Anda di halaman 1dari 10

c cc c 


 
 
 

 
 
  
 

Disunatkan untuk berwudlu untuk membaca Al Qur¶an, karena itu adalah dzikir yang
paling baik. Rasulullah saw membenci untuk berdzikir kepada Allah, kecuali dalam keadaan
suci, seperti yang telah ditegaskan dalam hadits.

Imamul Haramain Al Juwaini berkata : ³Dan tidak dimakruhkan membaca Al Qur¶an bagi
seseorang yang berhadas. Karena telah shahih dari Rasulullah saw bahwa dia membaca Al
Qur¶an dalam keadaan berhadas´.

Di dalam Syarah Al muhadzab disebutkan : ³Jika sedang membaca, kemudian dia merasa
akan keluar kentut, maka dia menahan bacaannya sehingga keluar dengan sempurna. Adapun
orang yang junub dan haid, maka keduanya diharamkan untuk membaca. Ya, boleh bagi
keduanya untuk melihat mushhaf dan membacanya dalam hati. Adapun orang yang mulutnya
terkena najis, maka dimakruhkan baginya untuk membaca´.

Dan dikatakan : ³Diharamkan, seperti haramnya menyentuh mushhaf bagi tangan yang
najis´.

  
   c  c

Disunahkan membaca Al Qur¶an di tempat yang suci. Dan yang paling utama adalah di
masjid. Ada sekelompok ulama yang memakruhkan membaca Al Qur¶an di kamar mandi dan
jalan. An nawawi berkata : ³Madzhab kami adalah tidak dimakruhkan. Sya¶bi memakruhkan
membacanya ditempat yang jauh dari kebersiahan dan di tempat penggilingan pada saat gilingan
itu berputar´. Dia berkata : ³Inilah yang seharusnya pada madzhab kami´.

c   c




Disunnahkan untuk duduk sambil menghadap qiblat dengan khusyu¶ dengan tenag dan
menundukkan kepala.

 
c

Disunahkan untuk bersiwak sebagai penghormatan dan pengagungan. Ibnu Majah Bazar
telah meriwayatkan dari Ali secara r  dan Al Bazar dengan sanad yang baik secara r  :
³Sesungguhnya mulut-mulut kalian itu adalah jalan bagi Al Qur¶an. Maka bersihkanlah dengan
siwak¶.

Aku berkata : ³jika dia memotong bacaan dan kembali lagi membaca dalam waktu dekat,
maka jika dia dianjurkan untuk mengulangi membaca    , maka seharusnya dia juga
disunahkan untuk mengulagi bersiwak juga´.

c  
 
Disunahkan untuk membaca    sebelum membaca. Allah berfirman :

Ϣ˶ ϴ˶Οή͉ ϟ΍ ϥ
˶ Ύ˴τ˸ϴθ
͉ ϟ΍ Ϧ
˴ ϣ˶ Ϫ˶ Ϡ͉ϟΎ˶Α ˸άό˶ Θ˴ ˸γΎ˴ϓ ϥ
˴ ΁˴˸ήϘ˵ ˸ϟ΍ Ε
˴ ˸΃ή˴ ϗ˴ ΍˴ΫΈ˶ϓ˴
³
r rr     r rr            
        

Ada beberapa ulama yang berpendapat bahwa    itu setelah membaca Al Qur¶an
karena ayat itu menggunakan fi¶il madli. Dan ada beberapa ulama yang berpendpat bahwa
memabcanya adalah wajib karena dhahir perintah pada ayat itu.

An Nawawi berkata : ³jika dia berjalan melewati suatu kaum dalam keadaan sedang
membaca AL Qur¶an dan mengucapkan salam kepada mereka, kemudian kembali membaca, jika
dia mengulangi bacan ta¶awudznya, maka itu adalah baik´.

Dia berkata : ³Bacaanya yang terpilih adalah ϢϴΟήϟ΍ ϥΎτϴθϟ΍ Ϧϣ ͿΎΑ ΫϮϋ΃(   
              

Ada beberapa ulama salaf yang menambah dengan ϢϴϠόϟ΍ ϊϴϤδϟ΍(      
   

Diriwayatkan dari Hamzah, salah seorang imam       bahwa menggunakan άϴόΘγ΃
(aku meminta perlindungan), άϴόΘδϧ(kami meminta perlindungan) ΕάόΘγ΍(Aku telah meminta
perlindungan). Yang terakhir inilah yang dipilih oleh pengarah Al Hidayah dari Madzhab Hanafi
karena sesuai dengan lafadz dalam Al Qur¶an.

Dari Humaid bin Qais : έΩΎϐϟ΍ ϥΎτϴθϟ΍ Ϧϣ έΩΎϘϟ΍ ͿΎΑ ΫϮϋ΃(          
!         

