Anda di halaman 1dari 1

Arti Cinta bagiku

Love. Haha, kosakata yang sebenarnya sudah lama tak berupa di benakku. Entah kar
ena kesakitan atau karena sengaja menekan hal itu tidak muncul sampai pada alam
bawah sadar. Love adalah hal yang dibutuhkan semua orang tampaknya. Lihat saja f
ilm film, sinetron, novel takkan lepas dari kata dan bumbu bumbu cinta. Ada yang
suci, penuh nafsu, jahat, aneh, buta dan berbagai hal laiinya. Namun cinta itu
juga digambarkan begitu indah, romantis dan akan tetap dinanti anak adam.
Orang-orang yang mengalami yang namanya cinta itu akan seperti orang gila tampak
nya. Merindukan pertemuan, tidak tenang sebelum mendengar suara, tidak nyaman ji
ka belum memandang dan hal-hal aneh lainnya. Huaah,, pintar sekali aku melukiska
nnya, sedang aku pun tidak pernah benar-benar merasakan apa itu cinta, dan belum
ingin merasakannya karena belum ingin jadi orang gila. Pikiran yang miris sekal
i.
Untuk anak muda zaman sekarang kata cinta itu termanifestasi menjadi Pacaran. M
enurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga, 2002: 807), pacar adalah keka
sih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta-k
asih. Berpacaran adalah bercintaan; [atau] berkasih-kasihan [dengan sang pacar].
Akan tetapi kata â Pacaranâ ini pun menjadi anti di telinga segolongan para remaja ata
anak muda yang menamakan dirinya Aktivis Dakwah. Kata â Pacaran ini menjadi haram d
engan segala dalil, segala alasan dan segala hal lainnya. Hubungan laki-laki dan
perempuan pun dijaga agar tidak melanggar prinsip-prinsip yang syari. Misalnya
rapat organisasi memakai hijab, jika harus berbicara sering menundukkan pandanga
n dan tidak menatap, sms secukupnya, tidak ada yang namanya berjalan dan berduan
dengan laki-laki, tidak ada yang namanya sms antara perempuan dan laki-laki dan
berbagai hal lainnya yang kadang diaanggap sangat ekstrem oleh pemuda-pemudi l
ainnya. Dianggap aneh, dianggap terbelakang mungkin. Yah memang benar adanya, ce
rcaan tersebut. Sekumpulan anak muda yang kuno dan tidak gaul.
Bagiku yang awal mulanya melihat fenomena inipun bingung. Dapat dimengerti alasa
n mereka untuk menjaga kesucian, patuh terhadap perintah Allah dengan segala dal
il yang ada, namun pertanyaannya bagaimana mereka dapat bertahan. Apalagi menuru
tku, lingkungan yang dihuni mereka pun sangat rawan. Jika perempuan dan laki-lak
i lain tidak akan menimbulkan getar di hati, namun yang dihadapi dan pertemuanny
a intens itu adalah laki-laki dan perempuan yang kualitasnya tidak diragukan dar
i penampilan luar. Wajah yang bersahaja, kata-kata yan memukau, ghirah yang memb
ara, dan insya Allah mereka pasti dekat dengan Tuhannya. Hati mana yang takkan
terbesit rasa kagum. Dan bagiku orang yang masih awam, tempat seperti ini lebih
menguji imanku.
Lambat laun alasan dan cara manjalani hidup seperti ini, menjomblo dengan sebena
r-benarnya menjomblo dapat kulalui di tahun pertama ini bersama dengan teman-tem
an seperjuangan. Jika alasan yang lain karena dalil Islam tidak memperbolehkan p
acaran, ingin patuh terhadap perintah Allah, ingin mencari jodoh yang sepadan ya
ng sama menjada diri dengannya dan alasan lainnya. Sedangkan aku masih bingung d
engan berbagai alasan dan dalil pun memiliki alasan tersendiri mengapa tenang da
n tetap ingin menjomblo sampai menikah. Hmm, karena bagiku mencintai itu menyaki
tkan. Menyakitkan mencintai orang yang tidak mencintai kita. Akan tetapi lebih m
enyakitkan teman, tidakkah kau rasakan? â Pacaran = Mencintai orang, yang tidak halal
untuk dicintai. Mengabiskan waktu dan sungguh merugiâ . How about U??
Sungailiat, 30 Juli 2010

Anda mungkin juga menyukai