Anda di halaman 1dari 4

FACEBOOK TERUS TEBARKAN

ANCAMAN TERHADAP PELAJAR

Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan saling bergantung
antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk dapat menyampaikan maksud dan tujuannya maka
manusia perlu berkomunikasi. Era globalisasi sekarang yang didukung oleh pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi tepat guna, telah
menghadapkan dunia pada era informasi dan komunikasi. Berbagai produk teknologi
bermunculan sebagai alat penyebaran Informasi dan berkomunikasi. Internet adalah salah satu
teknologi Informasi dan komunikasi yang sering di gunakan manusia.

Seiring berjalannya waktu banyak situs-situs baru yang bermunculan di internet. Salah
satunya adalah situs yang lebih bersifat sosial yakni situs jejaring sosial. Situs jejaring sosial
adalah situs yang memandang hubungan sosial sebagai simpul dan ikatan. Simpul adalah aktor
individu di dalam jaringan, sedangkan ikatan adalah hubungan antar aktor tersebut. Bisa terdapat
banyak jenis ikatan antar simpul. Penelitian dalam berbagai bidang akademik telah menunjukkan
bahwa jaringan sosial beroperasi pada banyak tingkatan, mulai dari keluarga hingga negara, dan
memegang peranan penting dalam menentukan cara memecahkan masalah, menjalankan
organisasi, serta derajat keberhasilan seorang individu dalam mencapai tujuannya.

Pada tahun 2002 muncul situs jejaring sosial yang bernama friendster kemudian di ikuti
situs sejenisnya seperti Myspace, Multiply, Tagged, Meetup, Linkedin dan pada tahun 2004
jutaan lebih orang sudah dibuat “mabuk kepayang” dengan salah satu jejaring pertemanan
terbuka yang disebut facebook. Jika dalam lima tahun terakhir jejaring pertemanan yang paling
diminati adalah friendster, maka kini perlahan-lahan orang mulai meninggalkan friendster dan
beralih ke facebook.

Tahun 2007 sebenarnya facebook sudah mulai digunakan oleh masyarakat di Indonesia.
Namun facebook baru menjadi booming di negara kita mulai pertengahan tahun 2008 lalu hingga
saat ini. Facebook seperti jaringan MLM yang menghubungkan seseorang dengan orang lain
melalui dunia maya. Pada facebook kita bisa mencari teman-teman lama yang tentunya juga
harus sudah mempunyai facebook. Bisa saling bertukar cerita, bisa meng-upload foto-foto lama
maupun baru, bisa mengirim email bahkan untuk chatting pun sudah dapat dilakukan disini.
Semakin hari facebook semakin berkembang dengan sangat pesat. Hal ini tidak terlepas dari
banyak manfaat dan multi-fungsi yang dimiliki oleh facebook. Tidak hanya dimanfaatkan untuk
mencari teman, facebook juga digunakan untuk wadah berbisnis atau beriklan serta
berkampanye.

Terlepas dari itu semua ternyata penciptaan Facebook banyak menimbulkan dampak
yang negative. Laporan terbaru dari The Daily Mail menyebutkan, kecanduan situs jejaring
sosial facebook bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri.
Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons
kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental. Selain itu Menurut Dr
Aric Sigman dalam The Biologist, jurnal yang dirilis oleh The Institute of Biology. “…Para
pengguna facebook atau friendster akan menemui kesulitan dalam berkomunikasi secara face-
to-face. Perilaku ini dapat meningkatkan risiko kesehatan yang serius, seperti kanker, stroke,
penyakit jantung, dan dementia (kepikunan). Menurutnya, media elektronik juga
menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda
untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh…”. Hal ini memang bertolak
belakang dengan tujuan dibentuknya situs-situs jejaring sosial, di mana pengguna diiming-imingi
untuk dapat menemukan teman-teman lama atau berkomentar mengenai apa yang sedang terjadi
pada rekan -rekan. Menurut sebuah penelitian, pengguna Facebook di dominasi oleh kalangan
Remaja yakni sekitar 61,1%, oleh sebab itu dampak negative banyak menyerang remaja yang
mayoritas adalah pelajar. Dampak yang sangat nyata yakni berkurangnya waktu belajar siswa
yang kemudian dapat mempengaruhi prestasi belajar.

Facebook syndrome terus menghantui kalangan Pelajar Indonesia. Keinginan


menggunakan Facebook bagaikan virus yang terus menyebar dalam diri Pelajar. Otomatis ketika
banyak waktu di alokasikan kepada Penggunaan Facebook, waktu belajar siswa akan semakin
berkurang bahkan bisa saja Pelajar cenderung berfacebook-an di bandingkan belajar. Penurunan
motivasi belajar siswa tentu saja sangat memiliki kaitan dengan prestasi belajar siswa. Jika
motivasi atau keinginan siswa untuk belajar rendah maka yang terjadi adalah prestasi mereka
juga akan mengalami penurunan. Hal inilah yang sangat menghawatirkan dalam dunia
pendidikan Indonesia pada saat sekarang ini.

