Anda di halaman 1dari 13

PENENTUAN CAKUPAN DAN KAPASITAS SEL JARINGAN UNIVERSAL MOBILE

TELECOMMUNICATION SYSTEM (UMTS)

Herlinawati
Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung

ABSTRACT

The migration communication system second generation (2G) is Global System for Mobile
Communication (GSM) into communication system third generation (3G) who know as Universal
Mobile Telecommunication System (UMTS) that for overcome limited amount GSM channel for
users service. In UMTS network planning, coverage and cell capacity are two variables
connected each other. Knowing, size coverage and cell capacity, the third generation network
can more optimal and increase the quality of service for user significantly.

Degraded cell coverage is based on calculation uplink budget to see maximum allowable path
loss (MAPL) think over environment and propagation model. Meanwhile, cell capacity can be
obtained by load cell permitted in system.

According to calculation result uplink budget for limitation coverage with load cell 60%, has
MAPL value 136.603dB for cell radius of urban area 1.76km and suburban area 2.685km.
Increasing load cell, then increasing amount user too, and decreasing cell radius.

Keywords: UMTS, uplink budget, MAPL

LATAR BELAKANG
Teknologi telekomunikasi bergerak saat ini menggunakan sistem teknologi komunikasi kedua
yang disebut Global System for Mobile Communication (GSM). Dengan semakin berkembangnya
zaman dan bertambahnya jumlah pengguna telepon bergerak dapat menyebabkan beberapa
kendala, diantaranya adalah terbatasnya jumlah kanal jaringan untuk melayani pengguna serta
daerah cakupan sel yang terbatas. Sehingga perlu adanya peningkatan teknologi untuk
memigrasikan sistem teknologi 2G menjadi 3G berbasis Wideband Code Division Multiple Access
(WCDMA) yang disebut sebagai Universal Mobile Telecommunication System (UMTS).

Sistem telekomunikasi seluler UMTS merupakan sistem komunikasi menggunakan teknologi radio
digital wideband dan didesain untuk multimedia berupa data dan suara berkecepatan tinggi
dengan kualitas tinggi serta bandwidth yang cukup besar bagi para pengguna dengan Quality of
Service (QoS) yang cukup terjamin

Untuk mendorong pelayanan multimedia, maka diperlukan suatu kajian mengenai besar cakupan
dan kapasitas sel dalam suatu jaringan sebagai peningkatan sistem jaringan telekomunikasi
seluler. Dikarenakan pada waktu tertentu, sistem komunikasi bergerak seluler yang ada tidak
mampu untuk menampung jumlah pengguna yang semakin bertambah, sehingga peningkatan
kapasitas perlu dilakukan untuk menghindari penolakan (blocking) panggilan karena jumlah kanal
terbatas

Penentuan cakupan sel jaringan UMTS dilakukan dengan melakukan perhitungan link budget
WCDMA untuk menentukan besar maksimum path loss. Sedangkan penentuan kapasitas sel
ditentukan dari seberapa besar beban sel yang diberikan oleh sistem. Didalam sistem radio akses

310 PROSIDING
WCDMA, semakin besar beban sel yang diizinkan maka akan bertambah kapasitasnya, sebaliknya
akan semakin kecil cakupan areanya.

ARSITEKTUR JARINGAN UMTS

Jaringan UMTS terdiri dari tiga bagian yang saling berhubungan (Gambar 1),yaitu:

1. User Equipment (UE) atau Mobile Equipment (ME) merupakan peralatan telepon yang harus
digunakan bersama dengan kartu SIM (Subsriber Identity Module). Kartu SIM berisi kode
khusus mengenai informasi pelanggan yang disebut International Mobile Subscriber Identity
(IMSI)[13].

2. UMTS Terrestrial Radio Access Network (UTRAN) ,merupakan Base Station Subsystem (BSS)
yang terdiri dari satu atau lebih Radio Network Sub-system (RNS) yang merupakan sub-
jaringan dibawah UTRAN. UTRAN terdiri dari satu Radio Network Controller (RNC) dan satu
atau lebih node B

Gambar 1. Arsitektur jaringan UMTS=3G [4].

