Anda di halaman 1dari 4

INOVASI Vol.

3/XVII/Maret 2005
KESEHATAN
Global Environmental Change dan Masalah Kesehatan-Lingkungan

Adi J. Mustafa
Mahasiswa S3 pada Center for Environmental Remote Sensing (CEReS), Chiba University,
Japan; Peneliti pada Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal)
E-mail: adijm@ceres.cr.chiba-u.ac.jp

1. Pendahuluan terhadap lingkungan, yang tergambar


misalnya pada angka populasi yang terus
Setiap peralihan musim, terutama dari musim meningkat, aktifitas ekonomi, dan
kemarau ke musim penghujan, kita pilihan-pilihan teknologi dalam memacu
menyaksikan berbagai masalah kesehatan pertumbuhan ekonomi. Saat ini pengaruh dan
melanda tanah air kita, termasuk yang paling beban terhadap lingkungan hidup sedemikian
sering terjadi adalah wabah demam berdarah besar, sehingga mulai terasa
(dengue fever). Sebagian masalah ini gangguan-gangguan terhadap Sistem Bumi
langsung atau tidak langsung terkait dengan kita.
Global Environmental Change (GEC) atau
perubahan lingkungan global. Kesehatan GEC yang terjadi seiring tekanan besar yang
populasi manusia manapun, jika ditinjau dilakukan manusia terhadap sistem alam
secara mendasar, terkait dengan kondisi sekitar, menghadirkan berbagai macam
sosial dan lingkungan. Sementara itu selama risiko kesehatan dan kesejahteraan bagi
berabad-abad masyarakat manusia seluruh umat manusia. Sebagai contoh, kita
memperolah keuntungan tetapi juga kerugian terus mempertinggi konsentrasi gas-gas
dari perubahan-perubahan yang mereka tertentu yang menyebabkan meningkatkan
lakukan terhadap lingkungan sekitarnya. efek alami rumah kaca (greenhouse) yang
Nampaknya serangan berbagai wabah mencegah bumi dari pendinginan alami
penyakit menuntun kita untuk lebih arif (freezing). Selama abad 20 ini, suhu rata-rata
memperhatikan dan memperlakukan permukaan bumi meningkat sekitar 0,60C dan
lingkungan sekeliling. Bagi para peneliti, sekitar dua-per-tiga pemanasan ini terjadi
kondisi ini menjadi tantangan ilmiah sekaligus sejak tahun 1975. GEC penting lainnya
tantangan kemanusiaan, sampai sejauh adalah menipisnya lapisan ozon, hilangnya
mana aktifitas penelitian mampu menjawab keaneragaman hayati (bio-diversity),
permasalahan kesehatan masyarakat, satu degradasi kualitas lahan, penangkapan ikan
masalah riil yang dihadapi bangsa Indonesia melampaui batas (over-fishing), terputusnya
saat ini. siklus unsur-unsur penting (misalnya nitrogen,
sulfur, fosfor), berkurangnya suplai air bersih,
Seperti kita ikuti bersama, akhir-akhir ini urbanisasi, dan penyebaran global berbagai
diskusi tentang global change banyak polutan organik. Dari kacamata kesehatan,
diangkat. Berbagai perubahan sosial, hal-hal di atas mengindikasikan bahwa
ekonomi, budaya, teknologi dan politik kesehatan umat manusia dipengaruhi oleh
mengharuskan jalinan hubungan di antara berbagai faktor yang terjadi di luar batas
masyarakat manusia di seluruh dunia. kemampuan daya dukung ruang lingkungan
Fenomena ini dirangkum dalam terminologi dimana mereka hidup.
globalisation. Ditengah riuh rendah
globalisasi inilah muncul wacana GEC. GEC Dalam skala global, selama seperempat abad
sendiri diartikan sebagai perubahan dalam ke belakang, mulai tumbuh perhatian serius
skala besar pada sistem bio-fisik dan ekologi dari masyarakat ilmiah terhadap
yang disebabkan aktifitas manusia. penyakit-penyakit yang terkait dengan
Perubahan ini terkait erat dengan sistem masalah lingkungan, seperti kanker yang
penunjang kehidupan planet bumi disebabkan racun tertentu (toxin related
(life-support system). Ini terjadi melalui cancers), kelainan reproduksi atau
proses historis panjang dan merupakan gangguan pernapasan dan paru-paru akibat
agregasi pengaruh kehidupan manusia polusi udara. Secara institusional

Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia 35
INOVASI Vol.3/XVII/Maret 2005