Dari Abus Samal : ϱϮϐϟ΍ ϥΎτϴθϟ΍ Ϧϣ ϱϮϘϟ΍ ͿΎΑ ΫϮϋ΃"          
!         .

Dari beberapa ulama : ³ ϢϴΟήϟ΍ ϥΎτϴθϟ΍ Ϧϣ Ϣϴψόϟ΍ ͿΎΑ ΫϮϋ΃"         
            

Dari yang lainnya : ³ ϢϴΟήϟ΍ ϥΎτϴθϟ΍ Ϧϣ ͿΎΑ ΫϮϋ΃ ϢϴϠόϟ΍ ϊϴϤδϟ΍ Ϯϫ Ϳ΍ ϥ·(     
             #           
  

Dan masih ada lafadz-lafadz yang lain.

Al Hulwani berkata dalam Kitab Jami¶nya : ³Ta¶awudz ini tidak memiliki batas akhirnya.
Barangsiapa yang menginkan maka dia boleh menambah sesukanya dan barangsiapa yang
meninginkan untuk mengurangi, maka juga diperbolehkan´.
Di dalam An nasyr disebutkan : ³Yang dipilih oleh para imam qiro¶ah adalah membacanya
dengan keras. Ada yang mengatakan ta¶awudz itu dibaca dengan lirih secara mutlak. Ada yang
mengatakan pada selain Surat Al Fatihah. Dia berkata : ³Mereka telah memutlakkan memilih
membacanya dengan keras. Abu Syamah memberikan batasan yang harus ada, yaitu jika ada
seseorang yang mendengarkan bacaannya. Dia berkata : ³karena membaca ta¶awaudz dengan
keras adalah dapat menampakkan syi¶ar bacaan seperti membaca talbiyah dan takbir pada hari
raya dengan keras. Daintara faedahnya adalah agar pendengar mendengarkan dari awal bacaan,
tidak ada satupun yang terlewatkan. Jika dia membacanya dengan lirih, maka pendengar itu tidak
mengetahui bacaanya kecuali setelah ada beberapa hal yang trelewatkan. Inilah makna pembeda
anatar bacaan pada waktu shalat dan selain shalat´.

Dia berkata : ³Para ulama mutakhirin berbeda pendapat tentang makna menyamarkannya.
Jumhur berpendapat bahwa maksudnya adalah membacanya dengan lirih. Jadi harus dibaca dan
dapat didengar oleh dirinya sendiri. Ada yang mengatakan maksudnya adalah
menyembunyikannya dengan menyebutkan dalam hati tanpa mengucapkannya´.

Dia berkata : ³Jika dia memotong bacaan atau menyelainya dengan perkataan yang lain ±
walupun karena menjawab salam-, maka dia mengulanginya. Dan jika pemotongan itu
berhubungan dengan kemashlahatan bacaan, maka tidak mengulanginya´.

Dia berkata : ³Apakah ta¶awudz itu sunnah kifayah atau sunnah µainiyah, dimana jika ada
jama¶ah yang berkumpul kemudian slah seorang dari mereka membaca ta¶awudz, maka apakah
itu mencukupi bagi mereka semua ataukah tidak mencukupi, seperti membaca basmalah pada
waktu makan ?´. Aku tidak menemukan adanya nash di sini. Tetapi yang dzahir adalah yang
kedua. Karena maksud dari ta¶awudz itu adalah permintaan perlindungan dari seorang pembaca
kepada Allah dari godaan setan. Maka bacaan ta¶awudz dari slah seorang mereka tidaklah
mencukupi bagi yang lainnya´. Selesai perkataan Ibnul Jazari.

   

  cc

Hendaklah dijaga bacaan basmalah di awal setiap surat, selain Surat Bara¶ah. Karena
menurut kebanyakan ulama basmalah adalah satu ayat. Jika basmalah itu termasuk salah satu
darinya, maka dia tidak menghatamkannya menurut pendapat kebanyakan ulama. Jika mulai
membaca di awal surat, maka disunnahkan untuk membacanya juga. Ini ditegaskan oleh Imam
Syafi¶i yang diriwayatkan oleh Al µIbadi.

Para ahli qiro¶ah berkata : ³Dan lebih dianjurkan lagi ketika membaca firman Allah : Ϫϴϟ·}
{ ΔϋΎδϟ΍ ϢϠϋ Ωήϳ³     r   r     r  dan firman Allah ϱάϟ΍ Ϯϫϭ }
{ ΕΎ˷ϨΟ ΄θϧ΃: $%     rr  &  Karena penyebutan ayat-ayat ini setelah
bacaan ta¶awudz adalah sangat jelek. Karena dikhawatirkan adanya kesalahpahaman kembalinya
dlamir (dia) kepada setan.

