TUGAS
MATA KULIAH
MASALAH KHUSUS AGRONOMI
Dosen : Dr. Ir.TARYONO,M.Sc
A. Pendahuluan
Kenaikan harga minyak dunia memaksa pemerintah untuk menaikkan harga
Bahan Bakar Minyak (BBM) dan ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat.
Dengan meningkatnya harga BBM maka muncul kata baru Bahan Bakar Nabati (BBN).
Berbeda dengan BBM dari fosil yang terbentuk dari tanaman dan hewan selama ratusan
BBN lebih menekankan pada budidaya energi (energy rarming). Energy farming
diperbaharui dengan sendirinya (self sustainable) dan tidak merusak lingkungan karena
melalui tumbuhan hijau sehingga dikenal sebagai energy hijau (Green energy).
Sebenarnya BBN bukan hal yang baru dalam kehidupan masyarakat hanya
teknologinya yang berbeda. Salah satu contoh pemanfaatan BBN pada zaman purba yaitu
dengan membakar biji jarak untuk penerangan. Saat ini dengan kemajuan IPTEK aplikasi
BBN telah berubah lebih modern dan lebih populer dengan nama bioetanol dan
Umum Bidang energi (KUBE) pada tahun 1981. Salah satu wujud diversifikasi energi
yang menonjol adalah penelitian dan pengembangan bioetanol. Penelitian bioetanol yang
dirintis oleh Balai Besar Teknologi Pati (B2TP) pada tahun 1983 berbahan dasar
singkong.
tahun 1990 oleh Lembaga Minyak Dan Gas(Lemigas),Pusat Penelitian Kelapa Sawit dan
Pada saat ini di berbagai daerah di Indonesia telah tersedia lahan yang cukup
luas,tetapi sumber daya lahan tersebut belum dimanfaatkan secara optimal karena
kondisinya yang kritis. Kekritisan lahan ditandai dengan dengan terbatasnya suplai air
Lahan-lahan kritis tersebut saat ini biasanya hanya ditanami dengan singkong
tetapi singkong yang dihasilkan masih rendah. Hal ini disebabkan minimnya pengetahuan
petani sehingga penanaman singkong tidak disertai teknik budidaya yang baik dan tanpa
lahan-lahan kritis. Sebenarnya lahan tersebut sangat berpotensi untuk ditanamai tanaman
bahan baku BBN sehingga bisa dijadikan sumber pendapatan yang lumayan. Hanya saja
diperlukan penerapan teknologi yang tepat dan penanganan yang intensif. Salah satu
tanaman bahan baku BBN khususnya bioetanol yang bisa dikembangkan secara besar-
Selain kondisi lahan yang kritis adanya degradasi lahan juga dapat menyebabkan
penurunan hasil produksi singkong. Salah satu penyebab degradasi lahan yang cukup
penting adalah penurunan kualitas fisik tanah,dalam hal ini adalah rusaknya struktur
tanah. Kerusakan struktur tanah dimulai dari terbentuknya lapisan (seal) dan kerak (crust)
dipermukaan tanah (surface sealing dan crusting). Keadaan tersebut dapat menyebabkan
infiltrasi tanah. Penurunan laju infiltrasi tanah dapat mengurangi persediaan air dalam
tanah,meningkatkan jumlah dan laju aliran permukaan serta meningkatkan bahaya erosi
pada tanah.
Soil crusting merupakan lapisan tipis yang mengeras dipermukaan tanah dan
biasanya banyak terjadi ditanah kering sedangkan soil sealing terjadi jika agregat-agregat
yang hancur menjadi partikel-partikel yang lebih kecil masuk ke dalam pori tanah
membentuk horizon tanah yang padat dan kemudian dapat menurunkan infiltrasi. Faktor
penting yang dapat mempermudah terbentuknya sealing adalah tingginya kadar debu dan
permukaan tanah disebabkan energi kinetik hujan yang menimpa permukaan tanah dan
terjadi pembasahan secara cepat yang menyebabkan slaking (perpecahan agregat) dan
dispersi liat yang selanjutnya menutupi pori-pori tanah. Lapisan seal yang tipis
mengurangi degradasi struktur tanah. Kondisi struktur tanah cukup bervariasi tergantung
pada jenis tanah,iklim dan pengelolaan lahan. Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi
secara komplek dan selanjutnya akan mempengaruhi proses-proses fisik dan biologi
antara lain pengolahan tanah,sistem pertanaman dan penambahan bahan kimia ke dalam
tanah. Ketiga faktor tersebut sulit untuk dipisahkan pengaruhnya karena dalam
kombinasi).
berbagai cara antara lain (1) kerak dipermukaan tanah dapat menurunkan infiltrasi dan
permeabilitas tanah dipermukaan. Hal ini dapat mengurangi imbibisi biji dan selanjutnya
tanah juga dapat menghambat permeabilitas udara.(2) Dalam keadaan kering kerak
dipermukaan tanah memiliki ketahanan penetrasi yang cukup tinggi sehingga dapat
menghambat penyerapan hara dan selanjutnya akan berpengaruh pada produksi tanaman.
