(Bahan ini diberikan untuk membantu mahasiswa dalam rangka ujian tengah semester
mata kuliah sistem pemberkasan. Lebih rinci pelajari materi yang difotokopi dengan
judul Information and Image Management : a records systems approach, ch. 5 dan 6, hal
100- 169. Harap dipelajari karena soal uts dari bahan fotokopi tersebut).
Pengertian arsip/rekod
Rekod dan arsip diciptakan oleh semua orang dan institusi. Individu, keluarga,
bisnis, asosiasi dan kelompok, partai politik dan pemerintah semua menciptakan
arsip/rekod setiap hari. Arsip yang tercipta oleh lembaga pemerintah atau institusi lain
dalam pemerintah umumnya atau secara khusus dikenal sebagai ’arsip pemerintah’
pengelolaannya harus diatur oleh peraturan, yang ditentukan bagaimana mereka diolah
melalui daur hidupnya.
Arsip pemerintah adalah arsip yang diciptakan atau diterima dan dipelihara oleh
sektor pemerintah. Arsip swasta: arsip yang diciptakan, diterima dan dipelihara oleh
sektor non pemerintah, keluarga atau individu berkaitan dengan pemerintah maupun
swasta.Adalah bahwa tanggung jawab utama pemerintah adalah peduli terhadap rekodnya
sendiri, khususnya bila rekod dibutuhkan untuk administrasi untuk layanan pemerintah.
Pemberkasan rekod/arsip
Badan korporasi menciptakan dan menerima rekod sebagai bagian kegiatannya.
Rekod yang diciptakan maupun yang diterima harus disusun, disimpan untuk ditemu
balik kemudian digunakan oleh pemakai. Penyimpanan ini memerlukan sebuah sistem
tersendiri. Untuk menyusun rekdo, kita memerlukan sistem pemberkasan, arstinya
penyusunan arsip dinamis secara sistematis, logis yang menggunakan angka, huruf,
kombinasi angka dan huruf untuk identifikasi rekod.
Rancangan sistem pemberkasan adalah merupakan perkiraan dan penentuan
kebutuhan di dalam rangka implementasi penyimpanan berkas. Fungsi dari rancangan
pemberkasan ini adalah untul: 1) menentukan sistem pemberkasan untuk seluruh
subyek/masalah yang terdapat dalam skema kalsifikasi, 2) menentukan susunan
pemberkasan rekod untuk setiap kelompok rekod, mulai dari tingkatan dokumen, subfile,
file dan series. Semua ini merupakandasar untuk melakukan pemberkasan, penataan dan
penyimpanan serta temu kembali rekod.
Sistem pemberkasan ini merupakan jantung dari kegiatan penyimpanan dan temu
kembali informasi. Faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan sistem
pemberkasan adalah :1) menetukan rekod, 2) menentukan bidang-bidang kegiatan
organisasi, 3) menentukan karakteristik organisasi.
Terdapat beberapa pandangan tentang macam metode pemberkasan, Seperti
Kennedy (1998:169-171) menyatakan secara garis besar pemberkasan menggunakan
sistem numerik dan sistem abjad. Sulistyo (1999:93) menyatakan terdapat sistem utama
pemberkasan rekod, yaitu abjad numerik klasifikasi, kronologis dan warna. Menurut
Gunarto (1991:19), Ann Bennick (1989) dalam ARMA, dan Martono (1990:22) dari
metode pemberkasan yang ada secara garis besar pemberkasan digolongkan ke dalam
tiga jenis yaitu sistem numerik/angka, sistem abjad dan sistem subyek?
Sistem pemberkasan yang disebutkan di atas merupakan pengolahan rekod yang
tercetak atau konvensional. Dewasa ini telah banyak kantor menggunakan media
elektronik untuk manajemen rekodnya. Agus Sugiarto (2005:122) mengatakan ’dengan
menggunakan media elektronik diharapkan akan membantu pihak pengelola arsip untuk
dapat mengelola dokumen dengan baik dalam hal penyimpanan, pengolahan,
pendistribusian, dan perawatan dokumen. Lebih lanjut Agus Sugiarto (2005:123)
mengatakan penggunaan media elektronik dalam pengelolaan arsip inilah yang sering
disebut dengan sistem pengarsipan elektronik yang berbasiskan dengan penggunaan
komputer.