Ibnul Jazari berkata : ³Memulai dari ayat-ayat di tengah-tengah Surat Bara¶ah sedikit sekali
yang melakukannya. Abul Hasan As Sakhawi telah menegaskan adanya bacaan basmalah
padanya. Dan ini dibantah oleh Al Ja¶bari.
c  c
  c

Membaca Al Qur¶an tidak membutuhkan niat seperti dzikir-dzikir yang lain. Kecuali jika
dinadzarkan diluar shalat. Maka harus diiringi dengan niat nadzar atau melakukan kewajiban.
Jika dia menegaskan nadzar pada suatu masa dan dia meninggalkan niat untuk masa itu, maka
tidak boleh. Ini diriwayatkan oleh Al Qomuli dalam Al Jawahir.

   
   c

 c  
    

Disunatkan untuk membaca Al Qur¶an dengan    Allah berfirman :

ϼ
˱ ϴ˶Η˸ήΗ˴ ϥ
˴ ΁˴˸ήϘ˵ ˸ϟ΍ Ϟ
˶ Η͋έ˴ ϭ˴
³%            &    ³.

Abu dawud dan yang lainya meriwayatkan dari Ummu Salamah bahwa dia menerangkan
cara Rasulullah saw membaca Al Qur¶an :

Ύ˱ϓ˸ήΣ
˴ Ύ˱ϓ˸ήΣ
˴ ˲Γή˴ δ
͉ ϔ˴ ϣ˵ ˲Γ˯˴ ΍˴ήϗ˶ ϲ
͋ Β˶ Ϩ͉ϟ΍ Γ˵ ˯˴ ΍˴ήϗ˶
$'                  

Di dalam Shahih Bukhari dari Anas bahwa dia ditanya tentang bacaan Rasulullah saw,
maka dia berkata :

Ϣ˴ ˸ϴΣ
˶ ή͉ ϟ΍ Ϊ͊ Ϥ˵ ϳ˴ ϭ˴ Ϧ
˴ Ϥ˴ ˸Σ˸ή˷ ϟ΍ Ϊ͊ Ϥ˵ ϳ˴ ϭ˴ Ϳ
˴ ΍ Ϊ͊ Ϥ˵ ϳ˴ ˬ˶Ϣ˸ϴΣ
˶ ή͉ ϟ΍ Ϧ
˶ Ϥ˴ ˸Σή͉ ϟ΍ Ϳ
˶ ΍ Ϣ˶ ˸δΑ˶ ΃˴ή˴ ϗ˴ Ϣ͉ Λ˵ ˬ΍̒Ϊϣ˴ ˸Ζϧ˴ Ύ˴ϛ
$'       (  % rr  ϢδΑ Ϳ΍ ϢϴΣήϟ΍ ϦϤΣήϟ΍ % rr   ( 
  Ϳ΍  (    ϦϤΣήϟ΍   (    ϢϴΣήϟ΍³.

Dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas¶ud bahwa ada seorang laki-laki yang
berkata kepadanya :

Ύ˱ϣ˸Ϯϗ˴ ϥ
͉ ·˶ ˬ˶ή˸όθ
͋ ϟ΍ ϱ
˶ ˸άϬ˴ ϛ˴ ΍˴άϫ˴ ϝ ˴ Ύ˴Ϙϓ˴ Γ˳ Ϊ˴ Σ
˶ ΍˴ϭ Δ˳ ό˴ ˸ϛέ˴ ˸ϲϓ˶ Ϟ ˴μ͉ ϔ˴ Ϥ˵ ˸ϟ΍ ΃˵ή˴ ˸ϗ΃˴ ˸ϲϧ͋·˶ : Ϫ˵ ϟ˴ ϝ ˴ Ύ˴ϗ ϼ˱Ο˵ έ˴ ϥ ͉ ΃˴
ϊ˴ ϔ˴ ϧ˴ Ϫ˶ ˸ϴϓ˶ Φ
˴γ
˴ ή˴ ϓ˴ ΐ ˶ ˸ϠϘ˴ ˸ϟ΍ ϲ˶ϓ ϊ˴ ϗ˴ ϭ˴ ΍˴Ϋ·˶ ˸ϦϜ˶ ϟ˴ϭ˴ ˬ˸ϢϬ˶ ˸ϴϗ˶ ΍˴ήΗ˴ ί˵ ϭ˶ Ύ˴Πϳ˵ ϻ
˴ ϥ˴ ΁˸ήϘ˵ ˸ϟ΍ ϥ
˴ ˸ϭ΅˵ ή˴ ˸Ϙϳ˴
$  rr   &  r            ) $%
r         &  #    r   rr  
      r     r  *  ( r     r    
  r   r   r      ³.
Al Ajuri meriwayatkan dalam Kitab Hamalatul Qur¶an dari Ibnu Mas¶ud bahwa dia berkata
: ³Berhentilah ketika ada hal-hal yang menakjubkan padanya. Dan gerakkalah hati dengannya.
Dan janganlah perhatian salah seorang diantara kalian itu akhir setiap surat´.