RNC merupakan elemen jaringan yang bertanggung jawab terhadap kontrol sumber radio UTRAN.
RNC berhubungan dengan Core Network (CN) dan mengakhiri protokol Radio Resource Control
(RRC) yang menentukan pesan dan prosedur antara mobile dengan UTRAN. Node B berfungsi
melakukan proses pengkodean kanal dan pemisahan, penyesuaian data, spreading kontrol daya
dan lain-lain.

3. Core Network (CN) , terdiri dari Home Location Register merupakan database yang berlokasi
didalam system rumah pengguna yang menyimpan profil data pemilik pengguna layanan.
Mobile Services Centre / Visitor Location Register yang digunakan untuk men-switch
transaksi circuit switch untuk memeriksa profil layanan kunjungan pengguna pada lokasi UE
dalam system layanan. Equipment Identity Register merupakan database yang mendaftarkan
tipe UE dan menjaga database peralatan yang baru saja dicuri atau di-blacklist karena
sesuatu hal, Gateway MSC merupakan titik switch damana UMTS dan PLMN dihubungkan pada
jaringan eksternal CS.

Jaringan Eksternal dapat dibagi kedalam dua kelompok,yaitu :

a. Jaringan CS,yang menyediakan hubungan Circuit Switched ,seperti keberadaan layanan


telepon, contoh ISDN dan PSTN

b. Jaringan PS. Yang menyediakan hubungan bagi layanan paket data , contoh internet

Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat, Unila, 2008 311
SISTEM KOMUNIKASI WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)

WCDMA merupakan teknologi akses yang dikembangkan sebagai standar teknologi telepon
bergerak generasi ketiga (3G) untuk jaringanUMTS

Beberapa hal pokok mengenai karakteristik WCDMA yaitu :

a. WCDMA merupakan sistem wideband Direct Sequence Code Division Multiple Access (DS-
CDMA), dimana bit informasi pengguna disebar sampai melebihi bandwidth dengan
mengalikan data pengguna dengan bit quasi random (chip) dari kode spreading CDMA

b. Chip rate sebesar 3,84 Mcps dapat memastikan membawa data dengan bandwidth sebesar 5
MHz

c. WCDMA mendukung penggunaan data rate pengguna yang bervariasi dengan kata lain
mendukung konsep untuk menghasilkan Bandwidth on Demand(BOD)

d. WCDMA mendukung mode dasar operasi pentransmisian,yaitu : Frequency Division Duplex


(FDD) dan Time Division Duplex (TDD). Dalam mode pentransmisian FDD, bandwidth
pembawa sebesar 5 MHz dipisahkan oleh pita frekuensi antara uplink dan downlink,
sedangkan dalam mode pentransmisian TDD, bandwidth pembawa 5 MHz terbagi ke dalam
interval waktu antara uplink dan downlink [3].

LINK BUDGET WCDMA

Link budget merupakan perhitungan sejumlah daya yang didapat oleh penerima berdasarkan
daya output pemancar dengan mempertimbangkan semua gain dan losses sepanjang jalur
transmisi radio dari pemancar ke penerima.

Link Budget radio bertujuan untuk menghitung area cakupan sel. Dimana salah satu parameter
yang diperlukan adalah propagasi radio yang memperkirakan rugi-rugi propagasi antara
pemancar dan penerima. Parameter lain yang diperlukan adalah daya pancar, gain antenna,
rugi-rugi kabel, sensitivitas penerima dan lain-lain, seperti ditunjukkan gambar 2

Gambar 2. Parameter-parameter link budget[1]

Dalam sistem komunikasi bergerak perhitungan dilakukan dua arah yaitu dari MS ke BS (uplink)
dan dari BS ke MS (downlink). Perhitungan link budget digunakan untuk menghitung besar
Maximum Allowable Path Loss (MAPL) dalam sistem agar dapat saling berkomunikasi. Penentuan
besar cakupan sel berdasarkan perhitungan MAPL arah uplink.

