Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai seorang guru yang sehari-hari mengajar di sekolah, tentunya tidakjarang harus menangani anak-anak yang mengalami kesulitan dalam
belajar.Anak-anak yang sepertinya sulit sekali menerima materi pelajaran, baikpelajaran membaca, menulis, serta berhitung yang merupakan
kebutuhandasar yang akan dipelajari pada saat sekolah dasar. Hal ini terkadangmembuat guru menjadi frustasi memikirkan bagaimana menghadapi anak-
anak seperti ini. Demikian juga para orang tua yang memiliki anak-anak yangmemiliki kesulitan dalam belajar. Harapan agar anak mereka menjadi
anakyang pandai, mendapatkan nilai yang baik di sekolah menambah kesedihanmereka ketika melihat kenyataan bahwa anak-anak mereka kesulitan
dalambelajar.
Akan tetapi yang lebih menyedihkan adalah perlakuan yang diterima anakyang mengalami kesulitan belajar dari orang tua dan guru yang
tidakmengetahui masalah yang sebenarnya, sehingga mereka memberikan capkepada anak mereka sebagai anak yang bodoh, tolol, ataupun gagal tanpa
memahami dan menelusuri latar belakang, sebab akibat kenapa angka tersebut mengalami kegagalan dalam belajar.
Fenomena ini kemudian menjadi perhatian para ilmuan yang tertarik denganmasalah kesulitan belajar. Begitu juga para mahasiswa yang pada
saatmelakukan penelitian di sekolah dasar melihat bahwa kebanyakan guru belummaksimal dalam upaya pemberian bantuan terhadap kesulitan belajar ank
disekolah. Untuk itu penulis terpanggil untuk memberikan beberapa masukandan saran kepada pihak sekolah yang diteliti.
Adalah Sekolah Dasar Muhammadiyah Waringinsari Kecamatan Sukoharjo.Kalau dilihat dari profilnya, sekolah ini termasuk sekolah unggulan
diKecamatan Sukoharjo. Hal ini dibuktikan dengan pemantauan peneliti sendirisetelah melihat beberapa piagam dan piala baik itu di bidang
akademiik,olahraga, maupun seni budaya. Dan ketika peneliti sendiri mewawancaraiKepala Sekolah, Bapak Sudarto, S. Ag., membenarkan akan hal
itu.Keunggulan sekolah ini juga ditandai dengan hasil dari Badan akreditasiSekolah Kabupaten Tanggamus Tahun 2008 dengan predikat nilai B (plus).
Walaupun demikian, tentunya walaupun sekolah ini merupakan termasuksekolah unggulan, peneliti mengamati tentang pelayanan bantuan
bimbinganbelajar terhadap siswa masih belum berjalan dengan baik. Untuk itu dalam
makalah ini penulis akan mencoba melakukan penelitian terhadap 2 murid kelas 5 (lima0.

A.Identifikasi Kesulitan Belajar


1.Defenisi Kesulitan Belajar
Aktifitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsungsecara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-
kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasaamat sulit. Dalam hal semangat, terkadang semangatnya tinggi, tetapi jugasulit
untuk mengadakan konsentrasi. Demikian kenyataan yang sering kitajumpai pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalamkaitannya dengan
aktifitas belajar. Setiap individu memang tidak adayang sama. perbedaan individu ini pulalah yang menyebabkan perbedaantingkah laku dikalangan anak
didik. “dalam keadaan di mana anak didik /siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebutdengan kesulitan belajar. Kesulitan belajar
merupakan kekurangan yangtidak nampak secara lahiriah. Ketidak mampuan dalam belajar tidak dapatdikenali dalam wujud fisik yang berbeda dengan
orang yang tidakmengalami masalah kesulitan belajar. Kesulitan belajar ini tidak selalu
disebabkan karena factor intelligensi yang rendah (kelaianan mental),akan tetapi dapat juga disebabkan karena faktor lain di luar
intelligensi.Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilanbelajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar
adalahsuatu kondisi proses belajar yang ditandai hambatan-hambatan tertentudalam mencapai hasil belajar.