Dan dia meriwayatkan dari hadits Ibnu Umar secara r  :

Ϛ
˴ Θ˴ ϟ˴ΰ˶ ˸Ϩϣ˴ ϥ
͉ Έ˶ϓ˴ ˬΎ˴ϴ˸ϧΪ͊ ϟ΍ ϲ˶ϓ Ϟ
˵ Η͋ή˴ Η˵ Ζ
˴ ˸Ϩϛ˵ Ύ˴Ϥϛ˴ ˸ϞΗ͋έ˴ ϭ˴ Ε
˶ Ύ˴Οέ˴ Ϊ͉ ϟ΍ ϲ˶ϓ ϕ
˶ ˸έ΍˴ϭ ˸΃ή˴ ˸ϗ΍˶ : ϥ
˶ ΁˸ήϘ˵ ˸ϟ΍ ΐ˶ Σ˶ Ύ˴μϟ˶ ϝ ˵ Ύ˴Ϙϳ˵
Ύ˴ϫ΅˵ ή˴ ˸ϘΗ˴ Ζ
˴ ˸Ϩϛ˵ Δ˳ ϳ˴ ΁ ή˶ Χ
˶ ΁ Ϊ˴ ˸Ϩϋ
˶
$%     r     ) $    r  (      % 
rr               r    #  r 
        r   

An Nawawi berkata dalam Syarah Al muhadzab : ³Mereka sepakat tentang kemakruhan


membaca Al qur¶an dengan berlebih-lebihan cepatnya´.

Mereka berkata : ³Membaca satu juz Al Qur¶an dengan tartil adalah lebih baik dari pada
membaca dua juz dengan waktu yang sama dengan tanpa tartil´.

Mereka berkata : ³Tujuan kesunnahan untuk membaca dengan tartil adalah untuk
merenungi. Dan karena itu adalah lebih dekat kepada pengagungan dan penghormatan dan lebih
berpengaruh ke dalam hati. Karena itulah juga disunnahkan tartil bagi orang asing yang tidak
memahami maknanya´.

Di dalam An Nasyr disebutkan : ³Diperselisihkan apakah yang lebih utama membaca


sedikit dengan tartil ataukah membaca dengan cepat dan banyak. Telah berbuat baik beberapa
imam-imam kami yang berpendapat bahwa sesungguhnya bacaan dengan tartil itu lebih banyak
pahalanya dan bacaan yang banyak itu lebih banyak jumlahnya, karena setiap huruf itu ditulis
sepuluh kebaikan.

Di dalam Al Burhan karya Az Zarkasyi : Kesempurnaan tartil adalah dengan membaca


dengan sempurna pada lafadz-lafadznya dan membaca secara jelas huruf-hurufnya dan agar
setiap huruf itu tidak dimasukkan ke dalam huruf yang lain. Ada yang mengatakan bahwa hal itu
adalah tingkat terendahnya. Yang paling sempurna adalah dengan membacanya sebagaimana
kedudukannya. Jika membaca ayat-ayat ancaman, maka dia membaca seperti itu. Dan jika dia
membaca ayat-ayat tentang pengagungan, maka dia mengucapkannya demikian.


c    c   

Disunahkan untuk membaca dengan merenungi dan memahami. Inilah tujuan utama dan
perintah yang paling penting. Dengannya hati akan menjadi lapang dan menjadi bersinar. Allah
ta¶ala berfirman :

Ϫ˶ Η˶ Ύ˴ϳ΁˴ ΍ϭ˵ήΑ͉Ϊ͉ ϴ˴ ϟ˶ ˲ϙέ˴ Ύ˴Βϣ˵ Ϛ


˴ ˸ϴϟ˴·˶ ϩ˵ Ύ˴Ϩ˸ϟΰ˴ ˸ϧ΃˴ ˲ΏΎ˴Θϛ˶
³!           r   r r   &  

dan firmannya :

ϥ
˴ ΁˴˸ήϘ˵ ˸ϟ΍ ϥ
˴ ϭ˵ήΑ͉Ϊ˴ Θ˴ ϳ˴ ϼ
˴ ϓ˴ ΃˴
³  r    r    

Caranya adalah dengan membuat hati sibuk memikirkan makna apa yang diucapkan,
sehingga dia mengetahui makna setiap ayat, memperhatikan perintah-perintah dan larangan-
larangan dan meyakini akan menerima hal itu. Jika dia merasa telah berbuat kekuarangan pada
masa lalu, maka dia meminta ampun dan beristighfar. Jika melewati ayat tentang rahmat, maka
dia merasa gembira dan memohon atau melewati ayat tentang siksa, maka dia merasa sedih dan
meminta perlindungan atau melewati ayat tentang penyucian Allah, maka dia mensucikannya
atau ayat tentang do¶a, maka dia merendahkan diri dan meminta.