312 PROSIDING
Dalam link budget WCDMA ada beberapa spssifik parameter yang digunakan dalam sistem radio
akses berbasis TDMA, adalah :

1. Interference margin

Interference margin diperlukan dalam link budget karena beban sel, dimana factor beban
mengakibatkan suatu cakupan sel. Semakin banyak beban yang diizinkan dalam
system,semakin besar interference margin yang diperlukan dalam uplink, dan semakin
kecil cakupan areanya.

2. Fast Fading margin (=power control headroom)

Power control headroom diperlukan dalam pengiriman daya MS untuk mempertahankan


kemampuan kontrol daya cepat. Kontrol daya yang cepat mampu secara efektif
mengimbangi fast fading.

3. Gain soft handover

Handover, baik soft atau hard akan memberikan penguatan terhadap slow fading (=log
normal fading) dengan mengurangi log normal fading yang dibutuhkan. Hal ini
dikarenakan slow fading secara sebagian tidak terhubung diantara BS dank arena MS
memerlukan hadover,maka MS dapat memilih BS yang terbaik untuk terkoneksi. Soft
handover memberikan tambahan gain makro diversity terhadap fast fading dengan
relative mengurangi Eb/N0 pada single radio link,karena akibat kombinasi makro
diversity. Total gain soft handover diasumsikan sebesar 2-3 dB termasuk penguatan
terhadap slow dan fast fading[3].

Tabel 1. Elemen link budget arah uplink/forward link

Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat, Unila, 2008 313
Tabel 2. Elemen link budget arah downlink/reverse link

PERENCANAAN CAKUPAN DAN KAPASITAS SEL JARINGAN

Perencanaan system jaringan UMTS dilakukan dengan memperhatikan beberapa aspek yang
saling berhubungan satu sama lain. Kunci utama dalam perencanaan cakupan dan kapasitas
system radio WCDMA yaitu daerah penyebaran trafik. Penyebaran trafik erat kaitannya dengan
kepadatan user dalam suatu wilayah. Didalam perencanaan jaringan UMTS, cakupan dan
kapasitas direncanakan pada waktu yang bersamaan,karena kebutuhan akan kapasitas dan
penyebaran user dapat mempengaruhi cakupan. Oleh karena itu pemilihan model propagasi pada
suatu lingkungan propagasi harus dipilih secara selektif guna pengoptimalan penggunaan
jaringan.

Perencanaan cakupan sel jaringan UMTS yang berbasis WCDMA, diawali dengan perhitungan link
budget. Perhitungan link budget bertujuan untuk menentukan MAPL. Besar MAPL untuk
menghitung cakupan suatu sel, dihitung pada arah uplink dengan mempertimbangkan beberapa
factor, salah satu diantaranya adalah lingkungan propagasi radio. Lingkungan propagasi terbagi
ke dalam propagasi sel mikro dan sel makro. Tipe lingkungan propagasi sel mikro berada pada
daerah dengan kepadatan populasi penduduk yang sangat tinggi, yaitu dense urban. Sedangkan
tipe lingkungan propagasi sel makro terdiri dari beberapa daerah,yaitu urban, suburban dan
rural.

Berdasarkan data-data teknis yang didapat dan data-data yang diasumsikan sebagai sebuah
daerah urban dan suburban. PAda kota Bandar Lampung , diasumsikan bahwa kecamatan
Tanjung Karang Pusat dan sekitarnya sebagai kawasan urban ,sewdangkan kawasan suburban
adalah kecamtan Kemiling dan sekitarnya.

Penentuan Cakupan Jaringan Daerah Urban , menggunakan model propagasi Walfish Ikegami
dengan persamaan yaitu :

(1)

314 PROSIDING
dimana Lrts adalah rugi-rugi difraksi dan penghamburan rooftop-street, dengan persamaan:

(2)

dimana LOri adalah rugi-rugi orientasi jalan dan Lmsd adalah rugi-rugi difraksi multiscreen, dengan
persamaan :

(3)

dengan asumsi tinggi BS lebih besar dari tinggi gedung.

