Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN

PRAKTIKUM KERJA BANGKU DAN PELAT

Disusun oleh

Achmad Hadi Kurniawan

NIM 071910101022

LABORATORIUM KERJA BANGKU DAN PELAT

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER

2009
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM KERJA BANGKU DAN PELAT

Disetujui oleh:

Dosen Pembimbing Asisten Praktikum

Andi Sanata, ST., MT. Imam Rahmat Setyo M.


NIP. 132 299 245 NIM 061910101144

Mengetahui ,

Ka. Laboratorium Kerja Bangku dan Pelat

Andi Sanata, S.T, M.T


NIP. 132 299 245
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat,
hidayah dan pertolongan-Nya laporan Praktikum Kerja Bangku Dan Pelat ini
dapat tersusun. Saya sadar bahwa laporan ini sangat jauh dari sempurna, sesuai
dengan kata pepatah “Tiada gading yang tak retak”. Oleh karena itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun menjadi lebih baik.

Walaupun laporan ini jauh dari sempurna tetapi saya merasa bangga karena
ini merupakan hasil dari kerja keras saya yang tidak lepas dari pertolongan
berbagai pihak. Saya ucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam penyusunan laporan ini.

Saya berharap semoga apa yang telah disusun dan yang telah disampaikan
melalui laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Oleh karena itu Saya
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun sebagai bahan
pertimbangan dalam penulisan ataupun penulisan laporan selanjutnya.

Jember, 15 April 2009

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat............................................................... 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 3
2.1 Alat – alat pengukuran ........................................................... 3
2.1.1 Jenis-Jenis Pengukuran ................................................. 3
2.1.2 Alat Ukur Panjang Sederhana ...................................... 3
2.1.3 Aturan Kerja Dalam Pengukuran ................................ 4
2.1.4 Mistar Kaliber ............................................................... 6
2.1.5 Mikrometer .................................................................... 7
2.1.6 Jam Ukur ....................................................................... 8
2.1.7 Pengukur Sudut (Protaktor) ......................................... 9
2.2 Alat Kerja Bangku Sederhana ............................................... 9
2.2.1 Kikir ............................................................................... 9
2.2.2 Gergaji ........................................................................... 11
2.2.3 Penggores ....................................................................... 12
2.2.4 Penitik ............................................................................ 12
2.2.5 Palu................................................................................. 13
2.2.6 Stamping ........................................................................ 13
2.2.7 Tap dan Senai ................................................................ 14
2.2.8 Ragum ............................................................................ 14
2.2.9 Mesin Bor ....................................................................... 15
2.2.10 Mata Bor ...................................................................... 16
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM.................................................... 20
3.1 Alat dan Bahan ....................................................................... 20
3.2 Langkah Kerja ........................................................................ 20
3.3 Keselamatan Kerja ................................................................. 20
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 21
4.1 Gambar Benda Kerja ............................................................. 21
4.3 Pembahasan ............................................................................ 22
4.2 Pertanyaan dan Jawaban ....................................................... 23
BAB 5. PENUTUP ...................................................................................... 32
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 32
5.2 Saran ....................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR ASISTENSI
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah kerja bangku diambil dari dari istilah sesuai dengan jenis pekerjaan
yang banyak digunakan dilakukan diatas bangku atau meja kerja. Kerja bangku
adalah pekerjaan manual yang banyak diterapkan di bengkel, industry dan sekolah
kejuruan. Walaupun pekerjaannya tergolong sederhana, namun menjadi
boomerang (sumber kecerdasan dan kecelakaan) Karena bekerja tanpa
mengetahui aturan. Sering kita memiliki permasalahan untuk menentukan
perkakas kerja bangku yang sesuai dengan material benda kerja dan ahsil yang
diperoleh dengan benar. Juga bagaimana prosedur pemakaian agar tidak terjadi
kesalahan atau kecelakaan kerja.
Dalam proses pengerjaan kerja bangku diperlukan ketelitian dan kesabaran.
Juga harus berhati-hati dalm menggunakan material, agar tidak terjadi kecelakaan
kerja. Namun sekarang peranan kerja bangku mulai tergeser oleh perkembangan
teknologi yang lebih praktis, efisien dan hemat waktu. Terutama dalam industry,
peranan kerja bangku hanya sebagai kecil saja kerana di dalam industry
diutamakan keuntungan yang lebih terhadap peralatan yang digunakan, agar dapat
menghasilkan keuntungan yang maksimal.

