Anda di halaman 1dari 3

10 Fitur Penyelamat

Share |

Kamis, 24 Juni 2010 14:16 WIB     


Sudah lama fitur safety  dijadikan daya tarik untuk menggaet pembeli mobil. Malah beberapa
produsen mobil –terutama dari Eropa - terus mengedepankan teknologi keselamatan sebagai salah
satu kekuatan produk mereka. Seperti Volvo yang terus mengeksplorasi sekaligus
mengampanyekan berbagai teknologi penyelamat di jalan.
Kini tak hanya Volvo yang konsisten melengkapi produknya dengan berbagai fitur safety. 
Banyak produsen mobil lainnya yang juga tak ingin ketinggalan menciptakan daya tarik baru
melalui teknologi keselamatan.
Sementara bagi pengguna, kehadiran fitur safety  sebagai kelengkapan standar di mobil tentu
dapat memberi perlindungan lebih baik. Mulai dari perangkat penerangan hingga sistem
komputerisasi untuk mencegah berbagai potensi bahaya ketika sedang melaju.
Nah, dari banyaknya fitur safety  yang sudah dipasang di mobil produksi massal, kami
kumpulkan 10 teknologi keamanan canggih yang memiliki andil besar menjadi penyelamat Anda
di jalan.

1. Tire Pressure Monitor


Fitur safety  ini bersifat mencegah ketimbang menghadapi situasi darurat. Beberapa merek pun
telah mengadopsi teknologi ini sebagai kelengkapan standar maupun opsi tambahan, misalnya
Toyota Vios.
Sensor-sensor yang ditempatkan di roda menjadi pemantau awal untuk memberi tahu Anda jika
tekanan ban sudah terlalu rendah. Dengan memberi peringatan suara atau lampu di panel
instrumen, pengemudi bisa segera mengambil tindakan.
Bahkan teknologi ini juga hadir di mobil yang mengenakan run flat tire.  Meski dalam keadaan
ban kempis, mobil masih bisa dijalankan dengan kecepatan dan jarak tertentu, tapi Anda sudah
mengetahuinya sebelum ban kempis.

2. Adaptive Cruise Control (Collision Mitigation)


Sistem cruise control  modern tidak sekadar menjaga kecepatan konstan. Adaptive Cruise Control
– seperti Distronic  yang ada di mobil keluaran Mercedes-Benz - dapat mengatur gas (throttle)
dan rem untuk menjaga jarak aman dengan mobil di depan meski ada perubahan laju arus lalu
lintas berkat penggunaan sensor dan radar.
Jika sistem memantau akan terjadi tabrakan, komputer akan memerintah untuk mengerem keras
sekaligus mengencangkan seat belt. Jika situasi sudah aman, laju mobil pun kembali normal tanpa
input apapun dari pengemudi. Namun tentu, Anda bisa membatalkan kerja cruise control  ini
dengan menginjak pedal rem.
3. Pendeteksi Blind Spot, Side Assist, Collision Warning
Meski namanya bisa berbeda dari tiap produsen, teknologi ini dirancang untuk memberi
peringatan dini jika ada mobil lain atau benda yang berada di area titik buta Anda (blind spot).
Sistem pendeteksi obyek jarak dekat ini ada yang memanfaatkan radar, sensor, maupun kamera.
Contohnya Audi Side Assist  yang diaplikasi di Audi Q7. Sistem ini akan memantau area blind
spot  Anda, baik ketika sedang melaju atau hendak parkir. Jika sistem mendeteksi ada mobil lain
di dekat mobil sementara Anda sedang menyalip, maka lampu yang berada di spion samping akan
menyala sebagai peringatan. Peringatan lain, jok dan setir juga akan bergetar serta muncul suara
alarm.

4. Lane Departure Warning


Sistem ini mirip dengan teknologi side assist  tapi jarak pantauannya lebih jauh. Sistem ini akan
memantau kecepatan dan jarak mobil yang mendekat ke mobil Anda sekaligus memberi
peringatan jika ada potensi bahaya jika Anda berpindah jalur.
Sistem yang muncul pertama di Citroën C4 ini juga dapat menjaga mobil Anda tidak keluar dari
jalur tanpa sengaja. Jika tanpa sadar Anda telah berpindah jalur, maka muncul peringatan berupa
setir dan jok bergetar atau alarm.
Bahkan teknologi canggih ini juga bisa memindai postur tubuh, posisi kepala dan aktivitas mata
pengemudi. Dengan begitu sistem bisa bekera jika mendeteksi pengemudi sedang mengantuk
atau tidak berkonstrasi ke jalan melalui mata atau gerakan tubuh.