Penentuan Cakupan Jaringan Daerah Suburban menggunakan model propagasi Okumura-Hata


dengan persamaan,yaitu :

(4)

dimana Llain adalah faktor koreksi tambahan untuk tipe tertentu. Untuk daerah suburban,maka :

Untuk penentuan kapasitas sel , digunakan persamaan sistem WCDMA dengan asumsi jaringan
berada dalam kondisi ideal,yaitu :

Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat, Unila, 2008 315
Tabel 3 . Perhitungan Uplink dan Downlink Budget

Uplink Budget
Pemancar (Mobile Station) Tanda Nilai
Daya pancar MS (dBm) a 20.9691
Gain Antena MS (dBi) b 0
Rugi-rugi Body (dB) c 3
Equivalent isotropic radiated power (EIRP) (dBm) d=a+b-c 17.9691

Penerima (Base Station) Tanda Nilai


Thermal noise density (dBm/Hz) e -173.98
noise figure penerima (dB) f 5
noise density penerima (dB) g=e+f -168.98
Daya noise penerima MS (dBm) h = g + 10 log 3840000 -103.13
interference margin (dB) i 4
total noise + interference j=h+i -99.13
Processing gain (dB) k 25
Eb/No yang dibutuhkan (dB) l 3
Efektifitas sensitivitas penerima (dBm) m=l-k+j -121.13
Gain Antena BS (dBi) n 18
rugi-rugi feeder dan konektor BS (dB) o 2
fast fading margin (dB) p 4
log normal fading margin (dB) q 7.5
rugi-rugi penetrasi gedung (dB) r 10
gain soft handoff (dB) s 3

Max. allowable path loss (MAPL) (dB) t = d - m + n - o - p - q - r + s 136.603

Downlink Budget
Pemancar (Base Station) Tanda Nilai
Daya pancar BS (dBm) a 40
Gain Antena BS (dBi) b 18
rugi-rugi feeder dan konektor BS (dB) c 2
Equivalent isotropic radiated power (EIRP) (dBm) d=a+b-c 56

Penerima (Mobile Station) Tanda Nilai

316 PROSIDING
Thermal noise density (dBm/Hz) e -173.98
noise figure penerima (dB) f 5
noise density penerima (dB) g=e+f -168.98
Daya noise penerima MS (dBm) h = g + 10 log 3840000 -103.13
interference margin (dB) I 4
total noise + interference j=h+I -99.13
Processing gain (dB) K 25
Eb/No yang dibutuhkan (dB) l 3
Efektifitas sensitivitas penerima (dBm) m=l-k+j -125.13
Gain Antena MS (dBi) n 0
Rugi-rugi Body (dB) o 3
fast fading margin (dB) p 4
log normal fading margin (dB) q 7.5
rugi-rugi penetrasi gedung (dB) r 10
gain soft handoff (dB) s 3

t=d-m+n-o-p-q-r+
Max. allowable path loss (MAPL) (dB) s 159.63

Tabel 4. Perhitungan Cakupan Sel, Model Propagasi Wasfish Ikegami

Luas area sel, dengan nilai r = 1,76 km adalah :

Tabel 5. Perhitungan Cakupan Sel , Model propagasi Okumura Hata

Parameter Nilai
Maximum Allowable Path Loss (MAPL) 136.603 dB
Faktor koreksi tinggi antena MS 0.0461
tinggi antena BS 50 m
frekuensi 1950 MHz

Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat, Unila, 2008 317
Luas Area sel, dengan r = 2,685 km :

Perhitungan Kapasitas Sel

Jika beban sel diasumsikan sebesar 99.9 %, maka jumlah maksimum user :

Dalam perhitungan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa salah satu parameter link
budget yang digunakan untuk menentukan besar MAPL juga turut menjadi salah satu yang