struktur tanah dan perbaikan struktur tanah yang telah rusak. Pencegahan dan perbaikan
kerusakan struktur tanah dapat dilakukan dengan penambahan bahan organik dan
melindungi permukaan tanah dari energi kinetik hujan dengan mengatur sistem
pertanaman.
tanah sehingga dapat mengurangi surface sealing. Penambahan bahan organik dapat
Pengaturan sistem pertanaman meliputi pola tanam dan jenis tanaman yang
diusahakan. Dengan mengatur pola tanam yang disesuaikan dengan distribusi hujan
sepanjang tahun maka perlindungan terhadap permukaan tanah dapat terjadi secara terus
menerus. Sehingga pada saat curah hujan tinggi tanah telah tertutup dengan vegetasi
secara sempurna.
produksi singkong sampai 30,92 ton/ha dibanding kontrol yang hanya 4,33 ton/ha
(Therfaelder,2002)
produksi yang sangat tinggi. Singkong mempunyai daya adaptasi yang cukup
luas,mampu bertahan hidup di daerah-daerah yang cukup ekstrim dan umumnya beriklim
1500 m dpl. Singkong juga cocok dikembangkan di lahan marginal,kurang subur dan
kekurangan air. Lahan-lahan ini masih banyak tersedia terutama di luar pulau Jawa.
bahan pangan umbi ini kaya akan karbohidrat tetapi miskin akan protein namun hal ini
bisa dipenuhi dari daun singkong yang juga merupakan sumber protein cukup tinggi.
Beberapa jenis singkong memiliki umbi yang beracun karena mengandung asam sianida.
Sebagai bahan baku BBN singkong diolah menjadi bioetanol pengganti premium.
Singkong merupakan salah satu sumber pati. Pati merupakan senyawa karbohidrat yang
Cendawan ini akan menghasilkan enzim alfaamilase dan glikoamilase yang akan
berperan dalam mengurai pati menjadi glukosa atau gula sederhana. Setelah menjadi gula
Sebelum difermentasi menjadi etanol pati yang dihasilkan dari umbi singkong
terlebih dahulu diubah menjadi glukosa dengan bantuan cendawan Aspergillus sp.
Gambar. 1
2. Mengeringkan singkong yang telah dicacah hingga kadar air maksimal 16 %
sama dengan singkong yang dibuat gaplek. Tujuan pengeringan ini untuk
Gambar. 2
menambahkan air hingga mencapai volume 100 liter dan memanaskan gaplek
hingga suhu 100° C sam diaduk selama 30 menit sampai mengental menjadi
bubur.
Gambar. 3
glukosa. Untuk menguraikan 100 liter bubur pati singkong memerlukan 10 liter
bubur gaplek yang telah dimasak agar adaptif dengan sifat kimia bubur gaplek.
Gambar. 4
5. Setelah dua jam bubur gaplek akan berubah menjadi 2 lapisan yaitu air dan
endapan gula. Mengaduk kembali pati yang sudah berubah menjadi gula
gula maksimum larutan pati adalah 17 – 18 % karena itu merupakan kadar gula
yang cocok untuk hidup bakteri Saccaromyces dan bekerja untuk mengurai gula
menjadi alcohol. Penambahan air dilakukan bila kadar gula terlalu tinggi dan
Gambar. 5
6. Menutup rapat tangki fermentasi untuk mencegah kontaminasi dan menjaga
Gambar. 6
7. Setelah 2 – 3 hari larutan pati berubah menjadi 3 lapisan yaitu lapisan terbawah
berupa endapan protein,lapisan tengah air dan lapisan teratas etanol. Hasil
Gambar. 7
8. Menyedot larutan etanol dengan selang plastik melalui kertas saring berukuran 1
Gambar. 8
9. Melakukan destilasi atau penyulingan untuk memisahkan etanol dari air dengan
cara memanaskan pada suhu 78° C atau setara titik didih etanol sehinnga etanol
akan menguap dan mengalirkannya melalui pipa yang terendam air sehingga
Gambar. 9
10. Hasil penyulingan berupa 95% etanol dan tidak dapat larut dalam bensin. Agar
larut diperlukan etanol dengan kadar 99% atau disebut etanol kering sehingga
95% dipanaskan dengan suhu 100° C sehingga etanol dan air akan menguap. Uap
tersebut dilewatkan pipa yang dindingnya berlapis zeolit atau pati. Zeolit akan
menyerap kadar air tersisa hingga hingga diperoleh etanol dengan kadar 99 %.
Sepuluh liter etanol 99% membutuhkan 120 – 130 liter bir yang dihasilkan dari 25
kg gaplek.
Gambar. 10.
Daftar Pustaka
Ramos,M.C.S Nacci. 2000. Soil sealing and its influence on erosion rates for some soils
in the Mediterranean area. Soil sci.