Anda di halaman 1dari 2

Tak Bisa selesaikan Masalah Taksi----tipis

Gubernur Mangku Pastika Diminta Turun

Denpasar (Bali Post)-

Meski sejumlah sopir sempat ditahan Polda Bali gara-gara demo anarkhis beberapa waktu lalu, ternyata
tak membuat paguyuban jasa wisata Bali keder. Mereka kembali berdemo ke Kantor Gubernur Bali,
Selasa (20/7) kemarin. Kali ini mereka mendapat suntikan moral dari Badan Eksekutif mahasiswa Unud.
BEM Unud juga ikut berorasi memberikan dukungan kepada para sopir.

Tuntutan sopri yang tergabung dalam pagyuban jasa wisata Bali nyaris sama dengan sebelumnya
mendesak Gubernur bali untuk mencabut 500 izin baru (250 izin opersional dan 250 unit izin prinsip).
‘’Jika Gubernur Bali Made Mangku Pastika tak bisa menyelesaikan masalah taksi lebih baik turun,’’kata
seorang perwakilan paguyuban Ketut witra dihadapan ratusan sopir dan BEM UNud. Mereka juga
mendesak Gubernur Bali memberikan jawaban langsung saat itu juga, sebab tuntutan serupa telah
berulangkali disampaikan tetapi tak pernah diterima oleh gubernur. Kenyataan mereka diterima oleh
Sekda Bali Nyoman yasa, Asisten II Made Wija dan kadis Perhubungan bali Made Santa. ‘’Kami mendesak
agar Gubernur Bali Made Mangku Pastika memberikan jawaban atas tuntutan kami,’’katanya
Sementara pintu gerbang barat ditutup agar para sopir tak masuk halaman kanto guberjur, pintu
gerbang timur dijaga ketat oleh pihak kepolisian. Selain tuntutan tersebut yang disampaikan Gubernur
Bali, Ketua Paguyuban Jasa Wisata Bali IGM Oka Sukranita menuntut agar 350 izin prin sip yang
diberikan taksi local segera dicabut. ‘’Pokoknya tak ada penambahan izin baru lagi,’’katanya. Karena
penambahan izin baru telah memiskinkan kehidupan para taksi. Selain itu dia menuntut keadilan yang
lebih luas untuk masyarakat Bali. Sebab dari sidak tim yustisi, taksi milik investor tak pernah disidak.
‘’Lantas dimana keadilan tim yustisi. Kami para sopir dari Kowinu, Komotra dan sebagainya disidak
sedangkan Bule Bird dan Bali Transportasi tak pernah,’’teriak sopir lainnya. Oka Sukranita dan Witra juga
mengaku tak puas atas kinerja gubernur bersama jajaranny karena selalu menguntungkan investor dan
mematikan para sopir yang tergabung dalam paguyuban. Dari poin tuntutan agar paguyuban jasa wisata
Bali dilibatkan dalam tim yustisi sampai kini tak pernah dilibatkan. Padahal diahadapan dewan dia sudah
menyampaikan agar setiap penerbitan izin baru agar melibatkan paguyuban. Dewan telah
merekomendasikan agar paguyuban dlibatkan dalam tim yustisi ‘’Jika hari ini kami belum mendapat
jawaban dari gubernur, kami siap demo lagi dengan jumlah sopir yang lebih besar,’’katanya. Dalam
penertiban tim yustisi dia juga memandang hasilnya belum maksimal. ‘’Blue Bird mendapat izin taksi
atas nama Bali Taksi, apakah bisa dalam satu perusahan taksi ada dua nama,’’ucapnya. Para wakil sopir
taksi ini juga mengharapkan jawaban gubernur pro kepada sopir taksi bukan kepada investor blue bird.

Atas tuntutan tersebut, lima orang perwakilan sopir taksi diberikan masuk pintu gerbang untuk
menyampaikan surat tuntutan tersebut kepada Gubernur Bali. Mereka diterima oleh Sekda Bali
Nyoman yasa M.Si. ‘’Kita tak bisa diterima Gubernur Bali,’’kata Oka sukranita usai bertemu dengan
Sekda Bali. Sekda Bali kepada utusan para sopir itu berjanji menyampaikan surat tersebut kepada
Gubernur Bali. ‘’Kita tunggu hasil keputsan Gubernur,’’katanya. Nanti jika tak ada kejelasan mengenai
keputusan gubernur tentang pencabutan para utusan itu mengajak para sopir kembali demo. ‘’Mari kita
pulang, jaga ajeg Bali dan ketertiban di jalan,’’katanya. Sementara Gubernur Bali mlalui Kabag Humas
Ketut Teneng menyatakan ‘’masak setiap demo diterima gubernur’’. Gubernur Bali sudah
mendelegaiskan kepada Sekda, Asisten dan kadis Perhubungan untuk menyelesaikan masalah itu.
Sebelumnya Gubernur Bali Made Mangku Pastika kepada wartawan menyatakan bahwa tak dilibatkan
paguyuban jasa wisata bali karena tim yustisi itu adalah penegak hokum dari kepolisian, kejaksaan atau
penyidik pegawai negeri sipil. (029)

Anda mungkin juga menyukai