318 PROSIDING
menjadi parameter yang menentukan jumlah user didalam sel. Parameter tersebut adalah
interference margin.

Apabila pembatasan sel diasumsikan sebesar 60 % maka nilai interference margin sebesar 4 dB.
Dalam perhitungan uplink budget,nilai ini merupakan salah satu nilai yang digunakan untuk
menentukan besar MAPL, yaitu sebesar 136,603 dB. Dan dengan mensubstitusi besar MAPL pada
model propagasi Walfish-Ikegami dan Okumura-Hata, maka besar radius sel untuk daerah urban
adalah 1,76 km dengan luas cakupan area sebesar 8,054 km2. Sedangkan untuk daerah subuirban
besar radius sel adalah 2,685 km dengan luas cakupan area sebesar 18,744 km2.

Untuk kapasitas pada kedua daerah tersebut, berdasarkan perhitungan yang dilakukan dan
dengan asumsi beban sel yang diizinkan dalam sistem sebesar 60 % maka dapat diketahui bahwa
jumlah user per sel adalah sebanyak 145 user.

Dari sejumlah perhitungan untuk menghitung besar MAPL, radius sel daerah urban dan suburban,
serta kapasitas sel.

Tabel 6 merupakan tabel perbandingan kenaikan sejumlah nilai interference margin akibat
peningktan beban sel terhadap radius sel dan jumlah user pada perhitungan uplink budget
WCDMA.

Tabel 6. Pengaruh interference margin terhadap radius sel dan jumlah user

Dari tabel dapat diketahui bahwa perhitungan link budget terdapat suatu hubungan antara path
loss dengan cakupan sel dan jumlah user dalam sel.

Gambar merupakan hubungan antara path loss dengan radious sel dalam dua lingkungan
propagasi.

Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat, Unila, 2008 319
Gambar 3. Perbedaan Lingkungan Propagasi terhadap path loss dan radius sel

Lingkungan propagasi yang berbeda menyebabkan perbedaan radius suatu sel. Seperti terlihat
dalam gambar 3 bahwa daerah urban mempunyai radius sel yang lebih kecil dibandingkan daerah
suburban. Dalam daerah urban, terlihat bahwa rugi-rugi yang relative besar disebabkan karena
user dekat dengan gedung dan rintangan lain yang dapat menyebabkan terhalangnya suatu
sinyal. Sedangkan pada daerah suburban rugi-rugi yang terjadi relatif lebih kecil karena
sedikitnya rintangan yang menghalangi sinyal, sehingga radius sel lebih besar dibandingkan
daerah urban.

Untuk pengaruh kapasitas jarak link, Gambar 4 menyatakan hubungan antara jumlah user
terhadap radius sel pada dua buah lingkungan propagasi.

Gambar 4. Pengaruh jumlah user terhadap radius sel

Gambar 4 adalah gambar yang menyatakan hubungan antara kapasitas dalam jumlah user dengan
radius sel di dalam dua buah lingkungan propagasi radio. Telah diketahui sebelumnya bahwa
path loss berbanding lurus dengan radius sel. Berdasarkan gambar 4 dengan meningkatnya
jumlah user akan berdampak pada menurunnya radius sel.

Dapat diketahui bahwa kapasitas maksimum user terjadi pada radius sel sebesar 0,4 km. Dan
untuk maksimum radius sel daerah urban diketahui sebesar 2,2 km sedangkan untuk daerah
suburban sebesar 3,5 km. Berdasarkan gambar b dengan meningkatnya jumlah user akan
berdampak pada menurunnya radius sel.

320 PROSIDING
Dalam sistem WCDMA, kapasitas maksimum user yang terjadi pada sel dinamakan pole capacity.
Pole capacity terjadi apabila beban sel mendekati 100 % dengan kata lain factor koreksi koreksi
daya (α) bernilai mendekati 1. Dari sejumlah perhitungan yang telah dilakukan, pole capacity
dari sel WCDMA sebesar 240 user, artinya kapasitas user yang dapat ditampung sebanyak 240
user.

Untuk hubungan antara MAPL dengan kapasitas sel, gambar 5 menyatakan hubungannya.