5. Emergency Brake Assist/Collision Mitigation


Teknologi rem ini berbeda dengan Antilock Braking System  (ABS) atau Electronic Brakeforce
Distribution  (EBD) meski berada pada sistem yang sama. Sistem ini dapat mendeteksi keinginan
pengemudi melakukan pengereman darurat dengan memantau kecepatan gerakan kaki yang
berpindah dari pedal gas ke rem.
Secara cepat sistem ini akan menambah tekanan rem agar sistem rem dapat bekerja dengan
kapasitas maksimumnya. Sistem ini juga dapat bekerja sama dengan cruise control  dan stability
control  ketika menghadapi potensi tabrakan. Umumnya sistem ini dikenal dengan Brake Assist. 
Tapi BMW menyebutnya Dynamic Brake Control.

6. Rollover Mitigation
Namanya bisa berbeda di tiap merek. Mercedes-Benz menamai sistem ini dengan Electronic Roll
Mitigation. Sedang Ford menjulukinya Roll Stability Control  dan General Motors menyebut
Proactive Roll Avoidance.  Di Range Rover sistem ini disebut Active Roll Mitigation  dan Roll-
Over Protection System  merupakan istilah untuk Volvo.
Banyak produsen yang menawarkan sistem Electronic Stability Control.  Namun sistem ini lebih
pintar. Jika sistem mendeteksi potensi mobil akan terguling, semisal menikung terlalu tajam,
maka sistem rem akan bekerja sambil mengatur throttle  sesuai yang dibutuhkan agar mobil bisa
dikendalikan kembali.

7. Occupant Sensitive (Dual Stage Airbag)


Keberadaan airbag  yang dapat melindungi driver  dan penumpang sudah tepat untuk
meningkatkan kadar safety  di mobil. Namun sistem ini lebih canggih lagi. Karena bisa memindai
bobot dan postur tubuh penumpang dan driver  melalui penggunaan seatbelt  serta pengaturan
sandaran dan alas jok. Bahkan bisa juga memindai jika pengguna menggunakan child seat  di
bangku depan.
Memadu beberapa data itu dengan kecepatan kendaraan, sistem akan mengatur sensitivitas
meledak dan mengembangnya airbag  ketika terjadi tabrakan.
8. Rearview Camera
Dengan adanya sensor parkir sudah sangat membantu driver ketika parkir. Namun penggunaan
kamera yang menampilkan kondisi di belakang mobil di layar monitor, tentu jauh lebih
memudahkan. Tak hanya melindungi bodi mobil, tapi jika ada objek kecil yang tak terdeteksi
sensor, dapat dengan mudah dipantau.

9. Adaptive Headlight
Sorot lampu depan yang terang dan jauh sudah lama ditemukan dapat meningkatkan
kewaspadaan pengemudi. Namun dengan menambah kemampuan pandangan pengemudi ketika
belok tentu memiliki benefit lebih untuk safety. Adaptive Headlight  membuat sorot lampu depan
mengikuti putaran setir. Selain input dari kemudi, sistem ini juga memadunya dengan kecepatan
kendaraan. Makin cepat mobil menikung, makin cepat pula respons peralihan sorot lampu baik
arah maupun tinggi.

10. Night Vision


Tingkat kesulitan berkendara malam tentu tinggi. Berkurangnya daya pandang pengemudi itu bisa
diminimalisasi dengan hadirnya teknologi night vision seperti yang ada di Mercedes-Benz S 500.
Dengan kamera inframerah, Anda bisa melihat obyek jauh di depan yang tak tersorot lampu
hingga sekitar 300 meter ke depan. Agar pengemudi dapat memantau, tersedia monitor di dasbor
yang menampilkan objek di depan dengan tingkat keterangan yang bisa diatur.

Penulis : Ary Damarjati

Anda mungkin juga menyukai