Muslim meriwayatkan dari Hudzaifah bahwa dia berkata :

ϝ
˴΁΢ ˴ Θ˴ Θ˴ ˸ϓ΍ Ϣ͉ Λ˵ Ύ˴ϫ΃˴ή˴ Ϙ˴ ϓ˴ ˯˴ Ύ˴δϨ͋ϟ΍ Ϣ͉ Λ˵ Γ˴ ή˴ Ϙ˴ Β˴ ˸ϟ΍ ΢
˴ Θ˴ Θ˴ ˸ϓΎ˴ϓ Δ˳ Ϡ˴˸ϴϟ˴ Ε
˴ ΍˴Ϋ Ϣ˴ Ϡ͉γ
˴ ϭ˴ Ϫ˶ ˸ϴϠ˴ϋ
˴ Ϫ˵ Ϡ͉ϟ΍ ϰ͉Ϡλ ˴ ϲ ͋ Β˶ Ϩ͉ϟ΍ ϊ˴ ϣ˴ Ζ ˵ ˸ϴϠ͉λ ˴
Ϋ˴ Ϯ͉ ό˴ Η˴ Ϋ˳ Ϯ͊ ό˴ Θ˴ Α˶ ή͉ ϣ˴ ΍Ϋ˴ ·˶ϭ˴ ϝ
˴ ΄˴γ
˴ ϝ˳ ΍˴Άδ ˵ Α˶ ή͉ ϣ˴ ΍˴Ϋ·˶ϭ˴ ΢ ˴ Β͉γ ˴ ˲΢ϴ˶Β˸δΗ˴ Ύ˴Ϭϴ˶ϓ Δ˳ ϳ˴ ΂˶Α ή͉ ϣ˴ ΍˴Ϋ·˶ Ύ˱Ϡγ
͋ ή˴ Θ˴ ϣ˵ ΃˵ή˴ ˸Ϙϳ˴ Ύ˴ϫ΃˴ή˴ Ϙ˴ ϓ˴ ϥ˴ ΍˴ή˸Ϥϋ
˶
$      r   +         r  r  rr
  #   '  r      !r    #   ,r  %
rr      
 r         r  r  
   %  ( r    r  r  rr %  ( r     
   r  rr    

Abu dawud, Nasa¶i dan yang lainnya meriwayatkan dari Auf bin malik bahwa dia berkata :

Ύ͉ϟ·˶ Δ˳ Ϥ˴ ˸Σέ˴ Δ˶ ϳ˴ ΂˶Α ή͊ Ϥ˵ ϳ˴ Ύ˴ϟ Γ˶ ή˴ Ϙ˴ Β˴ ˸ϟ΍ Γ˴ έ˴ Ϯ˵γ ΃˴ή˴ Ϙ˴ ϓ˴ ϡ˴ Ύ˴Ϙϓ˴ Δ˱ Ϡ˴˸ϴϟ˴ Ϣ˴ Ϡ͉γ
˴ ϭ˴ Ϫ˶ ˸ϴϠ˴ϋ ˴ Ϫ˵ Ϡ͉ϟ΍ ϰ͉Ϡλ ˴ Ϫ˶ Ϡ͉ϟ΍ ϝ ˶ Ϯ˵γ˴έ ϊ˴ ϣ˴ Ζ ˵ ˸Ϥϗ˵
Ϋ˴ Ϯ͉ ό˴ Θ˴ ϓ˴ ϒ
˴ ϗ˴ ϭ˴ Ύ͉ϟ·˶ Ώ
˳ ΍˴άϋ
˴ Δ˶ ϳ˴ ΂˶Α ή͊ Ϥ˵ ϳ˴ Ύ˴ϟ˴ϭ ϝ
˴ ΄˴δ
˴ ϓ˴ ϒ
˴ ϗ˴ ϭ˴
$  r     r    r   +         r  r
   rr  #   '  %   r       r    
    rr     r             rr 
  

Abu Dawud dan Tirmidzi meriwayatkan hadits :

