PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Saat ini, di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata –
rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju
seperti Amerika Serikat pertambahan orang lanjut usia lebih kurang 1000 orang per hari pada
tahun 1985 dan diperkirakan 50% dari penduduk berusia di atas 50 tahun sehingga istilah “Baby
Boom” pada masa lalu berganti menjadi “Ledakan penduduk lanjut usia”.
Berdasarkan Data pada Biro Pusat Statistika dan beberapa sumber lain, dapat diketahui jumlah
dan prosentase populasi lansia di Indonesia pada tahun 1971 – 2020 sesuai pada tabel berikut ini:
Tabel 1.2 Jumlah dan Persentase Populasi Lansia Indonesia 1971 – 2020
Sumber: (a) Biro Pusat Statistika, 1974; (b) Biro Pusat Statistika,1983; (c) Biro Pusat
Statistika, 1992; (d) Ananta dan Anwar, 1994. Dikutip oleh Djuhari dan Anwar, 1994
Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Asisten Deputi Urusan Perempuan, Lansia dan
Penyandang Cacat Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Lies
Rosdiyanti di dalam acara Seminar Peningkatan Intelegensia Lansia di Edotel Yogyakarta Lies
menyampaikan bahwa pada tahun 2020, jumlah persentase lansia akan meningkat mencapai
11,34 persen dari total penduduk.
Transisi demografi pada kelompok lansia terkait dengan status kesehatan lansia lebih terjamin,
sehingga usia harapan hidup lansia lebih tinggi dibanding masa-masa sebelumnya. Pertambahan
jumlah lansia di Indonesia dalam kurun waktu tahun 1990 - 2025, tergolong tercepat di dunia
dan menempatkan Indonesia sebagai peringkat ke empat di dunia, setelah Cina, India, dan
Amerika Serikat.
Data statistik tersebut mengisyaratkan pentingnya pengembangan keperawatan gerontik di
Indonesia. Walaupun secara historis, jauh sebelum keperawatan gerontik berkembang menjadi
sebuah spesialisasi pada dasarnya keperawatan memiliki peran yang besar terhadap pemberian
pelayanan keperawatan bagi lansia. Fokus asuhan keperawatan pada lansia ditujukan pada dua
kelompok lansia, yaitu (1) lansia yang sehat dan produktif, dan (2) lansia yang memiliki
kerentanan tubuh dengan ditandai kondisi fisik yang mulai melemah, sakit-sakitan, dan daya
piker menurun. Pemberian asuhan keperawatan bagi dua kelompok tersebut bertujuan untuk
memenuhi harapan-harapan yang diinginkan oleh lansia yaitu memiliki kualitas hidup yang lebih
baik dan produktif dalam tiga dimensi, yaitu fisik, fungsional, dan kognitif.
Menyadari pentingnya asuhan keperawatan gerontik ini sebagai usaha meningkatkan kualitas
hidup lansia yang semakin berhari semakin bertambah maka profesi keperawatan STIKes
Binawan hadir untuk menerapkan asuhan keperawatan gerontik sesuai dengan teori yang telah
dipelajari untuk menjawab kebutuhan asuhan keperawatan khususnya di Sasana Tresna Werdha
(STW) Yayasan Bhakti Ria Pembangunan.
