Anda di halaman 1dari 32

Kumpulan Catatan

Oleh :
Pak Dhe Irwan (Irwan Rianto)
http://www.facebook.com/zizao

2009 ~ 2010
Pendaki Gunung
oleh Pak Dhe Irwan pada 29 September 2010 jam 1:57

aku bukanlah aku seperti yang kau lihat, aku hanya pendaki
gunung yang tersesat dalam hatiku sendiri. hutan dan
belantara itu tak seberapa dan kau dapat mengukurnya. tapi
hatiku,... aku pun tak tahu. kadang kurasakan seluas sumatra,
kadang kurasa sempit sesempit tebing miring.
aku bahkan tak pernah berani mendaki hatiku sendiri, tak
seperti waktu kudaki semeru, tambora dan rinjani. aku hanya
akan termangu di tepinya, bukan mendaki dan bernyanyi.
jeans dan baju kotak-kotak sebenarnya tak pantas aku pakai,
hanyalah penutup akan ketakutanku dan rasa malu. bahwa
aku sebenarnya tak memiliki kekuatan melangkah meski
kukenakan sepatu bermerek strauss.
dan aku pasti akan menggigil kedinginan dalam kelam alam
malam, meski tumpukan kayu kubakar menjadi unggun, meski
jacket TNF dan selimut Deimm membungkusku.
tak akan ada peta atau perangkat navigasi yang dapat aku
pakai sebagai panduan arah penuntunku, tak akan ada jejak
dan jalan setapak, bahkan tanah kering tempat berpijak.

untuk itu aku mengajakmu menjadi teman menjelajahi rimba kehidupanku.


untuk itu aku memohonmu menjadi tangan yang dapat merengkuhku
untuk itu aku ingin berjalan bersamamu, menjadi penguat setiap langkahku
untuk itu aku memerlukanmu, menghilangkan rasa malu dan ketakutanku
untuk itu aku ingin memandangmu, menjadi pedoman perjalananku

untuk itu semua aku melamarmu, menjadi pendamping


abadi sepanjang hidupku
berbunga dalam pot
oleh Pak Dhe Irwan pada 25 September 2010 jam 8:57

sekuntum bunga yang indah


kini mekar berseri memerah
menghiasi hariku menghilangkan resah
menyejukkan pandangku sirnakan gundah

kusirami dengan cinta


kutaburi harapan dan doa
kusiangi dari cemburu dan curiga
kutambahkan kasih dan keyakinan

walau hanya tumbuh dalam anganku


walau hanya terlihat dalam mimpiku
walau aku tak dapat menyentuhmu
walau aku tak dapat memilikimu

karenanya kubiarkan satu pot kosong


tak akan kuiisi dengan bunga-bunga lain
karena kuyakini bunga itulah yang harusnya ada dalam pot-ku
nanti di suatu waktu

--{@ untuk para pecinta bunga @}---


Pemberani
oleh Pak Dhe Irwan pada 23 September 2010 jam 1:50

yang berjalan dengan pengawalan sepasukan orang yang telah disiapkannya untuk berani mati.
berpindah dari satu medan perang ke medan perang baru untuk memulai peperangan tanpa harus
mengakhiri satu perangpun.

kemudian ketika peluru dan dentuman ledakan mulai terdengar ia mengatakan ;


"aku harus pergi demi itu dan ini",

di peperangan yang lain ia katakan ;


"teruskan perangmu, teruskan perang kita"

dan di perang yang lainnya lagi dengan lantang ia katakan ;


"inilah kesempatan yang telah kalian nantikan"

lalu ketika ia telah berada jauh ia-pun menulis dalam papan pengumuman;
"KITA AKAN BALAS MENYERANG" - "TANDAI TEMPAT-TEMPAT TANPA / MINIM PENJAGAAN"
meskipun musuh kita bertiga dan kita berlimabelas

Sungguh ia seorang yang pemberani, mengitari arena pertandingan dengan mengacungkan pedang
dan mengumbar kata makian.
Dan ketika di depannya tiba-tiba berdiri si penantang, ia katakan ;
"hai kita sesaudara, janganlah mau di adu domba"
"ah semua itu fitnah, fitnah,...."
"bukti ?, bukti itu hanyalah rekayasa,..."

Dan dengarlah ketika ia mengajarimu tentang sesuatu, ia


akan katakan;
"ini adalah satu2nya kebenaran, dan jangan percayai
kebenaran yang lain, dan tutuplah telinga ketika seseorang
menyampaikannya"
"ah sudah-lah, percaya saja apa yang sudahaku katakan"

Dan ketika lembaran strategi penyerangan dihamparkan ia


katakan;
"Sasaran kita adalah siapa saja"

ah sungguh dia adalah "SANG PEMBERANI"

(maaf ini hanyalah Catatan Pemberani / Pemberani


hanya dalam Catatan)
Biarpun Aku Harus Berjalan Sendiri
oleh Pak Dhe Irwan pada 19 September 2010 jam 9:29

Senja nanti, aku harus pergi. Ke garis batas yang telah dibuat dengan nyawa suci,
yang bukan hanya oleh para kyai, tapi juga paderi dan orang-orang setia hati.
Biarpun hari ini hanya aku seorang diri. Biarpun kerasnya koarmu yang sia-sia
mengecilkan hati, dengan segala teori yang (ha ha ha) kau sahihkan sendiri. Memutar
balikkan fakta demi organisasi. Dan kamipun kau tuding manipulasi. Dan kamipun
kau stempel pengecut tak berharga diri. Tak kau bacakah suratan identitas kalian
sendiri? bahwa kamu adalah bagian dari kami. Tak berkacakah kamu pada tanah
dimana sekarang kamu berdiri? lihatlah sendiri, kamu bukan berdiri disana tapi
disini.

Kami akan pergi kesana bukan dengan kerakusan. Kami pergi kesana bukan untuk
kepuasan. Kami pergi kesana untuk menjaga perbatasan. Dimana tak semeter hak
kami dapat seenaknya mereka permainkan. Dan kami tak perduli dengan siapapun.
Dan kami tak takut dengan apapun. Siapapun yang mencuri harus kena hukuman.
Siapapun yang melanggar perbatasan adalah musuh yang harus dilawan.