˸Ϧϣ˶ Ϛ ˴ ϟ˶Ϋ˴ ϰ˴Ϡϋ


˴ Ύ˴ϧ΃˴ϭ˴ ϰ˴ϠΑ˴ ˸ϞϘ˵ ϴ˴ ˸Ϡϓ˴ ˬ{Ϧ ˴ ϴ˶Ϥϛ˶ Ύ˴Τ˸ϟ΍ Ϣ˶ Ϝ˴ ˸Σ΄˴Α˶ Ϫ˵ Ϡ͉ϟ΍ β ˴ ˸ϴϟ˴΃˴} ΃˴ή˴ Ϙ˴ ϓ˴ {ϥ˶ Ϯ˵Θ˸ϳΰ͉ ϟ΍˴ϭ Ϧ˶ ϴ͋Θϟ΍˴ϭ} ΃˴ή˴ ϗ˴ ˸Ϧϣ˴
ϲ
˴ ϴ˶ ˸Τϳ˵ ˸ϥ΃˴ ϰ˴Ϡϋ
˴ έ˳ Ω˶ Ύ˴ϘΑ˶ Ϛ˴ ϟ˶Ϋ β ˴ ˸ϴϟ˴΃˴ : Ύ˴ϫή˶ Χ ˶ ΁ ϰ˴ϟ·˶ ϰ˴ϬΘ˴ ˸ϧΎ˴ϓ Δ˶ ϣ˴ Ύ˴ϴϘ˶ ˸ϟ΍ ϡ˶ ˸Ϯϴ˴ Α˶ Ϣ˵ δ
˶ ˸ϗ΃˵ ϻ˴ ΃˴ή˴ ϗ˴ ˸Ϧϣ˴ ϭ˴ ˬ˴Ϧϳ˶Ϊϫ˶ Ύ͉θϟ΍
Ϳ
˶ Ύ˶Α Ύ͉Ϩϣ˴ ΁ : ˸ϞϘ˵ ϴ˴ ˸Ϡϓ˴ ϥ
˴ ˸ϮϨ˵ϣ˶ ˸Άϳ˵ ϩ˵ Ϊ˴ ˸όΑ˴ Κ
˳ ˸ϳΪ˶ Σ
˴ ϱ
͋ ΄˴Β˶ ϓ˴ ώ˴ Ϡ˴Β˴ ϓ˴ Ε
˶ ϼ˴γ ˴ ˸ήϤ˵ ˸ϟ΍˴ϭ ΃˴ή˴ ϗ˴ ˸Ϧϣ˴ ϭ˴ ˬϰϠ˴Α˴ ˸ϞϘ˵ ϴ˴ ˸Ϡϓ˴ ϰ˴Η˸ϮϤ˴ ˸ϟ΍
$'      rr        r    r     
) $ Ϧ
˴ ˸ϳΪ˶ ϫ˶ Ύ͉θϟ΍ Ϧ
˴ ϣ˶ Ϛ
˴ ϟ˶Ϋ ϰ˴Ϡϋ
˴ Ύ˴ϧ΃˴ϭ˴ ϰϠ˴Α "              &     
      %        rr  #     r     r     )
{ ϰΗϮϤϟ΍ ϲϴΤϳ ϥ΃ ϰϠϋ έΩΎϘΑ ϚϟΫ βϴϟ΃ }$'       &  r r  r  
 &    r         ) ϰϠΑ$  %        rr 
#         r   ) { ϥϮϨϣΆϳ ϩΪόΑ ΚϳΪΣ ϱ΄Βϓ }$%       r 
   r   r  r       ) ͿΎΑ ΎϨϣ΁$! r  r   
 

Ahmad dan Abu Dawud meriwayatkan dari Ibnu Abbas

ϰ˴Ϡ˸ϋϷ
˴ ΍ϲ
˴ Α͋έ˴ ϥ
˴ Ύ˴Τ˸Βγ
˵ :ϝ
˴ Ύ˴ϗ ϰ˴Ϡ˸ϋϷ
˴ ΍Ϛ
˴ Α͋έ˴ Ϣ˴ ˸γ΍ ΢
˶ Β͋γ
˴ ΃˴ή˴ ϗ˴ ΍˴Ϋ·˶ ϥ
˴ Ύ˴ϛ ϲ
͉ Β˶ Ϩ͉ϟ΍ ϥ
˷ ΃˴
  +     ( rr  #    r    ) ϰϠϋϷ΍ ϲΑέ ϥΎΤΒγ$
 # *      *  

Tirmidzi dan Hakim meriwayatkan dari Jabir bahwa dia berkata :

