Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci,
menyontoh, menyiptakan, menyintai, menyambuk, menyaplok, menyekik,
menyampakkan, menyampuri, menyelupkan dan lain-lain, padahal
seharusnya mencolok, mencuci, mencontoh, menciptakan, mencambuk,
mencaplok, mencekik, mencampakkan, mencampuri, mencelupkan.
- Manusia membutuhkan makanan yang mana makanan itu harus mengandung zat-
zat yang diperlukan oleh tubuh.
(Manusia membutuhkan makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan
oleh tubuh.)
7. Penggunaan kata ‘daripada’ yang tidak tepat :
- Seorang daripada pembatunya pulang ke kampung kemarin.
(Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.)
- Siapa yang dapat memastikan kalau kehidupan anak pasti lebih baik
daripada orang tuanya?
(Siapa yang dapat memastikan bahwa kehidupan anak pasti lebih baik
daripada orang tuanya?)
ooo
Tulisan ini sudah pernah di-upload di situs web teman saya, tapi akan saya posting di
blog ini juga. Siapa tahu bermanfaat :) untuk teman-teman penulis.
Ketika membuat suatu tulisan, karangan, ataupun membuat suatu bagian
yang lebih sederhana dari karangan yaitu kalimat, kita sering menghadapi
banyak persoalan. Salah satunya adalah apakah kalimat yang kita buat itu
efektif atau tidak, sehingga pembaca bisa memahami apa yang ingin kita
ungkapkan.
Sebelum dapat membuat atau bahkan membetulkan suatu kalimat menjadi
efektif, kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu dipakai untuk menyampaikan
informasi dari pembicara atau penulis kepada lawan bicara atau pembaca
secara tepat. Ketepatan dalam penyampaian informasi akan membuahkan
hasil, yaitu adanya kepahaman lawan bicara atau pembaca terhadap isi
kalimat atau tuturan yang disampaikan. Lawan bicara atau pembaca tidak
akan bisa menjawab, melaksanakan, atau menghayati setiap kalimat atau
tuturan itu sebelum mereka dapat memahami benar isi kalimat atau tuturan
tersebut.
Berikut akan kita lihat kalimat-kalimat yang tidak efektif dan kita akan
mencoba membetulkan kesalahan pada kalimat-kalimat itu. Beberapa jenis
kesalahan dalam menyusun kalimat antara lain:
1. Pleonastis
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir
(berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu. Contoh-contoh kalimat yang
mengandung kesalahan pleonastis antara lain:
• Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.
Kalimat ini seharusnya: Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.
• Kita harus saling tolong-menolong.
Kalimat ini seharusnya: Kita harus saling menolong, atau Kita
seharusnya tolong-menolong.
2. Kontaminasi
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan kontaminasi dapat kita lihat
pada kalimat berikut ini:
Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
Kalimat tersebut akan menjadi lebih efektif apabila akhiran –nya dihilangkan.
Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
3. Salah pemilihan kata
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata dapat kita lihat
pada kalimat berikut ini:
Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia kecewa.
4. Salah nalar
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat kita lihat pada
kalimat berikut ini:
Bola gagal masuk gawang.
Seharusnya: Bola tidak masuk gawang.
5. Pengaruh bahasa asing atau daerah (interferensi)
• Bahasa asing
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh
bahasa asing terlihat pada kalimat berikut:
Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja.
Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat
terjemahan kalimat berikut:
I live in Semarang where my mother works.
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja.
• Bahasa daerah
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh
bahasa daerah dapat kita lihat pada kalimat berikut:
Anak-anak sudah pada datang.
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Anak-anak sudah datang.
Contoh lain pengaruh bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa, juga
dapat kita lihat pada kalimat berikut. Penulis menemukan contoh ini
dari sebuah rubrik di tabloid anak-anak Yunior.
Masuknya keluar mana? (Jawa: Mlebune metu endi?)
Kita sebaiknya mengganti kalimat tersebut dengan: Masuknya lewat
mana?
6. Kata depan yang tidak perlu
Sering kali kita membuat kalimat yang mengandung kata depan yang tidak
perlu seperti pada kalimat berikut:
Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Agar menjadi efektif, sebaiknya kita menghilangkan kata depan di, sehingga
kalimatnya menjadi:
Program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Ada beberapa hal yang mengakibatkan suatu tuturan menjadi kurang efektif,
antara lain:
1. Kurang padunya kesatuan gagasan.
Setiap tuturan terdiri atas beberapa satuan gramatikal. Agar tuturan itu
memiliki kesatuan gagasan, satuan-satuan gramatikalnya harus lengkap dan
mendukung satu ide pokoknya. Kita bisa melihat pada contoh berikut:
Program aplikasi MS Word dapat Anda gunakan sebagai pengolah
kata. Dengan program ini Anda dapat melakukan berbagai aktivitas
perkantoran seperti mengetik surat atau dokumen. MS Word adalah
produk peranti lunak keluaran Microsoft.
Kalimat-kalimat pada contoh tersebut tidak mempunyai kesatuan gagasan.
Seharusnya setelah diungkapkan gagasan tentang “fungsi MS Word” pada
kalimat pertama, diungkapkan gagasan lain yang saling bertautan.
2. Kurang ekonomis pemakaian kata.
Ekonomis dalam berbahasa berarti penghematan pemakaian kata dalam
tuturan. Sebaiknya kita menghindari kata yang tidak diperlukan benar dari
sudut maknanya, misalnya:
• membicarakan tentang transmigrasi
Seharusnya: membicarakan transmigrasi
• sudah pada tempatnya apabila
Seharusnya: sudah selayaknya apabila
• Depresi ekonomi bukan hanya dirasakan oleh kaum pribumi lapisan
bawah, tetapi juga dirasakan oleh kelompok elite pribumi.