Gambar 5. Pengaruh Path Loss Terhadap Jumlah User

Dari Gambar 5, diketahui dengan meningkatnya jumlah user, akan berdampak pada menurunnya
path loss, artinya apabila jumlah user bertambah maka cakupan sel akan menurun. Peningkatan
kapasitas terjadi akibat bertambahnya beban sel di dalam sistem, beban sel yang bertambah
akan berdampak pada meningkatnya interference margin pada BS. Sehingga dengan
meningkatnya interference margin akan berdampak pada berkurangnya path loss. Dan pada
akhirnya dengan semakin bertambahnya jumlah user maka akan mengakibatkan menurunnya
cakupan suatu sel.

KESIMPULAN

• Berdasarkan perhitungan link budget, pembatasan cakupan untuk beban sel 60 % mempunyai
nilai MAPL pada arah uplink budget WCDMA sebesar 136,603 dB dan pada arah downlink
budget WCDMA sebesar 159,63 dB dengan jumlah user sebanyak 145 user

• Daerah urban , mempunyai radius sel yang lebih kecil dibandingkan daerah sub urban
disebabkan karena user dekat dengan gedung dan rintangan lain yang menyebabkan
berkurangnya path loss akibat terhalangnya suatu sinyal. Sedangkan pada daerah suburban
rugi-rugi lebih kecil karena sedikitnya rintangan yang menghalangi sinyal.

• Berkurangnya radius sel disebabkan karena bertambahnya beban sel. Beban sel yang
bertambah akan berdampak pada meningkatnya interference margin . sehingga dengan
meningkatnya interference margin akan berdampak pada berkurangnya path loss.

• Meningkatnya cakupan sel akan berdampak pada berkurangnya kapasitas sel, dan semakin
bertambahnya kapasitas sel akan menyebabkan berkurangnya cakupan sel.

DAFTAR PUSTAKA :
Mishra,A.R.2007. Advanced Cellular Network Planning and Optimisation-2G/2.5G/3G…Evolution
to 4G. John Wiley & Sons. Inggris

Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat, Unila, 2008 321
Goleniewski,L. dan K. W. Jarrett. 2006. Telecommunications Essentials 2nd ed. Addison Wesley
Professional. USA

Holma,H. dan A. Toskala. 2007. WCDMA for UMTS – HSPA Evolution and LTE 4th ed. John Wiley &
Sons. Inggris.

Garg,V.K. 2007. Wireless Communications and Networking. Morgan Kaufmann. San Fransisco.

Muratore,F.2001. UMTS Mobile Communications for the Future. John Wiley & Sons. Inggris.

Torrieri, D. 2005. Principles of Spread Spectrum Communication Systems.Springer. Boston.

Karim,M.R. dan S. Mohsen. 2002. W-CDMA and CDMA2000 for 3G Mobile Networks.McGraw-
Hill.USA.

Abu-Rgheff, M. A. 2007. Introduction to CDMA Wireless Communications.Elsevier. san Diego.

Anonim. 1999. A Technical Tutorial on Digital Dignal Synthesis.

http://www.analog.com/UploadedFiles/Tutorials/450968421DDS Tutorial rev12-2-99.pdf


diakses tanggal 12 Mei 2007

Kaaranen, H.,A. Ahtiainen,L.Laitenen, S.Naghian, dan V. Niemi. UMTS Network Architecture


Mobility and Services 2nd ed. John Wiley & Sons. Inggris.

Walke, B., P. Seidenberg, dan M. P. Althoff. 2003. UMTS : The Fundamentals. John Wiley &
Sons. Inggris.

Bannister, J., P. Mather, dan S. Coope. 2004. Convergence Technologies for 3G Networks. John
Wiley & Sons. Inggris.

Pahlevi, M. R. 2003. Analisa Trafik Pembicaraan Pada Jaringan GSM PT Satelindo Cabang
Lampung. Unila. Bandar Lampung.

322 PROSIDING

Anda mungkin juga menyukai