Semua elemen masyarakat seharusnya lebih tanggap dan serius dalam menanggapi
penyalahgunaan fungsi facebook khususnya di kalangan pelajar. Tidak ada pelarangan apabila
penggunaan facebook di lakukan semsetinya, yakni dalam artian adanya manajamen waktu dan
menghindari pola ketergantungan terhadap Facebook. Penggunaan facebook secara berlebih-
lebihan dan pola ketergantungan inilah yang kemudian bisa mengakibatkan penurunan motivasi
belajar siswa. Segala bentuk permasalahan seperti itu harus dengan cepat di tangani, dalam hal
ini peran Orang tua, Sekolah maupun diri sendiri sangat menentukan.

Pertama, Orang tua. Di zaman yang serba canggih seperti saat sekarang ini semua
manusia di tuntut mengikuti pola perkembangan yang terjadi (Dinamis), sudah seharusnya orang
tua mampu menguasai teknologi seperti Internet. Dengan adanya pemahaman tentang internet
maka setidaknya orang tua mampu mengetahui bahaya yang dapat di timbulkan dari penggunaan
Internet (Facebook). Orang tua juga dapat menasihati anak dari hati ke hati. Memang tidak
mudah untuk mengubah pola perilaku anak, tetapi apabila nasihat di lakukan dengan pola
pendekatan yang sesuai maka setidaknya nasihat yang di berikan dapat menyentuh diri anak dan
bisa terjadi perubahan sikap. Orang tua seharusnya tidak menggunakan pola Konservatif seperti
kekerasan dalam menasihati anak. Karena pada umumnya usia remaja merupakan usia yang
sangat rentan terhadap konflik terlebih lagi ketika mereka merasa di perlakukan semena-mena.
Orang tua harus mampu mengontrol apa saja yang di kerjakan oleh anak. Ketika orang tua
mampu membuat sebuah kebijakan maka harus di sertai pengawasan terhadap pola pergerakan
kebijakan tersebut.

Kedua, sekolah. Sekolah merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan


Pendidikan formal. Menurut pola pembelajaran sekarang bahwa Sekolah bukan hanya di jadikan
sebagai tempat transfer Pengetahuan, tetapi internasilasai nilai-nilai Kehidupan kepada peserta
didik. Banyak hal yang bisa di lakukan oleh sekolah dalam menanggulangi permasalahan yang di
timbulkan oleh Facebook. Sekolah di tuntut kreatif dan Inovatif dalam melakukan pendekatan
kepada peserta didik. Berbagai kegiatan positif dapat di lakukan oleh pihak sekolah, seperti
penyelenggaraan seminar tentang dampak Negatif dari Facebook. Penanggulangan permasalahan
yang di timbulkan akibat Facebook dapat di lakukan oleh semua elemen sekolah khususnya Guru
Pembimbing/ Guru BK. Guru pembimbing harus mampu menuntun Peserta didik ke arah yang
lebih baik. Salah satu layanan yang dapat di berikan adalah layanan Informasi berkenaan dengan
Bimbingan pribadi, belajar dan sosial yang menyangkut tema dampak negative dari facebook.
Selain itu sekolah dapat membuat sebuah regulasi yakni pelarangan membawa Handphone ke
sekolah. Telah di jelaskan di atas bahwa ketika Regulasi telah di tetapkan maka harus di sertai
pengawasan terhadap regulasi dan perlu adanya sanksi tegas bagi siswa yang melanggar
kebijakan tersebut.

Ketiga, diri sendiri. Sehebat apapun orang menasihati dan sebanyak apapun informasi
yang di berikan tidak akan berhasil apabila tidak ada keinginan untuk mengubah diri. Pelajar di
harapkan menanamkan prinsip sensitivitas. Segala bentuk bantuan yang di berikan kepada diri
harus di jadikan bahan Introspeksi. Pertanyaan-pertanyaan yang di tujukan kepada diri, seperti
Benar apa tidak yang saya kerjakan ? , bermanfaat apa tidak yang saya lakukan?, kerugian apa
yang di timbulkan dari kegiatan yang saya lakukan? Merupakan internaliasasi kalimat-kalimat
positif yang dapat di lakukan pelajar. Salah satu teknik yang dapat di lakukan adalah teknik
bercermin. Individu dapat memainkan peranan yang berbeda dalam satu orang. Ketika
pertanyaan-pertanyaan di atas di ajukan maka individu itu sendiri yang akan menjawabnya.
Pelajar harus mampu menjawab pertanyaan tersebut seobjektif mungkin. Pemikiran Operasional
formal yang di miliki kalangan pelajar setidaknya mampu menuntun mereka berfikir secara
abstrak yakni siswa harus mampu memikirkan sesuatu yang akan atau mungkin terjadi apabila
penggunaan facebook di lakukan secara berlebih-lebihan.

Secara teoritis pencapaian maksimal prestasi belajar akan dapat tercapai apabila Siswa
memiliki motivasi belajar penuh. Setidaknya tugas Siswa adalah belajar, oleh sebab itu kegiatan
belajar harus menjadi prioritas utama bagi para Siswa. Penggunaan Facebook tidak di larang
apabila masih di lakukan dalam batasan yang wajar. Salah satu tujuan Pendidikan yakni
membentuk Sumber Daya Manusia yang berkualitas tidak akan bisa tercapai jika tidak ada
perubahan pola perilaku ke arah yang lebih positif.

Anda mungkin juga menyukai