Anda di halaman 1dari 3

c S  S 

Ada 2 pengertian tentang pers, yaitu sbb :


1. dalam arti sempit ; Pers adalah media cetak yang mencakup surat kabar, koran, majalah,
tabloid, dan buletin-buletin pada kantor berita.
2. dalam arti luas ; Pers mencakup semua media komunikasi, yaitu media cetak, media audio
visual, dan media elektronik. Contohnya radio, televisi, film, internet, dsb.
c S 
S     
Sejarah perkembangan pers di Indonesia tidak terlepas dari sejarah politik Indonesia. Pada
masa pergerakan sampai masa kemerdekaan, pers di Indonesia terbagi menjadi 3 golongan, yaitu
pers Kolonial, pers Cina, dan pers Nasional.
S   adalah pers yang diusahakan oleh orang-orang Belanda di Indonesia pada
masa kolonial/penjajahan. Pers kolonial meliputi surat kabar, majalah, dan koran berbahasa
Belanda, daerah atau Indonesia yang bertujuan membela kepentingan kaum kolonialis Belanda.
S   adalah pers yang diusahakan oleh orang-orang Cina di Indonesia. Pers Cina
meliputi koran-koran, majalah dalam bahasa Cina, Indonesia atau Belanda yang diterbitkan oleh
golongan penduduk keturunan Cina.
S   adalah pers yang diusahakan oleh orang-orang Indonesia terutama orang-
orang pergerakan dan diperuntukkan bagi orang Indonesia. Pers ini bertujuan memperjuangkan
hak-hak bangsa Indonesia di masa penjajahan. ë    atau
  , pendiri
surat kabar mingguan    yang sejak 1910 berkembang menjadi harian, dianggap
sebagai tokoh pemrakarsa pers Nasional.
Adapun perkembangan pers Nasional dapat dikategorikan menjadi beberapa periode sbb :
ñ ññ
Pada masa ini, pers sering disebut sebagai pers perjuangan. Pers Indonesia menjadi salah satu
alat perjuangan untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Beberapa hari setelah teks proklamasi
dibacakan Bung Karno, terjadi perebutan kekuasaan dalam berbagai bidang kehidupan
masyarakat, termasuk pers. Hal yang diperebutkan terutama adalah peralatan percetakan.
Pada bulan September-Desember 1945, kondisi pers RI semakin kuat, yang ditandai oleh
mulai beredarnya koran J  ÑBandung),       Ñ akarta), 
                dan ë        
g ññ
Masa ini merupakan masa pemerintahan parlementer atau masa demokrasi liberal. Pada masa
demokrasi liberal, banyak didirikan partai politik dalam rangka memperkuat sistem
pemerintah parlementer. Pers, pada masa itu merupakan alat propaganda dari Par-Pol.
Beberapa partai politik memiliki media/koran sebagai corong partainya. Pada masa itu, pers
dikenal sebagai     .
a ñ
Orde baru mulai berkuasa pada awal tahun 1970-an. Pada masa itu, pers mengalami
depolitisasi dan komersialisasi pers. Pada tahun 1973, Pemerintah Orde Baru mengeluarkan
peraturan yang memaksa penggabungan partai-partai politik menjadi tiga partai, yaitu
·   dan . Peraturan tersebut menghentikan hubungan partai-partai politik dan
organisasi massa terhadap pers sehingga pers tidak lagi mendapat dana dari partai politik.
 ñ
Pada tahun 1982, Departemen Penerangan mengeluarkan S     S  
  ñ  ñ tentang J ! "  #   ÑJ"). Dengan adanya
SIUPP, sebuah penerbitan pers yang izin penerbitannya dicabut oleh Departemen Penerangan
akan langsung ditutup oleh pemerintah. Oleh karena itu, pers sangat mudah ditutup dan
dibekukan kegiatannya. Pers yang mengkritik pembangunan dianggap sebagai pers yang
berani melawan pemerintah. Pers seperti ini dapat ditutup dengan cara dicabut SIUPP-nya.
 ñ
Pada tahun 1990-an, pers di Indonesia mulai melakukan repolitisasi lagi. Maksudnya, pada
tahun 1990-an sebelum gerakan reformasi dan jatuhnya Soeharto, pers di Indonesia mulai
menentang pemerinah dengan memuat artikel-artikel yang kritis terhadap tokoh dan
kebijakan Orde Baru. Pada tahun 1994, ada tiga majalah mingguan yang ditutup, yaitu
ë, ë$, dan % .
  