International Human Dimensions Programme 2. Bagaimana GEC Mempengaruhi


on Global Environmental Change (IHDP) Kesehatan Manusia?
membangun kerjasama riset dengan Earth
System Science Partnership dalam Ada tiga alur tingkatan pengaruh GEC
menyongsong tantangan permasalahan terhadap kesehatan (perhatikan ilustrasi
kesehatan dan GEC. gambar). Pengaruh ini dari urutan atas ke
bawah menunjukkan peningkatan
Pengaruh perubahan iklim global terhadap kompleksitas dan pengaruhnya bersifat
kesehatan umat manusia bukan pekerjaan semakin tidak langsung pada kesehatan.
mudah. Dibutuhkan kerja keras dan Pada alur paling atas, terlihat contoh
pendekatan inter-disiplin diantaranya dari bagaimana perubahan pada kondisi
studi evolusi, bio-geografi, ekologi dan ilmu mendasar lingkungan fisik (contohnya: suhu
sosial. Di sisi lain kemajuan teknik ekstrim atau tingkat radiasi ultraviolet) dapat
penginderaan jauh (remote sensing) dan mempengaruhi biologi manusia dan
aplikasi-aplikasi sistem informasi geografis kesehatan secara langsung (misalnya sejenis
akan memberikan sumbangan berarti dalam kanker kulit). Alur pada dua tingkatan lain, di
melakukan monitoring lingkungan secara tengah dan bawah, mengilustrasikan
multi-temporal dan multi-spatial resolution. proses-proses dengan kompleksitas lebih
Dua faktor ini sangat relevan dengan tinggi, termasuk hubungan antara kondisi
tantangan studi GEC-kesehatan lingkungan lingkungan, fungsi-fungsi ekosistem, dan
yang memerlukan analisa historis keterkaitan kondisi sosial-ekonomi.
GEC dan kesehatan serta analisa pengaruh
GEC di tingkat lokal, regional hingga global. Alur tengah dan bawah menunjukkan tidak
mudahnya menemukan korelasi langsung

Pengaruh
kesehatan
Pemicu
utama ekonomi,
teknologi, sosial
dan budaya misal: tingginya

radiasi UV dan

misal:
misal: suhu
Perubahan lingkungan* Perubahan jumlah Pengaruh
lebih tinggi, ekosistem kesehatan
nyamuk,
pengaruh

Hubungan sosial, politik misal: tingkat Kondisi


sosial-ekon Pengaruh
ekonomi
keselamatan
omi; kesehatan
kerja, tingkat tingkat
resiko
kemiskinan,

*contoh: perubahan iklim, menipisnya ozon, berkurangnya kantong air,


hilangnya hutan, masalah irigasi dll.

Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia 36
INOVASI Vol.3/XVII/Maret 2005

antara perubahan lingkungan dan kondisi selain faktor lain seperti rendahnya
kesehatan. Akan tetapi dapat ditarik benang pemberantasan nyamuk vektor penyakit
merah bahwa perubahan-perubahan sejak dini, atau resistensi nyamuk sampai
lingkungan ini secara langsung atau tidak kemungkinan munculnya strain atau jenis
langsung bertanggung jawab atas virus baru.
faktor-faktor penyangga utama kesehatan
dan kehidupan manusia, seperti produksi Pada dekade lalu penelitian ilmiah yang
bahan makanan, air bersih, kondisi iklim, menghubungkan pengaruh perubahan iklim
keamanan fisik, kesejahteraan manusia, dan global terhadap kesehatan dapat dirangkum
jaminan keselamatan dan kualitas sosial. dalam tiga katagori besar. Pertama,
Para praktisi kesehatan dan lingkungan pun studi-studi empiris untuk mencari
akan menemukan banyak domain saling-hubungan antara kecenderungan dan
permasalahan baru di sini, menambah variasi iklim dengan keadaan kesehatan.
deretan permasalahan pemunculan Kedua, studi-studi untuk mengumpulkan
toksi-ekologi lokal, sirkulasi lokal penyebab bukti-bukti munculnya masalah kesehatan
infeksi, sampai ke pengaruh lingkungan sebagai akibat perubahan iklim. Ketiga,
dalam skala besar yang bekerja pada studi-studi pemodelan kondisi kesehatan di
gangguan kondisi ekologi dan proses masa depan. Penelitian empiris jenis pertama
penyangga kehidupan ini. Jelaslah bahwa dan kedua dimanfaatkan untuk mengisi
resiko terbesar dari GEC atas kesehatan kekosongan pengetahuan serta
dialami mereka yang paling rentan lokasi memperkirakan kondisi kesehatan sebagai
geografisnya atau paling rentan tingkat tanggapan terhadap perubahan iklim dan
sumber daya sosial dan ekonominya. lingkungan (scenario-based health risk
assessment).

