal AC
• Apakah impedansi input juga mempengaruhi
penguatan DC ? Jelaskan

C. AC Distorsi

Perhatikan gambar berikut:


gambar 2.3 Distorsi

Langkah percobaan :

1. Matikan catu daya terlebih dulu.


2. Hubungkan titik 76 dengan function generator (+) dan titik
77 dengan function generator (-)
3. Hubungkan titik 79 dengan osiloskop(+) dan titik 80 dengan
osiloskop(-)
4. Nyalakan semuanya .
5. Atur potensiometer hingga arus basis bernilai 0
6. Atur function generator (sinus) hingga terlihat sinyal di
osiloskop. Gambarkan !
7. Atur function generator (segitiga) hingga terlihat sinyal di
osiloskop. Gambarkan !

Pertanyaan:

• Jelaskan mengapa anda mendapatkan gambar


output yang seperti itu !
• Bagaimana kita bisa menghilangkan distorsi?

Anda mungkin juga menyukai