B. Tujuan
- Mahasiswa mampu menerapkan ilmu dan pengetahuan keperawatan geronik
secara langsung kepada lansia sesuai dengan konsep dan teori keperawatan
gerontik yang telah dipelajari
- Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawaran secara langsung kepada
lansia
- Mahasiswa mendapatkan gambaran yang nyata tentang pelayanan kesehatan di
sasana tresna werdha
BAB II
A. Pengorganisasian
1. Mahasiswa
Anggota:
- Wisma Bungur
Anggota:
- Allan Sondakh
- Billi Keintjem
- Chindy Gahung
- Wisma Cempaka
Anggota:
- Christie Rumerung
- Cindy Onibala
- Febrianti Dewayanit
- Wisma Dahlia
Anggota:
- Rolant Tuturoong
- Eka Ayu Ompi
- Oktavina Utami Dewi
2. Pembimbing
Pembimbing:
2. Kegiatan
No Tahap
Waktu Kegiatan Mahasiswa
Kegiaan
1 Pra Interaksi Setiap hari - Membuat laporan pendahuluan berdasarkan
sebelum kasus
melaksanakna - Memahami Laporan Pendahuluan yang sudah
praktek dibuat
2 Introduksi 20 – 21 Juli - Memperkenalkan diri dengan menggunakan
teknik pendekatan pada lansia, menyampaikan
tujuan
- Mempelajari catatan/dokumentasi yang ada
tentang lanisa
3 orientasi Pada awal - Evaluasi validasi keadaan kelompok
pertemuan setiap - Mengingatkan lansia kontrak yang lalu
hari praktek
20 – 31 juli
4 Kerja Setiap hari praktek - Melakukan pengkajian baik untuk kasus
20 – 30 individu yang dikelola juga pengkajian secara
umum tentang jenis aktivitas lansia sehari-hari
serta kndisi lingkunga yang ada
- Merumuskan/memvalidasi masalah dan
diagnosa keperawatan
- Menyusun intervensi
- Melakukan implementasi
- Melakukan kegiatan kelompok untuk terapi
aktivitas dan modifikasi lingkungan
- Melakukan evaluasi proses terhadap induvidu
juga evaluasi keberhasilan terapi aktivitas dan
modifikasi lingkungan
5 Terminasi Pada akhir - Mengevaluasi hasil pertemuan
pertemuan setiap - Membuat modifikasi tindakan
hari - Membuat kontrak pertemuan berikutnya
20-31
6 Terminasi 31 Juli 2010 - Mengevaluasi hasil praktek secara keseluruhan
akhir yang telah dicapai oleh individu dan kelompok
- Games
Kegiatan Individu
- Asuhan Keperawatan
Kegiatan Kelompok
a. Kelompok Wisama
Wisma Bungur
Wisma Cempaka
Kegiatan kelompok di wisma Cempaka diawali dengan melakukan Focus Group discussion
(FGD). Berdasarkan hasil FGD yang dilakukakn pada hari selasa 27 Juli, yang diikuti oleh 15
orang lansia yang terdiri dari 2 orang laki-laki dan 13 orang perempuan, didapatkan hasil 6 orang
yang menderita penyakit kolestrol dan 5 orang yang menderita penyakit darah tinggi dan empat
orang lainya menderita remautik, jadi sebagian besar werda menderita penyakit kolestrol, yang
kebanyakan tidaktahu tentang kolesterol atau belum mengatahui secara benar apa yang dimaksud
dengan kolesterol. Berdasarkan hasil FGD tersebut pada tanggal 30 Juli 2010 kelompok
melakukan penyuluhan mengenai kolesterol
Wisam Dahlia
b. Kelompok STW
Kegiatan kelompok iini merupakan suatu intervensi yang dipilih oleh kelompok melalui
bebetapa tahap pengkajian baik melalui observasi dan wawancara langsung. Berdasarkan hasil
laporan dari setiap wisma dan dari hasil diskusi kelompok mengenai masalah yang paling tepat
untuk dilakukan intervensi kelompok maka kelompok besar bersepakat memilih masalah nutrisi
sebagai masalah utama yang perlu diintervensi. Untuk memvalidasi data mengenai masalah
nutrisi tersebut maka kelompok membuat kuisioner mengenai nutrisi yang disebarkan diseluruh
wisma dengan metode wawancara. Hasil kuisioner tersebut menunjukan bahwa dari 46 total
sampel yang tersebar di empat Wisma STW 12 werdha (26%) memiliki IMT kurang , 7 werdha
(15%) memiliki IMT berlebih dan sisanya 27 werdha (58%) memiliki IMT normal. Selanjutnya
22 werdha (47%) merasa mengalami penurunan berat badan selama 3 bulan terakhir, 20 werdha
(43%) mengalami kesulitan mengunyah, 15 werdha (32%) mengalami penurunan nafsu makan.
Dari data tersebut maka kelompok mengadakan kegiatan penyuluhan mengenai nutrisi pada
lanisia yang diadakan pada tanggal 31 Juli 2010. Penyuluha tersebut diikuti oleh 54 orang dan
disambut antusias oleh para werdha, kegiatan tersebut berlangsung selama 45 menit dan diakhiri
oleh beberapa pertanyaan dari werdha mengenai materi yang disajikan Laporan hasil kegiatan
terlampir)
Selain penyuluhan diadakan terminasi akhir praktek profesi gerontik gelombang IV pagi sebagai
perpisahan untuk para werdha setelah mahasiswa berpraktek di sana selama 2 minggu. Kegiatan
ini terminasi ini diawali dengan pesan dan kesan dari wakil para werdha yang diwakili oleh Opa
Sayono, selanjutnya perwakilan dari mahasiswa, perwakilan STIKes Binawan oleh Ibu
Widanarti dan diakhiri oleh Ibu Tjandra Kamandari mewakili STW. Kemudian ditutup dengan
games oleh mahasiswa bersama para werdha.