ˬ΍˸ϮΘ˵Ϝ˴ δ
˴ ϓ˴ Ύ˴ϫή˶ Χ ˶ ΁ ϰ˴ϟ·˶ Ύ˴Ϭϟ˶ϭ͉ ΃˴ ˸Ϧϣ˶ Ϧ ˶ Ϥ˸Σή͉ ϟ΍ Γ˵ έ˴ ˸Ϯγ ˵ ˸ϢϬ˶ ˸ϴϠ˴ϋ
˴ ΃˴ή˴ Ϙ˴ ϓ˴ Ϫ˶ Α˶ Ύ˴Τ˸λ΃˴ ϰ˴Ϡϋ˴ ˶Ϳ΍ ϝ ˵ ˸Ϯγ ˵ έ˴ Ν ˴ ή˴ Χ ˴
˯˶ ϻ
˴΁ϱ ͋ ΄˴Β˶ ϓ˴ : Ϫ˶ ϟ˶˸Ϯϗ˴ ϰ˴Ϡϋ
˴ Ζ
˵ ˸ϴΗ˴ ΃˴ Ύ˴ϤϠ͉ϛ˵ Ζ ˵ ˸Ϩϛ˵ ˬ˸ϢϜ˵ ˸Ϩϣ˶ ΍˱Ω˸ϭΩ˵ ˸ήϣ˴ Ϧ ˴δ
˴ ˸Σ΃˴ ΍˸Ϯϧ˵Ύ˴Ϝϓ˴ ˬϦ ͋Π ˶ ˸ϟ΍ ϰ˴Ϡϋ
˴ Ύ˴ϬΗ˵˸΃ή˴ ϗ˴ ˸ΪϘ˴ ϟ˴ : ϝ˴ Ύ˴Ϙϓ˴
Ϊ˵ ˸ϤΤ˴ ˸ϟ΍ Ϛ
˴ Ϡ˴ϓ˴ ˬ˵Ώά˶ ˸Ϝϧ˴ Ύ˴ϨΑ͉έ˴ Ϛ
˴ Ϥ˶ ό˴ ϧ˶ ˸Ϧϣ˶ ˯˳ ˸ϲθ
˴ Α˶ ϻ
˴ ϭ˴ : ΍˸Ϯϟ˵Ύ˴ϗ ˬ˶ϥΎ˴Αά͋ Ϝ˴ Η˵ Ύ˴ϤϜ˵ Α͋έ˴
$+       r(        % rr       r  
 + r       r     r %   ) $    rr   
      (       (          #   rr 
 r    { ϥΎΑάϜΗ ΎϤϜΑέ ˯ϻ΁ ϱ΄Βϓ}) r     r   r   r   r 
r  r   ) $*      r &  -  *  r   r
  #  (    r & 

Ibnu Mardawaih, Dailami, Ibnu Abid Dunya dalam Bab tentang do¶a dan yang lainnya
meriwayatkan dengan sanad yang sangat dla¶if dari Jabir bahwa Rasulullah saw membaca firman
Allah : { ΐϳήϗ ϲϧΈϓ ϲϨϋ ϱΩΎΒϋ Ϛϟ΄γ ΍Ϋ·ϭ }³%  (  r & r &!       r
      ³. al ayat. Maka dia berkata : ³Ya Allah. Engakau menyuruh untuk berdo¶a
dan engkau menjamin akan dikabulkan. Aku penuhi panggilan-Mu, Ya Allah. Aku penuhi
panggilan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu. Aku penuhi panggilan-
Mu. Sesungguhnya segala pujian dan nikmat itu adalah milik-Mu. Dan kerajaan, tidak ada sekutu
bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa Engkau adalah satu sebagai tempat bergantung. Engaku tidak
beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang menanding-Mu. Dan aku
bersaksi bahwa janji-Mu adalah benar, pertemuan dengan-Mu adalah benar. Surga itu benar.
Neraka itu benar. Hari kiamat itu akan datang, tidak ada keraguan di dalamnya dan Engkau akan
membangunkan orang-orang dari kubur´.

Abu dawud dan yang lainnya meriwayatkan dari Wail bin Hajar bahwa dia berkata :

Ϫ˵ Η˴ ˸Ϯλ
˴ Ύ˴ϬΑ˶ Ϊ͊ Ϥ˵ ϳ˴ ˬϦ˸ϴϣ˶ ΁ ϝ
˴ Ύ˴Ϙϓ˴ Ϧ
˴ ˸ϴϟ͋Ύ͉πϟ΍ ˴ϻϭ˴ ΃˴ή˴ ϗ˴ ϲ
͉ Β˶ Ϩ͉ϟ΍ Ζ
˵ ˸όϤ˶ γ
˴
$  r  +     rr  ) $ ± ΍ ϻϭ$ r    ) ± ϣ΁ %
rr (      

Thabrani meriwayatkan dengan lafadz : Dia berkata ± ϣ΁³. tiga kali. Dan Baihaqi
meriwayatkannya dengan lafadz : Dia berkata : ³ ϲήϔϏ΍ Ώέ ± ϣ΁(Ya Allah ampunilah aku.
Aamiin).

Abu Ubaid meriwayatkan dari Abu Maisaroh bahwa Jibril mengajari Rasulullah saw ketika
membaca akhir Surat Al baqoroh : ³ ± ϣ΁³.

Dan dia meriwayatkan dari Mu¶adz bin Jabal bahwa Rasulullah saw jika menghatamkan
Surat Al Baqoroh, dia berkata : ´ ± ϣ΁³.