ñ ñ
 
Pada masa reformasi, pers Indonesia menikmati kebebasan pers. Pada masa ini terbentuk UU
Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Era reformasi ditandai dengan terbukanya keran
kebebasan informasi. Di dunia pers, kebebasan itu ditunjukkan dengan dipermudahnya
pengurusan SIUPP. Sebelum tahun 1998, proses untuk memperoleh SIUPP melibatkan 16
tahap, tetapi dengan instalasi $#  & '# #  proses tersebut melibatkan 3 tahap saja.

Berdasarkan perkembangan pers tersebut, dapat diketahui bahwa pers di Indonesia senantiasa
berkembang dan berubah sejalan dengan tuntutan perkembangan zaman.
Pers di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan identitas. Adapun perubahan-perubahan
tersebut adalah sbb :
c Tahun 1945-an, pers di Indonesia dimulai sebagai pers perjuangan.
c Tahun 1950-an dan tahun 1960-an menjadi pers partisan yang mempunyai tujuan sama dengan
partai-partai politik yang mendanainya.
c Tahun 1970-an dan tahun 1980-an menjadi periode pers komersial, dengan pencarian dana
masyarakat serta jumlah pembaca yang tinggi.
c Awal tahun 1990-an, pers memulai proses repolitisasi.
c Awal reformasi 1999, lahir pers bebas di bawah kebijakan pemerintahan B . Habibie, yang
kemudian diteruskan pemerintahan Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri,
hingga sekarang ini.
c [ S S  
 
    

Pers atau media amat dibutuhkan baik oleh pemerintah maupun rakyat dalam kehidupan
bernegara. Pemerintah mengharapkan dukungan dan ketaatan masyarakat untuk menjalankan
program dan kebijakan negara. Sedangkan masyarakat juga ingin mengetahui program dan
kebijakan pemerintah yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan.
Dalam ü ü 
ñSaa disebutkan mengenai fungsi pers,
dalam hal ini . Adapun fungsi pers nasional adalah sbb :
ñ J#(     
Pers nasional sebagai sarana berkomunikasi antarwarga negara, warga negara dengan
pemerintah, dan antarberbagai pihak.
) J#(  # 
Pers nasional dapat menyebarkan informasi baik dari pemerintah atau negara kepada warga
negara Ñdari atas ke bawah) maupun dari warga negara ke negara Ñdari bawah ke atas).
* J#( #  
Berita, tulisan, dan pendapat yang dituangkan melalui pers dapat menciptakan opini kepada
masyarakat luas. Opini terbentuk melalui berita yang disebarkan lewat pers.
u J#(           #      #( #(  
üü ñSg menyebutkan : ³$      
   ( #   +           X
Dapat disimpulkan bahwa fungsi dan peranan pers di Indonesia antara lain sbb :
1. media untuk menyatakan pendapat dan gagasan-gagasannya.
2. media perantara bagi pemerintah dan masyarakat.
3. penyampai informasi kepada masyarakat luas.
4. penyaluran opini publik.
c S S     S     
Hak masyarakat atau warga negara Indonesia untuk mengeluarkan pikiran secara lisan, atau
tulisan mendapat jaminan dalam üüñSg, yang berbunyi ;
³$ #   #  (     (     
 #(     ( "  (+"  ( X
Selain itu, kebebasan pers di Indonesia memiliki landasan hukum yang termuat didalam
ketentuan-ketentuan sbb :
1. S g [, yang menyatakan setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
2.     S      S ñ tentang Hak Asasi Manusia, yang antara lain
menyatakan bahwa setiap orang berhak berkomunikasi dan memperoleh informasi.
3.SñS
S tentang Hak Asasi Manusia yang berbunyi, ³J   ( # 
##     (  ,    ##
       ( ((              
  #            (     ( #+
#   X

Anda mungkin juga menyukai