1.2 Tujuan Dan Manfaat


Setelah menyelesaikan praktikum mahasiswa akan dapat :
1. Mengenal alat-alat dan perkakas dalam kerja bangku.
2. Dapat mengukur Benda karma demean benar.
3. Memilih peralatan benda kerja bangku sesuai dengan material benda kerja
dan hasil yang diperoleh dengan benar.
4. Menggunakan perkakas kerja bangku dengan benar sesuai dengan
prosedur penggunaan.
5. Membuat benda kerja sederhana denagn menggunakan perkakas kerja
bangku sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
6. Menyadari betapa pentingnya perkakas kerja bangku dan merawatnya
dengan benar.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alat – alat pengukuran
Sering kali
ali kita saat akan membuat suatu benda kita melakukan
pengukuran, namun jarang kita mengenal apa itu pengukuran. Mengukur berarti
membandingkan suatu besaran yang akan diukur dengan suatu ukuran
pembanding yang telah ditera. Pengukuran sangat pentng dalam pengerjaan
logam karena menyangkut pengukuran dimensi benda.
2.1.1 Jenis-jenis
jenis pengukuran
Jenis-jenis
jenis pengukuran dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Pegukuran Mutlak
Adalah mengukur benda dengan cara nilai ukuran suatu bnda langsung
dibaca (misalnya pada mistar berskala, jangka sorong, mikrometer)
b. Pengukuran Banding
Adalah mengukur benda dengan cara menghitung nilai penyimpangan
ukuran dari suatu ukuran pembanding yang dilihat.
c. Metode pengujian
Adalah pengukuran yang memeriksa apakah ukuran nyata berada
didalam daerah antara ukuran terbesar atau terkecil yang masih dijinkan
(ukuran batas)
2.1.2 Alat Ukur Panjang Sederhana
Didalam semua gambar kerja ukuran harus dinyatakan
dinyatak n dalam milimeter
(mm). Mistar adalah alat ukur sederhana yang menggunakan ketelitian dalam
milimeter
er (mm). Ketepatan pembacaan pada mistar-mistar
mistar mistar tipis atau yang bidang
skalanya dimiringkan berkisar antara 0,5 mm.

Ukuran atau jarak yang lebih besar dapat diukur dalam sekali pengukuran
secara tepat dan pasti dengan sebuah meteran gulung (gambar 2) ata
atau sebuah
meteran gabung (gambar 3). Panjang suatu garis siku dapat diperoleh dengan
menggelindingkan sebuah roda ukur (gambar 4)

2.1.3 Aturan Kerja dalam pengukuran


a. Perhatikan bahwa garis nol skala harus berhimpitan dengan tepi benda.
Tumpukan ibu jari
jar pada benda kerja.
b. Kesalahan pengukuran timbul akibat arah pandang yang serong, cara
memegang yang miring, ujung yang tumpul atu skala yang terlengkung
c. Gunakan hanya jangka yang jalannya lancar
d. Aturlah kedudukan dengan ulir-ulir
ulir (untuk jangka pegas)) atau dengan
ketukan ringan pada kaki jangka dan jangan memukul-mukul
memukul mukul pada
bidang ukuran jangka.
e. Perhatikan pada pengambilan ukuran bahwa patuk jangka terletak sejajar
satu sama lain dan berdiri tegak lurus terhadap bidang kerja.
f. Pengukuran harus se
sedapat
dapat mungkin dilkukan dari atas sehingga jangka
meluncur di atas atau diantara bidang yang diukur dengan dibebani berat
jangka dan jangka tidak boleh ditekan atau didekap ke bidang
pengukuran.