Terdapat 5 (lima) sistem utama pemberkasan rekod ialah 1) abjad; 2) numerik; 3)
klasifikasi; 4) kronologis dan 5) warna. Susunan abjad masih dapat diperluas lagi
menurut abjad nama, abjad geografi dan abjad subyek. Beberapa sistem dapat
dikombinasikan menjadi sistem campuran, mislanya abjad dengan numerik dikenal
sebagai sistem alfanumerik atau abjad geografi ditambah dengan abjad nama orang
ataupun abjad dikombinasikan dengan warna. (Sulistyo Basuki, 2003:75).
a. Sistem Numerik
Sistem ini menggunakan nomor, atas dasar urutan angka/nomor, biasanya dari angka
terkecil ke angka terbesar. Pemberkasan urut angka merupakan sistem yang paling
sederhana. Rekod diatur berdasarkan urutan angka seperto 01, 02, 03, 04 dan seterusnya.
Sistem ini umumnya digunakan untuk penyimpanan cek, slip pembayaran, rekod
personil, pasien dan semua tipe rekod yang memiliki nomor tertentu dan menandai
dokumen bersangkutan. Sistem urutan angka hanya efektif jika rekodnya tidak melebihi
5000 berkas. Jika lebih dari itu akan mengalami kesulitan. Karena akan memakan waktu
jika memberkaskan dengan jumlah lebih dari 4 angka (martono, 1990:23). Susunan rekod
personal seperti rekod pasien, kepegawaian dapat digabungkan dengan indeks nama
pemilik nomor bersangkutan. Untuk memudahkan penemuan kembali, setiap 25 folder
ditempatkan guide baru sebagai pembatas. Pada perkembangan ada nomor tidak berurut
yaitu penyusunan yang dilakukan dengan cara tertentu, tanpa memperhatikan urutan
penomoran seperti pada umumnya. Aturan ini hanya diketahui oleh filer atau orang
tertentu saja, seperti sistem terminal – digit (angka terakhir) , middle – digit (angka
tengah) dan urutan tanggal.
b. Sistem berabjad
Sistem ini merupakan sistem atas dasar abjjad, yaitu dengan menggunakan urutan
abjad nama orang, organisasi, nama subyek, atau nama lokasi geografi. Pemberkasan atas
dasar sistem abjad merupakan sistem yang paling tua dan paling sederhana. Rekod yang
diatur berdasarkan sistem ini antara lain berkaitan dengan rekod kepegawaian, nasabah
langganan, pasien dan sejenisnya.
c. Sistem Subyek
Sistem ini mempunyai diterapkan pada rekod korespondensi (surat dan
sejenisnya), kegiatan lain seperti penelitian, rekod kasus dan sebagainya. Dibandingkan
dengan sistem lainnya, sistem subyek ini paling sulit. Karena untuk melaksanakannya
diperlukan bukan saja ketrampilan di bidang penataan berkas tetapi juag kemampuan
menganalisis serta memahami tugas dan fungsi organisasi. Walaupun berdasarkan sistem
subyek pedoman penataannya adalah masalah yang terkandung dalam rekod, namun
dalam pengaturan foldernya dapat dgabungkan dengan sistem lainnya, bargantung kepada
indeks yang digunakan (abjad, subyek atau angka). Dalam praktek penataan berkas
senantiasa akan terjadi penggabungan antara sistem yang satu dengan yang lainnya.
d. Kombinasi
Sistem dapat dikombinasikan antara abjad, nomer yang dapat menunjukkan
subyek atau lainnya.
Klasifikasi
Pengertian klasifikasi (Standar Australia)’.... proses merencanakan dan
menerapkan skema berdasarkan kegiatan bisnis yang menghasilkan rekod, dimana
mereka dikelompokkan dalam cara yang sistematis dan konsisten untuk memudahkan
penangkapan, temu balik, pemeliharaan dan pemusnahan. Klasifikasi termasuk
memutuskan konvensi dokumen dan penamaan berkas, ijin pengguna dan batas
keamanan rekod.
Salah satu fungsi dari manajemen rekod adalah memilih secara tepat sistem
klasifikasi sehingga rekod dapat secara cepat, tepat dan cepat ditemukan kembali, rekod
dalam keadaan lengkap dan utuh, rekod merupakan satu kesatuan informasi. Sebagai
endapan informasi pelaksanaan kegiatan administrasi, rekod harus diklasifikasikan
berdasarkan fungsi atau kompetensi unit kerja dalam struktur organisasi institusi,
sehingga unit informasi yang terbentuk dapat ditetapkan jangka simpan (retensi) dan nilai
guna informasinya. Dengan demikian sistem klasifikasi rekod pada prinsipnya mengacu
pada pengertian memilah-milah rekod berdasarkan pada pertimbangan tentang bagaimana
suatu rekod akan digunakan sebagai referensi atau akan ditemukan kembali (Wallace,
1992:513).
