Anda di halaman 1dari 2

Internet Gratis?

Onno W. Purbo

Barangkali susah di percaya – sesuatu yang hi-tech seperti Internet bisa diberikan
percuma. Tapi kalau kita jeli dan memperhatikan sekeliling kita sebetulnya ada banyak
hal yang kita bisa peroleh secara gratisan. Perhatikan televisi siaran swasta, radio siaran,
beberapa majalah profesional pun dibagikan gratis, kadang-kadang pager, kadang-kadang
handphone, kadang-kadang koran, flyer dari berbagai supermarket banyak sekali media
yang dapat kita peroleh secara gratis.

Internet gratis juga bukan sesuatu yang mustahil. Coba perhatikan - sekarang banyak
akses e-mail berbasis Web yang diberikan secara gratis, contoh yang sering digunakan
seperti hotmail.com, yahoo.com, usa.net, qsl.net dan masih banyak lagi orang yang
memberikan servis e-mail gratis. Web juga tidak kalah serunya ada banyak tempat
meletakan Web gratisan – seperti geocities.com.

Baiklah mungkin kita di Indonesia biasa dengan e-mail dan Web gratis, bagaimana
dengan ISP atau akses ke Internet – sekarang semua harus membayar ke ISP atau
menggunakan telkomnet instan. Mungkinkah akses ke ISP jadi gratis? Kalau di dunia
sekarang - di Inggris sudah ada akses Internet gratis, FreeNet di Amerika Serikat telah
memberikan akses Internet secara gratis sejak tahun 80-an, di Singapore juga tampaknya
telah terbentuk ISP yang bisa memberikan akses gratisan.

Kita bisa saja berargumentasi – lha itu kan negara maju. Di Indonesia kalau kita
perhatikan ada sesuatu juga yang bisa kita peroleh gratis dari akses Internet. Contoh nyata
di Indonesia – sekarang ada Warung Internet yang memberikan soft-drink gratis bagi
pengunjungnya … ini awal yang lumayan lah. Artinya bukan mustahil Internet semakin
hari semakin murah.

Bagaimana ini semua bisa terjadi? Internet dari sisi informasi-nya tidak berbeda terlalu
jauh dengan bisnis media sebetulnya – apakah itu media televisi, media radio, koran /
surat kabar. RCTI, ANTV, SCTV, IndoSiar, KOMPAS, Republika, Rase FM, OZ FM
semua media sebagian besar hidup-nya dari iklan & bukan dari biaya yang ambil
pembaca / pendengar / pemirsa-nya. Semakin banyak pendengar / pembaca-nya dari
golongan tertentu – maka semakin mungkin untuk memperoleh iklan yang di arahkan ke
golongan pembaca / pemirsa tertentu tersebut.

Hal yang sama terjadi di Internet juga rupanya, semakin banyak orang berkumpul di
suatu tempat virtual di Internet semakin mahal tempat tersebut sebagai ajang iklan.
Perhatikan hotmail.com, yahoo.com – praktis semua tempat yang banyak di kunjungi
orang menjadi tempat paling banyak di pasangi iklan-iklan. Kita bicara disini dalam orde
juta-an manusia yang mengakses hotmail.com / yahoo.com. Bagaimana dengan Indonesia
tampaknya sekarang yang menikmati pemasukan iklan dalam jumlah besar tidak banyak
– minimal kompas.com & detik.com masing-masing berkisar antara seratusan juta / bulan
hingga puluhan juta / bulan – semua dari iklan – yah lumayan buat balik modal.
Jadi strategi-nya adalah bagaimana caranya mengumpulkan sebanyak mungkin orang,
sukur-sukur kita bisa tahu bagaimana profile orang yang berkumpul itu – nah massa yang
berkumpul ini urusannya bisa menghasilkan duit atau bisa juga di arahkan ke
kepentingan-kepentingan lain (bisa ekonomi maupun politik) untuk media yang
mengumpulkan massa tersebut. Tinggal pandai-pandainya media yang mengumpulkan
massa tersebut untuk menjual massa-nya ke penyandang dana yang akan diuntungkan
oleh kumpulan massa tersebut.

Bagaimana cara mengumpulkan massa di Internet? Ada banyak cara mengumpulkan


massa di Internet. Sebelum itu kita perlu menyimaki keistimewaan internet – yang sangat
berbeda dengan media massa / media elektronik lainnya – internet memungkinkan
interaksi yang dua arah dan dapat di customize sesuai dengan masing-masing orang.
Koran, TV, media massa sifatnya lebih satu arah dan sukar sekali di customize untuk
masing-masing pembaca. Nah seni-nya adalah bagaimana caranya kita mengeksplotasi
kelebihan Internet yang sifatnya interaktif dua arah dan customize ini untuk
mengumpulkan massa yang sebesar-besarnya.

Langkah yang konvensional adalah membuat protal (atau sederhananya pusat informasi)
seperti Yahoo sehingga orang berkumpul. Langkah lain adalah mengeksploitasi
kemampuan “real-time” internet dengan cara menyajikan berita-berita secepat mungkin
hal ini dilakukan oleh kantor berita / surat kabar seperti CNN, detik.com. Tapi semua
masih bersifat satu arah hanya mungkin bisa ditambah kemampuan customize.

Bayangkan kalau di tempat orang memperoleh berita / portal tersebut diberikan fasilitas
diskusi yang sifatnya interaktif dan dibuat sekat-sekat untuk bidang / isu-isu tertentu …
kira-kira seperti talk-show di TV / radio tapi ini di Internet. Tentunya akan lebih menarik
lagi karena orang-orang yang tertarik dibidang / isu tertentu tersebut akan berkumpul
setiap hari di situ .. hal ini akan menjadi kesempatan emas bagi penyedia layanan
informasi / forum diskusi ini untuk menghasilkan devisa dari sponsorship dll.

Dengan cara-cara psikologi massa yang memanfaatkan semaksimal mungkin keuntungan


internet yang sifatnya “real-time” dan “interaktif” maka massa dapat dikumpulkan
dengan mudah sehingga dapat terjadi proses cross subsidi yang pada akhirnya dapat
menguntungkan semua pihak … terutama pihak pengguna internet yang dapat
memperoleh sebagian besar informasi yang dibutuhkan secara gratisan.

Tentunya khusus untuk Indonesia, rumusan di atas hanya berlaku jika jumlah pengguna
internet yang ada cukup besar. Pendidikan & akses internet bagi pendidikan akan menjadi
salah satu kunci yang paling menentukan dari semuanya.

Anda mungkin juga menyukai