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yangdapat
menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpamengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yangjustru dalam
belajarnya mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajarsiswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untukmencapai hasil belajar, dan
dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupunfisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajaryang dicapainya berada di bawah
semestinya.
Kesulitan belajar siswa mencakup pengetian yang luas, diantaranya :
(a)learning disorder;
(b) learning disfunction;
(c) underachiever;
(d) slow learner, dan
(e) learning diasbilities.
Di bawah ini akan diuraikan dari masing-masing pengertian tersebut.
a.Learning Disorder atau kekacauan belajar
adalah keadaan dimanaproses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yangbertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami
kekacauan belajar,potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya tergangguatau terhambat oleh adanya respons-respons yang
bertentangan,sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yangdimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah ragakeras
seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalamikesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah- gemulai.
b.Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajaryang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipunsebenarnya siswa
tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitasmental, gangguan alat indra, atau gangguan psikologis lainnya.Contoh : siswa yang yang memiliki postur
tubuh yang tinggi atletisdan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidakpernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat
menguasaipermainan volley dengan baik.
c.Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnyamemiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal,tetapi prestasi
belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telahdites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong
Latar belakang keluarganya sama dengan BZ, namun AS inimemang memiliki keterlambatan menagkap pelajaran. Hal inidisebabkan kurang
perhatiannya orang tuanya tetang kebutuhangizi dan vitamin bagi AS. Itu terbukti ketika melihat menumakanan sehari-hari sangatlah jauh dari 4 sehat lima
sempurna.Ditambah lagi orang tuanya dirumah acuh-tak acuh terhadapproses belajarnya
d. Prognosis
Setelah melakukan diagnosis kesulitan belajar murid tersebut, pihak
sekolah melalui wali kelas telah melakukan beberapa hal yakni :
1) Bimbingan Pribadi
2)Kunjungan Rumah (home visit)
e.Alih Tangan Kasus
Dari jenis masalah yang dimiliki BZ dan AS, pihak sekolah maupun
guru belum mengadakan Alih Tangan Kasus.
f.Evaluasi dan Follow Up
Setelah memberikan beberapa macam layanan bimbingan. Pihaksekolah melakukan evaluasi bahwa kedua anak tersebut harusmendapatkan
perhatian penuh dari kedua orang tuanya. Dan pihak
sekolah selalu memberikan informasi kepada orang tua masing-masing terkait ada atau tidaknya perkembangan hasil belajar kedamurid tersebut.
B.Layanan Yang Telah Diberikan
Dalam memberikan pemahaman demi kelancaran dan keberhasilan murid diSD Muhammadiyah Waringinsari, pihak sekolah telah memberikan
beberapalayanan, yaitu :
1. Layanan Orientasi
Layanan orientasi ini diberikan pada saat permulaan awal masuk sekolah.Isinya tentang apa saja yang akan dipelajari selama kelas V
dankhususnya pelajaran semester ganjil.
2. Layanan Informasi
Layanan informasi ini diberikan untukm membekali siswa denganberbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yangberguna bagi
individu murid sebagai penunjang pembelajarannya disekolah. Seperti menyampaikan aga murid menyiapkan buku tulis tiapbidang studi, jadwal belajar,
dan lain-lain
3.Layanan Penempatan Penyaluran
Layanan ini telah dilakukan dengan menempatkan posisi tempat belajar
yang sesuai.
4. Layanan Pembelajaran
Layanan ini diberikan agar murid mampu melaksanakan kegiatan belajar
dengan baik dan seoptimal mungkin, baik di sekolah maupun di rumah.
5.Layanan Bimbingan Kelompok
Wali kelas V sewaktu-waktu memberikan layanan bimbingan kelompokpada muridnya. Hal ini bertujuan agar murid-murid memahami
betapapentingnya kerjasama dalam hal sosial. Membuat jadwal piket, danstruktur kelas.
6.Bimbingan Pribadi
Bimbingan pribadi ini dilakukan pihak sekolah kepada murid yangmenagalami kesulitan belajar. Hal ini dilakukan pada siswa seperti BZdan AS.