2.1.4 Mistar kaliber ( vernier caliper )


Mistar kaliber memungkinkan
memungkinkan pengukuran dengan pembacaan sebesar
0,1mm, 0,05mm dan 0,02mm. Dengan alatukur ini dapat dilaksanakan
pengukuran luar, dalam dan kedalamn secara cepat dan mudah.
Mistar kaliber terdiri atas mistar dengan skala milimeter, kaki (penyayat
ukur lengkap),
), penggeser dengan kaki (penyayat ukur) kedua yang dapat
digeserkan dan skala penolong yang disebut nonius. Nonius ini terdiri atas 10, 20
atau 50 bagian yang masing-masing
masing masing memungkinkan pengamatan ukuran sebesar
1/10 , 1/20 atau 1/50 mm.

Pada keadaan penggeser


nggeser terkatup garis nonius harus berimpitan dengan garis
nol skala milimeter mistar. Ukuran luar dan dalam diukur dengan kedua bilah
pengukur atau patuk sedangkan ukuran kedalaman diperoleh dengan
menggunakan lidah pengukur yang terletak di dalam cakupan mistar dan
berhubungan ketat dengan penggeser.
2.1.5 Mikrometer
Mikrometer memungkinkan pengukuran dengan ketelitian 0,01 mm. Alat ini
digunakan untuk pengukuran luar, dalam dan kedalaman. Mikrometer terdiri atas
spindel dan landasan (selubung mantel). Spindel pengukur merupakan bidang-
bidang pengukuran mikrometer. Spindel ukur dan selubung mantel merupakan
bagian yang dapat distel. Mur spindel, selubung skala dan sengkang membentuk
bagian tetap mikrometer.

Pada setiap putaran penuh selubung mantel (e), spindel ukur (c)
menyekrupkan diri sejauh 0,5 mm maju atau mundur. Selubung skala (d)
memperoleh pembagian dalam satuan milimeter atau ½ milimeter pada arah
memanjang. Bidang kerucut selubung mantel terbagi menjadi lima puluh bagian
pada arah keliling. Jika selubung mantel diputar sebanyak satu jalur pembagian,
artinya 1/50 keliling, maka spindel (c) bergeser jauh 1/50 kisar yaitu 0,5 : 50 =
0,01 mm.
2.1.6 Jam Ukur ( dial indikator )
Meteran jarum merupakan alat ukur yang sederhana dan termurah. Jarum
peraba di dalam rumah alat ukur dirancang sebagai batang gigi dan mengalihkan
gerakannya secara mekanis kepada sebuah roda gigi kecil yang menggerakkan
penunjuk, sehingga akan menampilkan penyimpangan pengukuran.
2.1.7 Pengukur Sudut ( Protaktor )
Alat ini memungkinkan ketelitian pembacaan sebesar 10, dalam daerah
pengukuran 00 sampai 1800 atau 100sampai 1700. Harus diprhatikan bahwa nilai
pembacaan tidak selalu merupakan sudut yang dicari. Pada jenis peletakan batang
pengukran, nilai pembacaan harus dikurangkan dari 1800 atau nilai selisih antara
nilai pembacan dengan nilai 900 harus ditambahkan terhadap atau dikurangkan
dari 900 bergantung pada apakah nilai pembacaan lebih kecil atau lebih besar dari
900.

2.2 Alat Kerja Bangku Sederhana


2.2.1 Kikir
Kikir adalah perkakas tangan terpenting untuk pengambilan serpih atau
penggarapan benda kerja. Pada pengikiran, gigi kikir yang berbentuk pasak
mengambil serpih-serpih
serpih kecil dari benda kerja, sehingga terjadi permukaan
permuk yang
mengkilat dan lebih halus. Kikir dibuat dengan gigi-gigi
gigi gigi yang dicukil atau diraut.
Bergantung pada benda kerja yang digarap, kikir dibuat dengan guratan silang,
searah atau guratan parut. Sedangkan jumlah gurat setiap cm panjang kikir
menentukan jenis
enis kikir kasar, kikir sedang atau kikir halus.

Gambar. Kikir.
Kikir menurut bentuknya dibagi atas :
a. Kikir serpih atau rata, kikir yang digunakan untuk bidang
bidang-bidang
rata.
b. Kikir segi empat, untuk lubang segi empat dan bentuk persegi.
c. Kikir segi tiga, untuk
un lubang segitiga, sudut runcing 60 atau lebih.
d. Kikir setengah bundar, sisi rata untuk bidang rata, sisi bundar
untuk takikan-takikan
takikan bundar, rongga cekung jar-jari
jari bundar.
e. Kikir lidah burung, kedua sisinya melengkung, untuk liku dan
pembundaran.
pembund
Kikir terdiri dari batang kikir dan ekor kikir, ekor kikir adalahb bagian
yang mana pegangan kikir akan diletakkan. Pegangan kikir bias terbuat dari
plastic atau kayu. Pada ujung pegangan kayu diberi cincin penguat.
Pada kikir ada beberapa jenis peng
pengguratan,
guratan, yaitu guratan silang (ganda)
untuk benda kerja yang keras seperti baja dan besi tuang. Guratan searah untuk
benda kerja lunak dan guratan parut untuk kayu, tenunen keras, kulit tanduk dan
sebagainya.
Berdasarkan jumlah guratan tiap cm kikir dibagi menjadi seperti yang
tercantum pada table berikut :
Jenis Kikir Jumlah Guratan Tiap 1cm
Kikir kikis 4 – 18 guratan
Kikir setengah halus 20 – 40 guratan
Kikir halus 40 – 60 guratan
Kikir sangat halus 80 – 120 guratan
Jumlah guratan kikir tiap cm
Sikap badan waktu mengikir :
1) Badan agak condong ke depan, kaki depan membentuk sudut 30⁰ dan
kaki belakang membentuk sudut 60⁰.
2) Pada pengikiran, bobot badan diletakkan pada guratan tengah, pada
pelicinan, kikir hanya digerakkan oleh tangan.
3) Kikir harus digerakkan maju pada arah memanjang dengan tekanan
merata pada keseluruhan panjang kikir, penarikan mundur berlangsung
tanpa gesekan.
4) Bidang rata harus dikikir bergantian sehingga dihasilkan pemeriksaan
yang mudah.
Pelat logam tidak dikikir melintang melainkan serong terhadap pelat.
Pembersihan kikir dengan pelat kuningan lunak nyang ditajamkan atau dengan
sikat kikir. Kikir yang berminyak dibersihkan dengan minyak tanah. Kikir yang
terkena cat dibersihkan dengan terpentin.
2.2.2 Gergaji
Gergaji adalah alat yang digunakan untuk memotong atau menceraikan
benda kerja. Berbagai jenis gergaji yaitu gergaji sengkang tangan, sengkang
mesin, gergaji sejalur, gergaji sabuk dan gergaji cakram. Dari segi kehalusan
gergaji dapat dihitung jumlah gigi per inchi.

Gambar. Gergaji

Jenis Gergaji Jumlah Gigi/inchi Penggunaan


Gigi Kasar 14 – 16 Bahan lunak : Al,paduan logam
Gigi Sedang 18 – 22 Bahan agak keras: Baja , tembaga
Gigi Halus 28 – 32 Bahan keras: Baja perkakas
Tabel jumlah gigi gergaji tiap inchi
Pada saat mulai penggergajian yang harus diperhatiaka
diperhatiakan adalah
kemiringan gergaji. Gergaji yang terlalu
terlalu miring akan sulit menempatkan posisi.
Kalau terlalu tegak maka akan menyebabkan gigi gergaji patah. Ketent
Ketentuan umum
yaitu minimal 3 gigi yang bergesekan dengan
den benda kerja.
Letak gigi pemotong gergaji tangan ada yang hanya satu sisi (gigi
tunggal/single cut
ut ) dan adapula yang pada kedua sisinya (gigi kembar/double
cut). Sedangkan letak giginya
g ada yang lurus dan ada pula
la yang bersilangan (zig
(zig-
zag).
Bentuk gigi yang lurus digunakan pada benda kerja yang tipis. Sedangkan
gigi yang bersilang-silang
silang digunakan untuk memotong benda kerja yang lebih
tebal. Tujuan gigi yang dibuat bersilangan adalah agar:
1. Tenaga untuk memotong tidak terlalu besar.
2. Daun gergaji tidak terjepit.
2.2.3 Penggores
Penggores adalah alat untutk
un tk menandai atau menggaris benda kerja sebelum
ai pekerjaan, alat ini ujungnya runcing bersudut 5o-10o . badanya agak besar
dikenai
dan dibuat kasar atau berbentuk segi enam, sedangkan ekornya berbentuk
lengkung atau dibulatkan. Cara pengguanaanya
pengguanaanya dimiringkan dan digeser kearah
kea
kita, sehingga ujung penggores tepat
tepat pada sisi penggaris. Hasil akan lebih baik
jika sebelum penggoresan dibubuhi lak putih supaya hasil penggoresan Nampak
lebih jelas. Bila penggores tumpul, runcingkan
r ncingkan kembali dengan gerinda pada sisi
samping, bukan pada peri
peri-perinya dan dilakukan denga hati-hati.

Gambar. penggores
2.2.4 Penitik
Penitik, penitik dibuat dari bahan yang sama seperti penyenter dan diberikan
pengolahan panas yang serup. Penitik dipergunakan untuk menitik garis agar
jelas, selain itu penitik juga digunakan untuk menitik benda yang akan dibuat
lubang (dibor). Contoh penitik yaitu:
a. Penitik 60o yaitu penitik yang uung kepalanya bersudut 60o , dan digunakan
untuk membuat tanda-tanda batas pengerjaan pada benda kerja.
o o
b. Penitik 90 yaitu penitik yang ujng kepalanya bersudut 90 , dan pada
umunya digunakan untuk membuat titik kedudukan pada pekerjaan yang
akan dibor.

Gambar. penitik
Bentuk lain dari penitik adalah penitik otomatis. Badan penitik ini berlubang,
dalam lubang ini dipasang kepalasekrup yang bergigi dan berpegas kuat. Jika
penitik ini ditekankan pada suatu benda kerja, maka pegas akan meregang, dan
jika tegangan itu sudah sampai paa batasnya, pegas akan terlepas dan kembali
pada kedudukan semula. Kekuatan pukulanya dapat diatur dengan kepala sekrup.
2.2.5 Palu
Palu adalah alat untuk memukul perkakas atau benda kerja. Palu terbuat
dari baja dengan kedua ujungnya dikeraskan. Beberapa jenis palu diantaranya
adalah palu konde, palu pen searah( straight peen ), palu pen melintang ( cross
peen ) dan palu kombinasi

Gambar. macam-macam bentuk palu.


2.2.6 Stamping
Stamping adalah lat yang digunakan untuk menulis pada benda kerja.
Pada ujung kepala stamping terdapat huruf atau angka timbul dan juga beraneka
macam ukuranya. Cara penggunaanya yaitu dipegang dengan tangan kiri dan
dimiringkan, ditempatkan pada posisi yang dikehendaki, bila sudah tepat
stamping ditegakkan kemudian dipukul dengan palu. Untuk kerataan dan
kesejajaran hasil berilah penggortesan terlebih dahulu.
2.2.7 Tap dan Senai
Tap adalah alat untuk membuat ulir. Tap terbjuat dari
dari baja yang sangat
keras seperti HSS ( Hight Speed Steel ). Pembuatan ulir dengan menggunakan tap
lebih mudah pada penggunaan daripada mengguakan mesi bubut, tetapi untuk
membuat ulir dalam diperlukan pengeboran terlebih dahulu. Pengguanan tap
hanya terbatas
tas untuk benda kerja yang mempunyai diameter kecil, karena jika
mempunyai diameter yang besar maka tenaga yang dilakukan untuk pengetapan
juga akan semakin besar. Biasanya untuk membuat ulir untuk benda kerja yang
besar dilakukan dengan mesin bubut. Senai adalah alat yang digunakan untuk
membuat ulir bagian luar.
luar

Gambar . Senai dan tap, tangkai senai dan tap


2.2.8 Ragum
Ragum,, ragum adalah alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja
yang akan dikenai pekerjaan selanjutnya, seperti mengikir, mengge
menggergaji,
mengebor dll.

Gambar . Ragum.
2.2.9 Mesin bor
Mesin bor adalah merupakan suatu alat pembuat lubang, alur atau bisa
untuk peluasan dan penghalusan suatu lubang yang efisien. Sebagai pisau
penyayatnya pada mesin bor ini dinamakan mata bor yang mempunyai ukuran
diameter yang bermacammacam. Di dalam pekerjaan mengebor atau peluasan
lubang benda kerja dengan mesin bor, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
kelengkapan mesin bor (misal: ragum bor, kunci rahang bor, pengukur diameter
mata bor, dan lain-lain) ; pelumasan; jenis bahan yang akan dibor; arah putaran
dan kecepatan putaran mesin bor; dan pencegahan kecelakaan.

Gambar mesin bor meja


Ada dua macam tipe mesin bor yang digunakan pada pekerjaan mekanik
elektro. Pertama jenis mesin bor listrik tangan (pistol) yang biasanya digunakan
pada pekerjaan labil atau untuk pengerjaan benda kerja yang relatif ringan atau
dengan ketebalan tipis. Kedua, mesin bor tetap yang biasanya digunakan untuk
pengerjaan benda kerja yang relatif lebih berat. Untuk jenis mesin bor ini dapat
dibedakan menjadi beberapa tipe mesin bor, antara lain : mesin bor meja, mesin
bor tiang, mesin bor tegak, mesin bor radial, mesin bor horisontal jenis meja,
mesin bor berporos majemuk dan mesin bor koordinat. Pada gambar di atas
diperlihatkan jenis mesin bor meja. Komponen penting suatu mesin bor adalah
mata bor.
2.2.10 Mata Bor
Mata bor adalah alat pembuat lubang atau alur yang efisien. Macam-
macam ukuran mata bor terbagi dalam beberapa jenis, antara lain dalam satuan
inchi, yaitu dari 1/64” sampai 3/8”. Dalam satuan millimeter dengan setiap
kenaikan bertambah 0,5 mm dengan nomor dari 80 – 1 dengan ukuran 0,0135 –
0,228”, tanda huruf A s.d Z dengan ukuran 0,234 – 0,413”.
Jenis-jenis mata bor pada proses pengeboran adalah sebagai berikut :
1. Bor senter (untuk pahat lubang)
2. Bor spiral dua alur (bor spiral dengan saluran pendingin)
3. Bor ujung rata
4. Bor alur (bor spiral bertingkat)
5. Peluas standar (bor kontersing)
6. Peluas ujung (bor mahkota)

Pada pengaturan kecepatan putaran, harus disesuaiakan denganbentuk,


ukuran dan sifat benda kerja yang akan dibor. Hal ini harus diperhitungkan secara
tepat, agar dalam menggunakan mesin bor tersebut dapat menghasilkan hasil kerja
yang optimal dan efisien. Untuk keperluan pengaturan kecepatan putar mesin bor
dapat dituliskan dalam bentuk persamaan sebagai berikut :

Keterangan :
rpm : Putaran mata bor per menit
Cutting speed : Kecepatan potong ..m/menit
Drill Diameter : Diameter lubang …(mm)
Pekerjaan mengebor adalah pekerjaan membuat lubang pada benda kerja
dengan menggunakan bermacam-macam mesin bor. Apabila pekerja akan
mengebor dengan teliti, haruslah bekerja dengan hati-hati, karena pada
pemakanan atau pemotongan permulaan, kemungkinan miring atau bisa meleset.
Oleh karena itu pada bagian yang akan dibor terlebih dahulu harus dibuat titik
pusat yang memenuhi syarat. Pada Gambar dibawah ini diperlihatkan posisi badan
pada waktu pengerjaan mengebor benda kerja dengan menggunakan mesin bor.
Sebelum mesin bor dipergunakan mengebor lubang pada benda kerja, pekerja
harus memperhatikan : kelengkapan mesin bor, pelumasan, jenis bahan yang akan
dibor, ukuran diameter bor, arah putaran dan kecepatan mesin bor dan pencegahan
kecelakaan.

Gambar Posisi Badan saat mengebor


Pada Gambar dibawah ini diperlihatkan pula cara mengebor benda
pekerjaan yang dijepit dengan menggunakan ragum mesin bor.

Untuk benda kerja yang telah rata dan mendatar, dengan ukuran tebalnya
lebih pendek daripada tinggi mulut ragum bor, di bagian bawah benda kerja
ditahan dengan bantalan yang rata dan sejajar. Agar ragum bor tidak turut
bergerak, ikatlah ragum dengan mur baud pada meja mesin bor. Gambar di bawah
ini memperlihatkan cara–cara mengebor logam yang berbentuk batang bulat.
Untuk hal ini benda kerja ditahan dengan balok V dan dijepit memakai batang
pengikat khusus, ditahan dengan balok yang sesuai dan diikat dengan mur-baut
yang ada di meja kerja.

Gambar mengebor batang bulat


Gambar selanjutnya memperlihatkan cara mengebor untuk pengerjaan
mengebor tembus pada benda kerja yang diletakkan pada alas meja bor. Hal ini
harus diperhatikan bahwa ketika bor telah menembus benda pekerjaan, maka mata
bor jangan sampai menyayat permukaan meja bor. Oleh karena itu pada waktu
penjepitan benda kerja harus betul-betul, sudut mata pemotong bor dengan titik
pusat lubang yang akan dibor sepusat dengan titik lubang beja bor.

Gambar mengebor tembus


BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
1. Ragum, kikir rata (kasar, sedang, halus), mata gergaji, sengkang gergaji,
palu konde, stamping angka, penggores, mesin gerinda, jangka biasa atau
jangka pembagi, tap dan snei, mesin drill.
2. Siku perata, penggaris lurus, penggaris siku, bevel brotractor.
3. Batang baja kotak pejal ukuran 17 x 17 x 102 mm.
3.2 Langkah Kerja
1. Mempersiapkan benda kerja dan pinjamlah peralatan berupa penggores,
penggaris lurus, penggaris siku\siku perata, mata dan sengkang gergaji,
kikir rata, stamping angka, palu dan jangka.
2. Meletakkan diatas meja kemudian berilah penandaan pada benda kerja
dengan tiga digit NIM terakhir.
3. Melanjutkan pekrjaan dengan penggoresan pada benda kerja sesuai
bentuk yang diinginkan.
4. Mencengkram benda kerja pada ragum sesuai dengan bagian yang ingin
anda gergaji. Selanjutnya melakukan penyesuaian benda kerja untuk
menggergaji bagian yang lain.
5. Kemudian melakukan pengikiran pada sisi-sisi yang telah digergaji sampai
ukuran yang diminta. Dan mengusahakan bagian yang dikikir pada sisi
atas.
6. Memeriksa ketepatan hasil kerja dengan busur.
7. Membuat lubang dengan mesin drill dan kemudian membuat ulir dalam
dengan tap tangan.
3.3 Keselamatan Kerja
1. Menggunakan safety shoes, pakaian kerja dan sarung tanagan.
2. Memahami cara penggunaan perkakas sebelum bekerja.
3. Menghindari bergurau pada saat kerja.
LAMPIRAN

 Tambahan tinjauan pustaka tentang kikir beserta gambar:

Kikir menurut bentuknya dibagi atas :


f. Kikir rata, kikir yang digunakan untuk bidang-bidang rata.

g. Kikir segi empat, untuk lubang segi empat dan bentuk persegi.

h. Kikir segi tiga, untuk lubang segitiga, sudut runcing 60⁰ atau lebih.

11
i. Kikir setengah bundar, sisi rata untuk bidang rata, sisi bundar untuk
takikan-takikan bundar, rongga cekung jar-jari bundar.

j. Kikir lidah burung, kedua sisinya melengkung, untuk liku dan


pembundaran.

k. Kikir pipih, pipih seragam , satu tanpa gurat, penggunaan untuk


bidang rata

.
l. Kikir baret, digunakan untuk lubang bundar, rongga cekung, jari
kecil.

m. Kikir parut, digunakan untuk pengambilan serpih secara besar –


besaran pada bahan lunak seperti timah, katu dan lain – lain.
n. Kikir bundar, digunakan untuk lubang bundar, rongga cekung, jari –
jari kecil.
o. Kikip pisau, digunakan untuk alur berbentuk pasak dan ekor burung
layang – layang.

.
p. Kikir pipih, bentuknya pipih meruncing, tercukil pada keempat
sisinya.

 Tambahan tinjauan pustaka stamping berupa gambar:

Gambar. Stamping ( tampak samping dan penampang bawah )

Anda mungkin juga menyukai