Klasifikasi adalah proses dimana rekod organisasi/lembaga dikategorikan atau
dikelompokkan ke dalam unit penemuan rekod (Kennedy, Jay, 1998:..). ICA
mendefinisikan sebagai penyiapan dari rencana pemberkasan atau sistem pemberkasan
atau skema klasifikasi untuk rekod dan penempatan series rekod (rekod sebagai satu
kesatuan informasi) dan atau item dalam suatu skema. Sedangkan Patricia Wallace
(1992) menyebut dengan istilah Records Classification System (sistem klasifikasi arsip
dinamis), ia menyebut juga tiga dasar sistem klasifikasi: alfabetik (penyimpanan rekod
berdasarkan urutan huruf abjad) dibedakan menjadi nama, subyek, geografi; numerik
(penyimpanan rekod berdasarkan urutan nomor) dibedakan menjadi nomor berurutan,
middle-digit, terminal-digit, desimal; alpha numerik (penyimpanan rekod berdasarkan
kode huruf dan nomor). Dalam masing-masing sistem klasifikasi ini arsip kemudian
diberkaskan secara kronolgis.
Klasifikasi diperlukan dalam rangka pemberkasan rekod (records filing).
Pemberkasan merupakan penempatan yang sesungguhnya rekod yang berkaitan dalam
suatu wadah penyimpanan (storage container atau folder/file), dengan tujuan agar mudah
ditemukan saat hendak digunakan (Johnson, 1974:14). Klasifikasi adalah proses
merencanakan dan menerapkan skema berdasarkan kegiatan bisnis yang menghasilkan
rekod, di mana rekod dikelompokkan menurut cara yang sistematis dan konsisten untuk
memudahkan penangkapan, temu balik, pemeliharaan dan pemusnahan.
Organisasi atau unit kearsipan pencipta dan penyimpan arsip dalam lembaga.
1. Arsip aktif : Central File atau Unit Kerja – Unit Pengolah
Rekod organisasi sebanyak 25 % umumnya dikategorikan aktif yaitu rekod yang
digunakan administrasi sehari-hari oleh organisasi. Arsip aktif menyediakan informasi
yang dibutuhkan oleh manajer untuk melakukan kegiatan operasional terkini.
Berhubung rekod aktif adalah bagian yang vital dalam fungsi pembuatan
keputusan, maka rekod harus tersedia bagi manajer setiap saat ketika dibutuhkan.
Kecepatan pelayanan untuk rekod jenis ini adalah sangat perlu. Penelusuran difasilitasi
dengan menyimpan rekod aktif yang dekat dengan orang yang membutuhkannya. Pilihan
sistem penyimpanan rekod aktif bisa secara terpusat atau perbagian (sentralisasi dan
desentralisasi).
1.1. Sistem penyimpanan sentralisasi
Penyimpanan rekod secara sentralisasi yaitu menyediakan tempat untuk semua
rekod aktif dalam satu lokasi dalam institusi. Semua rekod yang dibutuhkan perlu
disimpan di wilayah sentral atau pusat dan setiap departemen harus menyimpannya di
lokasi tersebut. Sentralisasi umumnya cocok untuk organisasi yang kecil, organisasi yang
besar tidak efisien karena menyebabkan ketidak nyamanan bagi departemen. Sentralisasi
memberikan pendekatan yang seragam pada sistem rekod, karena semua rekod disimpan
dan diatur dengan sistem yang sama dan dicari dengan prosedur yang sama. Oleh karena
itu keuntungan sentralisasi menguntungkan dalam hal :
♦ Menyediakan prosedur yang konsisten
♦ Identifikasi tanggungjawab dan akuntabilitas
♦ Menyimpan rekod yang berkaitan bersama
♦ Training sataf baru
♦ Memberikan layanan yang sama untuk semua departemen
♦ Meminimalkan duplikasi rekod
♦ Memberikan penggunaan ruang, peralatan dan tenaga yang lebih baik
♦ Memberikan peningkatan keamanan rekod
♦ Memberikan satu penelusuran.
1. Ruang pusat rekod digunakan lebih baik – lebih dari lima kali lipat rekod
disimpan per meter perseginya sama dengan ruang kantor dengan
menggunakan peralatan lemari yang padat (compact-seperti roll opac).
2. Ruang pusat rekod yang jauh dari kota harganya lebih murah – dalam
hitungan rata-rata menghemat kurang lebih 750-1500 persen.
3. Biaya untuk petugas lebih murah di luar kota
4. Menghemat biaya perlatan karena pusat rekod menggunakan peralatan yang
compact dibandingkan peralatan biasa yang digunakan di kantor,
penghematan ini kira-kiran 25 persen.