3. Aktifitas Ilmiah Lingkungan untuk Akan tetapi, menimbang variasi kerentanan


Kesehatan sosial-ekonomi yang telah kita singgung,
keberhasilan sumbangan ilmiah di atas hanya
Sebagaimana disinggung di atas, masyarakat akan optimal jika didukung paling tidak dua
manusia sangat bervariasi dalam tingkat faktor lain, yaitu faktor administratif-legislatif
kerentanan terhadap serangan kesehatan. dan faktor cultural-personal (kebiasaan
Kerentanan ini merupakan fungsi dari hidup). Administrasi-legislasi adalah
kemampuan masyarakat dalam beradaptasi pembuatan aturan yang memaksa semua
terhadap perubahan iklim dan lingkungan. orang atau beberapa kalangan tertentu untuk
Kerentanan juga bergantung pada beberapa melakukan tindakan-tindakan preventif dan
faktor seperti kepadatan penduduk, tingkat penanggulangan menghadapi masalah ini.
ekonomi, ketersediaan makanan, kondisi Cakupan kerja faktor ini adalah dari mulai
lingkungan lokal, kondisi kesehatannya itu tingkatan supra-nasional, nasional sampai
sendiri, dan kualitas serta ketersediaan tingkat komunitas tertentu. Selanjutnya
fasilitas kesehatan publik. secara kultural-personal masyarakat didorong
secara sadar dan sukarela untuk melakukan
Wabah demam berdarah yang melanda aksi-aksi yang mendukung
negeri kita menyiratkan betapa rentannya kesehatan-lingkungan melalui advokasi,
kondisi kesehatan-lingkungan di Indonesia pendidikan atau insentif ekonomi. Faktor ini
saat ini, baik dilihat dari sisi antisipasi dikerjakan dari tingkatan supra-nasional
terhadap wabah, kesigapan sampai tingkat individu.
peanggulangannya sampai pada
penanganan para penderita yang kurang 4. Catatan Penutup
mampu. Merebaknya wabah di kawasan
urban juga menyiratkan kerentanan kondisi Sejauh pengamatan penulis, aktifitas
lingkungan dan kerentanan sosial-ekonomi. penelitian yang menghubungkan kajian
Hal ini terkait dengan patron penggunaan lingkungan dan kesehatan secara integral
lahan, kepadatan penduduk, urbanisasi, serta kerja praktis sistematis dari hasil
meningkatnya kemiskinan di kawasan urban, penelitian ilmiah di atas masih sangat sedikit

Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia 37
INOVASI Vol.3/XVII/Maret 2005

dilakukan di Indonesia. Menghadapi masalah kesehatan-lingkungan. Kemudian


tantangan lingkungan dan kesehatan ini dalam gerak cepat pula informasi yang
diperlukan terobosan-terobosan institusional dihasilkan dunia ilmiah, walaupun dengan
baru diantara lembaga terkait lingkungan segala ketidaksempurnaan dan
hidup dan kesehatan, misalnya dilakukan asumsi-asumsi, didorong untuk memasuki
rintisan kerjasama intensif yang diprakarsai arena kebijakan. Masalah kesehatan dan
Departemen Kesehatan, Departemen Sosial GEC ini merupakan isu krusial dan bahkan
dan Kementerian Lingkungan Hidup bersama isu sentral dalam diskursus internasional
lembaga penyedia data keruangan seperti seputar pembangunan yang berkelanjutan
Bakosurtanal (pemetaan) dan LAPAN (sutainable development).
(analisa melalui citra satelit). Untuk
mewujudkan kerjasama di tataran praktis 5. Daftar Bacaan
komunitas atau LSM pemerhati lingkungan
hidup mesti berkolaborasi dengan Ikatan
[1] Marten P., 2003, The Study of
Dokter Indonesia bersama asosiasi profesi
Environmental Change: Challenge to
seperti Ikatan Surveyor Indonesia (ISI),
Population Health Research, IHDP
Masyarakat Penginderaan Jauh (MAPIN)
Update 03/2003
dalam mewujudkan agenda-agenda
penelitian dan program-program penanganan [2] Matthies F., Few R., Kovats S., 2003,
permasalahan kesehatan dan perubahan Social Science and Adaptation to
lingkungan di tingkat lokal hingga nasional. Climate Change, IHDP Update 03/2003
[3] McMichael A.J., etal. (Eds), 2003,
Hadirnya wacana dan penelitian GEC dengan
Climate Change and Human Health,
kompleksitas, ketidakpastian
Risk and Responses, WHO
konsep-metodologi, dan
perubahan-perubahan besar di masa depan, [4] McMichael T., 2003, Global
telah menghadirkan tantangan-tantangan dan Environmental Change, Climate and
tugas-tugas bagi komunitas ilmiah, Health, IHDP Update 03/2003
masyarakat dan para pengambil keputusan.
[5] Sherbinin A. de, 2003, The
Penelitian ilmiah yang cenderung lamban, kini
Population-Environment Network, IHDP
harus berganti dengan usaha-usaha terarah
Update
dan cepat menghadapi urgensi penanganan

Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Jepang; Membuka Dunia untuk Indonesia dan Membuka Indonesia untuk Dunia 38

Anda mungkin juga menyukai