Mengapa kau tak akan mau mendengarkan, mengapa selalu kau buat bantahan.
Seakan-akan semua perkataanmu adalah mutlak kebenaran, padahal kau sendiri tahu
itu hanya penafsiran. Dan jika aku tak setuju akan kau paksakan. Dan jika aku
menawarkan pengertian kau balas dengan tekanan bersama semua kamu punya
kawan. Dan emosi teriakan dan kekerasan.

Jangan kau katakan kami tak suka hidup berdampingan, karena yang disebelah kami
hampir setiap hari memberi penghinaan. Jangan katakan kami tak cinta hidup
perdamaian, karena mereka yang terlebih dahulu mengacungkan senapan. Kamu
sendiri tahu kan?

Memang sulit untuk dimengerti karena kamu tak sendiri


merasakan. Bagaimana menancapkan tiang garis-garis
perbatasan. Karena kau tak merasakan bagaimana dihujani
peluru dan berhari-hari bertahan dihutan. Karena kau tak
mengalami bagaimana dikepung musuh seorang diri tanpa
teman. Karena kau tidak pernah turun berperang di Bandung
atau Medan dan tak baca sejarah perjuangan kemerdekaan.

Tinggallah kalian disini tak harus kalian yang harus ke garis


depan. Masih ada pasukan yang setiap hari itu kau kirimi
kritikan dan cercaan tanpa solusi penyelesaian. Yang pada
dadanya ada kebanggaan, yang pada pundaknya ada
kekuatan, yang pada matanya menatap ke depan. Yang pada
saku baju seragamnya akan aku selipkan dukungan. Biarpun
aku harus berjalan sendiri menghantarkan, ke garis depan.
Kartu Lebaran Online
oleh Pak Dhe Irwan pada 10 September 2010 jam 2:03

Siti : mau pergi kemana pak dhe,...?


Pak Dhe : oh mau ke stationery sana itu lho, mau beli kartu lebaran buat temen pak dhe
yang di facebook, kamu ndak titip ? sekalian pak dhe mau ke kantor pos.
Siti : wah ndak pak dhe, lagian lho sekarang sudah ndak jaman kirim kartu lebaran lewat
kantor pos, wis lama itungannya mahal lagi
Pak Dhe : lha terus piye carane
Siti : lha pak dhe ini gimana toh, ya dikirim liwat internet saja kan bisa. tinggal di scan
terus tulis alamatnya, kan sudah terkirim
Pak Dhe : lha memang kamu bisa toh caranya, nanti cuman teorinya thok,...
Siti : aduh, gitu aja kok ndak bisa, guampang poll pak dhe
Pak Dhe : yo wis nanti bantuen ngirim kartu lebarane pak dhe lho yo,...
Siti : sip, kalo gitu uang perangkonya buat aku yo pak dhe,...
Pak Dhe : yo!

besoknya,...

Pak Dhe : bocah gemblung! Siti !!!


Siti : ada apa tho pak dhe, puasa2 kok teriak2,...?
Pak Dhe : lha kartu lebaranku kok belum kamu kirim? dasar koe yo!
Siti : lha sudah kan pak dhe, sudah aku kirim ke semua kok,...
Pak Dhe : sudah kirim bagaimana kamu itu, lha buktinya kartu lebarannya kok masih disini,...
Mesin Waktu
oleh Pak Dhe Irwan pada 09 September 2010 jam 7:37

tak lama lagi akan datang pesananku, sebuah mesin waktu. produk teknologi tingkat tinggi
yang mampu membawaku ke waktu yang aku ingini. kata pembuatnya hanya perlu pencet
beberapa tombol saja. dan sekejap mata aku akan sampai kesana. sepuluh atau dua puluh
tahun berapapun yang aku mau mesinku bisa.

lalu kucari buku catatan harianku, aku lupa tanggal berapa yang aku mau. hari terbaik
dalam hidupku tak juga ketemu. hari ulang tahun atau dapat pacar baru, hmmm bukan
yang itu. apakah kucatat hari saat gadis lugu itu lewat begitu saja didepanku? ah sialan tak
juga ketemu tanggal itu. andai dapat kutanya siapa namamu dan nama facebookmu,....

mesin waktu besok akan datang tapi aku masih bimbang. hendak aku bawa kemana mesin
itu terbang. ke masa lalu atau masa mendatang. lalu aku buka aplikasi perhitungan
mikrosoft kondisi. kubuat perhitungan fungsi kalkulasi untung rugi.

sel A1 aku isi : kalo aku pilih kembali ke masa laluku maka aku harus kembali menjalani
masa suram, yang sebenarnya telah selesai aku lewati.
Enter
sel A2 aku isi : kalo aku pilih pergi ke masa depan maka aku tak tahu apakah hari yang akan
datang menjadi hari terbaikku
Enter

Beeeep! ah itu hasil kalkulasinya muncul di sel A3,


isinya :
sel A3 : hari terbaikmu adalah hari ini, seindah-indahnya masa lalu, kembali menjalani
masa lalu berarti kembali menjalani masa surammu. masa depan kamu sendiri tak tahu,
iya kalo lebih baik dari hari ini kalo lebih buruk, rasain loe.

hmmmm, pesanan mesin waktu dibatalin saja ah,...


The Heros (1) : Pak Sakerah, Bangil Pasuruan.
oleh Pak Dhe Irwan pada 01 Juli 2010 jam 0:27

Sakera bernama asli Sadiman yang bekerja sebagai


mandor di perkebunan tebu milik pabrik gula kancil Mas Bangil. Ia
dikenal sebagai seorang mandor yang baik hati dan sangat
memperhatikan kesejahteraan para pekerja hingga dijuluki Pak
Sakera.
Suatu saat setelah musim giling selesai, pabrik gula
tersebut membutuhkan banyak lahan baru untuk menanam tebu.
Karena kepentingan itu orang Belanda pimpinan ambisius
perusahaan ini ingin membeli lahan perkebunan yang seluas-luas dengan harga semurah-murahnya.
Dengan cara yang licik orang belanda itu menyuruh carik Rembang untuk bisa
menyediakan lahan baru bagi perusahaan dalam jangka waktu singkat dan murah, dan dengan
iming-iming harta dan kekayaan hingga carik Rembang bersedia memenuhi keinginan tersebut.
Carik Rembang menggunakan cara-cara kekerasan kepada rakyat dalam mengupayakan
tanah untuk perusahaan. Sakera melihat ketidak adilan ini mencoba selalu membela rakyat dan
berkali kali upaya carik Rembang gagal.
Carik Rembang melaporkan hal ini kepada pemimpin perusahaan. Pemimpin perusahaan
marah dan mengutus wakilnya Markus untuk membunuh Sakera. Suatu hari di perkebunan pekerja
sedang istirahat, Markus marah-marah dan menghukum para pekerja serta menantang Sakera.
Sakera yang dilapori hal ini marah dan membunuh Markus serta pengawalnya di kebon tebu. Sejak
saat itu Sakera menjadi buronan polisi pemerintah Hindia Belanda. Suatu saat ketika Sakera
berkunjung ke rumah ibunya, disana ia dikeroyok oleh carik Rembang dan polisi Belanda. Karena ibu
Sakera diancam akan dibunuh maka Sakera ahirnya menyerah, Sakera pun masuk penjara Bangil.
Siksaan demi siksaan dilakukan polisi belanda kepada sakera setiap hari. selama dipenjara
Pak Sakera selalu kangen dengan keluarga dirumahnya, Sakera memiliki istri yang sangat cantik
bernama Marlena dan seorang keponakan bernama Brodin. Berbeda dengan Sakera yang berjiwa
besar, Brodin adalah pemuda nakal yang suka berjudi dan sembunyi-sembunyi mengincar Marlena
istri Sakera. Berkali kali Brodin berusaha untuk mendekati Marlena.
Sementara Sakera ada dipenjara, Brodin berhasil berselingkuh dengan Marlena. Ketika
kabar itu sampai di telinga Sakera maka Sakera marah dan kabur dari penjara. Brodin pun tewas
dibunuh Sakera. Kemudian Pak Sakera melakukan balas dendam secara berturut turut, dimulai Carik
Rembang dibunuh, dilanjutkan dengan menghabisi para petinggi perkebunan yang memeras rakyat.
Bahkan kepala polisi Bangil pun ditebas tanganya dengan senjata khasnya 'Clurit' ketika mencoba
menangkap Sakera.
Dengan cara yang licik pula polisi belanda mendatangi teman seperguruan sakera yang
bernama Aziz untuk mencari kelemahan Pak Sakera. Dengan iming-iming akan diberi imbalan
kekayaan oleh Government Belanda di Bangil Aziz menjebak Sakera dengan mengadakan tayuban,
karena tahu Sakera paling senang acara tayuban akhirnya Sakera pun terjebak dan dilumpuhkan
ilmunya degan pukulan [[bambu apus]]. Lagi-lagi belanda berhasil mernangkap kembali Pak Sakera
yang kemudian diadili oleh Government Bangil dan diputuskan untuk dihukum gantung. Sakera
gugur digantung di penjara Bangil dan Ia dimakamkan di Bekacak, Kelurahan Kolursari (daerah paling
selatan Kota Bangil).

sumber : film pak sakerah


The Heros (2) : Nenggala 401 Cakra 402
oleh Pak Dhe Irwan pada 01 Juli 2010 jam 0:28

kapal selam semasa trikora yaitu butan soviet


kelas wiskey, indonesia pernah punya 12.....
(armada kapal selam Indonesia, merapat di
surabaya)

401 KRI Cakra

402 KRI Nenggala

... maaf tidak banyak catatan yang bisa didapatkan tentang pahlawan siluman lautan Indonesia
Semoga tetap berjaya .

terima kasih kepada 12 siluman laut yang telah menjaga lautan Indonesia
1 RI Candrasa 10 RI Alugoro
2 RI Pasopati 11 RI Thamrin
3 RI Cundamanik 12 RI Ratulangi
4 RI Bramastra
5 RI Wijayadanu
6 RI Trisula
7 RI Hendrajala
8 RI Nagabanda
9 RI Nagarangsang
The Heros (3) : Bakul Cilok
oleh Pak Dhe Irwan pada 24 Juni 2010 jam 0:58

menunggu ibu
kutunggu datangmu ibu,...
dalam sepi malam tak berlagu

aku tak tahu dimana kau berada


tapi aku yakin untukku jerih payahmu semua

kutunggu datangmu ibu


meski tak ada yang kau bawa
jangan hiraukan lapar dahagaku
aku masih kuasa menahannya

kutunggu datangmu ibu


bersama tetes air mata
kuharap pelukmu ibu
yang kurangkai dalam doa

(dari anak bakul cilok)


The Heros (4) : Catatan Seorang Pejuang
oleh Pak Dhe Irwan pada 25 Juli 2010 jam 1:38

Bedug di masjid bersama kumandang adzan kali ini tak menandakan masuk waktu
sholat. Aku bergegas mengambil kopiah dan setengah berlari mengenakan bakiak.
Ini adalah kesekian kalinya bedug itu digunakan sbg panggilan berkumpul. Kemarin
dulu karena keponakan haji Bukhari tertangkap, dan semua penduduk diminta untuk
tidak mengungkap jati dirinya karena Syafii juga insyaalah akan bungkam. "kalo
Syafii harus mati,biarlah dia mati dgn kebanggaanya yg utuh" pesan haji Bukhari itu
masih terngiang di telingaku.

Kakakku sudah terlebih dulu sampai ketika aku memasuki masjid. Ia duduk agak
menjauh dari orang2 yg melantunkan wirid. Ia melambaikan tangan memintaku
untuk duduk didekatnya bersama seorang yang tak pernah aku lihat sebelumnya di
desa ini.

Setelah menghela napas, kakakku menjelaskan bahwa orang itu adalah utusan kompi
kelabang yg membutuhkan anggota pasukan."kami memilihmu untuk pergi perang".
Seketika keringatku mengucur mendengar permintaan kakakku. Aku hanya
menganggukan kepala tak mampu berkata.

Sesaat sebelum subuh aku sudah berjalan meninggalkan desa Baletbaru bersama dua
orang pemuda desa sebelah. Diujung batas desa,aku bertemu dg Atmojo yg sedang
memotong pohon pisang bersama haji Bukhari. "untuk apa?" tanyaku. Sambil
tersenyum Atmojo menjawab,potongan pohon pisang itu akan dijadikan sbg
jenazahku. Dan aku akan dilaporkan meninggal karena kolera. Itu dijadikan cara
untuk menutupi kepergianku.

Matahari mulai meninggi ketika kami sudah mencapai perbukitan Maesan. Desaku
Baletbaru mulai tak terlihat. Pak Darwis menyodorkan teropong medan memintaku
melihat desaku. Aku lihat iring2 orang mengantar pembawa keranda menuju area
makam. Aku tergugu melihat mereka mengantar jenazahku.

(djember 1934)
The Heros (5) : Permadani Terbang
oleh Pak Dhe Irwan pada 28 Juli 2010 jam 11:12

Pada sebuah kesempatan istimewa, aku


mendapatkan undian berhadiah wisata Pak Atmo melanjutkan permintaannya
keliling dunia dengan permadani terbang setelah beberapa saat tersenyum sendiri
kemanapun aku mau. Aku mendapatkan sambil menatapi bangunan puskesmas desa.
hadiah ke sekian dari hadiah utama, jadi Seketika permadani terbang melesat menuju
permadani yang aku tumpangi digabung lapangan bola tak jauh dari puskesmas. Di
dengan pemenang yang lain. lapangan sepak bola itu Pak Atmo
menceritakan saat Bimo masih enam tahun,
Sudah menunggu kedatanganku untuk Pak Atmo mengajarkan bagaimana
menaiki permadani terbang itu seorang lelaki menerbangkan layang-layang. Ia
seumuran ayahku. menunjukkan tempat dimana Bimo terjatuh
karena berlari dan tak melihat jalan.
"Silahkan,..." katanya menyambutku.
"Maaf pak, saya agak lambat datang, maaf Tempat ketiga yang dituju oleh Pak Atmo
kalau jadi menunggu terlalu lama" adalah sebuah bekas sekolahan yang sudah
"Ah, baru beberapa jam saja, tidak mengapa, runtuh. Katanya disitu dulu berdiri sebuah Tk
anak tahu saya sudah menunggu kesempatan dimana Bimo pernah bersekolah. Pak Atmo
ini lama sekali" menunjuk sudut tembok sekolah yang juga
sudah runtuh dimakan usia. Disitu katanya ia
Aku segera naik dan duduk disebelah bapak menunggui si Bimo ketika pada awal sekolah
yang memperkenalkan namanya Pak Atmo. Bimo belum berani ditinggal.
Kemudian seorang panitia undian
menghampiri kami, menjelaskan bahwa Selanjutnya permadani terbang kembali
karena ini bukan hadiah utama maka kami melesat dan kali ini berhenti di depan seorang
harus bergantian menuju ke tempat-tempat warung es. Pak Atmo turun dan membeli dua
yang diinginkan. Aku mempersilahkan Pak porsi es campur.
Atmo untuk menggunakan kesempatan ini
terlebih dahulu. "Silakan ini es campur kesukaan Bimo, enak
kok, silakan dicicipi",
"Tapi nak, saya mau ke tujuh tempat lho, kami makan es campur yang memang segar
apakah tidak nak wawan dulu saja" dan nikmat itu sambil bercerita ttg Bimo yang
kadang menangis jika tak dibelikan es
Tapi aku tetap mempersilakan Pak Atmo campur.
terlebih dahulu menggunakan
kesempatannya. Barangkali saja Pak Atmo "Yah, maklumlah,... gajian saya itu sering
mau melihat tujuh keajaiban dunia. habis sebelum ganti bulan" katanya sambil
memberikan mangkok kosong untuk
"Pertama, menuju Puskesmas di Desa kukembalikan. Aku segera merogoh dompet
Sumberbaru,.." seru Pak Atmo. Dan dengan disaku belakang.
kecepatan luar biasa kami sudah berada 25 "Tapi yang itu saya sudah bayar lho nak,..."
meter diatas Puskesmas itu.
Tempat ke-lima yang dituju Pak Atmo adalah
"Kok kesini Pak,...?" tanyaku pantai Pasir Putih di Situbondo. Disitu Pak
"He eh, maaf ya nak wawan, tempat itu Atmo pernah mengajak Bimo berenang dan
adalah tempat yang pernah membuat bapak berperahu sekedar hadiah rekreasi setelah
sangat bahagia. Karena ditempat itulah Bimo Bimo mendapat rangking satu.
anak bapak lahir"
"Sekarang anak bapak si Bimo ada dimana?" "Bimo memang tidak selalu mendapat
"Sudah meninggal beberapa tahun yang lalu" rangking 1, tapi dia itu selalu berusaha
"Ohh,..." mendapatkan nilainya yang terbaik. Nak
wawan pernah dapat rangking 1 ?" tanya-nya.
Aku menggeleng. Tempat terakhir yang diinginkan oleh pak
Atmo untuk dikunjungu tentu saja adalah
Tempat ke enam yang diminta Pak Atmo makam Bimo. Sebuah pemakaman di bawah
adalah ruang tunggu RS. XXXXXXXXXXXX. bukit kecil yang rindang dinaungi pohon-
"Bimo meninggal disini Pak,?" tanyaku sok pohon kamboja. Pak Atmo turun dan
tahu. Pak Atmo menganggukkan kepalanya menempelkan stiker bergambar spiderman
perlahan. kemudian menengadahkan pada batu nisan anaknya. Ia bilang itu gambar
kepalanya agar air mata yang sudah berkaca- kesukaannya dan permintaan terakhir
kaca tak menetes. sebelum Bimo meninggal.

"Yah, dia ternyata memiliki kelainan pada Kami berpamitan, dan setelah permadani
paru2nya, kalau saja perawat di ruang tunggu terbang melambung 25 - 50 meter, aku
itu memperbolehkan Bimo untuk ditangani membatalkan tujuanku sebelumnya.
lebih dahulu mungkin Bimo terselamatkan. Permadani tolong bawa aku ke rumah
Tapi saya juga tidak menyiapkan dana dan Bapakku.
surat2 keterangan tidak mampu belum
diurus, jadi ya tidak bisa, karena Wuzzzzzz.....
ketentuannya sudah begitu."
The Heros (6) : Catatan Seorang Pejuang
oleh Pak Dhe Irwan pada 09 Agustus 2010 jam
3:57
*** Ranjau Buatan Pak Noor Rachim ***
Sore itu kami kami usai memakamkan dua merta diketahui pemasangannya, juga agar
orang pejuang di dekat kelokan sungai. tidak meledak mengenai pasukan kami.
Ahok, begitu biasanya kami memanggilnya, Dua hari setelahnya, kami memasangkan dua
seorang keturunan tionghowa yang ngotot buah ranjau di mulut jembatan dan
ikut berjuang walau pada awalnya kami menungguinya dari kejauhan hingga pagi.
semua mencurigainya sebagai mata-mata. Ia Tapi dengan mudah pasukan belanda
masih menguasai beberapa gerakan bela diri mengetahuinya dan menggagalkan jebakan
khas negeri leluhurnya, dan mengajarkan ranjau itu. Hilang sudah dua buah ranjau.
sebisanya kepada kami. Adalah Pak Noor Rachim yang
Seorang lagi adalah Pak Sukri, asli seorang mengemukakan idenya untuk membuat
keturunan dari madura dengan keteguhan galian di tengah jalan seakan-akan itu adalah
dan ketegasan mengambil sikap, pak Sukri galian tempat pemasangan ranjau. Hari
adalah golongan pendahulu dalam kompi ini, pertama kami membuat enam galian tanpa
sudah banyak harta bendanya yang ia diisi dengan satupun ranjau. Upaya ini
korbankan dalam membentuk kompi di berhasil menghambat laju pasukan patroli
Maesan Bondowoso. belanda dalam beberapa menit. Mereka
Ahok dan Pak Sukri serta empat orang dengan sigap urun dan memeriksa bekas
pasukan telah berhasil menjalankan tugasnya galian.
untuk mencuri ranjau milik tentara belanda. Hari berikutnya semakin gila, kami tak hanya
Meski keberhasilan itu harus ditebus dengan membuat galian ranjau palsu, tapi mengisinya
kematian keduanya, dan hilangnya lengan juga dengan (maaf,...) kotoran manusia. Dari
satu anggota pasukan yang lain. Sepuluh kejauhan kami tertawa melihat hidung
ranjau yang masih dalam peti kayu berhasil pasukan belanda berubah warna. Tak
dibawa pulang, serta beberapa senapan baru. seharipun kami melewatkan lelucon ini
Alhasil patroli pasukan belanda dari Jember (sebenarnya serius), tiga empat hari kami
ke Bondowoso atau sebaliknya berkurang, terus melakukan tanpa jeda memasang
setidaknya pada malam hari. Dengan ranjau biologi, dan beberapa lubang galian
hilangnya ranjau tersebut pasukan musuh mulai diabaikan oleh pasukan belanda.
akan berpikir dua tiga kali untuk mengadakan Setelah seminggu barulah kami memasang
patroli dengan kendaraan. Atau merekan ranjau yang sebenarnya pada posisi yang
akan menggunakan lampu-lampu sorot yang sebelumnya telah digali. Tidak lupa Pak Noor
terang benderang untuk mengamankan Rachim mencampurkan ramuan biologisnya
perjalanan mereka. Padahal ranjau-ranjau itu diatas ranjau itu.
belum dipasang. 08.15. Blarrr, salah satu ranjau kami berhasil
Aku masih harus memberikan petunjuk meluluh lantakkan sebuah truk yang berisi
bagaimana teknik memasang ranjau kepada sekitar 15 orang pasukan musuh. Dari
anggota pasukan yang lain. Agar ranjau yang delapan ranjau yang tersisa, enam ranjau
jumlahnya tidak seberapa itu tidak serta berhasil membunuh 30-an tentara belanda.

Terima kasih Ahok, Pak Sukri dan Pak Noor Rachim


The Heros (7) : Bendera Merah Putih
oleh Pak Dhe Irwan pada 17 Agustus 2010 jam 22:25

dimana kamu taruh bendera Merah Putih itu,...?

aku sudah mencari, tapi tak ada dalam lemari tak ada
dalam laci.aku sudah katakan, supaya baik-baik kau
simpan, tapi mana ?.
aku tak akan marah karena kau anak cucuku, aku tak
akan murka karena demi kaulah kubela negara. tapi
jangan kau katakan itu hanyalah bendera kain biasa,
aku akan sakit hati lalu kami tak akan terima.

kami telah berkorban jiwa dan raga, harta benda dan


segalanya, kau hargailah itu. kami telah perbuat
bahkan diluar yang kami mampu, masih kurangkah semua yang telah kami
lakukakan?

ah biar saja jaman berganti, biar saja arus deras moderenisasi, yang namanya
bendera ya tetap bendera.

aku tahu kau juga membaca tentang idealisme masa kini, aku tahu kau juga ingin
identitasmu sebagai anak muda tampil, tapi kamu juga harus tahu bahwa yang kau
baca tak bisa serta merta kau pakai. tapi kamu juga harus tahu bahwa identitas
sejatimu adalah bangsa indonesia.

ah ini dia bendera yang aku cari, besok akan aku kibarkan kembali. bukan hanya
sebagai kenangan kami, tapi juga sebagai identitas diri yang membawamu ke masa
depan

semoga masih dapat kau kibarkan sepeninggalanku nanti,...


The Heros (8) : TNI
oleh Pak Dhe Irwan pada 28 Agustus 2010 jam 22:29
Sumber: Kompas.

Oleh karena itu, tak jarang di beberapa pos perbatasan prajurit


TNI yang kreatif biasanya ada jerat atau perangkap binatang di
sekitar pos mereka, yang umumnya di tengah hutan. Hal itu,
selain sebagai antisipasi dari serangan binatang buas, binatang
yang tertangkap seperti musang, landak, ular, kancil, dan bahkan
beruang bisa dimanfaatkan untuk menambah protein hewani yang mereka butuhkan. "Kami sudah
terbiasa dengan keadaan seperti ini," kata seorang prajurit TNI sambil terkekeh.

Karena sudah biasa "prihatin" saat melakukan patroli bersama dengan prajurit Malaysia, prajurit-
prajurit TNI kelihatan jauh lebih andal dan tangguh. Mereka tidak suka repot-repot membawa
makanan dan minuman, tetapi memanfaatkan buah-buahan yang tersedia di hutan dan minum dari
akar pohon yang menjalar.

Sebaliknya, prajurit Malaysia membawa minuman dan makanan dalam kaleng. Akibatnya, selain
berat, bawaan itu juga membuat cepat lelah dan mengurangi kelincahan gerak pasukan.

"Tentara Indon memang nekat saat masuk hutan. Mereka


menggosok buah atau daun ke tangan dan jika kulit tidak merah
atau gatal, berarti aman untuk dimakan. Jika buah dimakan ulat,
berarti buah itu bisa dimakan," tutur seorang prebet Malaysia
yang kagum sekaligus ngeri melihat ketangguhan prajurit TNI.
The Heros (9) : Nelayan
oleh Pak Dhe Irwan pada 04 September 2010 jam 13:27

nenek moyangku seorang pelaut. tak takut melawan el maut. bukan sekedar omong kosong bau
mulut. kalo benar akan dikatakan benar sampai sakaratulmaut.

melautlah dengan bijaksana, berangkat membaca doa, bekerja sebagai upaya tak hanya
menggantungkan pada nasib semata. hanya mengambil dari jerih payahnya.

sebab serakah tak akan membawa berkah, yang didapat dikutuk menjadi sampah, menjadi penyakit
dalam jiwa dan darah. dan tertulis seakan abadi menjadi rajah. yang belum tentu dapat dihapus
walau bersimbah nanah

sekeranjang ikan adalah rizki Ilahi. yang tidak akan kurang meski harus berbagi dengan teman sejati.
pada penghujung malam menjelang pagi sepakat alam menuju pantai Parai Tengiri. dimana hati istri
menanti, dan tawa canda anak dan kemenakan ingin berbagi. kampung halaman nelayan terpatri
dalam sanubari.

*** inspirasi dari : Fernanda Yuniar ***


Kotak – Bayang Abadi
oleh Pak Dhe Irwan pada 28 Maret 2010 jam 2:11

Hening malam ku sendiri


Bintang bulan ku pandangi
Hari-hari ku lewati

Kenangan indah dengan mu


Masih terasa di hati
Rasa sedih tak bertepi
Tak ada cinta sejati didunia ini

Mungkin kau tercipta tuk pergi


Meski bayangmu di benak abadi
Saat ini dirimu telah pergi
Berdiri menanti kau kembali

Mungkin kau tercipta tuk pergi


Meski bayangmu di benak abadi
Saat ini dirimu telah pergi
Berdiri menanti, Berdiri menanti
Berdiri menanti kau kembali
Bayangmu kan abadi
Meski kau telah pergi
Disini ku berdiri
Menanti kau kembali
Evergreen : Kasih Kembalilah (Alfian)
oleh Pak Dhe Irwan pada 04 Juli 2010 jam 3:13

Bila ku kenang masa yang silam


kala kita masih bersama

Berkasih sayang siang dan malam


bahagia selalu tiada duka

Kini kau telah memutus cinta


Dengan tak memberi alasan
Apakah aku telah berdosa
Derita ku tak terlukiskan

Duhai kekasih sampai hatikah


tinggalkan daku seorang diri

Duhai kasihku kau kembalilah


Padaku yang menanggung rindu

*** untuk teman-temanku yang telah pergi meninggalkan facebook, menghilangkan aku dari daftar
teman, memasukkan aku dalam daftar blokir, dan selalu mode luring saat aku online, dan lain
sebagainya. Terima kasih dan maafkan bila ada salah-salah komen, ... ***

semoga masih ada kesempatan yang lain untuk kita dapat bersama
Evergreen : Hati selembut salju
oleh Pak Dhe Irwan pada 15 Juli 2010 jam 3:10

Lembayung sutra di ufuk mulai bercahya


Hatikupun ingin bertanya
Bila engkau tiba
Jangan hanya berita
Datanglah dengan cinta

Beribu kali bumi mengedari mentari


Arahpun tiada berganti
Betapa abadi bagai cintaku ini
Setia dalam cinta

#
Engkau berjanji
Kau berjanji sampai kini
Aku menanti
Ku menanti kau kembali
Jangan lagi
Kecewakan hati ini

Biar seribu tahun memutih rambutku


Hatiku tetap selembut salju
Light Up (1) : Statusku dan Statusmu
oleh Pak Dhe Irwan pada 29 April 2010 jam 23:56

Hari demi hari aku baca semua statusmu,


entah itu gembira semanis susu soda
atau sedih seperti es kacang hijau.

Kucoba tambahkan gula atau ikut meminumnya.


Aku mencari apa yang tidak kutahu tentang nasi goreng jakarta
hingga sup dengan aneka bumbunya

dan mengungkapkannya padamu sebagai komen seperti bubur ayam.

Lalu aku termangu pada segelas air putih yang kuminum layaknya kopi 2:1.

Ah sudahlah besok juga masih ada nasi pecel dan tempe malang yang hangat dan
renyah.

Kuminum air putihku sambil keluar dari akunku.


Selamat malam temanku,.....
Sampai jumpa besok bersama sambal goreng ati
Light Up (2) : Fotomu
oleh Pak Dhe Irwan pada 30 April 2010 jam 15:49

Fotomu, ribuan cahaya pixel dalam bidang persegi,


terhantar melalui media yang semakin rumit tidak aku
mengerti (kok bisa ya???)

Fotomu memberi arti tersendiri, selalu beda diantara


ribuan yang ada. Tersenyum (kuharap untukku…)
Menagis (bukan karena aku khan…) Menantang (mau
perang).

Fotomu kadang tak aku mengerti tiba-tiba bergambar hati, lalu berubah jadi kuda
tertawa dan besok berganti simanis jembatan ancol. Besoknya lagi kau ganti apa
(?????)

Fotomu berbicara dengan bahasanya, yang lebih bermakna dari seribu kata-kata.
Meski kadang secuil gambar mata atau ujung bibir saja bahkan yang tidak bermuka.
Ia bercerita, bertanya, menyapa, menggugatku, menagih janjiku (ntar dulu yah,
sabar).

Fotomu, juga ada yang membuatku meradang marah, membuat hatiku robek terluka,
dan terhempas merana. (kamu kok gitu sih…?)

ini fotonya temenku


Light Up (3) : Login dan Logout
oleh Pak Dhe Irwan pada 11 Mei 2010 jam 5:40

LOGIN

aku ambil sebatang rokokku dan aku nyalakan


bersama temaram senja yang semakin memudar. di
depan komputer yang sudah menyala seharian, aku
merapal mantra-mantra andalan sebelum aku
jentikkan jari tulunjukku pada mouse. Login, User
Name dan Password.

aku milirik (7 per 8) batang rokokku dan kuhantamkan pada bibir asbak, kucari status terbarumu
pada sela-sela beranda. "............" 27 menit yang lalu, ah aku terlambat lagi, sudah 12 komen berjajar
dibawah statusmu. Tapi tetap aku nikmati bersama (8 per 13) batang rokokku. Aku tak
menambahkan komenku.

kugeser pointer mouse pada album fotomu, kucari foto yang terbaru pada (9 per 15) sisa rokokku.
Hmmm belum ada yang baru. Atau info profilmu, aktifitas, minat, musik, film, .... ah sama saja, (10
per 23) sudah. Aku kembali ke beranda dan kupilih obrolan. Hanya (5) teman yang semua diam.

kucoba melirik aplikasi, barangkali ada aplikasi yang dapat membuatmu online pada saat kamu
offline, hingga (8 per 25) ternyata tak ada. aku hanya bisa menunggu. padahal sudah aku siapkan 6
sampai 8 pilihan salam, 10 sampai 12 pertanyaan dan 1 kejutan, akhirnya hanya kusimpan.

pada (13 per 78) sisa rokokku aku merenungi kembali, perlukah aku katakan itu? hatiku berdebat 50
banding 50, tak berujung hingga matahari mulai merubah warna tirai jendela. dan ternyata beberapa
abu terjatuh pada sisi keyboardku, fuh,... sekali tiup pergi jauh.

yah sudahlah, sebatang rokokku kini harus tersungkur pada dasar asbak, aku lupa mengihitung
berapa per berapa. aku pilih diam dan menunggumu lain waktu, barangkali ini bukan saatku. aku
berharap bersama batang rokokku yang baru dapat bertemu online denganmu.

sebelum aku Logout aku berharap kembali semoga waktu kita bertemu aku mampu menanyakan
kepadamu. kapan kamu lunasi hutangmu padaku?

LOGOUT
Light Up (4) : Teman
oleh Pak Dhe Irwan pada 17 Juni 2010 jam 1:16

terima kasih telah menjadi temanku, ngobrol dan berbagi semua


tentang kita. tidak terkira yang aku dapatkan darimu, dari celoteh
hingga kritik teramat pedas. tapi aku tahu itulah dirimu apa adanya.

padahal kita jauh, padahal aku tak begitu tahu pasti tentangmu, bahkan
kamupun tidak begitu tahu tentang aku. tapi terasa dekat, tapi terasa melekat dan selalu
ada setiap saat. kamu hebat.

berkhayal bersama tentang dunia yang indah dalam kata, meski tidak begitu sebenarnya.
bercerita tentang kambing dan sawah yang kita tak pernah kesana. berbagi nasi dan gula
atau naik sepeda bersama entah kemana.

mungkin rabu atau sabtu kita dapat bertemu atau mungkin lain hari, jika masih ada waktu.
aku juga tak tahu. minumlah kopi bersamaku, seperti yang kamu kirimkan waktu lalu.

dan sementara hari, biarlah begini. kamu disana


dan aku disini. berbagi rasa hati setiap hari.
memberi arti pada hari-hari yang kita lalui. terima
kasi,...
From the Past
oleh Pak Dhe Irwan pada 22 Februari 2010 jam 1:16
inilah hatiku

serpihan terkoyak dari masa lalu perjalananku


yg aku kumpulkan kembali untukmu
meski tak lagi seutuh seperti pintamu

genggamlah dalam tangan mungilmu


atau akan kembali terserak

(sometime in 1996)
From The Past (2)
oleh Pak Dhe Irwan pada 23 Februari 2010 jam 0:38

Apa aku mencintaimu?

aku tidak tahu, jangan kau tanyakan itu padaku, aku tidak tahu
biarlah waktu menyampaikan jawabannya
sejujurnya aku hanya mengenal sedikit tentangmu
dan kamupun hanya sedikit yang kamu tahu tentang aku

aku mengingatkanmu bahwa tak kujanjikan semua pintamu


aku mengingatkanmu bahwa akan ada perih untuk bersamaku

aku memintamu memaklumkan aku,


dan akupun ingin selalu memaklumkanmu
aku mohon kamu dapat sedikit merubah batasan hatimu,
dan aku akan meniadakan batasan hatiku untukmu

Apakah kamu mencintaiku?

112,34'09" - 11,41'34" BT 7,54'52", 22 - 8,03'05", 11 LS


From The Past (3)
oleh Pak Dhe Irwan pada 07 Maret 2010 jam 5:59
Tertipu

ha ha ha ha,....

aku mentertawakan diriku sendiri


terlalu yakin yang aku lihat dan aku dengar
meski nyata dengan mata kepala sendiri
meski telah aku lalui semuanya
dan ternyata hanyalah rekayasa ilusi

bodoh,... bodoh,... bodoh,...


kucambuk berkali-kali pada akal dan nuraniku sendiri
yang tumpul tak dapat membaca arti
yang terlalu mudah memilih
hanya menurutkan kemauan hati

tapi semua sudah terjadi


tak perlu lagi untuk disesali
masih ada sisa hari untuk memperbaiki

dari tersungkurku aku berdiri


berlari
semoga masih cukup hari
bertemu mata hati

*** What You See Is Not Always What You Get ***
Jim McDonald, STELLAR teacher 1996-97
NASA Ames Research Center-Principal Investigator: Dr. Mal Cohen

Grades: 3-6
From the past (4)
oleh Pak Dhe Irwan pada 09 April 2010 jam 2:29
Finish and Start (again)

*** maaf aku menuliskan ini ***

sungguh terasa berat untuk menuliskan ini, sesulit aku harus memutuskan untuk tak
lagi denganmu
pilihan kata yang tak kusuka, tapi hanya itu yang ada, kita putus

alasan yang tepat agar kita tetap merasa tak terbelenggu oleh satu dengan yang lain
agar hari-hari kita dapat kembali cerah bahagia, meski itu mungkin tak terjadi esok
hari

esok mulailah mencari hangatnya matahari pagi, dan cairkanlah beku air matamu
lalu tersenyumlah kembali bersama sepoi angin di rambutmu,
bernyanyi dan menarilah sesukamu di rerumputan bentangkan tanganmu menggapai
harapan baru
dan lupakanlah aku

biarlah aku pada duniaku sendiri yang tidak dapat kau mengerti selama ini
maafkan aku yang tak dapat memasuki dan paham akan duniamu
biarlah aku memilih rembulan sebagai temanku di gelap malam nanti
padanya akan ku ceritakan semua keluhku, mungkin rembulan mau mendengar

selamat jalan kekasihku, selamat menempuh kehidupanmu


bersama sebaris doa yang kurangkai pada rambutmu
semoga engkau berbahagia di setiap langkahmu yang baru
selamat tinggal kekasih

Official Video Clip


http://www.youtube.com/watch?v=f1HUtzoWuwE

*** The End of The Past ***


http://solarsystem.nasa.gov/planets/profile.cfm?Object=Mars
Sketsa Hati Wanita
oleh Pak Dhe Irwan pada 27 April 2009 jam 8:13

Tepi Jurang
sepoi angin berbisik bercampur gemerisik daun jati kering.
tahukah engkau wahai petualang,…
seperti inilah sektsa hati seorang wanita
disitu kering berbatu, tapi ada sesuatu yg tumbuh
disitu sejuk merajuk, tapi ada duri yg tak akan berhenti menusuk
disitu lemah gemulai, tapi tak terusik bahkan oleh badai
tahukah kamu wahai pendulang,…
jika kamu berada disana, maka tanamlah cinta jangan nafsu
jika kamu berada disana, maka melangkahlah dengan bijaksana
jika kamu berada disana, maka terhindarlah kamu dari bencana
wahai engkau yang telah berada disana
tetaplah disana, meski kering melanda
tetaplah disana, meski susah untuk melangkah
dan tetaplah disana karena disanalah kamu semestinya berada
pada hati seorang wanita

12 Desember 2007
dari sepoi angin baluran
Puisi Cintaku
oleh Pak Dhe Irwan pada 27 Desember 2009 jam 22:19

sebaris kata yang berjatuhan dari langit kalbuku


kuharap dapat menjadi jembatan antara sebuah jarak
meski rapuh kerap terkoyak oleh angin berdebu
kuharap kau perbolehkan aku menyulamnya kembali

larik demi larik yang usai aku baca


jadikanlah cambuk dan tali kekangku
agar aku dapat semakin lantang membacanya

kemudian ijinkan aku menyelesaikan sebaris kata


pada larik-larik terakhirku

hingga aku mati


asmaradana
oleh Pak Dhe Irwan pada 22 Januari 2010 jam 0:29

lirih kidung asmaradana iki pertandha trapsilaning gati


reruntutaning pangayubagya marang panganti-anti
manah sing tansah bebungah
puspa sing tansah angrumbaka
sajroning pahit getir rerasa pangupajiwa
lelikuning urip lan reroncening carita mayapada

iki lho uripmu...


wiwit purwa nalika sliramu ambuka guwa garba
ngancik madya nalika sliramu gumlethak ing alam donya
kapungkas wasana nalika sliramu bali marang sing kuwasa

aja gumedhe. aja dumeh


anganggep werna-wernaning uripmu amung remeh
lan sanalika polahing jalma tansah nyleneh

lirih kidung asmaradana iki minangka panyandra


marang lelaku uripmu
eling lan tansah waspada iku sing paling utama
ojo lali, sesuk sliramu bakal bali marang Pangeran-Mu
Pamit by Waljinah
oleh Pak Dhe Irwan pada 14 Februari 2010 jam 14:01

Lilanono pamit mulih


Pesthi kulo yen dudu jodhone
Muga enggal antuk sulih
Wong kan bisa ngladeni slirane

Pancen abot njroning ati


Ninggal ndiko wong kan ndak tresnani
Nanging badhe kados pundi
Yen kawulo sak dremo nglampahi

Mung semene
Atur puji kario raharjo
Sakpungkure ojo lali asring kirim warta

Eman-eman mbenjang ndika


Yen to nganti digawe kuciwa
Batin kulo mboten lilo
Yen to nganti mung disia-sia

Anda mungkin juga menyukai