Seharusnya: Depresi ekonomi dirasakan oleh kaum pribumi lapisan
bawah dan kelompok elite.
Atau: Depresi ekonomi dirasakan kaum pribumi di semua lapisan.
3. Kurang logis susunan gagasannya.
Tulisan dengan susunan gagasan yang kurang logis dapat kita lihat pada
contoh berikut:
Karena zat putih telurnya itulah maka telur dan dagingnya ayam itu
sangat bermanfaat untuk tubuh kita. Semua makhluk dalam hidupnya
memerlukan zat putih telur, manusia untuk melanjutkan hidupnya
perlu akan zat putih telur.
Kita dapat membuat tulisan itu menjadi efektif seperti berikut:
Semua makhluk hidup memerlukan zat putih telur yang berasal dari
telur dan daging ayam. Manusia adalah makhluk hidup. Jadi, manusia
memerlukan zat putih telur yang berasal dari telur dan daging ayam
untuk melanjutkan hidupnya. Dapat dikatakan bahwa telur dan daging
ayam sangat bermanfaat bagi tubuh.
4. Pemakaian kata-kata yang kurang sesuai ragam bahasanya.
Pemakaian bahasa tidak baku hendaknya dihindari dalam ragam bahasa
keilmuan.
• Penulis menghaturkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Gatot A.S
atas bimbingannya dalam menyelesaikan buku ini.
• Sehubungan dengan hal itu Takdir Alisyahbana bilang bahwa hal
bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa internasional.
Pemakaian kata menghaturkan dan bilang tidak tepat untuk ragam bahsa
keilmuan, sehingga kata-kata tersebut sebaiknya diganti dengan
mengucapkan dan mengatakan.
5. Konstruksi yang bermakna ganda.
Suatu kalimat dipandang dari sudut tata bahasanya mungkin tidak salah,
namun kadang-kadang mengandung tafsiran ganda (ambigu) sehingga
tergolong kalimat yang kurang efektif. Kalimat yang memiliki makna ganda
dapat kita lihat pada kalimat-kalimat:
• Istri kopral yang nakal itu membeli sepatu.
Unsur yang nakal itu menerangkan istri atau kopral ? Jika yang
dimaksud nakal adalah istri, maka kalimat itu seharusnya menjadi:
Istri yang nakal kopral itu membeli sepatu.
• Penyuluh menerangkan cara beternak ayam baru kepada para petani.
Kata baru pada kalimat itu menerangkan kata ayam atau cara beternak?
Jika kata baru menerangkan cara beternak, kalimat itu menjadi lebih baik
seperti kalimat berikut:
Penyuluh menerangkan cara baru beternak ayam kepada para petani.
6. Penyusunan kalimat yang kurang cermat.
Penyusunan yang kurang cermat dapat mengakibatkan nalar yang
terkandung di dalam kalimat tidak runtut sehingga kalimat menjadi kurang
efektif.
Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan ialah untuk mengelola
sejumlah manusia memerlukan keprihatinan serta dedikasi yang
tangguh.
Kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut:
• Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan, yakni pengelolaan sejumlah
manusia, memerlukan keprihatinan serta dedikasi yang tangguh.
• Tugas kemanusiaan dalam suatu jabatan ialah pengelolaan sejumlah
manusia. Hal ini memerlukan keprihatinan dan dedikasi yang tangguh.
7. Bentuk kata dalam perincian yang tidak sejajar.
Dalam kalimat yang berisi perincian, satuan-satuan dalam perincian itu akan
lebih efektif jika diungkapkan dalam bentuk sejajar. Jika dalam suatu kalimat
perincian satu diungkapkan dalam bentuk kerja, benda, frasa, maupun
kalimat, perincian lainnya juga diungkapkan dalam bentuk kerja, benda, frasa,
maupun kalimat juga (sejajar). Contoh kalimat yang perinciannya tidak
sejajar:
• Kegiatan penelitian meliputi pengumpulan data, mengklasifikasikan data,
dan menganalisis data.
Seharusnya:
Kegiatan penelitian meliputi pengumpulan data, pengklasifikasian
data, dan penganalisisan data.
• Dengan penghayatan yang sunguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita akan
dapat hidup bermasyarakat dengan selaras, serasi, dan seimbang.
Seharusnya:
Dengan menghayati secara sunguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita akan
dapat hidup bermasyarakat dengan selaras, serasi, dan seimbang.
Atau:
Dengan penghayatan yang sungguh-sungguh terhadap nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kita akan
dapat hidup bermasyarakat dengan selaras, serasi, dan seimbang.
1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung
serta membentuk kesaruan tunggal.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di
dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur
itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini
harus dihilangkan)
2. KESEJAJARAN
Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat
yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
3. KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang
berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud
kalimat.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata
mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
4. PENEKANAN
Caranya:
Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang
penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan
lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
Contoh :
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara
orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya
komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
Contoh :
menyeluruh.
5. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam
kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati
yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat berisikan gagasan pembicara atau penulis
secara singka, jelas, dan tepat.
Jelas : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Singkat : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.
Tepat : sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.
Kalimat dikatakan tidak efektif apabila kalimat tersebut tidak memiliki atau
mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif.