Anda di halaman 1dari 13

Kuliah pertama

Pengertian Akhlak:
• Secara bahasa akhlak berasal dari kata ‫ اخلققق – يخلققق – اخلقققا‬artinya perangai,
kebiasaan, watak, peradaban yang baik, agama. Kata akhlak sama dengan kata
khuluq. Dasarnya adalah:

 QS. Al- Qalam: 4 dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti


yang agung:
    

 QS. Asy-Syu’ara: 137: (agama Kami) ini tidak lain hanyalah adat
kebiasaan orang dahulu.
   

 Hadis :‫انما بعثت لتمم مكارم الخلق‬

• Menurut Istilah, akhlak adalah:


1. Ibnu Miskawaih: sifat yang tertanam dalam jiwa yang
mendorongnya untuk melaksanakan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran
danpertimbangan.
2. Imam Ghazali: sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
macam-macam perbuatan yang mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.

Ciri Perbuatan Akhlak:


1. Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2. Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.
3. Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau
tekanan dari luar.
4. Dilakukan dengan sungguh-sungguh.
5. Dilakukan dengan ikhlas.

Ruang lingkup Kajian Ilmu Akhlak:


• Perbuatan-perbuatan manusia menurut ukuran baik dan buruk.
• Objeknya adalah Norma atau penilaian terhadap perbuatan tersebut.
• Perbuatan tersebut baik perbuatan individu maupun kolektif.

Manfaat mempelajari Ilmu Akhlak:


1. Menetapkan criteria perbuatan yang baik dan buruk.
2. Membersihkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat.
3. Mengarahkan dan mewarnai berbagai aktivitas kehidupan manusia.
4. Memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam mengetahui
perbuatan yang baik atau buruk.
ETIKA, MORAL, SUSILA, DAN AKHLAK

Etika
• Secara bahasa etika berasal dari bahasa Yunani; ethos; yang berarti watak
kesusilaan atau adat. Etika dalam kamus diartikan sebagai ilmu pengetahuan
tentang asas-asas akhlak.
• Menurut istilah etika adalah ilmu yang menjelaskan baik dan buruk dan
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan manusia (Ahmad Amin).
• Konsep etika bersifat humanistis dan anthropocentris, karena didasarkan pada
pemikiran manusia dan diarahkan pada perbuatan manusia. Dengan kata lain etika
adalah aturan yang dihasilkan oleh akal manusia.
• Komponen yang terdapat dalam etika meliputi 4 hal:
1. Objek, yaitu perbuatan manusia.
2. Sumber, berasal dari pikiran atau filsafat.
3. Fungsi, sebagai penilai perbuatan manusia.
4. Sifat, berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.

Moral
• Secara bahasa berasal dari katamores (latin) yang berarti adat kebiasaan. Dalam
kamus moral diartikan sebagai penentuan baik dan buruk terhadap perbuatan dan
kelakuan.
• Istilah: moral merupakan istilah untuk menentukan batas- batas dari sifat,
perangai, kehendak, pendapat, yang secara layak dapat dikatakan benar, salah,
baik, atau buruk.
• Acuan moral adalah system nilai yang hidp dan diberlakukan dalam masyarakat.
• Persamaan antara moral dan etika terletak pada objeknya yaitu: perbuatan
manusia.
• Perbedaan keduanya terletak pada tolok ukur penilaian perbuatan. Etika
menggunakanakal sebagai tolok ukur, sedangkan moral menggunakan norma yang
hidup dalam masyarakat.

Susila
• Berasal dari bahasa Sanskerta, Su: artinya baik, dan susila: artinya prinsip, dasar,
atau aturan.
• Susila atau kesusilaan diartikan sebagai aturan hidup yang lebih sopan dan
beradab
Kuliah Kedua
SEJARAH PERKEMBANGAN AKHLAK TASAWUF

Sejarah Perkembangan Akhlak


Ditelusuri dari aspek kebangsaan, dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. Akhlak pada bangsa Yunani


• Ditandai dengan munculnya Sophisticians, yaitu orang-orang yang bijaksana.
• Dasar pemikirannya: rasionalistik, baik dan buruk didasarkan pada pertimbangan
akal pikiran. Argumentasinya didasarkan pada filsafat tentang manusia
(anthropocentris), terkait dengan kejiwaan manusia. Akhlak adalah sesuatu yang
fitri yang ada dalam diri manusia.
• Tokohnya:
1. Socrates (469-399 SM): membentuk pola hubungan antara manusia dengan
dasar ilmu pengetahuan.
2. Plato (427-347 SM): mengemukakan teori contoh, yaitu apa yang terdapat
pada lahiriyah sebenarnya telah ada contoh sebelumnya yang ada dalam
bayangan dari yang tidak tampak (alam rohani atau alam ide). Teorinya ini
terdapat dalam bukunya: Republik.
3. Aristoteles (394-322 SM): mengemukakan teori pertengahan; yang baik
adalah yang berada di tengah- tengah. Tujuan akhir manusia adalah
kebahagiaan. Untuk mencapai kebahagiaan adalah dengan menggunakan ilmu
pengetahuan.

B. Akhlak pada Agama Nasrani


• Dasarnya adalah teocentris, Tuhan adalah sumber akhlak.
• Tuhan yang menentukan dan membentuk patokan akhlak.
• Menekankan pada aspek sufistik (dimensi batin).
• Pendorong kebaikan adalah cinta dan iman kepada Tuhan berdasarkan kitab
Taurat.

C. Akhlak pada bangsa Romawi


• Dibangun berdasarkan perpaduan antara ajaran Yunani (anthropocentris) dengan
ajaran Nasrani (Teocentris).
• Tokohnya: Abelard (1079-1142 M) dari Perancis, dan
• Thomas Aquinas (1226-1274 M) dari Italia.

D. Akhlak pada Agama Islam


• Titik pangkal pada wahyu Tuhan dan akal manusia.
• Al-Qur’an memberi perhatian besar pada pembinaan akhlak.
• Nabi menjadi role model dalam pembinaan akhlak dalam penyebaran Islam.
Kuliah Ketiga
KONSEP BAIK DAN BURUK

Definisi Baik dan Buruk


 Pengertian baik atau khair adalah:
1. sesuatu yang sudah mencapau kesempurnaan,
2. sesuatu yang memiliki nilai kebenaran/nilai yang diharapkan,
3. sesuatu yang berhubungan dengan luhur, bermartabat, menyenangkan, dan disukai
manusia.

 Buruk atau syarr, memiliki pengertian kebalikan dari baik.


Pengertian baik dan buruk di atas bersifat subjektif, relative, tergantung individu
yang menilainya.

 Penentuan Baik dan Buruk


1. Berdasarkan adat istiadat masyarakat (aliran sosialisme).
Setiap bangsa memiliki ada istiadat tersendiri, karena dengan itu mereka
memiliki identitas sebagai suatu bangsa yang beradab. Karena mereka
menganggap baik untuk mengikutinya, mendidik anak-anak, dan menanam
perasaan kepada mereka bahwa adat istiadat itu membawa kesucian.
Ada beberapa alasan mengapa adat istiadat itu dilakukan dan larangan-larangan
disingkirkan karena:
• Orang-orang menganggap baik bagi pengikutnya dan menganggap buruk bagi
yang menyalahinya
• Adanya riwayat hikayat-hikayat dan kufarat-kufarat secara turun-temurun
• Adanya kebiasaan seperti upacara, keramaian, pertemuan dan sebagainya.
2. Berdasarkan akal manusia (hedonisme)
Aliran hedonisme dibagi menjadi dua:
1) Egoistik Hedonisme
Dalam aliran ini dinyatakan bahwa ukuran kebaikan adalah kenikmatan
diri pribadi orang yang berbuat, karena itu mereka diharuskan untuk
mengerahkan segala perbuatannya untuk menghasilkan kenikmatan yang
sebesar-besarnya. Dan dalam aliran ini dijelaskan apabila seseorang dalam
keadaan bingung adatu bimbang diantara dua perbuatan, maka mereka harus
memilih dan mempertimbangkannya mana yang mengandung kenikmatan atau
mana yang mengandung penderitaan, sedangkan yang mengandung
penderitaan itulah merupakan keburukan.
Dalam hal ini, Ahmad Amin menyebutkan bahwa ada yang menentang
dengan kecaman, yakni:
• Paham ini memandang rendah kepada orang-orang yang mengorbankan
kenikmatan hidupnya untuk kepentingan manusia.
• Kenikmatan itu sukar sekali dijadikan ukuran
2) Universalistic Hedonisme
Aliran ini mendasar ukuran dan buruk pada kebahagiaan umum. Dan
mengharuskan agar manusia mencari kebahagiaan sebesar-besarnya, karena
manusia merupakan makhluk yang berperasaan. Ahmad Amin menyebutkan
bahwa kebahagiaan harus menjadi pokok pandangan tiap-tiap orang bukan
kebahagiaan diri sendiri.
Benthem (1784-1832) dan John Stuart Mill (1806-1873) merupakan tokoh
aliran ini. Stuart menyatakan bahwa kesenangan itu bermacam-macam,
misalnya kesenangan jiwa, kesenangan jasmani.
3. Berdasarkan intuisi (humanisme)
Berpendirian bahwa setiap manusia memiliki kekuatan naluri batiniah
yang dapat membedakan sesuatu yang baik dan buruk. Perbuatan baik dan buruk
dapat diukur dengan daya tabiat batiniah, sebagai pendukung aliran ini Plato
mengatakan bahwa “adalah kesalahan besar, kalau kebahagiaan itu dijadikan
tujuan hidup, sebab hal dapat menyesatkan hati nurani”
4. Berdasarkan kegunaan (utilitarianisme)
Maksud aliran ini adalah agar manusia dapat mencari kebahagiaan yang
sebesar-besarnya untuk semua makhluk yang memiliki perasaan. Kenikmatan
dalam paham ini mengandung makna sebagai ukuran.
5. Berdasarkan teori Evolusi (Evolutionisme)
Ukuran perbuatan itu adalah perbuatan itu adalah merubah diri sesuai
dengan keadaan yang mengelilingi. Suatu perbuatan dapat dikatakan baik apabila
menimbulkan kebahagiaan serta kepuasan. Jadi apabila perbuatan itu lebih banyak
persesuaian adalah lebih dekat pada kesempurnaan.
Pengikut paham ini berpendapat bahwa segala perbuatan akhlak itu
tumbuh dengan sederhana, dan mulai naik sedikit demi sedikit, lalu berjalan
menuju cita-cita dimana cita-cita dimana cita-cita itu adalah merupakan tujuan.
6. Berdasarkan agama (religiousisme)
     
    
147. kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-
kali kamu Termasuk orang-orang yang ragu.
Pengertian “baik” menurut etika adalah sesuatu yang
berharga untuk suatu tujuan. Tujuan dari masing-masing
sesuatu, walaupun berbeda-beda semuanya akan bermuara
kepada satu tujuan yang dinamakan baik. Dalam ilmu etika
kebaikan tertinggi disebut sumsum bonum atau menurut bahasa
arab AL-Khair Al-Kully. Kebaikan tertinggi disebut juga kebaikan
universal atau univeersal happiness.
Dalam akhlak islamiyah cara sampai kepada tujuan adalah
harus segaris yaitu yang normatif baik. Berbeda dengan akhlak
Machiavelli, yang dianut komunis pada umumnya untuk
mencapai tujuan itu dengan berbagai cara. Tujuan menghalalkan
segala cara, het doel heilig de middelen.
Menurut akhlak islam perbuatan itu disamping baik juga
harus benar, yag baik juga harus benar.

 Konsep Baik dalam ajaran Islam


1. Hasanah; sesuatu yang disukai atau dipandang baik (QS. 16: 125, 28: 84)
     

 
   
    
   
   
 
125. serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.
[845] Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat
membedakan antara yang hak dengan yang bathil.

  


    
   
   
   
84. Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan,
Maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu;
dan Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kejahatan,
Maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah
mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa
yang dahulu mereka kerjakan.
2. Tayyibah; sesuatu yang memberikan kelezatan kepada panca indera dan jiwa
(QS. 2: 57).
 
 
 
   
   
  
 
57. dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna"
dan "salwa"[53]. makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan
kepadamu; dan tidaklah mereka Menganiaya kami; akan tetapi merekalah yang
Menganiaya diri mereka sendiri.
[53] Salah satu nikmat Tuhan kepada mereka Ialah: mereka selalu dinaungi awan
di waktu mereka berjalan di panas terik padang pasir. manna Ialah: makanan
manis sebagai madu. Salwa Ialah: burung sebangsa puyuh.
3. Khair; sesuatu yang baik menurut umat manusia (QS. 2: 158).
   
    
  
   
    
   
   
158. Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi'ar Allah[102].
Maka Barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah, Maka tidak
ada dosa baginya[103] mengerjakan sa'i antara keduanya. dan Barangsiapa yang
mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, Maka Sesungguhnya Allah
Maha Mensyukuri[104] kebaikan lagi Maha mengetahui.
[102] Syi'ar-syi'ar Allah: tanda-tanda atau tempat beribadah kepada Allah.
[103] Tuhan mengungkapkan dengan Perkataan tidak ada dosa sebab sebahagian
sahabat merasa keberatan mengerjakannya sa'i di situ, karena tempat itu bekas
tempat berhala. dan di masa jahiliyahpun tempat itu digunakan sebagai tempat
sa'i. untuk menghilangkan rasa keberatan itu Allah menurunkan ayat ini.
[104] Allah mensyukuri hamba-Nya: memberi pahala terhadap amal-amal hamba-
Nya, mema'afkan kesalahannya, menambah nikmat-Nya dan sebagainya.
4. Mahmudah; sesuatu yang utama akibat melaksanakan sesuatu yang disukai Allah
(QS. 17: 79).
   
   
  
 
79. dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai
suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke
tempat yang Terpuji.

5. Karimah; perbuatan terpuji yang ditampakkan dalam kehidupan sehari-hari (QS.


17: 23).
   
  

   
 
  
     
  
23. dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain
Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka Perkataan yang mulia[850].
[850] Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama
apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar
daripada itu.
6. Birr; upaya memperbanyak perbuatan baik (QS. 2: 177).
    
 
 
  
  
 
  
   
   

  
 
  
 
  
  
  
 
  
 
  
  
177. bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah,
hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta
yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta;
dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat;
dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-
orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.
Kuliah Keempat
KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB

Makna Kebebasan:
1. Kemampuan untuk menentukan diri sendiri, tidak dibatasi oleh orang lain.
2. Kemampuan untuk melakukan sesuatu sesuai yang dimilikinya dan tujuan yang
diinginkannya.
3. Kemampuan memilih kemungkinan-kemungkinan yang tersedia baginya.
4. Tidak dipaksa/terikat untuk membuat sesuatu yang tidak akan dipilihnya, berbuat
dengan leluasa.

Kebebasan manusia: apakah manusia memiliki kebebasan atau tidak?


1. Manusia memiliki kebebasan untuk menentukan kemauannya
(Qadariyah/Mu’tazilah).
2. Kebebasan manusia dibatasi oleh Tuhan (Jabariyah/Asy’ariyah).

Dasar Kebebasan: QS. 3: 164, 18: 29, 41: 40.


   
  
    
  
  
  
    
 
164. sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang
beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari
golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat
Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka
Al kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi)
itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

    


   
   
  
    
   
  
   
  
29. dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka
Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan
Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami
telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya
mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka
akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat
istirahat yang paling jelek.

   


  
    
    
   
   
   
40. Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami,
mereka tidak tersembunyi dari kami. Maka Apakah orang-orang yang
dilemparkan ke dalam neraka lebih baik, ataukah orang-orang yang
datang dengan aman sentosa pada hari kiamat? perbuatlah apa yang
kamu kehendaki; Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu
kerjakan.

Macam Kebebasan:
1. Kebebasan jasmani (menggerakkan anggota tubuh).
2. Kebebasan ruhani (berkehendak)
3. Kebebasan moral.
Tanggung Jawab
• Kesediaan dasariah untuk melaksanaka apa yang menjadi kewajiban.
• Kewajiban untuk melaksanakan segala sesuatu yang bertujuan untuk
mempertahankan keadilan, keamanan, dan kemakmuran.
• Menerima pembebanan sebagai akibat perbuatan sendiri.
Eksistensi Tanggung jawab
• Berhubungan dengan perbuatan yang dilakukan dengan kesadaran.
• Tanggung jawab berhubungan dengan kebebasan berbuat, dimana kebebasan
berbuat harus dapat dipertanggungjawabkan.
Hubungan antara kebebasan dan tanggung jawab meliputi:
1. Kemampuan untuk menentukan diri sendiri
2. Kemampuan untuk bertanggungjawab.
3. Kedewasaan manusia
Kuliah Ketujuh

Pengertian Tasawuf:
• Secara bahasa tasawuf berarti:
 Saf (baris), sufi (suci), sophos (Yunani: hikmah), suf (kain wol)
 Sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup
sederhana, rela berkorban untuk kebaikan dan bersikap bijaksana.

• Menurut Istilah:
1. Upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan dunia
dan memusatkan perhatian hanya kepada Allah Swt.
2. Kegiatan yang berkenaan dengan pembinaan mental ruhaniah agar selalu
dekat dengan Tuhan.

Sumber Ajaran Tasawuf:


1. Unsur Islam:
 Al-Qur’an mengajarkan manusia untuk: mencintai Tuhan (QS. Al-Maidah:
54), bertaubah dan mensucikan diri (QS. At- Tahrim: 8), manusia selalu dalam
pandangan Allah dimana saja (QS. Al-Baqarah: 110), Tuhan memberi cahaya
kepada HambaNya (QS. An-Nur: 35), sabar dalam bertaqarrub kepada Allah
(QS. Ali Imran: 3)
 Hadis Nabi seperti tentang rahasia penciptaan alam adalah agar manusia
mengenal penciptanya.
 Praktek para sahabat seperti Abu Bakar Ash-shiddiq, Umar Ibn Khattab,
Usman Ibn Affan, Ali Ibn Abi Talib, Abu Zar Al- Ghiffari, Hasan Basri, dll.
2. Unsur Non Islam:
 Nasrani: Cara kependetaan dalam hal latihan jiwa dan ibadah.
 Yunani: Unsur filsafat tentang masalah ketuhanan.
 Hindu/Budha: mujahadah, perpindahan roh dari satu badan ke badan yang
lain.

Hubungan Akhlak dengan Tasawuf:


Akhlak dan Tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya mengatur
hubungan horizontal antara sesama manusia, sedangkan tasawuf mengatur jalinan
komunikasi vertical antara manusia dengan Tuhannya. Akhlak menjadi dasar dari
pelaksanaan tasawuf, sehingga dalam prakteknya tasawuf mementingkan akhlak.
Sejarah Perkembangan Tasawuf
• Masa Rasulullah belum ada istilah tasawuf.
• Benih-benih tasawuf ditemukan pada perilaku dan sifat Nabi, seperti ketikaberk
ha lwa t di gua hira.
• Kehidupan para sahabat juga mencerminkan kehidupan
• Sebagai sufi seperti sikap zuhud dan qana’ah.
• Masa Tabi’in: ada istilah Nussak, yaitu orang-orang yang menyediakan dirinya
untuk beribadah kepada Allah. Tokohnya Hasan Basri, yang benar-benar
mempraktekkan tasawuf dengan memunculkan konsep khauf dan raja’.
• Istilah tasawuf muncul pada abad ke 2 H. Kata sufi pertama kali digunakan oleh
Abu Hasyim, seorang Zahid dari Syria (w. 780 M). Dia mendirikanTa k ya,
semacam padepokan sufi yang pertama.
• Tasawuf muncul sebagai respon terhadap praktek kehidupan para raja yang penuh
dengan kemewahan. Para sufi memperbanyak zikir, zuhud, tadarus al-Qur’an,
salat sunnah dan sebagainya. Tasawuf menjadi pengajian yang dipimpin oleh guru
sufi.
• Abad ke 3 H: muncul tasawuf yang menonjolkan pemikiran eksklusif (tasawuf
falsafi) sepertiAl-Hallaj dengan konsep hulul.
• Abad ke 5 H: muncul Al- G hazali, yang mendasarkan tasawuf hanya pada al-
Qur’an dan hadis dan bertujuan asketisme, hidup sederhana, pelurusan jiwa, dan
pembinaan moral.
• Abad ke 6 H berkembang tarekat – tarekat untuk melatih dan mendidik para murid
seperti yang dilakukan olehSayid Ahmad Rifa’I (w. 570 H), dan Sayid Abdul
Qadir Jaelani (w. 651 M).
Sejak abad ke 6 H muncul perpaduan antara tasawuf akhlaki dengan falsafi dengan
tokoh seperti: Suhrawardi Al-Maqtul dan Ibn Arabi.

Anda mungkin juga menyukai