Bimbingan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman danpemberian pengertian tentang masalah yang dihadapinya dan saran-saranuntuk penyelesaian
masalah belajarnya
dapat juga diubah dan untuk meningkatkan prestasi anak underachieverdapat dilakukan dengan membangun self-esteem, meningkatkan
konsepdiri, meningkatkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik, mengajari carabelajar (study skills), manajemen waktu dan mengatasi kekurangannyadalam hal
akademik.
2. AS
Sepeti yang sudah penulis sampaikan di atas. Bahwa kesulitan belajar Astergolong pada Solw Learner (lambat dalam belajar). Untuk itu cara
yangtepat untuk menagani kesulitan belajar ini adalah :
a. Pengulangan
AS ini susah dalam menagkap pelajaran dan lambat prosesmentransfer ilmunya. Untuk itu sosuli tepatnya adalah agar gurumemberikan waktu
khusus pada AS untuk melakukan pengulanganpelajaran dengan tepat.
b.Harus ada Bimbingan Khusus
Slow learner, yang dihadapi AS ini, harus dibimbing oleh satu orangguru tertentu. Artinya da harus dibimbing satu orang gurukhusus.Pelajaran
dalam satu kelas yang diampu satu orang guru seperti disekolah umum jelas tidak bisa diterapkan pada para siswaberkebutuhan khusus seperti AS. Untuk
itu kalau wali sekolah tidak
sanggup, bisa mencarikan guru pembimbing khusus di rumah (lesprivat) yang tujuannya agar AS dapat diajari dengan perhatian penuhdari satu
orang guru pembimbing.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis buat. Dapat disimpulkan bahwamurid di kelas V SD Muhammadiyah Waringinsari Kecamatan
Sukoharjoyang memiliki kesulitan belajar adalah BZ dan AS. Dan cara menyelesaikanatau penanganan yang tepat terhadap kesulitan belajar tersebut
adalah :
1. BZ diberikan layanan model trifokal adalah salah satu pendekatan yangpaling komprehensif untuk mengatasi siswa yang underachiever.
Modelini melibatkan individu sendiri, lingkungan rumah dan sekolah. Masing-masing pihak yang terlibat tersebut diikutsertakan dalam program
trifokalini, sehingga setiap orang yang diperkirakan berkontribusi terhadapmasalah underachiever dapat menyelesaikan masalah anak dengan
lebihkomprehensif.
2.AS yang memiliki masalah kesulitan belajar slow learner diberikan terapipengulangan dan bimbingan belajar khusus di rumah (di luar
jam sekolah).
B. Saran
Pada kesempatan ini, penulis akan menyampaikan beberapa saran :
1. Kepada Sekolah
Secara umum penulis melihat bahwa tidak ada kesulitan belajar luar biasapada murid, namun beberapa individu mempunyai beberapa masalahdalam
belajarnya. Untuk itu kami menyarankan agar SD MuhammadiyahWaringinsari Kecamatan Sukoharjo, agar memiliki seorang gurupembimbing khusus.
Hal ini agar bembingan belajar dapat difokuskanpada pembimbing tersebut.
2.Kepada Guru Kelas V
Kepada Guru Kelas V, diharapkan agar dapat memberikan tahapanpenyelesaian seperti yang kami gambarkan di atas. Tentunya hal itu akanberjalan efektif
dengan kerjasama dengan pihak orangtua murid.
3. Kepada Orangtua
Kepada kedua orang tua, baik orang tua BZ dan AS, agar dapatmemberikan perhatian penuh kepada anaknya. Luangkanlah waktu untukmengevaluasi hasil
belajarnya di sekolah.
4. Kepada Murid
Untuk BZ agar meningkatkan kualitas belajarnya dengan saran dari guru
dan orangtua masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA
http://admanfd.files.wordpress.com/2008/02/m a ka la h _klinik-pembela j a ran.doc
http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/27/usaha-mengatasi-
kesulitan-belajar-siswa-di-sekolah-dasar-tentang-anak-bodoh/.

Anda mungkin juga menyukai