Yang perlu dicatat bahwa, walaupun secara tradisional kita membangun pusat
rekod untuk kepentingan ekonomis, pusat rekod diperlukan sebagai pusat rujukan atau
pusat layanan rekod untuk institusi yang bersangkutan. Artinya, manajer rekod akan
mengembangkan pusat rekod bila ada jaminan bahwa memang mengurang biaya
perawatan ruang dan peralatan penyimpanan, rekod yang disimpan aman dari pencurian
atau akses yang tidak berwenang, dan tidak hilang. Walaupun program penyimpanan
rekod adalah bagian dari tahap akhir dari siklus hidup rekod, maka program ini tetap
harus direncanakan pada saat melakukan survei rekod. Karena survei rekod mulai
mendapatkan informasi tentang sistem pemberkasan yang membingungkan, barangkali
ketidak sesuaian penggunaan perangkat lunak, tidak adanya prosedur ’back-up’
perlindungan, mungkin juga tidak efisiennya peralatan pemberkasan.
Program penyimpanan rekod seharusnya dapat menangani semua jenis media
rekod, menyediakan tempat yang sesuai untuk semua jenis media rekod, memungkinkan
keamanan yang lengkap, dan menyediakan untuk layanan rujukan yang lengkap. Disisi
lain kita memiliki kekurangan, bahwa tidak tersedianya dana yang memamdai, ruang
terbatas, tenaga, peralatan bahkan ahli dalam bidang ini menjadi hambatan untuk
membuat pusat penyimpanan rekod. Tetapi janganlah kekurangan ini jangan dijadikan
alasan bahwa kita tidak dapat membangun pusat penyimpanan rekod. Manajer rekod
harus segera memulainya walaupun masih jauh dari sempurna.
Pusat rekod yang dimaksud dalam konteks di negara kita dapat disamakan adalah
unit kearsipan. Sesuai dengan penjelasan dalam pasal 3 PP No. 34 tahun 1979 tentang
Penyusutan Arsip) yang dimaksud dengan unit kearsipan adalah unit yang bertugas
mengarahkan dan mengendalikan arsip inaktif yang berasal dari unit-unit pengolah
(satuan kerja). Hal ini juga dijelaskan oleh pasal 17 UU No.8 tahun 1997 tentang
Dokumen Perusahaan) bahwa yang dimaksud dengan Unit Kearsipan adalah satuan kerja
yang mempunyai tugas dan tanggung jawab mengelola dokumen perusahaan yang sudah
diselesaikan oleh unit pengolah untuk disimpan dan dipelihara.
Apapun yang didefinisikan tentang pusat penyimpanan rekod, dalam
mengembangkannya, ada 4 (empat) faktor yang harus ditentukan seprti dibawah ini:
1. Apa yang akan disimpan?
Media rekod
Tingkat kerahasiaan rekod
Jumlah rekod
2. Bagaimana menyimpannya?
Lingkungan penyimpanan khusus, kelembaban, suhu atau temperatur
ruangan
Ekstra keamanan
3. Tingkat layanan apa yang akan disediakan?
4. Dimana akan disimpan?
Tujuan membangun pusat rekod
Apakah arsip
Penyimpanan komersial?
Lantai dasar?
Pusat rekod dapat dilakukan oleh institusi, pemerintah atau organisasi lain untuk
penggunaan sendiri. Seperti, pusat rekod in-house adalah sangat penting dalam
komponen program manajemen rekod, maka organisasi juga terkadang melakukan
pembayaran dengan kontrak pusat rekod komersial yang memberikan harga untuk
penyimpanan rekodnya. Beberapa organisasi menggunakan penyedia jasa komersial
sebagai tambahan pusat rekodnya khusus untuk jenis rekod atau khusus untuk wilayah
tertentu. Ada tiga pilihan untuk pusat rekod yaitu: pusat rekod on-site (dalam gedung);
fasilitas off-site (diluar gedung) yang dikelola oleh organisasi dan pusat rekod komersial.
Beberapa kriteria yang menjadi dasar tingkat layanan karena adanya kebutuhan
dan kemampuan organisasi, yaitu:
1. Kebutuhan informasi pengguna, apakah rekod masih dibutuhkan sebagai
informasi secara reguler atau memang informasi masih digunakan atau memang
berguna dan lainnya. Hal ini harus ditanyakan ke departemen apakah masih
dibutuhkan?
2. Keuntungan ’sharing’ informasi, dalam survei rekod, manajer rekod akan
mengetahui departemen atau bagian mana yang akan mempunyai rekod duplikat.
3. Biaya, layanan penyimpanan pusat rekod harus jelas menguntungkan pengguna
4. Ketersediaan staf yang berkualitas, dibutuhkan staf yang berkualitas.