C. Evaluasi Kegiatan
Kegiatan praktek profesi gerontik angkatan IV yang dilakukan sejak tanggal 20 hingga tanggal
31 Juli 2010 ini secara umum telah memenuhi tujuan dan kompetensi praktek keperawatan
gerontik yaitu peserta praktek mampu memberikan asuhan keperawatan gerontik sesuai dengan
konsep dan teori. Hal tersebut dibuktikan dengan pencapaian kompetensi yang diperoleh oleh
mahasiswa antara lain mampu berkomunikasi dan membina hubungan terapeutik dengan werdha,
mampu melakukan pengkajian dengan memperhatikan prinsip-prinsip pendekatan pada lansia,
mampu merencanakan asuhan keperawatan serta mengimplementasikannya. Tujuan tersebut
dapat dicapai tentunya bukan tanpa kendala dan hambatan. Masalah-masalah yang khas pada
lansia seperti masalah dalam hal kognitif, afektif dan psikomotor yang ditemukan di lahan
praktek memberikan tantangan tersendiri bagi mahasiswa untuk dapat memenuhi tujuan dan
kompetinsi yang diinginkan dengan melakukan modifikasi lingkungan. Kegiatan kelompok
yang dilakukan oleh setiap kelompok wisma telah menjawab masalah yang ada di setiap wisama
dengan terlbih dahulu mengidentifikasi masalah utama yang dinilai penting dan mengancam
komunitas lanisa di setiap wisma tersebut. Kegiatan kelompok besar juga disambut antusias oleh
para werdha yang mengikutinya walaupun kegiatan tersebut sebatas meningkatkan pengetahuan
werdha terkait nutrisi pada lansia melalui suatu penyuluhan kesehatan tanpa merobah dan
memodifikasi makanan yang diberikan karena hal tersebut menyangkut kebijakan institusi STW
Dukungan dari pihak institusi yang menjadi tempat lahan praktek sangat mempermudah
mahasiswa dalam melaksanakan praktek. Kegiatan yang diadakan di STW merupakan kegiatan-
kegiatan yang sangat mendukung tercapainya tujuan asuhan keperawatan yang umum terdapat
pada usia lanjut seperti, olahraga, melatih kognitif, sensori persepsi, pengembangan spiritual dan
sebagainya yang semuanya itu memperkaya implementasi terkait dengan asuhan keperawatan
yang diangkat oleh mahasiswa.
Proses pembimbingan dalam praktek profesi gerontik ini sangat baik karena tidak ada satu
haripun yang dilewatkan tanpa ada pembimbing, walaupun pembimbing di minggu pertama
terkadang tidak sesuai dengan jadwal yang ada namun selalu digantikan oleh pembimbing dari
lahan peraktek yang setiap hari berada di lahan praktek. Proses pembimbingan di minggu ke dua
yang merupakan minggu supervisi berjalan dengan lancar dan diikuti oleh setiap mahasiswa.
Sepanjang praktek keperawatan gerontik ini terdapat beberapa mahasiswa yang tidak dapat
mengikuti penuh kegiatan praktek sesuai dengan jadwal sehingga harus menggantinya sesuai
dengan jumlah hari yang dilewati. Alasan ketidak hadiran tersebut yaitu kerena sakit
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Bagi STW
Diharapkan perhatian khusus bagi kebutuhan lansia perlu ditingkatkan, pemberian nutrisi
yang sesuai dengan kebutuhan werdha juga perlu diperhatikan. Diharapkan juga STW
perlu meningkatkan kejelihan membaca situasi dan konflik intern antar werdha agar
supaya tidak terjadi masalah-masalah interen werdha yang tidak disadari oleh STW yang
mengakibatkan adanya kerusakan interaksi sosial antar werdha. Diharapkan STW juga
mampu meningkatkan motivasi semua werdha untuk dapat mengikuti semua kegiatan
STW sesuai dengan kemampuan werdha
Bagi Institusi
Diharapkan pembimbiangan dari institusi diberikan sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan. Pembimbingan sebelum supervisi perlu di tingkatkan
Bagi Mahasiswa
Kemampuan mahasiswa untuk memberikan asuhan keperawatan secara holistik yang
menyangkut masalah bio, psiko, sosio dan spiritual perlu ditingkatkan agar supaya
mahasiswa tidak hanya memandang werdha sebagai makhluk biologis saja yang hanya
memiliki masalah kesehatan bilogis dan mengesampingkan masalah lainnya.