An Nawawi berkata : ³Termasuk diantara adab, ketika dia membaca ayat seperti Ζϗϭ }
{ Ϳ΍ ±Α ΍ήϳΰϋ ΩϮϬ ΍³%   &        .         Dan
seperti firman Allah : { ΔϮϠϐϣ Ϳ Ϊϳ ΩϮϬ ΍ Ζϗϭ }"%   &      ) $*  
    agar dia merendahkan suaranya. Demikianlah yang dilakukan oleh An
Nakho¶i.

   c  





Tidak apa-apa untuk mengulang-ulang satu ayat. Nasa¶i dan yang lainnya meriwayatkan
dari Abu Dzar bahwa Rasulullah saw berdiri membaca satu ayat mengulang-ulangnya sampai
pagi, yaitu fimran Allah : { ϙΩΎΒϋ ϢϬϧΈϓ ϢϬΒόΗ ϥ· }(
/  r  r  r r
    r & r & 



   c

Disunahkan untuk menangis ketika membaca Al Qur¶an dan berusaha untuk menangis bagi
orang yang tidak mampu menangis, bersedih dan khusuk. Allah berfirman { ϥ
˴ ˸ϮϜ˵ ˸Βϳ˴ ϥ
˶ Ύ˴ϗ˸Ϋϸ
˴ ϟϥ
˴ ˸ϭή͊ Ψ
˶ ϳ˴ ϭ˴ }

Dalam Shahih Bukhari dan Muslim ada hadits tentang bacaan Ibnu Mas¶ud dari Rasulullah
saw dan di dalamnya disebutkan :

ϥ
˶ Ύ˴ϓέ˵ ˸άΗ˴ ϩ˵ Ύ˴Ϩ˸ϴϋ
˴ ΍˴ΫΈ˶ϓ˴
$   &     r   r    r  

Di dalam Sya¶bul Iman karya Baihaqi dari Sa¶ad bin Malik secara r  :

΍˸Ϯϛ˵ Ύ˴ΒΘ˴ ϓ˴ ΍˸ϮϜ˵ ˸ΒΗ˴ ˸Ϣϟ˴ ˸ϥΈ˶ϓ˴ ΍˸ϮϜ˵ ˸ΑΎ˴ϓ ϩ˵ ˸Ϯ˵ϤΗ˵˸΃ή˴ ϗ˴ ΍˴ΫΈ˶ϓ˴ Δ˳ Α˴ ΂˴ϛϭ˴ ϥ
˳ ˸ΰΤ
˵ Α˶ ϝ
˴ ΰ˴ ϧ˴ ϥ
˴ ΁˸ήϘ˵ ˸ϟ΍ ΍˴άϫ ϥ
͉ ·˶
$#             (  
rr    r r      (      r  &   r  
Dan di dalamnya dari hadits r  Abdul Malik bin Umair bahwa Rasulullah saw berkata
: ³Aku membaca satu surat di hadapan kalian. Maka barangsiapa yang menangis, maka dia akan
mendapatkan surga. Dan jika tidak bisa, maka berpura-puralah menangis´.

Di dalam musnad Abu Ya¶la ada sebuah hadits :

ϥ
˶ ˸ΰΤ
˵ ˸ϟΎ˶Α ϝ
˴ ΰ˴ ϧ˴ Ϫ˵ ϧ͉Έ˶ϓ˴ ϥ
˶ ˸ΰΤ
˵ ˸ϟΎ˶Α ϥ
˴ ΁˸ήϘ˵ ˸ϟ΍ ΍ϭ˵΅ή˴ ˸ϗ΍˶
$'            #       
  

Menurut riwayat Thabrani : ³Manusia yang paling baik bacaannya adalah orang yang jika
membaca Al Qur¶an, maka dia akan berusaha untuk bersedih´.

Dikatakan dalam Syarah Muhadzab : ³Cara agar bisa menangis adalah dengan memperhatikan
ancaman-ancaman yang dibacanya, perjanjian-perjanjian yang ada di dalamnya. Kemudian dia
memikirkan kekuarangannya pada hal-hal itu. Jika pada waktu memikirkan hal itu dia masih
tidak dapat bersedih dan menangis, maka hendaklah dia menangis karena tidak dapat melakukan
hal itu. Sesungguhnya hal itu adalah termasuk musibah´.

Surat An Nahl : 98

Lihatlah An Nasyr, I : 252 dan halaman selanjutnya. Dinukil dengan sedikit perubahan

Fusilat : 47

Surat Fushilat : 48

Al An¶am : 141

Surat Al An¶am : 141

An Nasyr, I : 266 dengan sedikit perubahan.

Shahih Muslim, hal : 563

Al burhan, I : 45

Surat Shod : 29

Surat An Nisa¶ : 2

Al Baqoroh : 186

Al baqoroh : 186
At taubah 30

Surat At Taubah : 30

Al maidah : 64

Surat Al Maidah : 64

Al Maidah : 118

Surat Al Maidah : 118

Al Isra¶ : 109

Anda mungkin juga menyukai